Lelyta Septiandini 152210101151 Noer Sidqi M 152210101152 Febrina Icha Isabellita 152210101153 Malikatur Rosyida 152210101154 Sendi Silva Wafom 152210101157 Karaketristik Zat Preservatif British Pharmacopeia : Sodium Metabisulphite Japanese Pharmacopeia : Sodium Pyrosulfite Europian Pharmacopeia : Sodium Metabisulphite The United State Pharmacopeia : Sodium Metabisulfite National Formulary Sinonim : Disodium disulfite; disodium pyrosulfite; disulfurous acid, disodium salt; E223; natrii disulfis; natrii metabisulfis; sodium acid sulfite. Nama Kimia dan CAS Nomor Registrasi : Sodium pyrosulfite [7681-57-4] Rumus Empiris dan Berat Molekul Na2S2O5 :190.1 Kandungan : 24.19% sodium, 42.08% oxygen, and 33.73% sulfur. Fungsi :Antimicrobial preservative; antioxidant Sifat Fisika Kimia Sifat Fisika : 1.PH = 3.5–5.0 untuk 5% w/v larutan encer pada 200C. 2.Titik leleh Natrium Metabisulfat Melting point Sodium metabisulfite melts with decomposition at less than 1500C. 3.Osmolaritas 1.38% w/v larutan cair isoosmotik dengan darah 4.Natrium metabisulfit berupa bubuk putih. 5.Kepadatan natrium metabisulfit sekitar 1,48 g/cm3. Padatan natrium metabisulfit yang dilarutkan sebanyak 20 % akan tampak berwarna kuning pucat sampai jernih. 6.Kelarutan natrium metabisulfit dalam air yaitu 54 g/100 ml (20oC)dan 81,7 g/100ml (1000C) 7.Natrium metabisulfit sangat larut dalam gliserol dan larut dalam etanol. Sifat Kimia 1.Apabila direaksikan dengan air, natrium metabisulfit akan melepaskan sulfur dioksida (SO2). Gas tersebut mempunyai bau yang merangsang. 2.Natrium metabisulfit akan melepaskan sulfur dioksida ketika kontak dengan asam kuat Kegunaan Natrium Metabisulfit Natrium Metabisulfit dipergunakan sebagai bahan pengawet dalam makanan dan antioksidan. Natrium metabisulfit dikenal dengan istilah E223.. Dalam proses pengolahan bahan pangan, natrium metabisulfit ditambahkan pada bahan pangan untuk mencegah proses pencoklatan (browning) yang enzimatis pada buah sebelum diolah menghilangkan bau dan rasa getir pada ubi kayu, selain itu untuk mempertahankan warna agar tetap menarik. Natrium metabisulfit mempunyai efek antimikroba sehingga juga digunakan sebagai bahan pengawet pada sediaan sirup. Efek Toksisitas Efek kesehatan : Organ target natrium metabisulfit pada manusia adalah mata, kulit, saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Natrium metabisulfit apabila tertelan dapat menyebabkan iritasi pencernaan dan nyeri abdomen, muntah dan diare. Pada individu yang rentan, terutama pada penderita asma. Sulfit dapat meneyebabkan bersin, nafas pendek, ketidak sadaran . Tanda dan gejala termasuk flusing (ruam pada kulit yang disertai rasa panas) dan gatal yang menyeluruh, serta henti nafas. Dosis letal pada manusia diperkirakan adalah 10 mg/kg. Efek klinis yang mungkin terjadi berdasarkan konsentrasi natrium metabisulfit antara lain : 2 ppm mengakibatkan penyakit saluran pernafasan dan dapat mengakibatkan penururnan fungsi paru. Tikus yang terpapar natrium metabisulfit pada konsentrasi 0,1-15 mg/m3 selama 3 hari menyebabkan edema paru. Pemajanan biasanya terjadi ditempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan seperti asma dan penyakit paru kronis (SIKerNas, 2012).
Sentra Informasi Keracunan Nasional menetapkan angka
toksisitas natrium metabisulfit adalah oral pada manusia 7mg/kg yang didasarkan tidak menemukan efek samping, oral pada tikus 820mg/kg, oral pada kelinci 2825 mg/kg,intravena pada tikus 175 mg/kg, subkutan pada anjing 1300mg/kg, subkutan pada kucing 1300mg/kg. Beberapa potensi efek kesehatan akibat natrium metabisulfit
1. Potensi efek kesehatan pada proses
konsumsi 2. Potensi efek kesehatan pada kulit 3. Potensi efek kesehatan pada mata 4. Potensi efek kesehatan pada proses penghirupan Mekanisme Kerja pengawet dalam tubuh Melalui proses menelan, Natrium metabisulfit teroksidasi menjadi sulfat dan diekskresikan dalam urin. Proses menelan kemungkinan mengakibatkan iritasi lambung, kurangnya ketersediaan asam sulfur ketika proses penelanan Natrium metabisulfit dapat menyebabkan colic, diare, gangguan aliran darah, depresi CNS, dan Kematian. Mekanisme Kerja Pengawet pada Bahan Makanan Konsentrasi dan Ph efektif yang dibutuhkan Antioksidan dalam sediaan oral, parenteral, dan topikal , pada konsentrasi 0.01–1.0% w/v, dan pada konsentrasi 27% w/v dalam sediaan injeksi intramuscular. Bagaimanapun penggunaan Natrium Metabisulfat diatas 500 ppm sudah mulai harus diwaspadai karena natrium Metabisulfit mengandung Natrium Sulfit dan Natrium Sulfat Bentuk efektifnya sebagai pengawet adalah asam sulfit yang tidak terdisosiasi dan biasanya terbentuk pada tingkat keasaman (pH) < 3 Inkompatibilitas Natrium metabisulfit bereaksi dengan simpatomimetik dan obat lainnya yang bersifat orto atau para-hydroxybenzyl turunan alkohol untuk membentuk turunan asam sulfonat sehingga dapat menurunkan atau tidak ada aktivitas farmakologis. Obat epinefrin dan turunannya dapat menginaktivasi dari aktivitas sodium metabisulfit. Selain itu, natrium metabisulfit inkompatibel dengan kloramfenikol yang kekurangan untuk membentuk reaksi yang lebih kompleks, Natrium Metabisulfit juga mengaktivasi cispalin dalam bentuk larutan. Sodium metabisulfit juga inkompatibel dengan asetat phenylmercuric pada saat asetat berada dalam autoklaf untuk persiapan pembuatan sediaan tetes mata. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pengawet Contoh Makanan yang Menggunakan Natrium Metabisulfit • Penggunaan natrium metabisulfit untuk mutu kerupuk ubi. • Penggunaan natrium metabisulfit untuk mengawetkan santan kelapa. • Penggunaan natrium metabisulfit untuk menaikkan derajat putih tapioka. • Penggunaan natrium metabisulfit terhadap kandungan gizi dan sifat organoleptik jamur tiram putih. • Penggunaan natrium metabisulfit dalam pembuatan french fries ubi jalar. • Penggunaan natrium metabisulfit pada potongan kentang goreng. • Penambahan natrium metabisulfit pada potongan ubi jalar kuning. • Badan Standarisasi Nasional (1992a). Cara Uji Makanan dan Minuman SNI 01- 2891-1992. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.