Tanaman Serai
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Poales
Suku : Poaceae
Marga : Cymbopogon
Jenis : Cymbopogon nardus L
Batang: tegak atau condong, membentuk rumpun, pendek, masif, bulat dan sering kali di
bawah buku-bukunya berlilin, penampang lintang batang berwarna merah.
Daun: daun tunggal, lengkap dan pelepah daunnya silindris, gundul, seringkali bagian
permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian, lebih dari separuh
menggantung, remasan berbau aromatik.
Susunan bunga: malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun pelindung
nyata, biasanya berwarna sama umumnya putih. Daun pelindung bermetamorfosis menjadi
gluma steril dan fertil (pendukung bunga). Kelopak bunga bermetamorfosis menjadi bagian
palea (2 unit) dan lemma atau sekam (1 unit), mahkota bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar
lodikula, berfungsi untuk membuka bunga di pagi hari. Benang sari berjumlah 3-6,
membuka secara memanjang, kepala putik sepasang berbentuk bulu dengan perpanjangan
berbentuk jambul.
Buahnya berupa buah padi, memanjang, pipih dorso ventral, embrio separo bagian biji
(Sudarsono, dkk., 2002).
Syarat tumbuh dan budidaya
Pertumbuhan kurang baik pada tanah yang liat dengan tekstur ringan dan
menahan air. Tanah berpasir dan cukup subur lebih baik daripada tanah
berkapur untuk pertumbuhan sereh wangi.
Iklim yang dikehendaki adalah yang mempunyai curah hujan 1.800 – 2.500
mm per tahun dengan distribusi yang merata dalam waktu 10 bulan.
Derajat keasaman (pH) yang disukai 6,0 – 7,5. Sinar matahari harus cukup.
Panen daun sereh wangi pertama kali pada saat sudah berumur
enam bulan sejak penanaman, panen selanjutnya dapat
dilakukan tiga kali setiap tahunnya.
Panen (lanjutan)
Tanaman serai di Indonesia banyak terdapat di Jawa, di tepi jalan atau di persawahan
dan dikenal dengan nama sereh
Tanaman serai Jawa tumbuh pada berbagai tanah yang memiliki kesuburan cukup.
Tanah yang memiliki iklim lembab dengan curah hujan teratur menghasilkan minyak
dengan kualitas tinggi. Daerah yang beriklim panas dengan cukup sinar matahari dan
curah hujan tiap tahun merupakan syarat utama untuk menghasilkan daun dan
minyak sereh yang baik. Kekeringan yang berkepanjangan atau curah hujan yang
berlebihan akan merusak tanaman serai.
Kenyataan tanaman serai merupakan tanaman tanah tandus dan tidak membutuhkan
pemupukan yang intensif. Panen pertama dilakukan 6 hingga 8 bulan setelah
penanaman. Panen berikutnya dapat dilakukan dalam jarak 3 hingga 4 bulan. Panen
dilakukan pada pagi hari dan tidak pada saat hujan. Pemotongan terlalu pendek akan
menyebabkan minyak yang dihasilkan sedikit yang berarti juga akan mempengaruhi
hasil minyak atsiri secara keseluruhan
Minyak atsiri serai
Dalam dunia perdagangan dikenal dua tipe minyak sereh wangi, yaitu tipe
Ceylon dan tipe Jawa (Indonesia). Tipe Ceylon kebanyakan diproduksi di
Srilanka, sedangkan tipe Jawa diproduksi selain di jawa juga dibeberapa
negara lain seperti Cina, Honduras dan Guatemala.
Sesuai dengan Indian Standard Institute (I.S. 512-1954), minyak sereh type
Ceylon mengandung 55-65% total alkohol dihitung sebagai sitronelal.
Sedangkan minyak tipe Jawa mengandung 35-97% total alkohol, dihitung
sebagai geraniol dan 34-45% total aldehid dihitung sebagai sitronelal.
