HIPOTERMIA

PEMBIMBING
dr. Satrio, Sp.An

DISUSUN OLEH
VO N N Y G O S A L I
406162084
 DEFINISI
HIPOTERMIA  keadaan suhu tubuh dibawah 35◦C
- Klasifikasi :
Ringan  32-35 ◦C
Sedang  28-32 ◦C
Berat  < 28 ◦C

 Primer  accidental (environment exposure),

healthy person
 Sekunder comorbid medical condition; mortality
rate higher

– Pengukuran suhu tubuh :

1. Oral  36◦C – 37◦C
(dipengaruhi oleh asupan cairan, makanan,
dan pernapasan)
2. Rectal  0.5 ◦C > tinggi dari suhu oral
3. Aksila  0.5 ◦C > rendah dari suhu oral
4.Timpani  sangat dekat dengan suhu oral
 PATOFISIOLOGI
Panas tubuh hilang melalui
beberapa cara, seperti :
a. Radiasi
65% kehilangan panas tubuh
50% kehilangan panas pada kepala
yang tidak terlindungi
b. Konduksi
Sedikit berpengaruh; Pakaian
basah  hilangkan panas 20x lebih
besar & berendam di air dingin 
32x lebih besar
c. Konveksi
Dipengaruhi oleh kecepatan angin
d. Evaporasi
 Respirasi
FAKTOR RISIKO
UMUM :
• Balita, lansia, malnutrisi, kelelahan, inadequate clothing / shelter

OBAT :
• Alkohol, sedatif, neuroleptik, obat anti tiroid

SISTEM ENDOKRIN:
• Hipoglikemia, hipotiroid, insufisiensi adrenal, DM dengan neuropati perifer

KARDIOVASKULAR :
• Penyakit pembuluh darah perifer

TRAUMA :
• Jatuh (cedera kepala, spinal)

INFEKSI :
• Sepsis
MANIFESTASI KLINIS
SISTEM HIPOTERMIA RINGAN HIPOTERMIA SEDANG HIPOTERMIA BERAT
Termoregulasi Menggigil Menggigil (-), badan dingin Menggigil (-), badan dingin
Respirasi Takipneu  depresi napas Hipoventilasi, asidosis Apneu, ARDS
respirasi, hipoxemia, aspirasi
pneumonia
Kardiovaskular Takikardia  bradikardi Penurunan progresif CO dan HR ireguler
Vasokonstriksi  CO dan TD
TD Interval QT memanjang, J
wave precordial
Elektrolit Cold diuresis Hiperkalemia, hiperglikemi, Hiperkalemia, hiperglikemi,
asidosis laktat asidosis laktat
Endokrin Pe an katekolamin, Gangguan pengeluaran
triodotironin dan tiroxine insulin
Muscular Hipertonus Rigiditas Rhabdomiolisis
Hematologi Hemokonsentrasi, DIC, Perdarahan
hiperkoagulabilitas
Neurologi Hiperefleks, disorientasi, Hiporefleks, dilatasi Arefleksia
ataksia, disartria pupil,halusinasi
Teknik penghangatan Penghangatan pasif Aktif eksternal, Aktif eksternal, invasif
noninvasif internal internal, hemodialisis
TEKNIK PENGHANGATAN

Passive • Lepaskan pakaian basah

external • Selimut hangat
• Heat packs (aksila, groin)
rewarmining
• External rewarming
• Forced air heating blankets
• *resiko afterdrop  rewarming shock
Active • Internal rewarming
• Airway rewarming  heated humified
oxygen 40-45◦C via mask/ETT
• Heated irrigation of GIT and bladder
REWARMING

• Rewarming Shock:

– Occurs due to peripheral reflex vasodilation.

– Causes the return of cooled blood and metabolic acids from the
extremities.
– May cause a paradoxical afterdrop in the core temperature
further worsening hypothermia.
“You are not dead until
you are warm and dead”
GENERAL PREVENTION MEASURES
FOR EXPOSURE HYPOTHERMIA
• Adequate clothing in layers Cover scalp
• Avoid alcohol / sedatives Limit wind exposure
• Maintain fluid intake Change wet clothes promptly If getting wet is
unavoidable, use wool garments (wool maintains insulation effect
even when wet, unlike cotton)
• Trip planning
• If immersed in cold water, extend survival time by remaining still,
huddling in group, and H.E.L.P. posture