Anda di halaman 1dari 22

Oleum citronellae

Tanaman Serai
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Poales
Suku : Poaceae
Marga : Cymbopogon
Jenis : Cymbopogon nardus L

Nama umum : Serai (Anonim, 2001)


Nama lain tanaman serai

Di dunia barat, tanaman serai dikenal dengan nama


citronella grass.

Sereh wangi diduga berasal dari Srilanka. Nama latinnya


adalah Cymbopogon nardus, termasuk dalam suku
Poaceae (rumput-rumputan).
Morfologi tumbuhan

Perawakan: rumput-rumputan tegak, menahun dan mempunyai perakaran yang sangat


dalam dan kuat.

Batang: tegak atau condong, membentuk rumpun, pendek, masif, bulat dan sering kali di
bawah buku-bukunya berlilin, penampang lintang batang berwarna merah.

Daun: daun tunggal, lengkap dan pelepah daunnya silindris, gundul, seringkali bagian
permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian, lebih dari separuh
menggantung, remasan berbau aromatik.

Susunan bunga: malai atau bulir majemuk, bertangkai atau duduk, berdaun pelindung
nyata, biasanya berwarna sama umumnya putih. Daun pelindung bermetamorfosis menjadi
gluma steril dan fertil (pendukung bunga). Kelopak bunga bermetamorfosis menjadi bagian
palea (2 unit) dan lemma atau sekam (1 unit), mahkota bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar
lodikula, berfungsi untuk membuka bunga di pagi hari. Benang sari berjumlah 3-6,
membuka secara memanjang, kepala putik sepasang berbentuk bulu dengan perpanjangan
berbentuk jambul.

Buahnya berupa buah padi, memanjang, pipih dorso ventral, embrio separo bagian biji
(Sudarsono, dkk., 2002).
Syarat tumbuh dan budidaya

Umumnya akan tumbuh di daerah dengan ketinggian rendah sampai


dengan 4.000m dpl. Namun pertumbuhan akan optimal pada areal
dengan jenis tanah alluvial yang subur pada ketinggian sampai 2.500 m
dpl, beriklim lembab dengan curah hujan merata sepanjang tahun.

Pertumbuhan kurang baik pada tanah yang liat dengan tekstur ringan dan
menahan air. Tanah berpasir dan cukup subur lebih baik daripada tanah
berkapur untuk pertumbuhan sereh wangi.

Iklim yang dikehendaki adalah yang mempunyai curah hujan 1.800 – 2.500
mm per tahun dengan distribusi yang merata dalam waktu 10 bulan.

Derajat keasaman (pH) yang disukai 6,0 – 7,5. Sinar matahari harus cukup.

Perbanyakan tanaman yang paling mudah adalah dengan pemecahan


rumpun tanaman dewasa.
Panen
Sereh wangi yang akan diambil minyak atsirinya agar dipangkas
sebelum
munculnya bunga, karena jika bunganya sudah muncul maka
mutu minyaknya
akan lebih rendah.

Panen daun sereh wangi pertama kali pada saat sudah berumur
enam bulan sejak penanaman, panen selanjutnya dapat
dilakukan tiga kali setiap tahunnya.
Panen (lanjutan)

Kriteria/saat panen ditetapkan berdasarkan perkembangan,


tinggi dan tingkat kedewasaan tanaman. Ketepatan waktu
panen sangat berpengaruh pada mutu dan rendemen minyak
atsirinya.

Waktu panen dilakukan sebaiknya pada pagi hari. Pemangkasan


daun jangan terlalu rendah, cukup di pangkal daun karena
bagian di bawah pangkal daun tidak mengandung minyak atsiri.

Tanaman sereh wangi dapat hidup sampai 6 tahun, tapi


produktivitasnya sudahmenurun.
Daerah distribusi, habitat dan budidaya di Indonesia

Tanaman serai di Indonesia banyak terdapat di Jawa, di tepi jalan atau di persawahan
dan dikenal dengan nama sereh

Tanaman serai Jawa tumbuh pada berbagai tanah yang memiliki kesuburan cukup.
Tanah yang memiliki iklim lembab dengan curah hujan teratur menghasilkan minyak
dengan kualitas tinggi. Daerah yang beriklim panas dengan cukup sinar matahari dan
curah hujan tiap tahun merupakan syarat utama untuk menghasilkan daun dan
minyak sereh yang baik. Kekeringan yang berkepanjangan atau curah hujan yang
berlebihan akan merusak tanaman serai.

Kenyataan tanaman serai merupakan tanaman tanah tandus dan tidak membutuhkan
pemupukan yang intensif. Panen pertama dilakukan 6 hingga 8 bulan setelah
penanaman. Panen berikutnya dapat dilakukan dalam jarak 3 hingga 4 bulan. Panen
dilakukan pada pagi hari dan tidak pada saat hujan. Pemotongan terlalu pendek akan
menyebabkan minyak yang dihasilkan sedikit yang berarti juga akan mempengaruhi
hasil minyak atsiri secara keseluruhan
Minyak atsiri serai
Dalam dunia perdagangan dikenal dua tipe minyak sereh wangi, yaitu tipe
Ceylon dan tipe Jawa (Indonesia). Tipe Ceylon kebanyakan diproduksi di
Srilanka, sedangkan tipe Jawa diproduksi selain di jawa juga dibeberapa
negara lain seperti Cina, Honduras dan Guatemala.

Tipe yang pertama diperoleh dengan cara destilasi dari Cymbopogon


nardus di Ceylon dan yang kedua diperoleh dari Cymbopogon winterianus
di Jawa.

Sesuai dengan Indian Standard Institute (I.S. 512-1954), minyak sereh type
Ceylon mengandung 55-65% total alkohol dihitung sebagai sitronelal.
Sedangkan minyak tipe Jawa mengandung 35-97% total alkohol, dihitung
sebagai geraniol dan 34-45% total aldehid dihitung sebagai sitronelal.
Minyak Atsiri Serai (lanjutan)

Daerah penanaman dn produksi minyak sereh wangi di Indonesia


terutama di Jawa, khususnya di Jabar dan Jateng. Menurut data
Stastistik, daerah yang mengembangkan sereh wangi hanya di Riau,
Jabar, Jateng, Kalbar dan Sulsel.

Pangsa produksi minyak sereh wangi Jabar & Jateng mencapai 95 % dari
total produksi Indonesia. Daerah sentra produksi di Jawa Barat adalah :
Pandeglang, Bandung, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Lebak, Garut dan
Tasikmalaya. Sedangkan di Jateng adalah Cilacap dan Pemalang.

Beberapa negara yang selalu aktif membeli minyak sereh wangi


Indonesia antara lain adalah Singapura, Jepang, AS, Australia, Belanda,
Inggris, Perancis, Jerman, Italia, India, dan Taiwan. Dengan pembeli
utama adalah AS, Preancis, Italia, Singapura dan Taiwan.
Berdasarkan farmakope indonesia halaman 455:

Minyak sereh adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan


uap daun Cymbopogon nardus rendle ( Cymbopogon winterianus
Jewill ) atau varietas dan hibrida kedua species tersebut, mengandung
tidak kurang 21 % dan tidak lebih dari 35 % sitronelal dan tidak kurang
dari 10 % dan tidak lebih dari 18 % geraniol.

Pemerian Cairan, pucat sampai kuning tua, bau khas tidak enak.

Rotasi optik -5 sampai +2 derajat

Indeks bias 1,4686 sampai 1,473

Bobot per ml 0,880 gram sampai 0.895 gram


Berdasarkan farmakope indonesia halaman 455
(lanjutan)

Kelarutan dalam etanol : Kocok 1 bagian volume dengan 4 bagian


volume etanol ( 80 % ) P. Terjadi larutan jernih atau agak
beropalesensi. Biarkan selama 24 jam pada suhu antara 20 hingga 30
derajat , tidak tampak butir-butir pada permukaan larutan.

Bilangan ester setelah asetilasi Tidak kurang dari 250,0. Penetapan


dilakukan menurut cara Penetapan kadar mentol bebas.

Penyimpanan dalam wadah terisi penuh, tertutup rapat, terlindung


dari cahaya.

Khasiat dan penggunaan : Zat tambahan.


Kandungan kimia dalam daun dan batang serai

Kandungan dari serai terutama minyak atsiri dengan komponen sitronelal


32-45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-8%, sitronelil
asetat 2-4%, sitral, kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadinen, vanilin,
limonen, kamfen.

Abu dari daun dan tangkai serai mengandung 45 % silika yang merupakan
penyebab desikasi (keluarnya cairan tubuh secara terus menerus) pada
kulit serangga sehingga serangga akan mati kekeringan.

Sitronelol dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan
sangat dihindari serangga, termasuk nyamuk sehingga penggunaan bahan-
bahan ini sangat bermanfaat sebagai bahan pengusir nyamuk
Komposisi Kimia Minyak Sereh Wangi
Komponen yang terpenting adalah sitronellal dan garaniol. Kedua
komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum, serta nilai
harga minyak sereh wangi. Biasanya jika kadar geraniol tinggi maka
kadar sitronellal juga tinggi.

Komposisi minyak sereh wangi ada yang terdiri dari beberapa


komponen, ada yang mempunyai 30 - 40 komponen, yang isinya
antara, lain alkohol, hidrokarbon, ester, alaehid, keton, oxida, lactone,
terpene dan sebagainya.
1.Geraniol ( C10H180 )
Geraniol merupakan persenyawaan yang terdiri dari 2 molekul isoprene
dan 1 molekul air, dengan rumus bangun adalah sebagai berikut :
CH3 - C = CH - CH2 --- CH2 - C = CH - CH2 - OH
CH3 CH3

2. Sitronellol ( C10H200 )

Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:


CH3 - C = CH - CH2 --- CH2 - CH - CH2 - CH2 - OH
CH3 CH3

3. Sitronellal (C10H16O)
Rumus bangunnya adalah sebagai berikut:
CH3 C = CH - CH2 --- CH2 - C = CH - C - H
CH3 CH3
Susunan Kimia Minyak Sereh Wangi

Penyusunan dan Kadar (%)

Sitronellal 32 – 45
Geraniol 12 – 18
Sitronellol 12 – 15
Geraniol Asetat 3–8
Sitronellil Asetat 2–4
L – Limonene 2–5
Elemol & Seskwiterpene lain 2–5
Elemene & Cadinene 2–5
Proses produksi minyak sereh wangi
Proses pengambilan minyak sereh wangi dilakukan melalui proses
penyulingan. Rendemen rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 – 1,2 %,
tergantung jenis sereh wangi, serta penanganan dan efektifitas
penyulingannya.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam peningkatan mutu minyak sereh
wangi diantaranya adalah penanganan terhadap daun hasil panen yang akan
diambil minyaknya. Sebelum disuling daun tersebut sebaiknya dikeringkan
dulu beberapa saat, dlam cuaca baik membutuhkan waktu 3 – 4 jam. Selama
pengeringan daun harus dibolak balik.

Daun setelah dikeringkan hendaknya segera dilakukan penyulingan, karena


penyimpanan daun yang terlalu lama akan menurunkan mutu minyak sereh
wangi yang diperoleh.
Destilasi minyak atsiri

Penyulingan minyak atsiri serai menggunakan sistem penyulingan uap


dan air. Pemilihan sistem penyulingan ini karena bahan yang digunakan
berupa daun dan batang sehingga minyak atsiri yang dihasilkan lebih
banyak, penyulingan lebih singkat dan bahan yang disuling tidak
menjadi gosong. Bahan yang akan disuling sebaiknya dipotong-potong
terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pelepasan
minyak atsiri setelah bahan tersebut ditembus oleh uap. Bahan yang
dipotong harus segera disuling karena bila tidak segera diproses maka
minyak atsiri yang mempunyai sifat mudah menguap, sebagian akan
teruapkan sehingga hasil total minyak atsiri yang diperoleh akan
berkurang dan komposisi minyak atsiri akan berubah sehingga akan
mempengaruhi hasilnya.
Destilasi minyak atsiri (lanjutan)

Bahan tanaman yang akan diproses secara penyulingan uap dan air
ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah
berlobang-lobang yang ditopang di atas dasar alat penyulingan.
Bagian bawah alat penyulingan diisi air sedikit di bawah dimana
bahan ditempatkan. Air dipanaskan tetapi bahan tanaman tidak
terkena air yang mendidih (Sastrohamidjojo, 2004).
Mutu Minyak sereh wangi

Mutu minyak sereh wangi ditentukan oleh kandungan komponen


utamanya dan kemurniannya. Komponen utama adalah kandungan
sitronelal dan geraniol. Tidak boleh mengandung bahan asing seperti
minyak lemak, alkohol, minyak tanah, minyak terpentin, etilen glikol,
hekslen glikol.

Mutu Minyak sereh wangi tipe Ceylon tidak dapat menyaingi mutu tipe
Jawa.
Kriteria mutu berdasarkan SII 0025/1979 untuk minyak sereh wangi jawa adalah :
•Warna: kuning pucat sampai kuning kecoklatan
•Geraniol-jumlah : minimum 85%
•Sitronelal : minimum 35%
•Sisa penyulingan uap : maksimum 2,5
•Titik nyala : 74o C
•Alkohol (ethanol), minyak lemak, & minyak pelican : negatif
•Kelarutan dalam alcohol 80 % : 1:2 jernih dan seterusnya opalensi
(maksimum)

 Kriteria mutu untuk minyak sereh wangi jawa berdasarkan Essential Oil
Association of USA (EOA) adalah :
•Penampilan, Warna, bau : minyak kurang encer, warna kuning muda sampai
kuning kecoklatan, bau aldehid
•Bobot jenis pada 25o C : 0,875 – 0,893
•Putaran optik : (-)0o30 – (-) 6o
•Indeks refraksi pada 20oC : 1.4660 – 1.4745
•Kandungan geraniol : 85 – 97 %
•Kandungan sitronelal : 30 – 45 %
•Kelarutan dalam alkohol 80 % : larutan jernih dalam 1 – 2 volume, dan
seterusnya opalensi
Kegunaan minyak sereh wangi
Dalam industri: pewangi sabun, sprays, desinfektans, bahan pengilap
dan aneka ragam preparasi teknis.

Khasiat: anti radang, menghilangkan rasa sakit dan melancarkan


sirkulasi darah, mengobati sakit kepala, otot, batuk, nyeri lambung,
haid tidak teratur dan bengkak setelah melahirkan. Akar tanaman serai
digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak,
bahan untuk kumur dan penghangat badan. Daun serai digunakan
sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan, pengobatan
pasca persalinan, penurun panas dan pereda kejang

Minyak atsiri type Ceylon lazim digunakan sebagai disinfektan, bahan


pengikat dan bahan pengusir nyamuk

Anda mungkin juga menyukai