Anda di halaman 1dari 40

PENGKAJIAN DDST & KPSP

Oleh
Tri Wiji Lestari
Pengertian DDST
• DDST adalah sebuah metode pengkajian yang
digunakan secara luas untuk menilai kemajuan
perkembangan usia 0-6 tahun. DDST di gunakan
untuk mendetaksi adanya masalah dalam
perkembangan anak yang berat dan sebagai
metode yang cepat untuk mengidentifikasi anak
yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.
• DDST adalah salah satu metode screening
terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini
bukanlah tes diagnostik atau tes IQ.
(Soetjiningsih, 1998).
• DDST terdiri dari item-item tugas perkembangan yang
sesuai dengan usia anak mulai dari usia 0-6 tahun .
item –item tersebut tersusun dalam formulir khusus
yang terbagi dalam 4 sektor yaitu :
• a. Sektor personal sosial adalah penyesuaian diri
di masyarakat dan kebutuhan pribadi
• b. Sektor motorik halus yaitu koordinasi tangan
kemampuan memainkan dan menggunakan benda-
benda kecil serta pemecahan masalah
• c. Sektor bahasa adalah mendengar,mengerti
menggunakan bahasa
• d. Sektor motorik kasar adalah duduk,berjalan,dan
melakukan gerakan otot besar lainnya.
hal-hal yang harus diperhatikan dalam DDST

• DDST bukan merupakan test IQ dan bukan alat


peramal kemampuan adaptif atau intelektual
pada masa yang akan datang
• DDST tidak digunakan untuk menetapkan
diagnosa , seoerti kesukaran belajar,gangguan
bahasa , gangguan emosional dan sebagainya.
• DDST di arahkan untuk membandingkan
kemampuan dengan anak yang lain yang seusia ,
bukan sebagai pengganti evaluasi diagnostik dan
pemeriksaan fisik
Fungsi DDST

• DDST digunakan untuk menaksir


perkembangan personal sosial, motorik halus,
bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1
bulan sampai 6 tahun.
Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan disusun berdasarkan
urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar disebut sektor
perkembangan, meliputi :

• a. Personal Social (Perilaku Sosial)


• Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya,
seperti:
• 1. Menatap muka
• 2. Membalas senyum pemeriksa
• 3. Tersenyum spontan
• 4. Mengamati tangannya
• 5. Berusaha menggapai mainan
• 6. Makan sendiri
• 7. Tepuk tangan dll
Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus

• Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam:
• 1. Mengikuti ke garis tengah
• 2. Mengikuti lewat garis tengah
• 3. Memegang icik-icik
• 4. Mengikuti 1800
• 5. Mengamati manik-manik
• 6. Tangan bersentuhan
• 7. Meraih
• 8. Mencari benang
• 9. Menggaruk manik-manik
• 10. Memindahkan kubus
• 11. Mengambil dua buah kubus
• 12. Memegang dengan ibu jari dan jari
• 13. Membenturkan 2 kubus
• 14. Menaruh kubus di cangkir
• 15. Mencoret-coret
• 16. Ambil manik-manik ditunjukkan
• 17. Menara dari 2 kubus
Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan yang meliputi
• 1. Bereaksi
• 2. Bersuara
• 3. Oooo ? Aaaah
• 4. Tertawa
• 5. Berteriak
• 6. Menoleh ke bunyi icik-icik
• 7. Menoleh ke arah suara
• 8. Satu silabel
• 9. Meniru bunyi kata-kata
• 10. Papa/mama tidak spesifik
• 11. Kombinasi silabel
• 12. Mengoceh
• 13. Papa/mama spesifik dll
Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh,
meliputi kemampuan dalam:

• 1. Gerakan seimbang
• 2. Mengangkat kepala
• 3. Kepala terangkat ke atas
• 4. Duduk kepala tegak
• 5. Menumpu badan pada kaki
• 6. Dada terangkat menumpu satu lengan
• 7. Membalik
• 8. Bangkit kepala tegak
• 9. Duduk tanpa pegangan
• 10. Berdiri tanpa pegangan
• 11. Bangkit waktu berdiri
• 12. Bangkit terus duduk
• 13. Berdiri 2 detik
• 14. Berdiri sendiri
• 15. Membungkuk kemudian berdiri
• 16. Berjalan dengan baik
• 17. Berjalan dengan mundur
• 18. Lari
• 19. Berjalan naik tangga dll
Cara penilaian

• Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah


anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No
Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan
umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung
pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang
F,
• berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal,
abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites
(Untestable).
interpretasi
• a. Abnormal
• · Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
• · Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1
sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
• e. Meragukan
• · Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
• · Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal
usia.
• f. Tidak dapat dites
• · Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal
atau meragukan.
• g. Normal
• Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

a. Penilaian per item

· Penilaian item lebih (advance). Nilai di berika apabila anak lulus dari
item sebelah kanan garis usia
· Penilaian Ok atau normal : nilai ini di berikan pada anak dengan kondisi
- Anak gagal atau menolak melakukan tugas pada item di sebelah kanan
garis usia
- Anak lulus,gagal atau menolak melakukan tugas pada item di derah
putih kotak ( 25%-75%)
· Penilaian item P “peringatan” (C=caution). Nilai ini diberikan jika anak
gagal atau menolak melakukan tugas padaitem yang di lalui garis usia di
daerah gelap kotak (75%-90%)
· Penilaian item T “ terlambat” ( D= delayed). Nilai ini diberikan jika anak
gagal atau meolak melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia
sebab tugas tersebut di tunjukan untuk anak yang lebih muda
· Penilaian item tak “ tak ada kesempatan “ (No Opurtunity). Niali ini di
berikan jika anak mendapat skor “ tak” atau tidak ada kesempatan untuk
mencoba
Penilaian keseluruhan test

• · Normal : intepretasi ini di berikan jiak ada skor


terlambat dan maksimal satu peringatan. Lakukan uji ulang
pada pertemuan berikutnya
• · Suspek : interpretasi ini di berikan jika ada terdapat
satu atau lebih skor “terlambat” dan dua atau lebih “
peringatan”di sebab kan oleh kegagalan bukan penolakan.
Lakukan uji ulang 1-2 minggu berikutnya . jika test hasil
berulang kali suspek dan tidak dapat di uji , lakukan
konsultasi dengan seorang ahli
• · Tidak dapat di uji : interpretsai ini diberikan jika
terdapat satu atau lebih skor “ terlambat” dan dua atau
lebih “ peringtan “ di sebabkan oleh penolakan bukan
kegagalan. Lakukan uji ulang 1-2 minggu kemudian
.

KPSP
(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
Definisi

• Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang


digunakan untuk mengetahui perkembangan
anak normal atau ada penyimpangan.
• Adapun tujuan dari KPSP adalah yaitu : Untuk
mengetahui ada tidaknya hambatan dalam
perkembangan anak.
• Fungsi KPSP
• Untuk mengetahui perkembangan anak. KPSP
dapat dipakai untuk mengetahui ada atau
tidak adanya hambatan, gangguan atau
masalah dalam perkembangan anak.

Cara penilaian KPSP

• a. Meneliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.


• b. Menghitung jumlah jawaban Ya.
• c. Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10 berarti anak yang diperiksa normal
(N).
• d. Apabila jumlah Ya = kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali mengenai :
• · cara menghitung usia anak.
• · cara memilih pertanyaan KPSP, apakah sesuai dengan usia anak.
• · apakah jawaban orang tua/pengasuh anak sesuai dengan yang dimaksudnya.
• · Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan jadwal untuk dilakukan
pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian (U).
• Apabila pada pemeriksaan ulang jumlah jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka anak
tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).
• Catatan : Pertanyaan KPSP yang dipakai pada pemeriksaan ulang
disesuaikan dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang tersebut.
• e. Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, maka anak tersebut memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).
5. Interpretasi Hasil KPSP

a. Hitung jawaban Ya (bila


dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang)
b. Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum
pernah atau tidak pernah)
c. Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai
dengan tahapan perkembangan (S)
d. Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M)
e. Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
f. Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.
ANTICIPATORY GUIDANCE

• PENGERTIAN
• Anticipatory guidance merupakan petunjuk-petunjuk
yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua
dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal.
• Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua
tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua
sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi
kebutuhan sesuai dengan usia anak
1. Anticipatory guidance pada masa bayi (0-12 bulan)
Usia 6 (enam) bulan pertama

• Memahami adanya proses penyesuaian antara orang tua dengan bayinya,


terutama pada ibu yang membutuhkan bimbingan/asuhan pada masa setelah
melahirkan
• Membantu orang tua untuk memahami bayinya sebagai individu yang mempunyai
kebutuhan dan untuk memahami bagaimana bayi mengekspresikan apa yang
diinginkan melalui tangisan
• Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan
adanya perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertama
• Menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal kebutuhan bayi dan orang tuanya
• Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi
lingkungan
• Menyokong kesenangan orang tua dalam melihat petumbuhan dan
perkembangan bayinya, yaitu dengan bersahabat dan mengamati respon social
anak misalnya dengan tertawa/tersenyum
• Menyiapkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan kesehatan bagi
bayi misalnya imunisasi
• Menyiapkan orang tua untuk mengenalkan dan memberikan makanan padat
Usia 6 (enam) bulan kedua

• Menyiapkan orang tua akan danya ketakutan bayi terhadap orang yang belum dikenal (stranger
anxiety)
• Menganjurkan orang tua untuk mengizinkan anaknya dekat dengan ayah dan ibunya serta
menghindarkan perpisahan yang terlalu lama dengan anak tersebut
• Membimbing orang tua untuk mengetahui disiplin sehubungan dengan semakin
meningkatnya mobilitas (pergerakan si bayi)
• Menganjurkan untuk mengguanakan suara yang negative dan kontak mata daripada hukuman
badan sebagai suatu disiplin. Apabila tidak berhasil, gunakan 1 pukulan pada kaki atau tangannya
• Menganjurkan orang tua untuk memberikan lebih banyak perhatian ketika bayinya berkelakuan
baik dari pada ketika ia menangis
• Mengajrkan mengenai pencegahan kecelakaan karena ketrampilan motorik dan rasa ingin tahu bayi
meningkat
• Menganjurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya beberapa saat dengan pengganti ibu yang
menyusui
• Mendiskusikan mengenai kesiapan untuk penyapihan
• Menggali perasaan ornag tua sehubungan dengan pola tidur bayinya
2. Anticipatory guidance pada masa toddler (1-3
tahun
– Toilet training
• Merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia toddler
• Latihan untuk bekemih dan defekasi adalah tugas anak usia toddler
• Pada tahap usia toddler , kemampuan sfingter uretra untuk mengontrol rasa ingin
beerkemih dan sfingter ani untuk mengontrol rasa ingin defekasi mulai
berkembang
• Wong (2000) mengemukakan bahwa biasanya sejalan dengan anak mampu
berjalan, kedua sfingter tersebut semakin mampu mengontrol rasa ingin berkemih
dan defekasi
• Sensasi untuki defekasi lebih besar dirasakan oleh anak, dan kemampuan untuk
mengkomunikasikannya lebih dahulu dicapai oleh anak, sedangkan kemampuan
untuk mengontrol berkemih biasanya baru akan tercapai sampai usia 4-5 tahun
• Toilet training pada anak merupakan usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol dalm melakukan buang air kecil dan buang air besar.
• Tolet training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak: 18 bulan-2 tahun.
• Keberhasilan toilet training tergantung pada: Persiapan fisik, Persiapan psikologis,
Persiapan intelektual
• Toilet training sebagai sex education
• Dalam proses toilet training diharapkan terjadi pengaturan impuls atau rangsangan
dan instink anak dalam melakukan buang air besar atau buang air kecil.
• Defekasi merupakan suatu alat pemuasan untuk melepaskan ketegangan toilet
training usaha penundaan pemuasan
• Suksesnya toilet training tergantung kesiapan yng ada pada diri anak & keluarga,
seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan anak secara fisik sudah kuat dan
mampu
• Indikator anak kesiapan fisik: anak mampu duduk atau berdiri
• Indikator kesiapan psikologis: adanya rasa nyman sehingga anak mampu
mengotrol dan konsentrasi dalam merangsang BAK dan BAB
• Indiklator kesiapan intelektual: anak paham arti BAK atau BAB memudahkan
pengontrolan anak dapat mengetahui kapan saatnya harus BAB & BAK anak
memiliki kemandirian dalam mengontrol BAB & BAK
• Pelaksanaan toilet training sejak dini melatih respon terhadap kemampuan
ubtuk BAK/BAB
Anticipatory guidance pada masa preschool
(3-5 tahun)
.
• Usia 3 tahun
• Menyiapkan orang tua untu meningkatkan minat
anak terhadap hubungan yang luas
• Menganjurkan orang tua untuk mendaftarkan
anak ke taman kanak-kanak.
• Menekankan pentignya batas-batas/tata
cara/peraturan-peraturan.
• Menyiapakan orang tua untu mengantisipasi
tingkah laku yang berlebihan sehingga dapat
menurunkan tension/ketegangan.
• Menganjurkan ornga tua untuk menawarkan kepada anaknya
alternative-alternatif pilihan ketika anak dalam keadaan bimbang.
• Memberikan gambaran mengenai perubahan pada usia 3.5 tahun
katika anak berkurang koordinasi motorik dan emosiaonalnya,
merasa tidak aman serta menunjukkan emosi dan perkembangan
tingkah laku yang ekstrim seperti gagap.
• Menyiapkan orang tua untuk mengekspetasi tuntutan-tuntutan
akan perhatian ekstra dari anak, yang merupakan refleksi dari emosi
tidak aman dan ketakutan akan kehilangan cinta.
• Mengingatkan kepada orang tua bahwa keseimbangan pada usia 3
tahun akan berubah ke tingkah laku agresif di luar batas pada usia 4
tahun.
• Mengantisipasi selera makan yang menjadi tetap dengan pemilihan
makanan yang lebih luas.
Usia 4 tahun

• Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk aktifitas motorik dan bahasa yang
mengejutkan
• Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orang tua.
• Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.
• Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama, seperti menempatkan anak pad ataman kanak-
kanak selama setengah hari.
• Menyiapkan orang tua untuk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu seksual pada anak.
• Menekankan pentingnya batas-batas yang realistic dari tingkah laku.
• Mendiskusikan disiplin
• Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan imajinasi di usia 4 tahun, dimana anak mengikuti kata hatinya dalam
“ketinggian bicaranya” (bedakan dengan kebohongan) dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan
imajinasi.
• Menyarankan pelajaran berenang.
• Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-laki biasanya lebih dekat dengan ibunya
dan anak perempuan dengan ayahnya. Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orang tuanya.
• Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan menganjurkan mereka agar tidak lupa untuk
membangunkan anak dari mimpi yang menakutkan.


Usia 5 tahun
• Memberikan pengertian bahwa usia 5 tahun
merupakan periode yang relative lebih tenang
dibandingkan masa sebelumnya
• Menyiapkan dan membantu anak memasuki
lingkungan sekolah.
• Mengingatkan imunisasi yang lengkap
sebelum masuk sekolah.
KEAMANAN & PENCEGAHAN KECELAKAAN

• Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat


menyebabkan kematian pada anak.
Kepribadian adalah factor pendukung
terjadinya kecelakaan.
• Orang tua bertanggungjawab terhadap
kebutuhan anak, menyadari karakteristik
perilaku yang menimbulkan kecelakaan
waspada terhadap factor-faktor lingkungan
yang mengancam keamanan anak.
• Factor-faktor Yang Menyebabkan Kecelakaan
• Jenis kelamin biasanya lebih banyak pada laki-
laki karena lebih aktif di rumah.
Usia pada kemampuan fisik dan
kognitif, semakin besar akan semakin tahu
mana yang bahaya.
• Lingkungan
Adanya penjaga atau pengasuh.
Cara Pencegahan :

• Pemahaman tingkat perkembangan dan


tingkahlaku anak.
• Kualitas asuhan meningkat.
• Lingkungan aman.
Bahaya umum yang harus
diperhatikan ortu:
• Bahaya umum yang harus diperhatikan ortu:
• Lantai rumah yang basah atau licin
• Rumah dengan tangga yang curam 7 tidak ada pegangan
• Alat makan dari bahan pecah belah
• Penyimpanan zat berbahaya yang terbuka & dapat
dijangkau anak
• Adanya sumur yang terbuka
• Adanya parit di depan/samping rumah
• Rumah yang letaknya di pinggir jalan raya
• Kompor/alat memasak yang dijangkau anak
• Kabel listrik yang berantakan
• Stop kontak yang tidak tertutup
Upaya yang dapat dilakukan ortu di
rumah:
• Benda tajam disimpan di tempat yang aman
• Benda kecil disimpan dalam laci yang tertutup
• Zat yang berbahaya disimpan dalam almari terkunci
• Amankan kompor dan berikan penutup yang aman
• Jaga lantai rumah selalu bersih dan kering
• Apabila ada tangga, pasang pintu di bagian bawah atau atas tangga
• Sekring listrik harus tertutup
• Apabila ada parit, tutup dengan papan atau semen
• Bagi yang rumahnya di tepi jalan raya, sebaiknya da pintu pagar
yang tertutup rapat
• Apabila ada sumur, tutup sehingga tidak bisa dibuka anak
• Bila bayi tidur, berikan p[engaman di pinggir tempat tidur
Pencegahan Terhadap Kecelakaan ;

• 1. Masa Bayi
Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka
baker, keracunan, kurang O2.
Pencegahan
a. Aspirasi : bedak, kancing, permen (hati-hati).
b. Kurang O2 : plastic, sarung bantal.
c. Jatuh : tempat tidur ditutup, pengaman
(restraint), tidak pakai kursi tinggi.
d. Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai.
e. Keracunan : simpan bahan toxic dilemari.
2. Masa Toddler

Jenis kecelakaan :
a. Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda.
b. Tenggelam.
c. Keracunan atau terbakar.
d. Tertabrak karena lari mengejar bola/balon.
e. Aspirasi dan asfiksia.
Pencegahan :
a. Awasi jika dekat sumber air.
b. Ajarkan berenang.
c. Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan
strika.
d. Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
e. Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
f. Cek air mandi sebelum dipakai.
g. Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang
aman.
h. Jangan biarkan kabel listrik menggantung mudah ditarik.
i. Hindari makan ikan yang ada tulang dan makan permen
yang keras.
j. Awasi pada saat memanjat, lari, lompat karena sense of
balance.
• 3. Pra Sekolah
Kecelakaan terjadi karena anak kurang
menyadari potensial bahaya : obyek panas,
benda tajam, akibat naik sepeda misalnya
main di jalan, lari mengambil bola/layangan,
menyeberang jalan.
Pencegahan ada 2 cara ;

1. Mengontrol lingkungan.
2. Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial
bahaya.
• a. Jauhkan korek api dari jangkauan.
• b. Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial
dapat membahayakan anak.
• c. Mendidik anak :
• · Cara menyeberang jalan.
• · Arti rambu-rambu lalulintas
• · Cara mengendarai peran orang tua = perlu belajar
mengontrolàsepeda yang aman lingkungan
4. Usia Sekolah

• Anak sudah berpikir sebelum bertindak.


• Aktif dalam kegiatan : mengendarai sepeda, mendaki
gunung, berenang.
• Perawat mengajarkan keamanan:
• Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda.
• Aturan yang aman dalam berenang
• Mengawasi pada saat anak menggunakan alat
berbahaya : gergaji, alat listrik.
• Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa
meledak/terbakar.
5. Remaja

– Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat :


fraktur, luka pada kepala.
– Kecelakaan karena olah raga.
• Pencegahan:
• a. Perlu petunjuk dalam penggunaan kendaraan
bermotor sebelumnya ada negosiasi antara orang
tua dengan remaja.
• b. Menggunakan alat pengaman yang sesuai.
• c. Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum
melakukan olah raga.
• Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai