Anda di halaman 1dari 27

Referat

EFEK SAMPING
KORTIKOSTEROID

Oleh: Aprita Nurkarima, S.Ked


Pembimbing: dr. Inda Astri Aryani,
Sp.KK
1
2
3
4 PENDAHULUAN
Kortikosteroid (KS)

Senyawa organik dari korteks


adrenal.

Penggunaan jangka
Mulai digunakan sejak tahun
panjang sering menimbulkan
1950
efek samping

Pencegahan efek
samping
5 Farmakodinamik KS
Glukokortikoid

Reseptor glukokortikoid Membran sel

Membran nukleus

Dimerisasi GR

Faktor transkripsi
lain
6 Farmakodinamik KS

Efek Efek
antiinflam imunosupre
asi sif

Farmakodinamik
KS

Efek
Efek vasokonstrik
antiprolife si
ratif
7 Farmakokinetik KS

• Tempat absorbsi di kulit, membran


Absorbsi mukosa, lambung, dan usus halus

• Penyebaran obat dari pembuluh darah


Distribusi atau tempat kerjanya

• Metabolisme obat terjadi di hati.


Metabolisme

• Ginjal adalah organ utama yang


Ekskresi berperan dalam eksresi obat
8 Penggolongan KS
Kelas I (potensi super) Kelas V (potensi sedang)
 Clobetasol propionate 0,05%  Flurandrenolide 0,05%
 Betamethason dipropionate 0,05%  Fluticasone propionate 0,05%
 Halobetasol propionate 0,05%  Betamethasone dipropionate 0,05%
Kelas II (potensi tinggi)
 Amcinonide 0,1% Kelas VI (potensi rendah)
 Betamethasone dipropionate 0,05%  Alclometasone dipropionate 0,05%
 Desoximethasone 0,25%  Desonide 0,05%
 Betamethasone valerate 0,1%
Kelas III (potensi tinggi)
 Fluticasone propionate 0,005%
Kelas VII (potensi rendah)
 Betamethasone dipropionate 0,05%
 Topikal dengan hydrocortisone
 Halcinonide 0,1%
 Dexamethason, flumethason
 Fluocinonide 0,05%
 Prednisolon dan metilprednisolon
Kelas IV (potensi sedang)
 Flurandrenolide 0,05%
 Mometasone furoate 0,1%
 Betamethasone valerate 0,12%
 Hydrocortisone valerate 0,2%
9 Penggolongan KS

Kelas
A B C D1 D2
struktural
Tipe Hydrocortisone Triamcinolone Betamethason Betamethason Methylprednisolone
Acetonide e e dipropionate aceponate

Struktur C16 tanpa C16 dengan C16 dengan C16 tanpa


penggantian penggantian penggantian penggantian metil,
metil metil metil tanpa halogenasi
Kemungkinan Rantai
rantai pendek panjang ester
ester C21 C17/21
Reaksi Bereaksi silang Budenoside Bereaksi silang
silang dengan D2 secara spesifik dengan A dan
bereaksi silang budenoside
dengan D2
Zat untuk Tixocortol 21- Budenoside Clobetasol 17 Hydrocortisone-17-
tes patch pivalate Triamsinolone propionate butyrate
acetonide
10 Penggolongan KS

Potensi Potensi Waktu paruh Waktu kerja


glukokortikoid mineralokortikoid plasma

Kerja lambat
Hydrocortisone 20 0,8 90 8-12
(cortisol)
Cortisone 25 1 30 8-12

Kerja sedang
Prednisone 5 0,25 60 16-36
Prednisolone 5 0,25 200 12-36
Methylprednisolone 4 0 180 12-36
Triamcinolone 4 0 300 12-36

Kerja lama
Deksamethasone 0,75 0 200 36-54
11 Indikasi KS

Gangguan
fungsi
adrenal

Maturasi
Indikasi
Kelainan
paru nonadrenal
janin
12 Respon terhadap KS

Respon tinggi Respon sedang Respon rendah


 Psoriasis intertriginosa  Psoriasis  Psoriasis palmo-plantar
 Dermatitis atopik pada  Dermatitis atopik pada  Psoriasis pada kuku
anak dewasa  Dermatitis dishidrosis
 Dermatitis seboroik  Dermatitis numularis  Lupus erytematosus
 Intertriginosa  Dermatitis iritan primer  Pemfigus
 Papular urtikaria  Liken planus
 Parapsoriasis  Granuloma annulare
 Liken simpleks kronis  Nekrobiosis lipoidica
diabeticorum
 Sarcoidosis
 Dermatitis kontak alergi,
fase akut
 Gigitan serangga
13 Kontraindikasi KS
14 Dosis KS

Pertimbangan

Keparahan
penyakit Potensi obat
KS
Lama terapi
15 Penggunaan KS

Topikal

Intramuskular,
intralesi, intravena

Oral
16 Efek samping KS

Atrofi kulit

Atrofi kulit timbul akibat efek


antiproliferasi langsung
kortikosteroid topikal pada fibroblas,
dengan menghambat kolagen dan b

sintesis mukopolisakarida yang


mengakibatkan hilangnya
kontinuitas pada dermal.
17 Efek samping KS

Reaksi Akneiformis
Reaksi akneiformis merupakan
eksaserbasi kulit wajah, terdiri
atas rosasea steroid dan akne
steroid. Akne steroid ditandai
dengan lesi padat, pustul yang
meradang. Lesi ini terjadi pada
wajah, dada, dan punggung.
18 Efek samping KS

Dermatitis perioral
Dermatitis perioral dapat
digambarkan sebagai erupsi
wajah yang terjadi pada wanita
yang terdiri dari papula folikuler
dan pustul dengan dasar eritem
yang dimulai di perioral.
Dermatitis perioral paling sering
diamati pada wanita muda,
tetapi dapat pula terlihat pada
pria dan anak-anak.
19 Efek samping KS

Hipertrikosis
Hipertrikosis adalah
pertumbuhan rambut yang
berlebihan. Hipertrikosis jarang
terjadi pada wanita dan anak-
anak pada pemakaian
kortikosteroid wajah. Sampai
sekarang mekanismenya tidak
diketahui.
20 Efek samping KS

Perubahan pigmen
Perubahan pigmen adalah efek
samping yang umum dari
penggunaan steroid topikal.
Perubahan dapat berupa
hiperpigmentasi dan
hipopigmentasi. Pigmen
umumnya kembali setelah
penghentian terapi.12
21 Efek samping KS

Perkembangan infeksi
 Insiden infeksi kulit selama terapi
kortikosteroid berkisar 16% sampai
43%. Efek samping yang dapat
timbul berupa Tinea versikolor dan
dermatofitosis termasuk tinea
inkognito.
 Tinea incognito (cally
characteristic) dilihat sebagai
plak dangkal lokal dengan batas
yang bersisik terjadinya
peradangan yang tersebar luas
akibat pemakaian steroid topikal,
dua kali sehari selama 3 pekan
22 Efek samping KS

Reaksi alergi
Perburukan penyakit kulit
terjadi sebagai akibat dari
hipersensitifitas terhadap
kortikosteroid topikal. Prevalensi
sensitisasi kortikosteroid topikal
berkisar antara 0,2% sampai
0,6%, dan meningkat dengan
paparan yang terlalu lama
dan obat-obat tertentu.
23 Efek samping KS

Supresi Hipotalamic Pituitary Adrenal


(HPA)
Supresi hipotalamus pituitari
adrenal terjadi oleh
penggunaan kortikosteroid
topikal yang potent dan dapat
menyebabkan terjadinya
sindrom cushing dengan gejala
moon face, buffalo hump,
timbunan lemak
supraklavikular, obesitas sentral,
ekstremitas kurus, striae,
ekimosis, akne dan hirsutisme.
24 Monitoring KS

No. Efek samping Monitoring


1. Hipertensi Tekanan darah
2. Kenaikan berat Berat badan
badan
3. Reaktivasi infeksi PPD (12 hari setelah pemakaian prednison)
4. Abnormalitas Elektrolit, lipid, glukosa
metabolik

5. Osteoporosis Densitas tulang


6. Mata
 Katarak Pemeriksaan slit lamp (setiap 6 sampai 12 bulan)
 Glaukoma Tekanan intraokular (saat bulan pertama dan
keenam
7. Ulkus peptik Pertimbangkan penggunaan antagonis H2 atau
proton pump inhibitor
8. Supresi kelenjar Dosis tunggal di pagi hari, periksa serum kortisol pada
adrenal jam 8 pagi sebelum tapering off
25 Pencegahan efek samping KS

Penggunaan KS
potensi rendah

Penggunaan KS
di pagi hari

Penurunan dosis
secara tepat
26 Simpulan

Kortikosteroid merupakan salah satu bahan aktif di bidang dermatologi


yang memiliki efek antiinflamasi, imunosupresi, antiproliferasi, dan
vasokonstriksi.

Penggunaan kortikosteroid sebagai terapi dalam bidang dermatologi


harus diperhatikan indikasi, kontraindikasi, dosis, dan cara penggunaan
obat secara tepat karena sering menimbulkan efek samping yang
merugikan.

Penderita yang diberikan terapi kortikosteroid jangka panjang perlu


mendapat perhatian khusus dan evaluasi berkala untuk mencegah
komplikasi akibat penggunaan kortikosteroid.
27

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai