Anda di halaman 1dari 44

Laporan Jaga

TB PARU
Identitas pasien
• Nama : Ny. K
• No rm : 080492
• Tanggal lahir : 17 April 1958
• Usia : 59 tahun
• Pekerjaan : Swasta
• Status : Menikah
• Agama : Islam
Anamnesis
• Keluhan utama : sesak napas

• RPS : Sesak napas, sesak bertambah jika berjalan.


terdapat batuk-batuk sudah 5 bulan. Pusing (+), mual (+),
nafsu makan menurun, terdapat penurunan BB
• RPD :
• Riw pengobatan TB 2 thn lalu  tuntas
• Riw pengobatan TB 1 thn lalu  tidak tuntas
PEMERIKSAAN FISIK
• KU: TAMPAK SAKIT SEDANG KESADARAN: CM
• TD: 106/65 N: 80 RR: 32X/MENIT T: 36,5 Sa: 98% NRM
• MATA : KONJUNGTIVA ANEEMIS
• HIDUNG : DALAM BATAS NORMAL
• MULUT : DALAM BATAS NORMAL
• TENGGOROKAN: DALAM BATAS NORMAL
• LEHER : DALAM BATAS NORMAL

• PARU : GERAK SIMETRIS, RETRAKSI, RONKHI PARU KANAN


• ABDOMEN : DALAM BATAS NORMAL
• KULIT : LEMBAB
• MUSKULOSKELETAL : DALAM BATAS NORMAL
• REFLEKS CAHAYA: (+/+), DIAMETER PUPIL (2,5MM/2,5MM)
• KEKUATAN: 5/5 5/5 GERAK: B/B B/B
• KEBUTUHAN KHUSUS : WALKER
DIAGNOSA
• OBS DYSPNEU + RIW TB PARU
TATALAKSANA
• NRM 10 LPM
• Inf RL 10 tpm
• Inj ranitidin 1 amp
prognosis
• dubia
Tuberkulosis
• Penyakit infeksi kronik yg disebabkan oleh
Mycobakterium tuberculosis
Faktor risiko kejadian TB
GEJALA KLINIS PASIEN TB PARU

Gejala Utama pasien TB Paru adalah batuk berdahak


selama 2-3 minggu atau lebih
dapat diikuti dg :
• Dahak bercampur darah
• Sesak nafas
• Badan lemas
• BB menurun
• Malaise
• Berkeringat malam hari tanpa aktivitas fisik
• Demam yg tidak terlalu tingg lebih dari 1 bulan
PENEGAKAN DIAGNOSA TB

1.KLINIS
2.PEMERIKSAAN PENUNJANG :
a. Mikroskopis ( dahak SPS )
b. Pemeriksaan Biakan
c. Foto Thorak
d. lain2 sesuai indikasi
Tersangka Penderita TBC/ Suspek TBC
Alur diagnosis TB

Periksa Dahak Sewaktu,Pagi,Sewaktu (SPS)

Hasil BTA Hasil BTA


+++ Hasil BTA ---
++- +--

Antibiotik Non OAT

Tdk ada
Foto Thoraks dan perbaikan Ada perbaikan
Pertimbangan Dokter

Pemeriksaan Dahak
Mikroskopis
Hasil BTA Hasil BTA
+++ ---
++-

Foto Thoraks dan


Pertimbangan Dokter

TB Paru Bukan TB Paru


KLASIFIKASI PENYAKIT TB

1.Lokasi atau organ tubuh yang kena


a. Paru
b. Extra Paru
2.Bakteriologis
a. BTA Positif
b. BTA Negatif
3. Tingkat keparahan penyakit
a. Ringan
b. Berat
4.Riwayat Pengobatan sebelumnya
a.Kasus Baru
b.Relaps
c.Default
d.Failure
e.Transfer In
f.lain2→kasus kronik
PENGOBATAN TB
TUJUAN : menyembuhkan pasien, memutuskan rantai
penularan dan mencegah resistensi kuman

PRINSIP PENGOBATAN :
1. OAT diberikan dalam bentuk kombinasi bbrp obat,dlm
jumlah cukup dan dosis yang tepat sesuai kategori
pengobatan.
2. Untuk menjamin kepatuhan pasien minum obat
dilakukan pengawasan langsung (DOT=Directly
Observed Treatment) oleh seorang PMO
Jenis, sifat dan dosis OAT
Tahap awal (intensif)
o Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat
obat setiap hari dan perlu diawasi secara
langsung untuk mencegah terjadinya
resistensi obat.
o Bila pengobatan tahap intensif tersebut
diberikan secara tepat, biasanya pasien
menular menjadi tidak menular dalam kurun
waktu 2 minggu.
o Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi
BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.
Tahap Lanjutan
o Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis
obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu
yang lebih lama
o Tahap lanjutan penting untuk membunuh
kuman persisten sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan
Paduan OAT yang digunakan di
Indonesia
o Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
o Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Disamping kedua kategori ini, disediakan
paduan obat sisipan (HRZE)
o Kategori Anak: 2HRZ/4HR
OAT disediakan dalam bentuk paket :
a. OAT-KDT ( Kombinasi Dosis Tetap )
b. OAT-Kombipak
• Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2
atau 4 jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya
disesuaikan dengan berat badan pasien.
Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk
satu pasien.
• Paket Kombipak.
Adalah paket obat lepas yang terdiri dari RHZE
yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan
OAT ini disediakan program untuk digunakan
dalam pengobatan pasien yang mengalami
efek samping OAT KDT.
Paduan OAT dan peruntukannya.

a. Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3)


Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
• Pasien baru TB paru BTA positif.
• Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
• Pasien TB ekstra paru
Dosis untuk panduan obat KDT
kategori 1
TB ekstra paru :
• Meningitis
• TB kelenjar
• TB milier
• Perikarditis
• Peritonitis
• Bilateral atau efusi pleura luas
• Spinal
• Intestinal
• genitourinari
TB paru berdasarkan hsl pemeriksaan dahak (BTA)
terbagi :
• TB paru BTA (+) :
- sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak
hasilnya BTA(+)
- 1 spesimen dahak hasilnya BTA(+) dan kel radiologik
 tb aktif
- 1 spesimen dahak (+) dan biakan (+)
- 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah
3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan
sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada
perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT
• Tuberkulosis paru BTA (-)
- Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
negative
- Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran
tuberkulosis.
- Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika
non OAT.
- Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk
diberi pengobatan
Tipe Pasien Uraian Hasil Tindak Lanjut
BTA
Px baru BTA Akhir tahap Neg Tahap Lanjutan
(+ ) kat. 1 intensif
Pos OAT Sisipan 1 bln
→ tahap lanjutan
Sebln sblm Neg SEMBUH
AP atau
Pos GAGAL →
Akhir
Kategori 2
Pengobatan
Tipe Pasien Uraian Hasil Tindak Lanjut
BTA
Pasien baru Akhir Neg Tahap Lanjutan sp
BTA (-) tahap selesai→Pengobat
Rontgen (+) intensif an Lengkap
Pos Ganti kategori 2
dimulai dari awal
b. Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA
positif yang telah diobati sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus
berobat (default)
Panduan obat KDT untuk kategori 2
Tipe Pasien Uraian Hasil Tindak Lanjut
BTA

Px BTA (+ ) Akhir tahap Neg Tahap Lanjutan


kat. 2 intensif
Pos OAT Sisipan 1
bln→ tahap
lanjutan, rujuk uji
kepekaan obat
Sebln sblm Neg SEMBUH
AP atau
Akhir Pos KRONIK → Rujuk
Pengobatan ke Spesialis Paru
Definisi kasus TB
• Kasus baru
penderita belum pernah mendpt OAT atau sudah
pernah menelan OAT< 1 bulan
• Fase awal :
Selama fase awal pengobatan TB  masa paling
cepat membunuh kuman TB
Pasien infeksius  noninfeksius (2 mgg)
Sputum BTA (+)  (-) dalam wkt 2 bln
• Fase lanjutan : obat mengeliminasi kuman yg
tersisa.
mencegah relaps setelah pengobatan lengkap
• Kasus kambuh (relaps)
penderita TB yg sblmnya pernah mendapat
OAT dan telah dinyatakan sembuh kemudian
didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan
atau kultur)
• Kasus setelah putus berobat (Default ) pasien
yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan
atau lebih dengan BTA positif
• Kasus setelah gagal (Failure)
pasien yang hasilpemeriksaan dahaknya tetap
positif atau kembali menjadi positif pada bulan
kelima atau lebih selama pengobatan
• Kasus Pindahan (Transfer In)
pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register
TB lain untuk melanjutkan pengobatannya

• Kasus lain
semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas.
Dalam kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu pasien
dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah
selesai pengobatan ulangan
c. OAT Sisipan (HRZE)
Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan
paket untuk tahap intensif kategori 1 yang
diberikan selama sebulan (28 hari).
Evaluasi pengobatan
• Evaluasi klinik
1. penderita dievaluasi setiap 2 mgg pd
bulan I dan setiap bulan utk pengobatan
selanjutnya.
2. respons pengobatan, ada tidaknya ES/
dan komplikasi penyakit
3. klinik  keluhan, BB, pemeriksaan fisis
• Evaluasi bakteriologik
1. tujuan u/ melihat konversi dahak
2. pemeriksaan dan evaluasi pemrk
mikroskopik sblm pengobatan, stlh 2 bln
fase intensif dan pada akhir pengobatan
3. bila ada fasilitas biakan  (0-2-6)
• Evaluasi radiologik
1. sblm pengobatan
2. stlh fase intensif
3. akhir pengobatan
Tindak lanjut
hasil
pemeriksaan
ulang dahak
EFEK SAMPING RINGAN OAT
EFEK SAMPING BERAT OAT
TATALAKSANA PASIEN YG BEROBAT TDK TERATUR
No. Keadaan Khusus Keterangan pengobatan

1. Kehamilan Hampir semua OAT aman untuk kehamilan, kecuali streptomisin (bersifat
permanent ototoksik, menembus sawar plasenta)
2. Ibu menyusui & bayinya Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui. Ibu dan bayi tidak perlu
dipisahkan dan bayi tersebut dapat terus disusui. Pengobatan pencegahan
dengan INH.
3. Pengguna kontrasepsi Sebaiknya mengggunakan kontrasepsi non-hormonal/kontrasepsi yang
mengandung estrogen dosis tinggi (50 mcg). (Rifampisin berinteraksi
dengan kontrasepsi hormonal, shg dapat menurunkan efektifitas
kontrasepsi)
4. Dgn HIV AIDS Sama dgn pasien TB lainnya, dgn mendahulukan
pengobatan TB drpd terapi ARV.
5. Dgn hep.akut Ditunda sampai Hep.akutnya mengalami penyembuhan. Pada keadaan
dimana pengobatan Tb sangat diperlukan dapat diberikan
streptomisin (S) dan Etambutol (E) maksimal 3 bulan sampai hepatitisnya
menyembuh dan dilanjutkan dengan Rifampisin (R) dan Isoniasid (H) selama
6 bulan
6. Dgn kelainan hati kronik Jk SGOT dan SGPT ↑ > 3x OAT tidak diberikan dan bila telah dalam
pengobatan, harus dihentikan. Jk ↑nya < 3x, pengobatan dapat
dilaksanakan /diteruskan dg pengawasan ketat. Pasien dg Kel.hati,
Pirasinamid (Z) tidak boleh digunakan. Paduan OAT yang dapat dianjurkan
adalah 2RHES/6RH atau 2HES/10HE.
7. Dgn gagal ginjal HRZ dpt diberikan dgn dosis standar, S & E dihindari penggunaannya.
Paduan OAT yang paling aman untuk pasien dengan gagal ginjal adalah
2HRZ/4HR.
8. Dgn DM Insulin dpt digunakan, stlh pengobatan gunakan OHO kembali. Rimpapisin
dpt ↓ efek OHO (SU) & hati2 dg Etambutol.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai