Kelainan Sel Plasma (Diskrasia Sel Plasma,) adalah
keadaan dimana sekelompok sel plasma berkembangbiak secara berlebihan dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal. Keganasan sel plasma dikenal juga sebagai neoplasma monoklonal yang berkembang dari lini sel B; terdiri dari mieloma multipel, makroglobulinemia, Waldemstrom's, amilodoisis primer dan penyakit rantai berat. ETIOLOGI
• Penyebab pasti belum diketahui
• faktor resiko: 1. Perubahan genetik 2. Pajanan Radiasi 3. Virus Onkogenik 4. Stimuli inflamasi 5. Stimuli antigenik kronik PATOFISIOLOGI
• Sel plasma ganas (berasal dari sel B) -- > menghasilkan
immunoglobulin khusus yang abnormal (protein M)----> mengganggu produksi antibody normal dan merusak respon imun humoral, meningkatkan viskositas darah, merusak tubulus ginjal • Sel myeloma berproliferasi menggantikan sumsum tulang----> menginfiltrasi tulang itu sendiri menghancurkan tulang • Sel myeloma menyebar lewat aliran darah menyerang organ lain. PATHWAY MANIFESTASI KLINIS
Riwayat kesehatan: keluhan nyeri punggung atau tulang,
keluhan kelemahan, kelelahan, anoreksia, riwayat infeksi yang sering atau berulang, gejala neurologis seperti kebas Pemeriksaan fisik: tingkat kesadaran dan status mental, mobilitas, cara jalan, krepitasi tulang DIAGNOSIS
• Risiko infeksi d. d pertahanan sekunder tidak adekuat
(supresi sumsum tulang) • Nyeri kronik b.d infiltrasi tumor • Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang • Risiko cedera b.d kerusakan integritas struktur tulang RENCANA TINDAKAN RISIKO INFEKSI 1. Pantau adanya demam, kedinginan, nyeri tenggorok, batuk, rasa gatal, dan rasa tidak nyaman saat berkemih. 2. Monitor tanda vital (suhu, TD, Nadi, RR, SaO2 tiap 4 jam 3. Lakukan upaya perlindungan terhadap infeksi a. pertahankan isolasi proteksi sesuai indikasi b. batasi pengunjung yang pilek, flu, atau infeksi c. gunakan teknik aseptic untuk prosedur invasive 4. Edukasi pasien dan keluarga untuk menjaga kebersihan tangan 5. Edukasi pasien dan keluarga tentang upaya pencegahan infeksi yang dilakukan 6. Kolaborasi pemeriksaan kadar neutrofil Nyeri kronik • Pantau nyeri (PQRSTUV) • Berikan posisi yang nyaman dan bantu perubahan posisi sesuai kenutuhan • Berikan bantalan pada daerah tulang yang menonjol • Ajarkan teknik relaksasi seperti nafas, guided imaginary, distraksi • Kolaborasi pemberian analgetik Hambatan mobilitas fisik • Pantau kemampuan dan hambatan fisik yang dialami pasien • Bantu perubahan posisi setiap dua jam • Edukasi pasien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuannya • Kolaborasi dengan ahli fisioterapi sesuai indikasi Risiko cidera • Letakkan benda yang dibutuhkan dalam jangkauan • Lakukan upaya pengamanan untuk mencegah jatuh dari tempat tidur: atur tempat tidur pada posisi rendah, gunakan pengaman samping sesuai dengan indikasi • Sediakan sepatu dengan sol anti selip, jalan yang rata tidak licin, pencahayaan cukup, singkirkan benda-benda yang mengganggu • Edukasi keluarga untuk mendampingi pasien dan membantu aktivitas pasien • Kolaborasi penggunaan walker bila perlu sesuai indikasi