Anda di halaman 1dari 23

EPISKLERITIS

Darmania ELETHA
PEMBIMBING :
dr.Kahermasari, SP.M
Pendahuluan

 Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata


dibagian luar, yang hampir seluruhnya terdiri atas
kolagen
 Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh
sebuah lapisan tipis jaringan elastik halus, disebut
episklera
 Episkleritis : cendrung mengenai orang muda,
khasnya pada dekade ketiga atau keempat
kehidupan, unilateral pada dua-pertiga kasus,
episkleritis difus (sekitar 70% kasus)
ANATOMI SKLERA

 Anterior : berbatasan dengan


kornea
 Posterior : duramater n. opticus
 N. opticus ditembus a.siliaris
Posterior longa dan brevis,
n.siliaris longus dan brevis
 Posterior limbus  4 arteria dan
v.siliaris anterior
EPISKLERITIS

Definisi :
 Peradangan yang mengenai
episklera-lapisan tipis jaringan
ikat vaskular yang terletak
antara konjungtiva dan
permukaan yang menutupi
sklera
ETIOLOGI

 Penyebab pastinya tidak diketahui. Kelainan lokal


atau sistemik terkait, misalnya roscacea ocular,
atopi, gout, infeksi, atau penyakit kolagen-
vaskular dijumpai pada sepertiga populasi pasien
 Reaksi hipersensitivitas yang mengenai satu mata
terhadap penyakit sistemik seperti tuberculosis,
rematoid atritis, SLE, dan lainnya
MANIFESTASI KLINIS

 Kemerahan
 Mata terasa kering
 Iritasi ringan atau rasa tidak nyaman, berpasir dan
mengganjal, dengan konjungtiva yang kemotik.
 Gambaran khusus, yaitu berupa benjolan setempat
dengan batas tegas dan bewarna ungu dibawah
konjungtiva
KLASIFIKASI EPISKLERITIS

Episkleritis simple (diffuse) Episkleritis nodular


DIAGNOSIS BANDING

Skleritis
Gejala :
 mata merah,
 namun nyeri dirasakan berat, konstan, tumpul dan membuat pasien
terbangun dimalam hari
 pemeriksaan dengan pemberian fenilefrin 2.5% yang memberikan
kesan putih “blanched” karena menimbulkan kontriksi pleksus
vaskular episklera superfisial dan konjungtiva. Pada skleritis
pembuluh darah tidak memutih “blanched” setelah pemberian
phenylephrine 2,5%
DIAGNOSIS BANDING

Konjungtivitis
 Adanya keterlibatan konjungtiva dan palpebral.
 Pada konjungtivitis ditandai dengan adanya secret
dan tampak adanya folikel atau papil pada
konjungtiva tarsal inferior
TATA LAKSANA

 kortikosteroid eye drop, seperti Dexametason. Obat


ini akan membantu untuk mengurangi peradangan
dan mempercepat pemulihan pasien
 Non-steroid anti-imflamation drug (NSAID), seperti
flurbiprofen. Obat ini akan membantu meredakan
nyeri dan bengkak dan mengurangi peradangan
 Artificial teardrops atau lubrikan dapat diberikan
untuk menghilangkan gejaka mata kering dan
sebagai penyejuk
 Kompres mata dengan air dingin untuk mengurangi
rasa tidak nyaman pada mata
PROGNOSIS

Episkleritis dapat sembuh sempurna


atau bersifat residitif yang dapat
menyerang tempat yang sama ataupun
berbeda-beda dengan lama sakit
umumnya berlangsung 4-5 minggu.
Penyulit yang timbul adalah terjadinya
peradangan lebih dalam pada sclera
Ilustrasi kasus

 Nama : Tn. PS
 Umur : 50 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Protestan
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Tanggal masuk :12 Mei 2017
Anamnesis

Keluhan utama

Mata sebelah kiri merah


RPS

Mata sebelah kiri merah sejak


5 hari yang lalu

Mata terasa perih, nyeri ketika


digerakkan, seperti ada yang Mengeluhkan giginya
mengganjal dan terasa tidak nyaman berlubang
serta berair

Mata gatal, belekan, pandangan kabur maupun silai


melihat cahaya disangkal
RPS • Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya
• Riwayat hipertensi (+)
• Riwayat alergi, rhematoid artritis, dan DM disangkal

RPK Tidak ada keluarga mengeluhkan sakit yang sama

• Pasien sudah pernah mengobati matanya


R. Pengobatan dengan membeli obat tetes mata diapotik
namun keluhan tidak berkurang
• Obat anti hipertensi
Riwayat trauma Pasien mengatakan sebelum sakit, mata nya
kemasukan serangga dan pasien menyuruh anaknya
untuk mngeluarkan serangga tersebut dengan
cotton buds.

Status generalisata
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : komposmentis
Tanda vital :
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah : 170/120 mmhg
Pernafasan : 18 kali/menit
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : tidak dilakukan
Status oftalmologi
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Visus 6/18 F1 6/18
Bulbus Okuli  Gerak bola mata  Gerak bola mata
 Enoftalmus (-)  Enoftalmus (-)
 Eksoftalmus (-)  Eksoftalmus (-)
 Strabismus (-)  Strabismus (-)
TIO Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan Dengan Menggunakan Slit Lamp
Palpepra Palpebra superior Palpebra superior
 Hiperemis (-)  Hiperemis (-)
 Edema (-)  Edema (-)
 Entropion (-)  Entropion (-)
 Ektropion (-)  Ektropion (-)
Palpebra inferior Palpebra inferior
 Hiperemis (-)  Hiperemis (-)
 Edema (-)  Edema (-)
 Entropion (-)  Entropion (-)
 Ektropion (-)  Ektropion (-)
Konjungtiva Tarsalis Superior  Hiperemis (-)  Hiperemis(-)
 Telangiektasis (-)  Telangiektasis (-)
 Hipertropi papiler (-)  Hipertropi papiler (-)
 Hipertropi folikuler (-)  Hipertropi folikuler (-)
 Hordeolum (-)  Hordeolum (-)
 Chalazion (-)  Chalazion (-)
 Pseudomembran (-)  Pseudomembran (-)

Konjungtiva Tarsalis Inferior  Hiperemis (-)  Hiperemis (-)


 Telangiektasis (-)  Telangiektasis (-)
 Hipertropi papiler (-)  Hipertropi papiler (-)
 Hipertropi folikuler (-)  Hipertropi folikuler (-)
 Hordeolum (-)  Hordeolum (-)
 Chalazion (-)  Chalazion (-)
 Pseudomembran (-)  Pseudomembran (-)
Konjungtiva Bulbi  Hiperemis (-)  Hiperemis (-)
 Injeksi konjungtiva (-)  Injeksi konjungtiva (-)
 Injeksi silier (-)  Injeksi silier (-)
 Subkonjungtiva bleeding (-)  Subkonjungtiva bleeding (-)
 Injeksi episklera (-)  Injeksi episklera (+)
- Nodul (-) - Nodul (+)
- Batas tegas (-) - Batas tegas (+)
- Warna merah (-) - Warna merah (+)
 Kemosis (-)  Kemosis (-)

Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik


Kornea  Intak (+)  Intak (+)
 Sikatrik (-)  Sikatrik (-)
 Infiltrat (-)  Infiltrat (-)
 Corpus alineum (-)  Corpus alineum (-)

COA  Sedang  Sedang


 Darah (-)  Darah (-)
Iris Regular Regular
Pupil  Bulat (+)  Bulat (+)
 Diameter 3-4 mm  Diameter 3-4 mm
 Reflek cahaya (+)  Reflek cahaya (+)
 Sinekia (-)  Sinekia (-)

Lensa Jernih (+) Jernih (+)


Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Gambar
injeksi episklera

Mata normal Nodul


Diagnosis banding

 Episkleritis
 Skleritis
 Konjungtivitis

Diagnosis kerja
Episkleritis nodular OS

Penatalaksanaa
 Ott. Tobroson 1 tetes/2 jam
 Metyl prednisolon 3x4 mg
 Optimax 2x1
Pembahasan

Teori Kasus

• Gejala-gejala episkleritis adalah • Pada kasus ini sesuai dengan teori


kemerahan dan iritasi ringan atau pasien datang dengan keluhan mata
rasa tidak nyaman, mata terasa merah terasa sedikit nyeri, seperti
kering, dengan rasa sakit yang ada yang mengganjal dan terasa
ringan, mengganjal, berpasir, dan tidak nyaman.
konjungtiva yang kemotik

• Pada injeksi episklera apabila • Pada kasus ini sesuai dengan teori
konjungtiva digerakkan dari luar ketika palpebra inferior digerakkan
pada palpebra infeor, pembuluh dari luar dengan bantuan alat
darah tidak bergerak maka dicurigai penunjang slit lamp pembuluh darah
injeksi episklera tersebut tidak beregerak
Teori Kasus
Lanjutan
• Untuk mendeteksi keterlibatan • Namun pada kasus tidak dilakukan
sklera dalam dan membedakannya
dengan episkleritis, konjungtivitis,
dan injeksi siliar, pemeriksaan
dengan pemberian fenilefrin 2.5%
yang memberikan kesan putih
“blanched” karena menimbulkan
kontriksi pleksus vaskular episklera
superfisial dan konjungtiva. Pada
skleritis pembuluh darah tidak
memutih “blanched” setelah
pemberian phenylephrine 2,5%
• Episkleritis dibedakan menjadi • Pada kasus ditemukan adanya tanda-
episkleritis difus yaitu terdapat tanda nodular seperti adanya nodul
kongesti vaskular pada permukaan atau penonjolan pada permukaan
episklera tanpa disertai adanya episklera, maka lebih spesifik dapat
nodul dan nodular adalah didiagnosis sebagai episkleritis
penonjolan atau benjolan pada nodular okuli sinistra
permukaan episklera yang imflamasi
Kesimpulan

 Episkleritis merupakan suatu reaksi radang jaringan ikat


vascular yang terletak diantara konjuntiva dan
permukaan sclera yang relative sering terjadi. Kelainan
ini cendrung mengenai orang muda, khasnya pada
dekade ketiga atau keempat kehidupan, mengenai wanita
tiga kali lebih sering dibanding pria, bersifat unilateral
pada dua-pertiga kasus. Penyebab pastinya tidak
diketahui. Kelainan lokal atau sistemik terkait, misalnya
roscacea ocular, atopi, gout, infeksi, atau penyakit
kolagen-vaskular dijumpai pada sepertiga populasi
pasien. Gejala-gejala episkleritis adalah kemerahan dan
iritasi ringan atau rasa tidak nyaman, mata terasa kering,
dengan rasa sakit yang ringan, mengganjal, berpasir, dan
konjungtiva yang kemotik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai