Anda di halaman 1dari 12

Polimorfisme Genetika

ALI FUCHIH SIAUW


Definisi Polimorfisme

 Polimorfisme genetik didefinisikan sebagai


“Adanya individu-individu dengan sifat genetik
yang berlainan (mutasi gen) tetapi hidup secara
bersamaan dalam populasi, di mana frekuensi
masing-masing selalu tetap dan tidak berubah
oleh karena adanya mutasi genetik”.
BENTUK-BENTUK POLIMORFISME FARMAKOGENETIK

 Secara umum bentuk keanekaragaman genetik,


khususnya polimorfisme genetik dalam pengaruh
obat dapat terjadi dalam berbagai tingkat proses
biologik obat dalam tubuh, yakni :
 Proses farmakokinetik: proses absorpsi, distribusi,
metabolisme, dan ekskresi obat.
 Proses farmakodinamik: dalam proses interaksi antara
molekul obat dengan reseptornya, di mana terdapat kepekaan
reseptor yang abnormal terhadap molekul obat (kepekaan
reseptor obat).
Polimorfisme farmakogenetik dalam proses kinetik

 Polimorfisme genetik dalam proses absorpsi, distribusi,


dan ekskresi obat, tidak banyak dijumpai dan diketahui.
Yang paling banyak dijumpai adalah adanya
polimorfisme dalam metabolisme obat Proses absorpsi.
 Kemungkinan polimorfisme genetik dalam proses
absorpsi dapat diperkirakan kalau individu-individu
dengan ciri-ciri genetik tertentu, tidak dapat
mengabsorpsi obat, nutriensia atau vitamin-vitamin
karena tidak mempunyai faktor pembawa (carrier)
spesifik untuk obat atau nutriensia atau vitamin yang
bersangkutan.
 Proses metabolisme.
Bentuk-bentuk polimorfisme genetik yang banyak
dikenal adalah dalam proses metabolisme oleh karena
adanya keanekaragaman enzim yang berperan dalam
metabolisme obat, baik secara kuantitatif atau secara
kualitatif umumnya karena adanya perbedaan secara
kuantitatif enzim oleh karena sintesis enzim yang
dipengaruhi oleh faktor genetik, misalnya :
 Perbedaan antara asetilator cepat dan asetilator lambat lebih banyak
dikarenakan perbedaan aktifitas enzim asetil-transferase karena
jumlahnya yang berbeda.
 Proses ekskresi.
Kemungkinan adanya gangguan sekresi aktif di tubuli renalis
karena tidak adanya pembawa spesifik secara teoritik dapat
terjadi.

 Amplifikasi Acak Polimorfisme DNA


 merupakan satu jenis penanda molekular yang banyak dipakai
dalam penelitian dan diagnostik biologi molekular. Penanda
ini lebih dikenal sebagai RAPD (biasa dipanggil "rapid"),
singkatan dari Random Amplification of Polymorphic DNA.
 Sebagai penanda genetik,
 RAPD dikenal sebagai penanda yang relatif murah dan tidak
memerlukan keterampilan teknis yang tinggi.
 Penanda ini bersifat dominan, dalam arti, ia dapat
membedakan kelas genotipe resesif dari kelas-kelas genotipe
yang lain.
 RAPD memerlukan teknik PCR dan elektroforesis gel dalam
penerapannya.
 Kelemahan RAPD yang sangat dikenal adalah dapat
memberikan hasil yang berbeda-beda apabila diulang,
sehingga dianggap kurang handal (reliable), khususnya bagi
keperluan diagnostik, seperti sidik jari DNA.
Polimorfisme Panjang Berkas Restriksi

 Polimorfisme Panjang Berkas Restriksi (Restriction


Fragment Length Polymorphism/RFLP) merupakan
penanda molekul yang pertama kali ditemukan dan
digunakan.
 Penggunaannya dimungkinkan semenjak orang
menemukan enzim endonuklease restriksi (RE), suatu
kelas enzim yang mampu mengenal dan memotong
seurutan pendek basa DNA (biasanya 4-6 urutan basa).
 Enzim ini dihasilkan oleh bakteri dan dinamakan
menurut spesies bakteri yang menghasilkannya.
 Contoh:
 EcoRI adalah enzim RE yang dihasilkan dari bakteri
Escherichia coli strain RI (baca: R satu) BamHIII diperoleh
dari bakteri Bacillus americanus strain HIII (H tiga). RFLP
bersifat kodominan dan cukup berlimpah serta soenzim
 Bentuk molekul enzim tidak selalu sama pada suatu
spesies. Variasi bentuk dapat muncul pada suatu
enzim dengan fungsi yang sama karena mutasi atau
"kesalahan" dalam proses transkripsi. Jika variasi
terjadi pada bagian enzim yang aktif (gugus aktif),
kemungkinan besar enzim tidak berfungsi sama
sekali.
 Jika variasi terjadi pada bagian enzim yang tidak
aktif , biasanya terjadi perubahan pada daya kerja
enzim tetapi enzim masih tetap berfungsi. Variasi ini
dikenal sebagai isoenzim atau isozim.
 Isoenzim merupakan produk dari gen-gen yang
homolog sehingga belum tentu berasal dari lokus
yang sama dan berasal dari lokus yang sama dikenal
sebagai allozim (dari allozyme, "allelic enzyme")
 Variasi yang disebabkan oleh mutasi dapat
diwariskan dan dapat digunakan sebagai pembeda
antara satu varietas dengan varietas yang lain karena
menunjukkan polimorfisme.
 Setiap isoenzim bermuatan listrik berbeda-beda
(karena perubahan urutan asam amino
penyusunnya) sehingga akan bergerak dengan
kecepatan yang berbeda pula pada elektroforesis.
 Perilaku ini dimanfaatkan dalam genetika molekular
untuk membedakan suatu sampel dengan sampel
yang lain polimorfik.
 Penanda ini juga mudah dipetakan dalam peta
genetik dan bersifat stabil. Kelemahannya, penanda
ini memerlukan DNA dalam jumlah besar, lama
(memerlukan waktu tiga hari), serta melibatkan
penggunaan pelabelan isotop radioaktif (meskipun
kini telah ditemukan teknik tanpa radioaktif).

Anda mungkin juga menyukai