Minyak Atsiri Serai (lanjutan)
Pangsa produksi minyak sereh wangi Jabar & Jateng mencapai 95 % dari
total produksi Indonesia. Daerah sentra produksi di Jawa Barat adalah :
Pandeglang, Bandung, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Lebak, Garut dan
Tasikmalaya. Sedangkan di Jateng adalah Cilacap dan Pemalang.
Pemerian Cairan, pucat sampai kuning tua, bau khas tidak enak.
Abu dari daun dan tangkai serai mengandung 45 % silika yang merupakan
penyebab desikasi (keluarnya cairan tubuh secara terus menerus) pada
kulit serangga sehingga serangga akan mati kekeringan.
Sitronelol dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan
sangat dihindari serangga, termasuk nyamuk sehingga penggunaan bahan-
bahan ini sangat bermanfaat sebagai bahan pengusir nyamuk
Komposisi Kimia Minyak Sereh Wangi
Komponen yang terpenting adalah sitronellal dan garaniol. Kedua
komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum, serta nilai
harga minyak sereh wangi. Biasanya jika kadar geraniol tinggi maka
kadar sitronellal juga tinggi.
2. Sitronellol ( C10H200 )
3. Sitronellal (C10H16O)
Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:
CH3 C = CH - CH2 --- CH2 - C = CH - C - H
CH3 CH3
Susunan Kimia Minyak Sereh Wangi
Sitronellal 32 – 45
Geraniol 12 – 18
Sitronellol 12 – 15
Geraniol Asetat 3–8
Sitronellil Asetat 2–4
L – Limonene 2–5
Elemol & Seskwiterpene lain 2–5
Elemene & Cadinene 2–5
Proses produksi minyak sereh wangi
Proses pengambilan minyak sereh wangi dilakukan melalui proses
penyulingan. Rendemen rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 – 1,2 %,
tergantung jenis sereh wangi, serta penanganan dan efektifitas
penyulingannya.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam peningkatan mutu minyak sereh
wangi diantaranya adalah penanganan terhadap daun hasil panen yang akan
diambil minyaknya. Sebelum disuling daun tersebut sebaiknya dikeringkan
dulu beberapa saat, dlam cuaca baik membutuhkan waktu 3 – 4 jam. Selama
pengeringan daun harus dibolak balik.
Bahan tanaman yang akan diproses secara penyulingan uap dan air
ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah
berlobang-lobang yang ditopang di atas dasar alat penyulingan.
Bagian bawah alat penyulingan diisi air sedikit di bawah dimana
bahan ditempatkan. Air dipanaskan tetapi bahan tanaman tidak
terkena air yang mendidih (Sastrohamidjojo, 2004).
Mutu Minyak sereh wangi
Mutu Minyak sereh wangi tipe Ceylon tidak dapat menyaingi mutu tipe
Jawa.
Kriteria mutu berdasarkan SII 0025/1979 untuk minyak sereh wangi jawa adalah :
•Warna: kuning pucat sampai kuning kecoklatan
•Geraniol-jumlah : minimum 85%
•Sitronelal : minimum 35%
•Sisa penyulingan uap : maksimum 2,5
•Titik nyala : 74o C
•Alkohol (ethanol), minyak lemak, & minyak pelican : negatif
•Kelarutan dalam alcohol 80 % : 1:2 jernih dan seterusnya opalensi
(maksimum)
Kriteria mutu untuk minyak sereh wangi jawa berdasarkan Essential Oil
Association of USA (EOA) adalah :
•Penampilan, Warna, bau : minyak kurang encer, warna kuning muda sampai
kuning kecoklatan, bau aldehid
•Bobot jenis pada 25o C : 0,875 – 0,893
•Putaran optik : (-)0o30 – (-) 6o
•Indeks refraksi pada 20oC : 1.4660 – 1.4745
•Kandungan geraniol : 85 – 97 %
•Kandungan sitronelal : 30 – 45 %
•Kelarutan dalam alkohol 80 % : larutan jernih dalam 1 – 2 volume, dan
seterusnya opalensi
Kegunaan minyak sereh wangi
Dalam industri: pewangi sabun, sprays, desinfektans, bahan pengilap
dan aneka ragam preparasi teknis.