Anda di halaman 1dari 36

Program Studi Diploma I Pajak

Politeknik Keuangan Negara STAN


Tahun 2017

Kuliah 1
Penagihan Pajak

Penagihan dan Sengketa Pajak


Singgih Rachma Hadi, S.S.T., M.Bus(Acc), CRMO
• Housekeeping
- Jam Kuliah (terlambat,
jam selesai, istirahat)
- Absensi
- Etika di kelas (makan,
minum, izin sholat)
Selamat Datang
• Introductions
- Siapa saya?
- Siapa anda?
Singgih Rachma Hadi, S.S.T.,
Mbus(Acc), CRMO
Jalan Eternit A1/15 Pondok Jaya Bintaro
HP: 0815.188.4263
rachma.hadi@gmail.com
Diploma III Perpajakan STAN (2005)
Diploma IV Akuntansi STAN (2008)
Master of Business (Accounting) Monash University
(2014)

Pekerjaan saat ini:


1.Kepala Subbagian Monitoring, Sekretariat Pengadilan
Pajak
2.Perbantuan Pengajar
Perkenalkan diri anda:
 Nama
 Asal
Administrative and Procedural
• Do & Don’t do this
Agenda
• Format Kelas
• Data Kelas
Hari Ini
• Assessment

Technical content
Expectations for next week
Do this
1. Pastikan Ketua Kelas membuat Grup WA dan
invite saya
2. Silahkan bawa makanan/minuman
3. Ketua Kelas atau petugas yang ditunjuk untuk
memastikan mikrofon dan proyektor dapat
digunakan sebelum kelas dimulai.
4. Alat komunikasi silent atau off
5. Silakan konsultasi kesulitan kalian di kelas,
melalui Grup WA atau membuat janji konsultasi
Don’t do this
1. Ngobrol dan berbicara, berisik dan
mengganggu perkuliahan
2. Tidak membaca bahan baik yang sudah
diberikan maupun yang akan diberikan
3. Tidak mempersiapkan diri aktifitas kelas (Kuis,
Latihan dan diskusi)
4. Tidak memberi info kepada ketua kelas (bila
tidak masuk, ijin dll)
Format Kelas
Flexible – its YOUR course

Bentuk dan Metode


Pembelajaran:
- Ceramah
- Diskusi/Latihan Soal
- Grup Paper
- Class test dan Quiz
Data Kelas
No Nama Foto NPM No HP Email

Mohon bantuan Ketua Kelas:


Membuat data kelas dan dikirim ke email saya (format Mic.
Excel)
Assessment
• Paper 10%
1 kali @ 10 poin, waktu tentative

• Class Test 15%


2 kali @ 7.5 poin, Pertemuan 8 dan 15

• Quiz 5%
Max 4 kali, waktu tentative

• UTS 35%
• UAS 35%
Proporsi Soal UTS dan UAS: 60% PG, dan 40% Essay
Rencana Perkuliahan
1.Penagihan Pajak, Siklus 9. Penagihan Seketika dan
Penagihan Pajak dan Juru Sekaligus, Hak Mendahulu
Sita Pajak Utang Pajak dan Kepailitan
10.Daluwarsa Penagihan dan
2.Surat Paksa
Penghapusan Piutang Pajak
3.Penyitaan (Minggu 3-4) 11.Gugatan dan Sanggahan
4.Penjualan Secara Lelang 12.Sanksi Pidana dan Aspek
(Minggu 5-6) Hukum dalam Penagihan Pajak
5.Penjualan Barang Sita Yang 13.Sengketa Pajak
Dikecualikan dari Lelang 14.Gugatan, Banding dan
6.Pencegahan dan Peninjauan Kembali
Penyanderaan 15.Hukum Acara Pengadilan Pajak
16.Kuliah Umum terkait Penagihan
Pajak
Materi 1
Penagihan Pajak dan JSP
Materi
1. Pengertian Penagihan Pajak
2. Tatacara Penagihan Pajak (siklus)
3. Pejabat Penagihan
4. Wewenang Pejabat Penagihan
5. Juru Sita Pajak
Penagihan Pajak

