Anda di halaman 1dari 14

DISKRASIA SEL PLASMA

Kelompok 4

Alfrensya Clara Patty (1703004)


Yenni Riesna Carnila (1703041)
Oshin Marcella (1703048)
PENGERTIAN

Kelainan Sel Plasma (Diskrasia Sel Plasma,) adalah


keadaan dimana sekelompok sel plasma berkembangbiak
secara berlebihan dan menghasilkan sejumlah besar
antibodi yang abnormal.
Keganasan sel plasma dikenal juga sebagai neoplasma
monoklonal yang berkembang dari lini sel B; terdiri dari
mieloma multipel, makroglobulinemia, Waldemstrom's,
amilodoisis primer dan penyakit rantai berat.
ETIOLOGI

• Penyebab pasti belum diketahui


• faktor resiko:
1. Perubahan genetik
2. Pajanan Radiasi
3. Virus Onkogenik
4. Stimuli inflamasi
5. Stimuli antigenik kronik
PATOFISIOLOGI

• Sel plasma ganas (berasal dari sel B) -- > menghasilkan


immunoglobulin khusus yang abnormal (protein M)---->
mengganggu produksi antibody normal dan merusak
respon imun humoral, meningkatkan viskositas darah,
merusak tubulus ginjal
• Sel myeloma berproliferasi menggantikan sumsum
tulang----> menginfiltrasi tulang itu sendiri 
menghancurkan tulang
• Sel myeloma menyebar lewat aliran darah menyerang
organ lain.
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS

 Nyeri tulang
 kerusakan tulang/fraktur berulang
 Hiperkalsemia
 Uremia
 Disfungsi neurologis (letargi, bingung)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Laboratorium (elektroforesis protein, kalsium, kreatinin,


ureum)
 Radiologi
 Pemeriksaan sumsum tulang
 Biopsi pada lesi mieloma
KOMPLIKASI

Patah tulang
 Hiperkalsemia
PENGKAJIAN

Riwayat kesehatan: keluhan nyeri punggung atau tulang,


keluhan kelemahan, kelelahan, anoreksia, riwayat infeksi
yang sering atau berulang, gejala neurologis seperti
kebas
 Pemeriksaan fisik: tingkat kesadaran dan status mental,
mobilitas, cara jalan, krepitasi tulang
DIAGNOSIS

• Risiko infeksi d. d pertahanan sekunder tidak adekuat


(supresi sumsum tulang)
• Nyeri kronik b.d infiltrasi tumor
• Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur
tulang
• Risiko cedera b.d kerusakan integritas struktur tulang
RENCANA TINDAKAN
RISIKO INFEKSI
1. Pantau adanya demam, kedinginan, nyeri tenggorok, batuk, rasa
gatal, dan rasa tidak nyaman saat berkemih.
2. Monitor tanda vital (suhu, TD, Nadi, RR, SaO2 tiap 4 jam
3. Lakukan upaya perlindungan terhadap infeksi
a. pertahankan isolasi proteksi sesuai indikasi
b. batasi pengunjung yang pilek, flu, atau infeksi
c. gunakan teknik aseptic untuk prosedur invasive
4. Edukasi pasien dan keluarga untuk menjaga kebersihan tangan
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang upaya pencegahan infeksi yang
dilakukan
6. Kolaborasi pemeriksaan kadar neutrofil
Nyeri kronik
• Pantau nyeri (PQRSTUV)
• Berikan posisi yang nyaman dan bantu perubahan posisi
sesuai kenutuhan
• Berikan bantalan pada daerah tulang yang menonjol
• Ajarkan teknik relaksasi seperti nafas, guided imaginary,
distraksi
• Kolaborasi pemberian analgetik
Hambatan mobilitas fisik
• Pantau kemampuan dan hambatan fisik yang dialami
pasien
• Bantu perubahan posisi setiap dua jam
• Edukasi pasien untuk melakukan aktivitas sesuai
kemampuannya
• Kolaborasi dengan ahli fisioterapi sesuai indikasi
Risiko cidera
• Letakkan benda yang dibutuhkan dalam jangkauan
• Lakukan upaya pengamanan untuk mencegah jatuh dari tempat
tidur: atur tempat tidur pada posisi rendah, gunakan pengaman
samping sesuai dengan indikasi
• Sediakan sepatu dengan sol anti selip, jalan yang rata tidak
licin, pencahayaan cukup, singkirkan benda-benda yang
mengganggu
• Edukasi keluarga untuk mendampingi pasien dan membantu
aktivitas pasien
• Kolaborasi penggunaan walker bila perlu sesuai indikasi

Anda mungkin juga menyukai