Oleh
Tri Wiji Lestari
Pengertian DDST
• DDST adalah sebuah metode pengkajian yang
digunakan secara luas untuk menilai kemajuan
perkembangan usia 0-6 tahun. DDST di gunakan
untuk mendetaksi adanya masalah dalam
perkembangan anak yang berat dan sebagai
metode yang cepat untuk mengidentifikasi anak
yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.
• DDST adalah salah satu metode screening
terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini
bukanlah tes diagnostik atau tes IQ.
(Soetjiningsih, 1998).
• DDST terdiri dari item-item tugas perkembangan yang
sesuai dengan usia anak mulai dari usia 0-6 tahun .
item –item tersebut tersusun dalam formulir khusus
yang terbagi dalam 4 sektor yaitu :
• a. Sektor personal sosial adalah penyesuaian diri
di masyarakat dan kebutuhan pribadi
• b. Sektor motorik halus yaitu koordinasi tangan
kemampuan memainkan dan menggunakan benda-
benda kecil serta pemecahan masalah
• c. Sektor bahasa adalah mendengar,mengerti
menggunakan bahasa
• d. Sektor motorik kasar adalah duduk,berjalan,dan
melakukan gerakan otot besar lainnya.
hal-hal yang harus diperhatikan dalam DDST
• Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam:
• 1. Mengikuti ke garis tengah
• 2. Mengikuti lewat garis tengah
• 3. Memegang icik-icik
• 4. Mengikuti 1800
• 5. Mengamati manik-manik
• 6. Tangan bersentuhan
• 7. Meraih
• 8. Mencari benang
• 9. Menggaruk manik-manik
• 10. Memindahkan kubus
• 11. Mengambil dua buah kubus
• 12. Memegang dengan ibu jari dan jari
• 13. Membenturkan 2 kubus
• 14. Menaruh kubus di cangkir
• 15. Mencoret-coret
• 16. Ambil manik-manik ditunjukkan
• 17. Menara dari 2 kubus
Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan yang meliputi
• 1. Bereaksi
• 2. Bersuara
• 3. Oooo ? Aaaah
• 4. Tertawa
• 5. Berteriak
• 6. Menoleh ke bunyi icik-icik
• 7. Menoleh ke arah suara
• 8. Satu silabel
• 9. Meniru bunyi kata-kata
• 10. Papa/mama tidak spesifik
• 11. Kombinasi silabel
• 12. Mengoceh
• 13. Papa/mama spesifik dll
Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh,
meliputi kemampuan dalam:
• 1. Gerakan seimbang
• 2. Mengangkat kepala
• 3. Kepala terangkat ke atas
• 4. Duduk kepala tegak
• 5. Menumpu badan pada kaki
• 6. Dada terangkat menumpu satu lengan
• 7. Membalik
• 8. Bangkit kepala tegak
• 9. Duduk tanpa pegangan
• 10. Berdiri tanpa pegangan
• 11. Bangkit waktu berdiri
• 12. Bangkit terus duduk
• 13. Berdiri 2 detik
• 14. Berdiri sendiri
• 15. Membungkuk kemudian berdiri
• 16. Berjalan dengan baik
• 17. Berjalan dengan mundur
• 18. Lari
• 19. Berjalan naik tangga dll
Cara penilaian
· Penilaian item lebih (advance). Nilai di berika apabila anak lulus dari
item sebelah kanan garis usia
· Penilaian Ok atau normal : nilai ini di berikan pada anak dengan kondisi
- Anak gagal atau menolak melakukan tugas pada item di sebelah kanan
garis usia
- Anak lulus,gagal atau menolak melakukan tugas pada item di derah
putih kotak ( 25%-75%)
· Penilaian item P “peringatan” (C=caution). Nilai ini diberikan jika anak
gagal atau menolak melakukan tugas padaitem yang di lalui garis usia di
daerah gelap kotak (75%-90%)
· Penilaian item T “ terlambat” ( D= delayed). Nilai ini diberikan jika anak
gagal atau meolak melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia
sebab tugas tersebut di tunjukan untuk anak yang lebih muda
· Penilaian item tak “ tak ada kesempatan “ (No Opurtunity). Niali ini di
berikan jika anak mendapat skor “ tak” atau tidak ada kesempatan untuk
mencoba
Penilaian keseluruhan test
KPSP
(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
Definisi
• PENGERTIAN
• Anticipatory guidance merupakan petunjuk-petunjuk
yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua
dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal.
• Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua
tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua
sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi
kebutuhan sesuai dengan usia anak
1. Anticipatory guidance pada masa bayi (0-12 bulan)
Usia 6 (enam) bulan pertama
• Menyiapkan orang tua akan danya ketakutan bayi terhadap orang yang belum dikenal (stranger
anxiety)
• Menganjurkan orang tua untuk mengizinkan anaknya dekat dengan ayah dan ibunya serta
menghindarkan perpisahan yang terlalu lama dengan anak tersebut
• Membimbing orang tua untuk mengetahui disiplin sehubungan dengan semakin
meningkatnya mobilitas (pergerakan si bayi)
• Menganjurkan untuk mengguanakan suara yang negative dan kontak mata daripada hukuman
badan sebagai suatu disiplin. Apabila tidak berhasil, gunakan 1 pukulan pada kaki atau tangannya
• Menganjurkan orang tua untuk memberikan lebih banyak perhatian ketika bayinya berkelakuan
baik dari pada ketika ia menangis
• Mengajrkan mengenai pencegahan kecelakaan karena ketrampilan motorik dan rasa ingin tahu bayi
meningkat
• Menganjurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya beberapa saat dengan pengganti ibu yang
menyusui
• Mendiskusikan mengenai kesiapan untuk penyapihan
• Menggali perasaan ornag tua sehubungan dengan pola tidur bayinya
2. Anticipatory guidance pada masa toddler (1-3
tahun
– Toilet training
• Merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia toddler
• Latihan untuk bekemih dan defekasi adalah tugas anak usia toddler
• Pada tahap usia toddler , kemampuan sfingter uretra untuk mengontrol rasa ingin
beerkemih dan sfingter ani untuk mengontrol rasa ingin defekasi mulai
berkembang
• Wong (2000) mengemukakan bahwa biasanya sejalan dengan anak mampu
berjalan, kedua sfingter tersebut semakin mampu mengontrol rasa ingin berkemih
dan defekasi
• Sensasi untuki defekasi lebih besar dirasakan oleh anak, dan kemampuan untuk
mengkomunikasikannya lebih dahulu dicapai oleh anak, sedangkan kemampuan
untuk mengontrol berkemih biasanya baru akan tercapai sampai usia 4-5 tahun
• Toilet training pada anak merupakan usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol dalm melakukan buang air kecil dan buang air besar.
• Tolet training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak: 18 bulan-2 tahun.
• Keberhasilan toilet training tergantung pada: Persiapan fisik, Persiapan psikologis,
Persiapan intelektual
• Toilet training sebagai sex education
• Dalam proses toilet training diharapkan terjadi pengaturan impuls atau rangsangan
dan instink anak dalam melakukan buang air besar atau buang air kecil.
• Defekasi merupakan suatu alat pemuasan untuk melepaskan ketegangan toilet
training usaha penundaan pemuasan
• Suksesnya toilet training tergantung kesiapan yng ada pada diri anak & keluarga,
seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan anak secara fisik sudah kuat dan
mampu
• Indikator anak kesiapan fisik: anak mampu duduk atau berdiri
• Indikator kesiapan psikologis: adanya rasa nyman sehingga anak mampu
mengotrol dan konsentrasi dalam merangsang BAK dan BAB
• Indiklator kesiapan intelektual: anak paham arti BAK atau BAB memudahkan
pengontrolan anak dapat mengetahui kapan saatnya harus BAB & BAK anak
memiliki kemandirian dalam mengontrol BAB & BAK
• Pelaksanaan toilet training sejak dini melatih respon terhadap kemampuan
ubtuk BAK/BAB
Anticipatory guidance pada masa preschool
(3-5 tahun)
.
• Usia 3 tahun
• Menyiapkan orang tua untu meningkatkan minat
anak terhadap hubungan yang luas
• Menganjurkan orang tua untuk mendaftarkan
anak ke taman kanak-kanak.
• Menekankan pentignya batas-batas/tata
cara/peraturan-peraturan.
• Menyiapakan orang tua untu mengantisipasi
tingkah laku yang berlebihan sehingga dapat
menurunkan tension/ketegangan.
• Menganjurkan ornga tua untuk menawarkan kepada anaknya
alternative-alternatif pilihan ketika anak dalam keadaan bimbang.
• Memberikan gambaran mengenai perubahan pada usia 3.5 tahun
katika anak berkurang koordinasi motorik dan emosiaonalnya,
merasa tidak aman serta menunjukkan emosi dan perkembangan
tingkah laku yang ekstrim seperti gagap.
• Menyiapkan orang tua untuk mengekspetasi tuntutan-tuntutan
akan perhatian ekstra dari anak, yang merupakan refleksi dari emosi
tidak aman dan ketakutan akan kehilangan cinta.
• Mengingatkan kepada orang tua bahwa keseimbangan pada usia 3
tahun akan berubah ke tingkah laku agresif di luar batas pada usia 4
tahun.
• Mengantisipasi selera makan yang menjadi tetap dengan pemilihan
makanan yang lebih luas.
Usia 4 tahun
• Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk aktifitas motorik dan bahasa yang
mengejutkan
• Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orang tua.
• Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.
• Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama, seperti menempatkan anak pad ataman kanak-
kanak selama setengah hari.
• Menyiapkan orang tua untuk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu seksual pada anak.
• Menekankan pentingnya batas-batas yang realistic dari tingkah laku.
• Mendiskusikan disiplin
• Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan imajinasi di usia 4 tahun, dimana anak mengikuti kata hatinya dalam
“ketinggian bicaranya” (bedakan dengan kebohongan) dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan
imajinasi.
• Menyarankan pelajaran berenang.
• Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-laki biasanya lebih dekat dengan ibunya
dan anak perempuan dengan ayahnya. Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orang tuanya.
• Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan menganjurkan mereka agar tidak lupa untuk
membangunkan anak dari mimpi yang menakutkan.
•
•
Usia 5 tahun
• Memberikan pengertian bahwa usia 5 tahun
merupakan periode yang relative lebih tenang
dibandingkan masa sebelumnya
• Menyiapkan dan membantu anak memasuki
lingkungan sekolah.
• Mengingatkan imunisasi yang lengkap
sebelum masuk sekolah.
KEAMANAN & PENCEGAHAN KECELAKAAN
• 1. Masa Bayi
Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka
baker, keracunan, kurang O2.
Pencegahan
a. Aspirasi : bedak, kancing, permen (hati-hati).
b. Kurang O2 : plastic, sarung bantal.
c. Jatuh : tempat tidur ditutup, pengaman
(restraint), tidak pakai kursi tinggi.
d. Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai.
e. Keracunan : simpan bahan toxic dilemari.
2. Masa Toddler
Jenis kecelakaan :
a. Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda.
b. Tenggelam.
c. Keracunan atau terbakar.
d. Tertabrak karena lari mengejar bola/balon.
e. Aspirasi dan asfiksia.
Pencegahan :
a. Awasi jika dekat sumber air.
b. Ajarkan berenang.
c. Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan
strika.
d. Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
e. Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
f. Cek air mandi sebelum dipakai.
g. Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang
aman.
h. Jangan biarkan kabel listrik menggantung mudah ditarik.
i. Hindari makan ikan yang ada tulang dan makan permen
yang keras.
j. Awasi pada saat memanjat, lari, lompat karena sense of
balance.
• 3. Pra Sekolah
Kecelakaan terjadi karena anak kurang
menyadari potensial bahaya : obyek panas,
benda tajam, akibat naik sepeda misalnya
main di jalan, lari mengambil bola/layangan,
menyeberang jalan.
Pencegahan ada 2 cara ;
1. Mengontrol lingkungan.
2. Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial
bahaya.
• a. Jauhkan korek api dari jangkauan.
• b. Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial
dapat membahayakan anak.
• c. Mendidik anak :
• · Cara menyeberang jalan.
• · Arti rambu-rambu lalulintas
• · Cara mengendarai peran orang tua = perlu belajar
mengontrolàsepeda yang aman lingkungan
4. Usia Sekolah