UU 19/1997 STDD UU 19/2000


Ruang Lingkup TENTANG PENAGIHAN PAJAK
DENGAN SURAT PAKSA

Pajak Pajak
Meliputi
Pusat Daerah

Bea
PPN &
Antara lain
PPh,
PPnBM,
Masuk,
Cukai
Dati I/II
PENGERTIAN
UMUM

Kewenangan yang dimiliki fiskus untuk menagih


utang pajak yang tidak dilunasi oleh
Penanggung Pajak yang dilakukan dengan
prosedur tertentu berdasarkan UU.
Pengertian Penagihan Pajak
UU No.19/2000

Serangkaian tindakan agar penanggung pajak


melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak
dengan cara :

1. menyampaikan……teguran / peringatan,
2. melaksanakan…....penagihan seketika dan
sekaligus,
3. memberitahukan..surat paksa,
4. mengusulkan ……pencegahan,
5. melaksanakan…….penyitaan,
6. melaksanakan…… penyanderaan,
7. melaksanakan…… penjualan barang
Subyek Penagihan
Subyek Penagihan pasal 1 angka (3) UU
Penagihan pajak dengan Surat Paksa (PPSP)

Penanggung Pajak :
orang pribadi atau badan yang
bertanggung
jawab atas pembayaran pajak,
termasuk wakil yang menjalankan hak
dan
memenuhi kewajiban Wajib Pajak
menurut ketentuan peraturan
Dasar/Objek Penagihan

Dasar Penagihan
(Pasal 18 KUP)

STP

SKPK
B
yang menyebabkan
SKPKB
T jumlah pajak yang masih
SK harus dibayar
Pembetulan
bertambah, merupakan
SK Keberatan
dasar penagihan pajak
Putusan
Banding
Peninjauan
Kembali
UTANG PAJAK

PAJAK YANG MASIH HARUS DIBAYAR


TERMASUK SANKSI ADMINISTRASI
BERUPA BUNGA, DENDA ATAU
KENAIKAN YANG TERCANTUM DALAM
SURAT KETETAPAN PAJAK ATAU SURAT
SEJENISNYA BERDASARKAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PERPAJAKAN

BIAYA PENAGIHAN PAJAK

1. PELAKSANAAN SURAT PAKSA.


2. SURAT PERINTAH PELAKSANAAN
PENYITAAN.
3. PENGUMUMAN LELANG
4. PEMBATALAN LELANG
5. JASA PENILAI
6. BIAYA LAINNYA SEHUBUNGAN
DENGAN PENAGIHAN
PEJABAT
PEJABAT PENAGIHAN
PENAGIHAN PAJAK
PAJAK
PEJABAT DITUNJUK OLEH:

Gubernur/Bupati/Waliko
Gubernur/Bupati/Waliko
Menteri
MenteriKeuangan
Keuangan ta
ta

- KEPALA DINAS PENDAPATAN


DJP DLM HAL INI :
PROPINSI ; ATAU
- KEPALA KANTOR PELAYANAN - KEPALA DINAS PENDAPATAN
PAJAK KABUPATEN/KOTA

Pajak
PajakPusat
Pusat Pajak
PajakDaerah
Daerah
PEJABAT
PEJABAT PENAGIHAN
PENAGIHAN PAJAK
PAJAK
PASAL 2 AYAT 1 UU PPSP menegaskan yang dimaksud
dengan pejabat untuk penagihan pajak pusat  anatara
lain kepala KPP dan kepala KPPBB (sekarang hanya ada 1
kantor operasional DJP yang melaksanakan penagihan
pajak yaitu KPP. Pejabat ini berwenang untuk
mengangkat dan memberhentikan jurusita pajak serta
menugaskan jurusita pajak.

UU PPSP PASAL 2 AYAT 2 Pejabat


untuk penagihan pajak daerah
ditunjuk oleh kepala daerah. Yang
dimaksud pejabat untuk penagihan
pajak daerah misalnya Dispenda
(dinas pendapatan daerah)
Kewenangan Pejabat
A. mengangkat dan memberhentikan
Kewenangan Jurusita Pajak;
B. menerbitkan :

pejabat dalam a) Surat Teguran, Surat Peringatan


atau surat lain yang sejenis;

penagihan b) Surat Perintah Penagihan Seketika


dan Sekaligus;

pajak diatur c) Surat Paksa;


d) Surat Perintah Melaksanakan

dalam Pasal 2 Penyitaan;


e) Surat Perintah Penyanderaan;

ayat 3 UU f) Surat Pencabutan Sita;


g) Pengumuman Lelang;
PPSP yaitu: h) Surat Penentuan Harga Limit;
i) Pembatalan Lelang; dan
j) surat lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan penagihan pajak."
Pengertian Juru Sita Pajak
Jurusita pajak menurut UU PPSP
nomor 1 angka 6 merupakan

”pelaksana tindakan penagihan


pajak yang meliputi pengihan
seketika dan sekaligus,
pemberitahuan surat paksa,
penyitaan dan penyandraan
adalah pelaksana tindakan
penagihan pajak”.

JSP diangkat/diberhentikan oleh Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri


Keuangan untuk penagihan pajak pusat atau Bupati/Walikota untuk
penagihan pajak daerah
Syarat Menjadi Juru Sita Pajak
Syarat untuk diangkat menjadi
jurusita pajak: JADI SYARAT MENJADI JURUSITA
a. Serendah-rendahnya berijazah PAJAK YAITU:
SMU/ setingkat dengan itu 1. Kemampuan fisik
b. Berpangkat serendah- Berbadan sehat dan mampu
rendahnya pengatur muda/ menjalankan pekerjaan
golongan II/a; lapangan.
c. Berbadan sehat;
d. Lulus pendidikan dan latihan 2.  Mental
jurusita pajak; Jujur, bertanggung jawab dan
e. Jujur, bertanggung jawab dan penuh pengabdian agar bisa
penuh pengabdian. tetap bersifat profesional.

3. Profesional
Beijazah serendah-rendahnya
SMU atau sederajat,
berpangkat serendah-
rendahnya pengatur muda/
golongan Iia, dan telah lulus
Tugas dan Wewenang JSP
Tugas pokok jurusita pajak yaitu sebagai pelaksana
penagihan pajak. Jurusita Pajak adalah pelaksana tindakan
penagihan pajak yang bertugas:
1. melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus;
2. memberitahukan Surat Paksa;
3. melaksanakan penyitaan atas barang Penangung Pajak
berdasarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan;
dan
4. melaksanakan penyanderaan berdasarkan Surat
Perintah Penyanderaan.
Tugas dan Wewenang JSP
 Dalam melaksanakan tugasnya, Jurusita Pajak harus dilengkapi
dengan kartu tanda pengenal Jurusita Pajak dan harus
diperlihatkan kepada Penanggung Pajak.

 Jurusita Pajak juga dapat meminta bantuan Kepolisian,


Kejaksaan, Departemen yang membidangi hukum dan
perundang-undangan, Pemerintah Daerah setempat, Badan
Pertanahan Nasional, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,
Pengadilan Negeri, Bank atau pihak lain.
Tugas dan Wewenang JSP
WEWENANG JURUSITA PAJAK antara lain
memasuki dan memeriksa semua ruangan
termasuk membuka lemari, laci, dan tempat lain
untuk menemukan objek sita di tempat usaha, di
tempat kedudukan, atau di tempat tinggal
Penanggung Pajak, atau di tempat lain yang dapat
diduga sebagai tempat penyimpanan objek sita
Sumpah dan Janji JSP
Sebelum memangku jabatan jurusita pajak,  jurusita pajak diambil
sumpah atau janji menurut agama atau kepercayaan seorang
pejabat. Sumpah jabatan jurusita pajak berbunyi sebagai berikut:

“saya bersumpah/berjanji dengan  bersungguh-sungguh bahwa saya, untuk


memangku jabatan saya ini, langsung atau tidak langsung, dengan menggunakan
nama atau jabatan apapun juga, tidak memberikan atau menjanjikan barang sesuatu
kepada siapapun juga.”

“saya bersumpah/berjanji bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan


sesuatu dalam jabatan saya ini, tiada sekali-kali menerima langsung atau tidak
langsung dari siapapun juga suatu janji atau pemberian.”

“saya bersumpah/ berjanji bahwa saya akan setia kepada dan akan mempertahankan
serta mengamalkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945, dan
segala undang-undang serta peraturan lain yang berlaku di NKRI.”

“saya bersumpah/ berjanji bahwa saya senantiasa akan menjalankan jabatan saya ini
dengan jujur, saksama dan dengan tidak membeda-bedakan orang dalam
melaksanakan kewajiban saya dan akan berlaku sebaik-baiknya dan seadil-adilnya
seperti layaknya bagi seorang jurusita pajak yang berbudi baik dan jujur, menegakan
hukum dan keadilan.”
“You know what the price of integrity and
dignity is? … Priceless. Tidak ada nilainya
bukan berarti nol, itu artinya nilainya tak
terhingga. Begitu tingginya yang artinya
Anda tidak bisa dibeli, tidak bisa
dinominalkan. That’s your dignity. Your
integrity is much more valuable dari nilai
asset negara yang harus kita kelola, karena
dia tidak diperjualbelikan. There is no
market for that.”

Sri Mulyani Indrawat


Menteri Keuangan RI
Berikanlah Komentar
Kriminolog dari Universitas Indonesia, Chairul Huda menduga, dua petugas pajak dari KPP Sibolga tewas dibunuh karena melakukan pelanggaran standar
operasional prosedur (SOP).

"Mana ada sih pegawai pajak yang nagih secara personal gitu. Kan by document dulu, kaya debt collector saja," kata Chairul saat dihubungi Okezone, Jumat
(15/4/2016).

Berdasarkan pengalamannya, ia pun juga terkadang pernah lupa membayar pajak. Namun, tidak ada petugas pajak yang mendatangi kediamannya guna
menagih tunggakan.

"Saya juga pembayar pajak, kadangkala saya juga kelewatan bayar pajaknya, tapi enggak pernah tuh ada orang pajak datang ke saya, nagih. Saya sih menduga
ada tindakan yang di luar dari SOP dalam penagihan itu," ujarnya.

Dia pun menganggap tak lazim jika petugas pajak menagih tunggakan senilai Rp14,7 miliar dengan mendatangi langsung pengusaha karet, Agusman Lahagu
Alias Ama Tety (45).

"Pajak itu assessment. Membayar pajak itu bukan kebutuhan Ditjen Pajak, tapi kebutuhannya wajib pajak. Jadi sebenarnya kalau memang ada tunggakan
pajak segitu besar itu enggak lazim menurut saya didatengin untuk ditagih, lazimnya adalah disurati kalau tidak mau bayar ya di proses hukum dengan
melalui penyidikan pajak, kan gitu. Mana ada pajak didatengin dengan ditagih?" tambahnya.

Sebaliknya, ia justru mempertanyakan apakah sebenarnya ada prosedur penagihan pajak kepada wajib pajak, terlebih kebutuhan membayar pajak adalah
kewajiban bagi wajib pajak sendiri.

"Prosedur itu apakah prosedur yang sesuai ada ketentuannya ditagih langsung kaya gitu? Kaya iuran sampah aja. Iuran sampah belum bayar didatengin, iya
bener kan nilainya cuma ratusan ribu. Masa Rp14 miliar ditagih dengan didatengin? Yang enggak- enggak aja," urainya.

"Itu ada indikasi bahwa ada tindakan di luar prosedur. Enggak mungkin orang ditagih pajak Rp14 miliar baru tahu setelah petugas pajaknya datang, enggak
mungkin. Pastilah dia sudah disurati lebih jauh dan juga tidak mungkin orang begitu tahu ditagih Rp14 miliar terus orangnya langsung ditikam," tegas Chairul.

Seperti diketahui, Parada Toga Fransriano Siahaan yang merupakan Juru Sita Pajak Negara (JSPN) dan seorang anggota Satuan Pengamanan (Satpam) dari
Kantor Pajak Pratama (KPP) Sibolga bernama Soza Nolo Lase, tewas setelah ditikam serta dipukul dengan batu oleh tersangka AL. Pengusaha getah karet itu
diduga kalap setelah tunggakan pajaknya yang mencapai Rp14 Miliar ditagih kedua petugas tersebut.

Sumber: www.okezone.com
Ada beberapa yang
perlu dicermati dari
pernyataan peraih
gelar doktor ilmu
pidana termuda di
Universitas
Indonesia ini
Kriminolog dari Universitas Indonesia, Chairul Huda menduga, dua petugas pajak dari KPP Sibolga tewas dibunuh karena melakukan pelanggaran standar
operasional prosedur (SOP).

"Mana ada sih pegawai pajak yang nagih secara personal gitu. Kan by document dulu, kaya debt collector saja," kata Chairul saat dihubungi Okezone, Jumat
(15/4/2016).

Berdasarkan pengalamannya, ia pun juga terkadang pernah lupa membayar pajak. Namun, tidak ada petugas pajak yang mendatangi kediamannya guna
menagih tunggakan.

"Saya juga pembayar pajak, kadangkala saya juga kelewatan bayar pajaknya, tapi enggak pernah tuh ada orang pajak datang ke saya, nagih. Saya sih menduga
ada tindakan yang di luar dari SOP dalam penagihan itu," ujarnya.

Dia pun menganggap tak lazim jika petugas pajak menagih tunggakan senilai Rp14,7 miliar dengan mendatangi langsung pengusaha karet, Agusman Lahagu
Alias Ama Tety (45).

"Pajak itu assessment. Membayar pajak itu bukan kebutuhan Ditjen Pajak, tapi kebutuhannya wajib pajak. Jadi sebenarnya kalau memang ada tunggakan
pajak segitu besar itu enggak lazim menurut saya didatengin untuk ditagih, lazimnya adalah disurati kalau tidak mau bayar ya di proses hukum dengan
melalui penyidikan pajak, kan gitu. Mana ada pajak didatengin dengan ditagih?" tambahnya.

Sebaliknya, ia justru mempertanyakan apakah sebenarnya ada prosedur penagihan pajak kepada wajib pajak, terlebih kebutuhan membayar pajak adalah
kewajiban bagi wajib pajak sendiri.

"Prosedur itu apakah prosedur yang sesuai ada ketentuannya ditagih langsung kaya gitu? Kaya iuran sampah aja. Iuran sampah belum bayar didatengin, iya
bener kan nilainya cuma ratusan ribu. Masa Rp14 miliar ditagih dengan didatengin? Yang enggak- enggak aja," urainya.

"Itu ada indikasi bahwa ada tindakan di luar prosedur. Enggak mungkin orang ditagih pajak Rp14 miliar baru tahu setelah petugas pajaknya datang, enggak
mungkin. Pastilah dia sudah disurati lebih jauh dan juga tidak mungkin orang begitu tahu ditagih Rp14 miliar terus orangnya langsung ditikam," tegas Chairul.

Seperti diketahui, Parada Toga Fransriano Siahaan yang merupakan Juru Sita Pajak Negara (JSPN) dan seorang anggota Satuan Pengamanan (Satpam) dari
Kantor Pajak Pratama (KPP) Sibolga bernama Soza Nolo Lase, tewas setelah ditikam serta dipukul dengan batu oleh tersangka AL. Pengusaha getah karet itu
diduga kalap setelah tunggakan pajaknya yang mencapai Rp14 Miliar ditagih kedua petugas tersebut.

Sumber: www.okezone.com
Expectations for next week
Pelajarilah
Hal-Hal Sebagai Berikut:
1. Apa itu Surat Paksa, Surat Paksa
Pengganti?
2. Karakteristik Surat Paksa?
3. Bagaimana tatacara penyampaian
Surat Paksa?
Any Questions...??
Thank you for your attendance today!

Anda mungkin juga menyukai