Anda di halaman 1dari 14

Sapondra Wijaya

Tujuan Pembelajaran
 Anamnesa sistem muskuloskeletas
Anamnesa sistem Muskuloskeletal
 Perawat menggunakan riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik untuk memperoleh data tentang
pola pergerakan yang biasa dilakukan seorang.
 Riwayat kesehatan meliputi informasi tentang
aktivitas hidup sehari-hari, pola ambulasi, alat bantu
yang digunakan dan nyeri serta kram atau kelemahan.
 Pengkajian perlu dilakukan secara sistematis, teliti,dan
terarah.
Data Subjektif
 Data demografi. Data ini meliputi nama, umur, jenis
kelamin, tempat tinggal, jenis transportasi yang
digunakan, dan orang yang terdekat dengan klien.
 Riwayat perkembangan. Data ini untuk mengetahui
tingkat perkembangan pada neonatus, bayi
prasekolah, remaja dan tua.
 Riwayat sosial. Data ini meliputi pendidikan dan
pekerjaan.
 Riwayat penyakit keturunan.
Lanjutan…
 Riwayat diet (nutrisi). Identifikasi adanya kelebihan
berat badan. Kurangnya asupan kalsium. Bagaimana
menu makanan sehari-hari dan konsumsi vitamin.
 Aktivas kegiatan sehari-hari. Identifikasi pekerjaan
pasien dan aktivitas sehari-hari. Kebiasaan membewa
benda-benda berat yang dapat menimbulkan
regangan otot dan trauma lainnya.
 Riwayat kesehatan masa lalu. Data tentang adanya
efek langsung atau tidak langsung terhadap
muskuloskeletal.
Lanjutan…
Riwayat kesehatan sekarang. Keluhan utama pasien dengan
gangguan muskuloskeletal meliputi :
 Nyeri. Identifikasi lokasi nyeri. PQRST
 Kekuatan sendi. Tanyankan sendi mana yang mengalami
kekakuan, lamanya kekuan tersebut, dan apakah selalu
terjadi remisi kekakuan beberapa kali sehari.
 Bengkak. tanyakan berapa lama terjadi pembengkakan,
apakah juga disertai nyeri, karena bengkak dan nyeri sering
menyertai sedera pada otot.
 Deformitas dan imobilitas.
 Perubahan sensori. Tanyakan apakah ada penurunan rasa
pada bagian tubuh tertentu. Apakah menurunnya rasa atau
sensasi tersebut berkaitan dengan nyeri.
Data Objektif

 Inspeksi dan palpasi ROM dan kekuatan otot


 Bandingakan dengan sisi lainnya.
 Pengukuran kekuatan otot (0-5)
 Duduk, berdiri dan berjalan kecuali ada kontra
indikasi.
 Kyposis, scoliosis, lordosis
Pemeriksaan Fisik
1. Pengkajian Skeletal Tubuh
 Deformitas dan kesejajaran.
 Biasanya terjadi krepitasi (suara berderik ) pada titik
gerakan abnormal.
 Gerakan fragmen tulang harus diminimalkan untuk
mencegah cedera lebih lanjut.
2. Pengkajian Tulang Belakang
 Deformitas tulang belakang yang sering terjadi
meliputi : scoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang
belakang), kifosis (kenaikan kurvatura lateral tulang
belakang bagian dada), lordosis ( membebek,
kurvatura tulang belakang bagian pinggang yang
berlebihan).
 Pemeriksaan kesimetrisan dilakukan dengan
memeriksa kurvatura tulang belakang dan
kesimetrisan batang tubuh dari pandangan anterior,
posterior dan lateral.
3. Pengkajian Persendian
 Sistem persendian dievaluasi dengan memeriksa luas
gerakan, deformitas, stabilitas dan benjolan.
 Luas gerakan dievaluasi secara aktif (sendi digerakkan
oleh otot sekitar sendi) dan pasif dengan sendi
digerakkan oleh pemeriksa). Bila suatu sendi di
ekstensi maksimal namun terdapat sisa fleksi,
dikatakan bahwa luas gerakan terbatas.
4. Pengkajian Sistem Otot
 Sistem otot dikaji dengan memperhatikan
kemampuan merubah posisi, kekuatan otot dan
koordinasikan ukuran otot serta ukuran masing-
masing otot.
 Kelemahan otot menunjukkan polineuropati,
gangguan elektrolit (kalsium dan kalium), miastenia
grafis, poliomyelitis, distrofi otot.
 Kaji kekuatan Otot, Otot ekstremitas
Tabel Penilaian Kekuatan Otot
NO Tingkat fungsional Skala lovet DERAJAT %

1 Tidak ada bukti kontraktiliitas Nol 0 0%

2 Bukti sedikit kontaktilitas Kecil 1 10 %

Rentang gerak lengkap


3 dengan pembatasan gravitasi
Buruk 2 25 %

Rentang gerak lengkap


4 dengan garavitasi
Sedang 3 50 %

Rentang gerak lengkap


5 terhadap gravitasi dengan Baik 4 75 %
beberapa tahanan

Rentang gerak lengkap


6 terhadap gravitasi dengan Normal 5 100 %
tahanan penuh
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai