Anda di halaman 1dari 42

Transfusion Related Acute Lung Injury

Pembimbing:
Dr. dr. Sarma N. Lumbanraja MKed. (OG) Sp.OG (K)

Oleh:
Arswini Periyasamy (120100490)
Yashine Rama Rao (120100481)
Udeyapravena Udeyasurian (120100494)
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendahuluan

• Transfusi merupakan salah satu bentuk transplantasi


dimana seluruh atau sebagian komponen darah
seseorang (donor) diberikan kepada orang lain (resipien).
• Transfusi darah dan komponen darah adalah hal yang
serius. Oleh karena itu, transfusi darah atau komponen
darah harus dilakukan untuk indikasi yang tepat setelah
evaluasi sesama status klinis. Komplikasi yang mungkin
terjadi akibat transfusi juga harus selalu diperhatikan.
Komplikasi transfusi terdiri dari komplikasi infeksi dan
komplikasi non infeksi.
• Laporan dari Food and Drug Administration (FDA)
menunjukkan bahwa Transfusion Related Acute Lung Injury
(TRALI) merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas akibat transfusi. Karena kemiripannya dengan
gejala penyakit lain, sering terjadi underrecognition dan
underdiagnosis TRALI. Padahal, pemberian terapi yang
salah dapat semakin memperburuk kondisi penderita.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi TRALI

• Transfusion Related Acute Lung Injury (TRALI) didefinisikan


sebagai dyspnea akut dengan hipoksia dan infiltrat paru bilateral
selama atau dalam waktu 6 jam setelah transfusi, dengan tidak
adanya overload sirkulasi atau kemungkinan penyebab lainnya,
atau dengan adanya Human Leucocyte Antigen (HLA) atau
Human Neutrophil Antigen (HNA) antibodi yang sama dengan
penerima.
Epidemiologi

• TRALI jarang ditemukan namun insidennya kurang


diketahui karena kesulitan dalam mengidentifikasi
sindrom, aplikasi yang tidak konsisten dari definisi
standar, dan variabilitas dalam mekanisme pelaporan di
seluruh dunia.
• Secara historis, frekuensi trali diperkirakan sekitar 1 di
5.000 produk darah. Baru-baru ini, prospektif identifikasi
kasus di sebuah studi di Amerika yang menempatkan
risiko TRALI hanya di bawah 1 di 12.000 unit transfusi.
Faktor Risiko

Faktor risiko terkait penerima Faktor risiko terkait transfusi


• penyakit hati stadium akhir, • Produk darah termasuk
graft bypass arteri koroner, volume plasma tinggi (platelet
keganasan hematologis, konsentrat, whole blood, dan
transfusi masif, mekanis FFP)
ventilasi, sepsis, dan konsumsi • Pemuatan anti human
alkohol berat. neutrophil antigen antibodi
• Usia produk darah telah
disarankan untuk
meningkatkan risiko untuk
TRALI
Manifestasi Klinis
• Dyspnea, hipoksia, edema paru dan infiltrat cairan bilateral pada foto thorax
dada selama atau dalam 6 jam transfusi
• Takipnea, sekresi paru berbusa, hipotensi (kurang umum hipertensi),
demam, takikardia dan sianosis
• Auskultasi bidang paru-paru menunjukkan adanya ronkhi.
• Kebocoran kapiler endothelium menghasilkan cairan trakea yang bersifat
eksudatif.
• Overload sirkulasi tidak dijumpai dengan tidak adanya distensi vena jugularis
atau gallop S3
• B-peptida natriuretik mungkin bermanfaat untuk membedakan transfusi-
terkait sirkulasi overload (TACO) dari TRALI.
Perbedaan TRALI dan TACO
Diagnosis
Foto Thorax (TRALI)
Patofisiologi
Penatalaksanaan

• Pengobatan TRALI yang utama adalah dengan tambahan


oksigen dan dalam kebanyakan kasus ventilasi
mendukung.
• Pasien biasanya kembali pulih dengan cepat, dengan
resolusi infiltrat paru dalam 96 jam dari transfusi.
• Pengurangan volume yang cepat dengan diuresis adalah
pengobatan pilihan untuk TACO, pada pasien dengan
TRALI, diuretik dapat menyebabkan hipovolemia
• Penggunaan rutin kortikosteroid pada pasien dengan
TRALI adalah tidak dianjurkan.
BAB 3
STATUS PASIEN
Ny. RM , 37 tahun , G6P3A2, Melayu, Islam, SD, IRT i/d Tn. S, 42 tahun , Jawa ,Islam, SD, Wiraswasta datang ke RSUP

HAM dengan keluhan utama pusing.

Telaah : Hal ini telah dialami oleh pasien sejak tanggal 02/01/18 dan memberat dalam 2 jam sebelum masuk rumah sakit.

Keluhan nyeri kepala dan riwayat pandangan kabur tidak dijumpai. Riwayat mual muntah tidak dijumpai, riwayat tekanan

darah tinggi sebelum hamil tidak dijumpai, riwayat tekanan darah tinggi pada kehamilan sebelumnya tidak dijumpai.

Riwayat mules-mules mau melahirkan tidak dijumpai, riwayat keluar lendir darah dan cairan dari kemaluan tidak dijumpai,

riwayat sesak nafas tidak dijumpai. BAB dan BAK dalam batas normal. Pasien merupakan pasien rujukan dari RSUD

Kisaran dengan diagnosa PEB + EMG + KDR(26-28) mgg + AH. Pasien telah menjalani operasi sectio ceaserea untuk

terminasi kehamilan pada tanggal 10/01/2018 atas indikasi faktor resiko pre-eclampsia berat dan perbaikan keadaan umum

ibu. Riwayat transfusi darah sebanyak 4 bag PRC dijumpai. Pasien mengeluhkan sesak nafas sesudah operasi ketika

transfusi darah dijalankan. Pasien juga mengeluhkan batuk darah dan keluar darah dari hidung setelah transfusi bag ke-4.
RPT : Tidak jelas

RPO : MgSO4 loading & maintenance dose, nifedipin


RIWAYAT HAID : HPHT : 26/06/17
TTP : 03/04/18
ANC : Spesialis kandungan 3x, Bidan 5x

RIWAYAT PERSALINAN :
1. ♀, 3500 gr, aterm, PSP, bidan, klinik, sehat, 16 tahun
2. abortus, 2003
3. ♂, 4300 gr, aterm, PSP, bidan, klinik, sehat, 13 tahun
4. abortus, 2006
5. ♂, 4000 gr, aterm, PSP, bidan, klinik, sehat, 7 tahun
6. ♀, 3500 gr, preterm, SC, dokter, rumah sakit, sehat, 7 hari
STATUS PRESENS
Sensorium Compos Mentis
Tekanan darah 160/100 mmHg
Pernafasan 24 x/menit
Nadi 90 x/menit
Suhu 37,2ºC
Anemia (+)
Ikterus Tidak ada
Sianosis Tidak ada
Dispnoe Tidak ada
STATUS OBSTETRIK
• G6P3A2

Abdomen Pembesaran
asimetris
TFU 3 jari di atas
umbilicus
Teregang

Terbawah

Gerak (+)

HIS (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
03 Januari 2018
Test Result Unit References
Hemoglobin 8,4 g% 12-16
Erythrocyte 2.86 106/mm3 4.0-5.40
Leucocyte 4.830 /ul 4000-11000
Hematocrite 25 % 36.0-42.0
Trombosit 248 103/uL 150-400
Eosinophil 0.00 % 1.0-3.0
Basophil 0,20 % 0.0-1.0
Neutrophil 90.90 % 50-70
Lymphocyte 4.60 % 20.0-40.0
Monocyte 4.30 % 2.0-8.0
Neutrophil absolute 4.39 103/µL 2.7-6.5
Lymphocyte absolute 0.22 103/µL 1.5-3.7
Eosinophil absolute 0.0 103/µL 0.00-0.10
Basophil absolute 0,01 103/µL 0.0-0.10

MCV 89 Fl 81.0-99.0

MCH 29,4 Pg 27.0-31.0

MCHC 33.1 g% 31.0-37.0

Ureum 81 mg/dl 15-40

Creatinin 1.72 mg/dl 0,6-1,1

Natrium 135 mEq/L 135-155

Kalium 4.0 mEq/L 3.6-5.5

Klorida 107 mEq/L 96-106

Glukosa ad random 103 Mg/dl <200

Anti HCV Non Reaktif

HbsAg Non Reaktif


URINALISIS
Warna Kuning Kuning
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Berat Jenis 1,020 1.005-1.030
pH 6,0 5-8
Protein Positif 2 Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto Thoraks Tanggal (16/01/2018)
Suspek Kardiologi dengan LVH disertai edema paru dan efusi pleura kanan
dan terpasang CVC

DIAGNOSIS SEMENTARA
Post SC a/i PE with severe feature + CHF Fc III-IV ec MR moderate + TRALI
+ NH7

TERAPI
- O2 2L/i
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Meropenenem 1gr/8jam
- Inj. Transamin 500mg/8jam
- Inj Ketorolac 30mg/8jam
- Inj. Ranitidin 50mg/12jam
- Inj. Furosemide 20mg/12jam
- Captopril 3x25mg
- Digoxin 1x0,25mg
- Amlodipin 1x5mg
FOLLOW UP
Pukul Follow up 03/01/2018-10/01/2018
S : Batuk (+)
HPHT = 26/06/17, TP = 03/04/18
O : KU : sedang
TD : 180/130 mmHg, Nadi : 101 x/i, Suhu : 37ºC, RR : 35 x/i
Palpasi : TFU 3 jari di atas pusat, LL, his (-), DJJ :150x/I, regular, gerak(+).
A: PE with severe feature + GMG + KDR (28-29)mgg + LL + AH+ pneumonia dd tb paru + CHF Fc III-IV
ec PSA
P : O2 4 liter/menit
IVFD RL 20 gtt/i
Nifedipine tab 4x10mg
As. Folat tab 1x1
Inj. Dexamethasone 6mg/12j
Inj. Ceftriaxone 1gr/12j (paru) > Inj. Meropenem 1gr/12j (10/01/2018)
N-asetil sistein 3x200ml (paru)
Furosemide 1x40mg (kardio)
Inj. Cefazolin 2g/IV (10/01/2018)
R/ Foto thoraks
EKG pada tanggal 09/01/2018 dengan hasil CHF Fc III-IV EC PSA dd MR
Pemeriksaan BTA DS 3x
Koreksi albumin (2,2) - 1 Fls albumin pada tanggal (04/01/2018)
Awasi VS, HIS, DJJ, tanda perburukan ibu & janin
Operasi SC ELEKTIF pada tanggal 11/01/2018
Pukul Follow up 11/01/2018
0730 S : Terminasi Kehamilan
O : KU : sedang
TD : 160/120 mmHg, Nadi : 99 x/i, Suhu : 37ºC, RR : 26 x/i
Palpasi : TFU 3 jari di atas pusat, LL, his (-), DJJ :162x/I, regular,
gerak(+).
VT tidak dilakukan.
A: PE with severe feature + GMG + KDR (28-29)mgg + LL + AH+
pneumonia
dd tb paru + CHF Fc III-IV EC PSA
R/ OPERASI SECTIO CESAREA ELEKTIF
Pukul Follow up 11/01/2018
0940 S : sesak nafas (-), kejang (-)
O : KU : sedang
TD : 120/77 mmHg, Nadi : 68 x/i, Suhu : 36,5ºC, RR : 22 x/i
Anemia (+/+), ikterik (-/-)
Palpasi : soepel. peristaltik (+)N
TFU sejajar pusat, kontraksi kuat
A: Post SC a/I PE with severe feature + pneumonia dd tb paru + CHF
Fc III-IV
ec PSA + PD0
P : O2 4 liter/menit
IVFD RL 20 gtt/i
Furosemide 1x40mg (kardio)
Digoxin 1x40mg
Transfusi PRC 1 bag (post op)
R/ Transfusi PRC dan WB sesuai kebutuhan
Pukul Follow up 11/01/2018

1430 S : lemas (+), sesak nafas (-), kejang (-)


O : KU : sedang
TD : 80/70 mmHg, Nadi : 100 x/i, Suhu : 36,5ºC, RR : 22 x/i
Anemia (+/+), ikterik (-/-)
Palpasi : soepel. peristaltik (+)N
TFU sejajar pusat, kontraksi kuat
A: Post SC a/I PE with severe feature + pneumonia dd tb paru + CHF Fc III-IV ec
PSA + Peny. Anemia + PD0
P : O2 4 liter/menit
IVFD RL 20 gtt/i
Furosemide 1x40mg (kardio)
Digoxin 1x40mg (kardio)
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Ketorolac 30mg/8jam
Inj. Ranitidine 50mg/12jam
Transfusi PRC 1 bag (jam 1600)
R/ Transfusi PRC sesuai kebutuhan
Pukul Follow up 12/01/2018
0700 S : lemas (-), sesak nafas (-), kejang (-)
O : KU : sedang
TD : 110/70 mmHg, Nadi : 102 x/i, Suhu : 36,5ºC, RR : 22 x/i
Anemia (+/+), ikterik (-/-)
Palpasi : soepel. peristaltik (+)N
TFU sejajar pusat, kontraksi kuat
A: Post SC a/I PE with severe feature + pneumonia dd tb paru + CHF Fc III-IV
EC
PSA + Peny. Anemia + PD1
P : O2 4 liter/menit
IVFD RL 20 gtt/i
Furosemide 1x40mg (kardio)
Digoxin 1x40mg (kardio)
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Ketorolac 30mg/8jam
Inj. Ranitidine 50mg/12jam
R/ Transfusi 2 PRC sesuai kebutuhan (Hb: 6,9) 1 PRC/hari
Pukul Follow up 13/01/2018
0700 S : lemas (-), sesak nafas (-), kejang (-)
O : KU : sedang
TD : 140/80 mmHg, Nadi : 97 x/i, Suhu : 36,5ºC, RR : 20 x/i
Anemia (-/-), ikterik (-/-)
Palpasi : soepel. peristaltik (+)N
TFU: 1 jari dibawah pusat, kontraksi kuat
A: Post SC a/I PE with severe feature + pneumonia dd tb paru + CHF Fc III-IV
EC
PSA + Peny. Anemia + PD2
P : O2 4 liter/menit
IVFD RL 20 gtt/i
Furosemide 1x40mg (kardio)
Digoxin 1x40mg (kardio)
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Ketorolac 30mg/8jam
Inj. Ranitidine 50mg/12jam
Nifedipine 4x10mg
Pukul Follow up 13/01/2018
2200 S : lemas (-), sesak nafas (+), batuk darah (+), buih kemerahan (+), mengigil(+)
O : KU : sedang
TD : 190/90 mmHg, Nadi : 100 x/i, Suhu : 36,5ºC, RR : 26 x/i
Rales: ½ lapangan paru
A: Post SC a/I PE with severe feature + pneumonia dd tb paru + CHF Fc III-IV
ec PSA + Peny. Anemia + PD2
P : O2 4 liter/menit
IVFD RL 20 gtt/i
Furosemide 1x40mg (kardio)
Digoxin 1x40mg (kardio)
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Ketorolac 30mg/8jam
Inj. Ranitidine 50mg/12jam
ISDN 3x5 (kardio)
Captopril 3x25mg
Nifedipine 4x10mg
R/ D-dimer, Foto thoraks PA
Rawatan ICU
Pukul Follow up 13/01/2018-16/01/2018
S : sesak nafas berkurang, batuk darah(-)
O : KU : sedang
TD : 150/90 mmHg, Nadi : 97 x/i, Suhu : 36,5ºC, RR : 20 x/i
Anemia (-/-), ikterik (-/-)
Palpasi : soepel. peristaltik (+)N
TFU: 2 jari dibawah pusat, kontraksi kuat
A: Post SC a/I PE with severe feature + acute lung injury + CHF Fc III-IV EC
PSA + TRALI (16/01/2018)
P : O2 NR 6-7 l/i
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Meropenem 1gr/8jam (paru)
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Ketorolac 30mg/8jam
Inj. Ranitidine 50mg/12jam
Inj Transamin 500mg/8jam (paru)
Furosemide 1x20mg (kardio)
Digoxin 1x40mg (kardio)
Captopril 3x2,5mg (kardio)
Amplodipine 1x5mg (kardio)
R/ Rawat di ICU
Awasi VS, balance cairan
ACC pindah ruangan tanggal 17/01/18
Pukul Follow up 17/01/2018-19/01/2018
S : sesak nafas berkurang, batuk darah(-)
O : KU : sedang
TD : 140/80 mmHg, Nadi : 97 x/i, Suhu : 36,5ºC, RR : 20 x/i
Anemia (-/-), ikterik (-/-)
Palpasi : soepel. peristaltik (+)N
TFU: 2 jari dibawah pusat, kontraksi kuat
A: Post SC a/I PE with severe feature + acute lung injury + CHF Fc III-IV EC PSA + ALI
P : O2 nasal canul 4 l/i
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Meropenem 1gr/8jam (paru)
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Ketorolac 30mg/8jam
Inj. Ranitidine 50mg/12jam
Inj Transamin 500mg/8jam (paru)
Furosemide 1x20mg (kardio)
Digoxin 1x40mg (kardio)
Captopril 3x2,5mg (kardio)
Amplodipine 1x5mg (kardio)
R/ Perbaikan keadaan umum
BAB 4
DISKUSI KASUS
TEORI KASUS
Definisi Pada pasien dijumpai sesak nafas selama dan setelah menerima

Transfusion Related Acute Lung Injury (TRALI) didefinisikan transfusi darah dalam waktu 6 jam. Keluhan lain seperti ronkhi,

sebagai dyspnea akut dengan hipoksia dan infiltrat paru bilateral batuk berdarah, buihan merah juga telah dijumpai.

selama atau dalam waktu 6 jam setelah transfusi, dengan tidak


adanya overload sirkulasi atau kemungkinan penyebab lainnya,
atau dengan adanya Human Leucocyte Antigen (HLA) atau
Human Neutrophil Antigen (HNA) antibodi yang sama dengan
penerima.
TEORI KASUS
Faktor Resiko Pasien telah menerima transfusi darah PRC sebanyak 4 bag.

1. Faktor Resiko Penerima

 penyakit hati stadium akhir


 graft bypass arteri koroner
 keganasan hematologis
 transfusi masif
 mekanis ventilasi
 sepsis
 konsumsi alkohol berat

2. Faktor Resiko Terkait Transfusi

 Produk darah termasuk volume plasma tinggi (platelet


konsentrat, whole blood, dan FFP) telah dikaitkan dengan
insiden TRALI yang lebih tinggi.
 Usia produk darah telah disarankan untuk meningkatkan
risiko untuk TRALI.
TEORI KASUS
Manifestasi Klinis Keluhan rasa lemas telah dijumpai setelah ditransfusi dengan
PRC sebanyak 1 bag. hipotensi telah dijumpai 80/70mmHg.
Pasien hadir dengan kesulitan bernafas (dyspnea), hipoksia,
edema paru pada pemeriksaan, dan infiltrat cairan bilateral pada Setelah ditransfusi dengan PRC bag kedua pasien tampak sehat
foto thorax dada selama atau dalam 6 jam transfusi. Sebagian dan keluhan berkurang. Setelah itu, direncanakan untuk
besar kasus terjadi selama atau dalam 1 sampai 2 jam transfusi. menambah PRC sebanyak 2 bag lagi karena Hb pasien masih
6,9. Tiada keluhan setelah ditransfusi PRC bag ketiga. setelah
Tanda dan gejala meliputi takipnea, sekresi paru berbusa,
ditransfusi bag keempat pasien mengeluhkan sesak, batuk darah
hipotensi (kurang umum hipertensi), demam, takikardia dan
dan buih kemerahan dan mengigil telah dijumpai.
sianosis. Auskultasi bidang paru-paru menunjukkan adanya
ronkhi.
TEORI KASUS
Penatalaksanaan Pasien telah dirawat di ICU dengan mesin ventilator.
Pengobatan TRALI yang utama adalah dengan tambahan
oksigen dan dalam kebanyakan kasus ventilasi
mendukung.
Transfusi harus dihentikan segera jika TRALI dicurigai
BAB 5
KESIMPULAN
• Ny.RM , 37 tahun , G6P3A2, Melayu, Islam, SD, IRT i/d Tn. S, 42 tahun , Jawa ,Islam, SD,
Wiraswasta datang ke RSUP HAM dengan keluhan utama pusing. Pasien merupakan pasien rujukan
dari RSUD Kisaran dengan diagnosa PEB + EMG + KDR(26-28)mgg + AH. Pasien telah menjalani
operasi section ceaserea untuk terminasi kehamilan pada tanggal 10/01/2018 atas indikasi faktor resiko
pre-eclampsia berat dan perbaikan keadaan umum ibu. Pada tanggal 11/01/2018 menurut hasil lab post
operasi Hb pasien adalah 6.1. Pasien telah ditransfusi dengan 2 bag PRC dan masih tidak ada
perubahan pada Hb, hasil lab menunjukkan Hb sebanyak 6.9. Setelah itu, pasien telah ditansfusi
dengan 2 bag PRC dan keluhan telah timbul. Pasien di rawat di ICU pada tanggal 13/01/2018. Pasien
telah diterapi dengan furosemide 1 x 20mg, injeksi ceftriaxone 1gr per 12 jam, injeksi ketorolac 30mg
per 8 jam, injeksi ranitidine 50mg per 12 jam, injeksi meropenem 1gr per 8 jam, injeksin transamin
500mg per 8 jam, digoxin 1 x 40mg, captopril 3 x 2,5 mg, amlodipine 1 x 5mg dan dengan bantuan
oksigen 6 - 7 ltr melalui non rebreathing mask . Pada tanggal 17/01/2018 pasien telah di acc untuk
dipindahkan ke ruangan dan pasien teah dirawat untuk perbaikan keaadaan umum. Pada tanggal
22/01/2018, pasien telah PBJ.
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai