Anda di halaman 1dari 35

PENEMUAN DAN PENGOBATAN

TUBERKULOSIS (TBC)

SOFYAN BUDI RAHARJO

KOPI TB SEMARANG 2022


DIAGNOSIS
KASUS 1
Seorang wanita 22 tahun datang di
Poli Rawat Jalan dengan keluhan
batuk sudah sejak 8 bulan, demam (+)
naik turun, BB turun (+), napsu
makan turun (+), keringat malam (+)
Foto thorak serial
TERDUGA TBC
Semua pasien dengan gejala batuk berdahak
selama 2 minggu atau lebih. Batuk diikuti dengan
gejala tambahan, yaitu dahak bercampur dahak,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, malaise,
keringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam
Penegakan
meriang lebihdiagnosis TBC ditetapkan
dari satu bulan, secara klinis
sebagai
harus
suspek TBdidahului dengan pemeriksaan
bakteriologis sesuai dengan alur diagnosis
MTB POS RIF SENSITIF*
PEMERIKSAAN UJI KEPEKAAN INH PADA PASIEN
RIWAYAT PENGOBATAN SEBELUMNYA

RESISTEN INH SENSITIF INH

PENGOBATAN TBC LANJUTKAN PENGOBATAN


MONORESISTEN INH TBC LINI SATU

*)INISIASI PENGOBATAN LINI SATU


KASUS 2
Pasien laki-laki 50 tahun datang di
Poli Rawat Jalan dengan keluhan
batuk tidak sembuh-sembuh selama 2
bulan, batuk kadang disertai darah,
demam (+) hanya sumeng kadang,
napsu makan turun, BB turun
Pasien mengatakan riwayat sakit gula
sejak 2 tahun ini minum obat tidak
teratur
Pemeriksaan penunjang

• Darah
GDS 312, HBA1C : 10,1

• Sputum
TCM : MTb not detected
Foto thorak

OAT
MTBNOT
MTB NEGATIF
DETECTED

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS/ANTIBIOTIKA
SPEKTRUM LUAS

ABNORMALITAS PARU GAMBARAN PARU TAMPAK


YANG MENGARAH KE NORMAL/ ADA PERBAIKAN
TBC/TIDAK ADA KLINIS
PERBAIKAN KLINIS

PENGOBATAN TBC SO
DENGAN OAT LINI SATU BUKAN TBC
PENGOBATAN
PENGOBATAN TB
KOMBINASI
DOSIS TETAP

KATEGORI I

KATEGORI II

 TAHUN 2021 TIDAK DISEDIAKAN KATEGORI II


 PERSEDIAAN YANG MASIH DIMANFAATKAN SAMPAI
HABIS
DOSIS OAT LINI I KOMBINASI DOSIS TETAP(KDT)
FASE INTENSIF FASE LANJUTAN
BERAT BADAN KG RHZE RH
150/75/400/275 150/75
SELAMA 8MINGGU SELAMA 16MINGGU
30-37 2 TABLET KDT 2 TABLET KDT
38-54 3 TABLET KDT 3 TABLET KDT
55-70 4 TABLET KDT 4 TABLET KDT

DOSIS OAT LEPASAN LINI I


NAMA OBAT DOSIS HARIAN
DOSIS MG/KGBB DOSIS MAKSIMAL MG
RIFAMPICIN(R) 10(8-12) 600
INH(H) 5(4-6) 300
PIRAZINAMID(Z) 25(15-30) 3000
ETHAMBUTOL (E) 15(12-18) 1600
KATEGORI I/OAT LINI I
Dosis harian
 Akan mulai dipergunakan secara
bertahap.
 Pada tahun 2021 , prioritas
pemberian OAT ini adalah untuk :
1) Pasien TBC HIV
2) Kasus 'TBC yang diobati di Rumah Sakit

3) Kasus TBC dengan hasil MTB pos


Rifampisin sensitif dan Rifampisin
indeterminate dengan riwayat
pengobatan sebelumnya.
Pengobatan TB RO di Indonesia
• Sejak Agustus 2020, paduan pengobatan TB RO di Indonesia tidak
lagi menggunakan obat injeksi (all-oral regimen), kecuali untuk kasus
tertentu dapat diberikan Amikasin atau Streptomisin.

• Berdasarkan durasinya, paduan pengobatan TB RO dibagi menjadi:


Paduan jangka pendek (9-11 bulan)
Paduan jangka panjang (18-24 bulan)

• Untuk anak dengan TB RO (<18 tahun), mengikuti panduan yang


susah disusun oleh Pokja TB RO Anak pada Bab IX Juknis TB RO
Subdit TB Ditjen P2P - 2020
MTB POS RIF RESISTEN
Kirim specimen untuk uji kepekaan obat(LPA lini
kedua dan pemeriksaan biakan uji kepekaan)
TUNGGU HASIL MAKSIMAL 7 HARI

TIDAK
MEMENUHI KRITERIA
MEMENUHI KRITERIA

PADUAN STANDAR
PADUAN STANDAR
JANGKA PENDEK
JANGKA PANJANG
Paduan Pengobatan TB RO
Jangka Pendek

Subdit TB Ditjen P2P - 2020


Komposisi Paduan TB
RO Jangka Panjang

Contoh paduan: 6 Bdq – Lfx atau Mfx – Lzd – Cfz – Cs / 14 Lfx atau Mfx– Lzd – Cfz – Cs

Subdit TB Ditjen P2P - 2020


PEMANTAUAN PENGOBATAN
Pemantauan pengobatan
pasien TBC SO
menggunakan pemeriksaan
mikroskopis (BTA).

Pemantauan pengobatan
pasien TBC RO
menggunakan pemeriksaan
mikroskopis (BTA) dan
kultur
pemantauan kemajuan pengobatan

OAT LINI 1
1 2 3 4 5 6

TCM SP SP SP

pemeriksaan dahak
KASUS 3
Pasien laki-laki umur 47 tahun datang
dengan riwayat minum OAT kat 1
sudah 5 bulan.
Awal minum OAT pasien keluhan
batuk tidak sembuh-sembuh selama 2
bulan, kemudian sejak minum obat
paru-paru tersebut selama 4 bulan
keluhan membaik.
Menginjak pengobatan bulan kelima
mulai kembali keluhan batuk (+)
dahak (+), sesak (+), demam (+), BB
pemantauan kemajuan pengobatan pasien

OAT LINI 1
1 2 3 4 5 6

TCM (+) BTA (-) BTA (+) TCM (+)

pemeriksaan dahak
Differential Diagnosis???
TB Paru Kasus Gagal
Terapi Kat 1
• Monoresisten
• Poliresisten
• Acquired Resisten
• ???

 Cek sputum LPA lini 1


KASUS 4
Laki-laki 23 th, datang keluhan mual
(+), muntah (-), mata kuning sejak 2
minggu, batuk (-), sesak (-), demam
(-)
Sudah minum OAT FDC kat 1 selama
2 bulan rutin tidak pernah putus
Laboratorium
LFT
• SGOT : 486
• SGPT : 946
• Alkali Phospatase : 147
• Bil Total : 13,1
• Bil Direk : 10,4
• Bil Indirek : 2,7
• HBsAg : negatip
• Anti HCV : negatip
EFEK SAMPING PENGOBATAN

Hepatotoksik
• Tidak ada gejala tetapi kadar LFT meningkat pada 20% pts dng terapi TB
• Serious side effect—paling banyak
• Didapatkan : AST >5xULN or >3xULN dengan gejala
• Peningkatan LFT dipengaruhi oleh
• Umur
• Penyakit Hepar kronis
• Alkoholic : meningkatkan resiko hepatotoxiticity
• INH lebih hepatotoxic dibanding rifampisin
Gejala Hepatotoksik
• Nausea, vomiting, abdominal pain ditemukan 50-75% pasien dengan
hepatotoxicity
• Demam 10%, rash 5%
• Ikterik dapat muncul terlambat
What to do if a patient develops abnormal LFTs on therapy?

• AST/ALT 5X ULN asymptomatic , atau


• AST/ALT 3X ULN symptomatic , atau
• Ikterik
→ STOP OAT

• Bila kadar ALT sudah kembali <2x ULN maka


• Mulai Rifampisin dengan atau tanpa Ethambutol, ulang cek ALT dalam 3 hari
• Jika ALT <2x ULN tambahkan INH, ulangi cek ALT dalam 3 hari
• Pemberian kembali PZA perlu hati-hati dapat menyebabkan kondisi hepatotoksik
kembali, pertimbangkan tanpa PZA dengan memperpanjang waktu pengobatan
hingga 9 bulan
Pengobatan OAT pada Pasien dengan Penyakit Hepar Kronis

• Kadar ↑ AST/ALT dapat disebabkan penyakit TB


• Jika ALT meningkat lebih dari 3xULN bukan karena penyakit TB
 Hindari PZA
• Jika pasien terdapat penyakit hepar kronis
 Hindari PZA dan INH
Waspada Ko-morbid
Waspada Ko-Infeksi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai