Documents - Tips Asma Bronkialppt
Documents - Tips Asma Bronkialppt
TB PARU
Identitas pasien
• Nama : Ny. K
• No rm : 080492
• Tanggal lahir : 17 April 1958
• Usia : 59 tahun
• Pekerjaan : Swasta
• Status : Menikah
• Agama : Islam
Anamnesis
• Keluhan utama : sesak napas
1.KLINIS
2.PEMERIKSAAN PENUNJANG :
a. Mikroskopis ( dahak SPS )
b. Pemeriksaan Biakan
c. Foto Thorak
d. lain2 sesuai indikasi
Tersangka Penderita TBC/ Suspek TBC
Alur diagnosis TB
Tdk ada
Foto Thoraks dan perbaikan Ada perbaikan
Pertimbangan Dokter
Pemeriksaan Dahak
Mikroskopis
Hasil BTA Hasil BTA
+++ ---
++-
PRINSIP PENGOBATAN :
1. OAT diberikan dalam bentuk kombinasi bbrp obat,dlm
jumlah cukup dan dosis yang tepat sesuai kategori
pengobatan.
2. Untuk menjamin kepatuhan pasien minum obat
dilakukan pengawasan langsung (DOT=Directly
Observed Treatment) oleh seorang PMO
Jenis, sifat dan dosis OAT
Tahap awal (intensif)
o Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat
obat setiap hari dan perlu diawasi secara
langsung untuk mencegah terjadinya
resistensi obat.
o Bila pengobatan tahap intensif tersebut
diberikan secara tepat, biasanya pasien
menular menjadi tidak menular dalam kurun
waktu 2 minggu.
o Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi
BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.
Tahap Lanjutan
o Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis
obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu
yang lebih lama
o Tahap lanjutan penting untuk membunuh
kuman persisten sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan
Paduan OAT yang digunakan di
Indonesia
o Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
o Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Disamping kedua kategori ini, disediakan
paduan obat sisipan (HRZE)
o Kategori Anak: 2HRZ/4HR
OAT disediakan dalam bentuk paket :
a. OAT-KDT ( Kombinasi Dosis Tetap )
b. OAT-Kombipak
• Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2
atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya
disesuaikan dengan berat badan pasien.
Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk
satu pasien.
• Paket Kombipak.
Adalah paket obat lepas yang terdiri dari RHZE
yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan
OAT ini disediakan program untuk digunakan
dalam pengobatan pasien yang mengalami
efek samping OAT KDT.
Paduan OAT dan peruntukannya.
• Kasus lain
semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas.
Dalam kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu pasien
dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah
selesai pengobatan ulangan
c. OAT Sisipan (HRZE)
Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan
paket untuk tahap intensif kategori 1 yang
diberikan selama sebulan (28 hari).
Evaluasi pengobatan
• Evaluasi klinik
1. penderita dievaluasi setiap 2 mgg pd
bulan I dan setiap bulan utk pengobatan
selanjutnya.
2. respons pengobatan, ada tidaknya ES/
dan komplikasi penyakit
3. klinik keluhan, BB, pemeriksaan fisis
• Evaluasi bakteriologik
1. tujuan u/ melihat konversi dahak
2. pemeriksaan dan evaluasi pemrk
mikroskopik sblm pengobatan, stlh 2 bln
fase intensif dan pada akhir pengobatan
3. bila ada fasilitas biakan (0-2-6)
• Evaluasi radiologik
1. sblm pengobatan
2. stlh fase intensif
3. akhir pengobatan
Tindak lanjut
hasil
pemeriksaan
ulang dahak
EFEK SAMPING RINGAN OAT
EFEK SAMPING BERAT OAT
TATALAKSANA PASIEN YG BEROBAT TDK TERATUR
No. Keadaan Khusus Keterangan pengobatan
1. Kehamilan Hampir semua OAT aman untuk kehamilan, kecuali streptomisin (bersifat
permanent ototoksik, menembus sawar plasenta)
2. Ibu menyusui & bayinya Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui. Ibu dan bayi tidak perlu
dipisahkan dan bayi tersebut dapat terus disusui. Pengobatan pencegahan
dengan INH.
3. Pengguna kontrasepsi Sebaiknya mengggunakan kontrasepsi non-hormonal/kontrasepsi yang
mengandung estrogen dosis tinggi (50 mcg). (Rifampisin berinteraksi
dengan kontrasepsi hormonal, shg dapat menurunkan efektifitas
kontrasepsi)
4. Dgn HIV AIDS Sama dgn pasien TB lainnya, dgn mendahulukan
pengobatan TB drpd terapi ARV.
5. Dgn hep.akut Ditunda sampai Hep.akutnya mengalami penyembuhan. Pada keadaan
dimana pengobatan Tb sangat diperlukan dapat diberikan
streptomisin (S) dan Etambutol (E) maksimal 3 bulan sampai hepatitisnya
menyembuh dan dilanjutkan dengan Rifampisin (R) dan Isoniasid (H) selama
6 bulan
6. Dgn kelainan hati kronik Jk SGOT dan SGPT ↑ > 3x OAT tidak diberikan dan bila telah dalam
pengobatan, harus dihentikan. Jk ↑nya < 3x, pengobatan dapat
dilaksanakan /diteruskan dg pengawasan ketat. Pasien dg Kel.hati,
Pirasinamid (Z) tidak boleh digunakan. Paduan OAT yang dapat dianjurkan
adalah 2RHES/6RH atau 2HES/10HE.
7. Dgn gagal ginjal HRZ dpt diberikan dgn dosis standar, S & E dihindari penggunaannya.
Paduan OAT yang paling aman untuk pasien dengan gagal ginjal adalah
2HRZ/4HR.
8. Dgn DM Insulin dpt digunakan, stlh pengobatan gunakan OHO kembali. Rimpapisin
dpt ↓ efek OHO (SU) & hati2 dg Etambutol.
Terima Kasih