Anda di halaman 1dari 88

ERGONOMI

PERDOKI-prepared by Nusye EZ –
based on Erna T,Sudadi H

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 1
Pokok Bahasan
A. Pendahuluan
B. Definisi dan pengertian
C. Tujuan dan manfaat
D. Risiko ergonomi di tempat kerja
E. Gangguan kesehatan/keselamatan kerja akibat
faktor ergonomi
F. Penerapan ergonomi
G. Pencegahan dan pengendalian

PERDOKI- Prepared by Nusye EZ


based on Erna T, Sudadi H 2
A. PENDAHULUAN
Bekerja

Koordinasi antara

fungsi saraf (pusat dan perifer)


panca indera
otot dan tulang rangka

dapat dikelompokkan : kerja otak (mental)


kerja otot.
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 3
......A. Pendahuluan
Kerja otot/fisik terkait dengan :
Biomekanika : gerakan otot dan tulang yg
penerapannya dlm melaksanakan pekerjaan
dapat dicapai hasil kerja optimal, dan pekerja
tetap sehat dan nyaman
Antropometri :
ilmu ttg ukuran tubuh dan segmen2nya, baik dlm
keadaan statis maupun dinamis yang bermanfaat
utk pelaksanaan pekerjaan agar pekerja tetap
sehat dan produktif bekerja
MEMPUNYAI KETERBATASAN
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
-based on Erna T, Sudadi H 4
...........A. Pendahuluan
Agar dengan keterbatasan ini dapat mencapai
optimalisasi dalam melaksanakan pekerjaan secara
efektif dan efisien, perlu penerapan ilmu teknik untuk
merancang tugas/pekerjaan, tempat kerja dan sistem
kerja.
ILMU ERGONOMI merupakan :
Penggabungan Ilmu Kesehatan (anatomi,
fisiologi, psikologi) dengan Ilmu Teknik
Mengacu pada konsep sistem interaksi total
antara manusia-mesin-lingkungan kerjanya
(Person-Machine-Environmental System)
PERDOKI-prepared by Nusye EZ -based on Erna
T, Sudadi H 5
The Person-Machine-Environment System
Caranya ialah :
Menciptakan hubungan yang serasi antara manusia,
alat dan lingkungan kerjanya untuk menghasilkan
kondisi yang optimal bagi pekerja dengan
memulihkan kondisi kerja agar :
• Mengurangi beban kerja
• Memperbaiki sikap kerja
• Menyediakan sarana kemudahan pada pemakaian
instrumen
• Mencegah pekerja untuk mengingat instrumen yang
tidak diperlukan
• Melakukan penempatan pekerja pada pekerjaan
yang sesuai.
PERDOKI-prepared by Nusye EZ -based on Erna
T, Sudadi H 6
B. DEFINISI DAN PENGERTIAN
ERGONOMI
Berasal dari bahasa Yunani

ERGON = KERJA
NOMOS = Norma/hukum
Suatu ilmu terapan dan seni dalam rangka
menyesuaikan suatu pekerjaan ( alat, cara, proses,
tempat dan lingkungan kerja) dengan pekerja
( kondisi manusia ).
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 7
...definisi dan pengertian
Ergonomi adalah ilmu yang dapat mengatur
pekerjaan sehingga sesuai dengan kemampuan
orang yang mengerjakannya

!! To fit the job to the man


Bukan sebaliknya
Terkait dengan :
Faktor manusia : anatomi, fisiologi, antropometri dan
psikologi
Teknologi : fisika, mekanika, kinesiologi
Lingkungan kerja
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 8
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 9
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 10
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 11
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 12
C. TUJUAN DAN MANFAAT
 Setiap aktivitas manusia baik sehari-hari
maupun di pekerjaan , sering dilakukan secara
tidak ergonomis  berakibat tidak nyaman,
tidak sehat / keluhan nyeri atau lainnya, atau
menyebabkan cedera/celaka

Akibatnya :
Kinerja produktivitas

Biaya kesehatan

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 13
.............B. Tujuan dan manfaat
Ergonomi bertujuan untuk :
 Meningkatkan penerapan K3  risiko cedera/
kecelakaan kerja dan PAK : menurun
 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja 
kemudahan penggunaan alat, penurunan
kesalahan, peningkatan produktivitas
 Meningkatkan kenyamanan kerja, mengurangi
kelelahan dan stress

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 14
Dengan bekerja secara ergonomis
 Merupakan solusi berbagai masalah yang
berhubungan dengan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan dan efisiensi pekerjaan
mengurangi kelelahan dan kesalahan operator
menurunkan beban kerja fisik dan mental
( mencegah cedera dan GOTRAK gangguan
otot, tulang rangka akibat kerja)
Mengurangi biaya kesehatan
Mengurangi ketidakhadiran/absensi kerja
meningkatkan kenyamanan dan kepuasan
kerja, kualitas kerja dan produktivitas
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 15
D. RISIKO ERGONOMI
DI TEMPAT KERJA
Faktor cara kerja dan lingkungan kerja yang
berhubungan dengan ergonomi :
1. Aspek fisik dan fisiologis dari cara dan jenis
pekerjaan ( antropometri, gerakan kerja otot,
beban kerja, shift kerja)
2. Lingkungan fisik : suhu lingkungan kerja,
kebisingan, getaran
3. Aspek psikologis : beban mental

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 16
....D. Risiko ergonomi di tempat kerja
Sering terjadi :
 Beban berlebihan thd kekuatan otot

 Postur janggal (awkward position)

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 17
.......D. Risiko ergonomi di tempat kerja
 Gerakan repetitif
 Posisi kerja statis atau beban kerja
berkepanjangan
 Aktivitas kerja di suhu lingkungan dingin
 Getaran
 Stress psikososial

Tergantung intensitas, frekuensi dan durasi


PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 18
Tingkatan atau besarnya risiko yg dialami
pekerja tergantung dari intensitas, frekuensi, dan
durasi/lamanya dari pemaparan pekerja tersebut
terhadap faktor risiko ditempat kerjanya serta
kemampuan fungsional dari kondisi fisik pekerja
tersebut dlm melaksanakan beban tugasnya.

 Selain itu kegiatan lain diluar pekerjaan rutin di


tempat kerja seperti hobi olah raga, merajut, bermain
alat musik dll yg menggunakan otot yg sama dengan
otot yg digunakannya pada saat bekerja di tempat
kerja dapat memperberat atau memberikan
kontribusi untuk terjadinya GOTRAK/WMSDs.
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 19
E. Gangguan kesehatan/keselamatan
kerja akibat faktor ergonomi
Yang seringkali kurang diperhatikan adalah :
KELELAHAN
 Suatu keadaan yang terjadi akibat pembebanan yang
berlebihan sehingga terjadi kelelahan otot.
 Kelelahan pada tenaga kerja berakibat :
Perlambatan / hambatan persepsi
Lambat dan sukar berpikir
Effisiensi dan mental menurun
Kewaspadaan menurun.
 Dapat menyebabkan kecelakaan kerja
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 20
...kelelahan

Kelelahan yang terus menerus akhirnya menyebabkan


stress kerja, dengan gejala-gejala sebagai berikut :
Pusing dan sakit kepala
Jantung berdebar-debar
Sesak nafas
Nafsu makan hilang
Gangguan pencernaan , sukar tidur.

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 21
....E. Gangguan kesehatan/keselamatan kerja akibat
faktor ergonomi
 AKUT : kecelakaan kerja/cedera
 KRONIS : GOTRAK ( gangguan otot-tulang rangka
akibat kerja )
= WMSDs ( Work related Musculo Skeletal diseases)
Yaitu : semua gangguan kesehatan yang mengenai
sistem gerak tubuh ( otot, tendon, selaput tendon,
ligamen, tulang rangka, sendi, tulang rawan, bursa,
diskus spinal, pembuluh darah dan saraf)
yang disebabkan atau diperberat oleh berbagai faktor
risiko pekerjaan dan atau lingkungan kerja.
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 22
MENGAPA GOTRAK MERUPAKAN
MASALAH ?  (USA)
 70 juta kunjungan penderita Gotrak ke dokter

 130 juta kunjungan penderita Gotrak ke institusi kesehatan


(Tempat kerja, Klinik).

 ± 1 juta pekerja tidak bekerja untuk berobat.

 Merupakan penyebab paling tinggi hilangnya waktu kerja karena


cedera dan sakit pada tiap industri (Lost-time injury and illness)

 Merupakan masalah kesehatan kerja yg paling mahal.

 Ada di hampir setiap tempat kerja.

 Menyebabkan penderitaan dan nyeri pada para pekerja.

 Menurunkan produktivitas dan kualitas produk maupun


kualitas pelayanan.
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 23
Beban ekonomi akibat GOTR
 Lebih dari 50% kasus PAK adalah GOTR
 satu kasus GOTR/MSDs : $12.000
 biaya rata-rata untuk satu kasus tindakan operasi,
GOTR/MSDs : $43.000.
 total biaya utk kompensasi pekerja yg menderita
GOTR/MSDs: $ 45 - $ 60M/thn

 Data ILO 1999 :


40% dari pengeluaran biaya utk PAK & KK adalah akb
gangguan muskuloskeletal
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 24
GOTRAK dapat terjadi di
berbagai bagian tubuh
 Leher dan punggung
 Tangan, pergelangan tangan, siku dan bahu
 Nyeri punggung bawah ( low back pain )
 Pinggul, lutut, pergelangan kaki

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
-based on Erna T, Sudadi H 25
GOTRAK Leher dan punggung
Tension neck syndrome
-SeringS terjadi pd pekerjaan mengetik, komputer, line
operator perakitan.
-Faktor Predisposisi : usia, penyakit yang diderita,
lebih sering pd wanita

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 26
GOTRAK Bahu & Ekstremitas Atas

Thoracic Outlet Syndrome


Rotator Cuff Tendinitis

Bicipital Tenosynovitis
Radial Nerve
Lateral Epicondylitis
Median Nerve

Cubital Tunnel
Syndrome Carpal Tunnel Syndrome
Ulnar Nerve

Gaylon Tunnel Syndrome


Thoracic outlet syndrome
-Terjadi akibat penekanan saraf dan pembuluh darah
antara leher dan bahu
-Gejala : kesemutan / baal di tangan/jari, kelemahan
lengan/tangan, kesulitan memegang benda2 kecil,
kesulitan menjangkau melalui bahu

Gotrak daerah siku


Lateral epicondylitis ( tennis elbow)
Medial epicondylitis ( golfer elbow)

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 28
Carpal tunnel syndrome
 Terjadi akibat penekanan saraf medianus di
pegelangan tangan
Gejala : nyeri , baal, gangguan
sensoris jari2.

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
-based on Erna T, Sudadi H 29
.....Carpal Tunnel syndrome
Terjadi akibat fleksi pergelangan tangan terus menerus
saat bekerja

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 30
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 31
Low back pain
Penyebab:
• Kerja fisik berat
 Ada kaitannya dg mengangkat, memindahkan, menjinjing,
mendorong & mengepak barang/ beban
 Sering memutar pinggang/tulang belakang, posisi tidak
alamiah
• Posisi kerja berdiri/duduk terus (prolonged sitting/standing)
 Whole Body vibration
 Static Work Postures
 Psychological Factors
 Kecelakaan/Trauma (terpeleset, tersandung)

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 32
Movements Associated with LBP
& the Percentage of Injuries
 Mengangkat beban 49%
 Gerakan berputar 18%
 Membungkuk 12%
 Mendorong 9%
 Menarik 9%
 Menurunkan 7%
 Perubahan posisi tiba2 5%

Perawat  risiko tinggi LBP

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 33
Faktor2 individu terkait keluhan
nyeri punggung bawah
1. Umur  degenerasi diskus intervertebra
2. Jenis kelamin
3. Anthropometri
4. Kesegaran jasmani dan olah raga
5. Mobilitas punggung bawah
6. Riwayat LBP sebelumnya
7. Merokok, obesitas, penyakit2 lain ( rematik/artritis)
8. Struktur abnormal : skoliosis

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 34
Degenerasi diskus intervertebra merupakan faktor risiko
ergonomi untuk terjadinya cedera tulang belakang

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 35
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 36
F. PENERAPAN ERGONOMI
SIKAP TUBUH SAAT BEKERJA

harus dalam sikap yang ergonomis sehingga tercapai


efisiensi & produktivitas serta
kenyamanan dalam bekerja.
Cara :
-Hindari sikap yang tidak alamiah dalam bekerja
-Hindari beban statis sampai sekecil-kecilnya
-Pakai ukuran benar yang baku untuk peralatan kerja
orang Indonesia.
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 37
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 38
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 39
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 40
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 41
Meja kerja
 Tinggi area kerja harus diatur sehingga semua pekerjaan
dapat dilihat dengan mudah (jarak lihat optimal) dengan
sikap duduk yang enak
 Alat-alat pembantu kerja seperti pegangan, handel harus
ditempatkan gerakan yang paling sering dapat dilakukan
dengan posisi tangan dekat ke tubuh dan dengan siku
dalam keadaan fleksibel
 Kerja otot statis dapat dihilangkan atau dapat dikurangi
dengan memberi penunjang siku, lengan bagian bawah
atau tangan (operational dental chair, meja ketik,
komputer, dll)

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 42
...meja kerja

 Meja kerja harus dapat disetel hingga dapat


disesuaikan dengan kebutuhan dan tenaga kerja
 Sikap kepala pada sikap kerja berdiri harus diperbaiki
aga memberi kemudahan bagi pelaksana pekerjaan
(sudut penglihatan +23 - 27o kebawah dari garis
horizontal)

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 43
...meja kerja

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 44
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
-based on Erna T, Sudadi H 45
Perhatikan prinsip kinetik
Dalam kerja mengangkat dan mengangkut yang
ergonomis harus diperhatikan prinsip kinetik sebagai
berikut :
*Beban diusahakan agar menekan pada otot tungkai
yang lebih kuat dan sedapat mungkin otot tulang
belakang yang lemah dibebaskan dari pembebanan
*Usahakan meminimumkan pengangkatan barang
dengan beda permukaan
*Kurangi jarak untuk menarik dan mendorong serta
gaya untuk gerakan dan perimbangan

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 46
Manual handling
 Jangan coba coba, pastikan mampu angkat
 Hindari mengangkat dengan sentakan atau tiba-tiba
 Pastikan cukup ruang untuk ber gerak
 Posisi tubuh tegak
 Posisikan beban sedekat mungkin dengan tubuh
 Hindari angkat beban di bawah lutut atau diatas bahu
 Pegang beban supaya seimbang dg kedua tangan
 Beban terbagi rata bila diangkat berdua atau lebih
 Imbangkan beban dg tubuh anda dan lengan anda; dan
angkat atau bergerak dengan menggunakan otot kaki
 Minimalkan gerakan tulang belakang, baik membungkuk
kedepan/ kesamping atau berputar
 Bersihkan atau lapangkan jalur perjalanan anda
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 47
...manual handling

Jangan coba2, pastikan


mampu angkat

Hindari mengangkat dengan tiba2


atau sentakanngkat dengi mengar

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 48
...manual handling

Pastikan cukup ruang


utk bergerak

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 49
...manual handling

Posisi tubuh tegak

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 50
...manual handling

Posisikan beban sedekat mungkin


dg tubuh
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 51
....manual handling

Hindari angkat beban dibawah lutut


atau diatas bahu

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 52
....manual handling

Imbangkan beban dengan tubuh dan lengan anda

Angkat atau bergerak dengan menggunakan otot kaki

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 53
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 54
...manual handling

Pegang beban supaya seimbang dengan


kedua tangan

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 55
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 56
...manual handling

Beban dibagi rata bila


diangkat berdua atau lebih

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 57
...manual handling

Minimalkan gerak tulang belakang, baik


membungkuk kedepan, kesamping atau
berputar

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 58
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
-based on Erna T, Sudadi H 59
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 60
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 61
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 62
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 63
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 64
HUMAN BEHAVIOUR / HUMAN FACTOR
 Mental overload
 Organisasi kerja
Pekerjaan yang terus menerus dapat menyebabkan
kebosanan dalam bekerja sehingga menimbulkan stress
kerja
Juga ketidak serasian antar pekerja antara majikan dan
pekerja atau kurangnya motivasi kerja dapat menyebabkan
ketidakpuasan bekerja
Organisasi kerja baik perorangan maupun secara
kelompok, mekanisme pekerjaan harus diatur dengan
penerapan ergonomi yang baik. Pekerjaan kelompok
merupakan cara yang baik untuk menciptakan organisasi
yang baik. PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 65
Work place design
Desain area kerja sangat penting utk menciptakan area
kerja yang aman, nyaman dan meminimalisir faktor
lingkungan kerja

Juga penting : work place layout

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 66
Work place layout

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 67
Personal hygiene reducing health hazards

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 68
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 69
Bekerja dg komputer
secara ergonomis
 Kursi : nyaman, dapat diatur, ada penyangga punggung
 Keyboard: posisikan agar lengan anda relaks dan
nyaman, pundak tidak tegang, pergelangan tangan tidak
menekuk, ketika mengetik, tangan ikut bergeser kekiri-
kanan sehingga gerakan jari minimal
 Tempatkan mouse dekat dan dipermukaan yg sama
dengan keyboard

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 70
.... Bekerja dg komputer
 Monitor :
-Posisi diatur utk cegah pantulan cahaya dari lampu/
jendela/sumber cahaya lainnya
-Bila perlu, gunakan filter didepan layar monitor.
Atau atur brightness dan contrast
-Posisi monitor diatur agar mata anda setinggi tepi
atas monitor ( 5-6 cm dibwh bagian atas casing
monitor ). Monitor yg terlalu rendah dapat
menyebabkan nyeri leher dan pundak
-Jarak anda dg monitor sekitar 50-60 cm agar mata
tidak tegang/cepat lelah
-Posisi monitor tepat lurusbydidepan
PERDOKI-prepared Nusye EZ anda
based on Erna T, Sudadi H 71
Untuk mengurangi ketidak nyamanan dan
kemungkinan kelelahan (termasuk kelelahan mata)

ATURAN 20-20-20
Setiap 20 menit, istirahatkan mata selama
20 detik dengan melihat jauh (sejauh 20
kaki atau 6 meter)

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 72
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 73
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 74
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 75
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 76
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 77
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 78
Olah raga ringan didepan meja/komputer

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 79
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 80
G. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
I. Pengendalian Melalui Perundang-undangan
(Legislative Control) antara lain :

• UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


 UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
 Peraturan Menteri Kesehatan tentang higiene dan
sanitasi lingkungan
 Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
 Dll.

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 81
II. Pengendalian melalui Administrasi
Organisasi (Administrative Control)
 Adanya Persyaratan penerimaan pekerja yg meliputi batas
umur, jenis kelamin, syarat kesehatan,dll
 Rotasi pekerja dari pekerjaan yg membutuhkan kerja
fisik/tenaga yg berat ke tempat kerja yg tidak/kurang berat.
 Pengaturan jam kerja, lembur dan shift
 Memperpendek jam kerja atau menambah jumlah istirahat
pendek.
 Melatih pekerja untuk mengenali faktor-faktor risiko
ditempat kerja dan mencegahnya bila memungkinkan.
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 82
III. Pengendalian Secara Teknis (Engineering
Control):

Bertujuan agar pekerja dapat bekerja dg nyaman, aman &


effisien dg cara Modifikasi dari pekerjaan yg meliputi a.l.:
 Substitusi peralatan kesehatan yg digunakan di tempat
kerja dengan alat alat yg ergonomis
 Mendesign tinggi meja kerja agar sesuai dg tinggi rata-
rata pekerja.
PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 83
 Penanggulangan gerakan berulang-ulang melalui alat
bantu mekanik, rotasi kerja dan standard produksi.
 Mengatur tempat kerja untuk mengurangi atau
menghindari gerakan tubuh memutar, membungkuk
kedepan dan kesamping.
 Mengurangi gerakan lengan atas menjangkau/meraih
dengan ataupun tanpa beban
 Menghilangkan ujung-ujung yg tajam pada alat kerja
atau produk yg berulang-ulang kontak dengan pekerja.

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 84
IV. Pengendalian melalui jalur kesehatan
( medical control)
 Review data laporan tentang cedera dan gejala
GOTRAK dari medical record.

 Penemuan awal dan pelaporan gejala GOTR.


Dengan deteksi dini pada stadium awal, maka
penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat,
mengurangi penderitaan atau bahkan
menghilangkan timbulnya Potrak ( Penyakit Otot
–Tulang Rangka akibat kerja) sehingga dapat
mempercepat pemulihan kemampuan kerja dan
kualitas kerja petugas tempat
PERDOKI-prepared kerja.
by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 85
 Survey keluhan pegal linu dan nyeri otot pada
pekerja. Surveilans hendaknya menggunakan
instrumen yg baku, sehingga dapat dievaluasi dan
dianalisis secara berkala menggunakan standar yg
sama, untuk identifikasi adanya keluhan
muskuloskeletal dan untuk identifikasi pekerjaan
/ tugas yg berisiko ( RULA, REBA ).
 Kemudahan akses pekerja ke petugas klinik
perusahaan/puskesmas untuk setiap shift kerja.

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 86
 Pengobatan konservative dan restriksi kerja
ditempat tugas tertentu (bila diperlukan)

 Tersedia system rujukan untuk menegakkan


diagnosa Penyakit Otot Tulang-Rangka Akibat
Kerja (POTRAK) secara cepat dan tepat (prompt-
treatment)

 Memberi nasihat dan menyiapkan pekerja untuk


kembali bekerja.

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 87
Terimakasih

PERDOKI-prepared by Nusye EZ
based on Erna T, Sudadi H 88

Anda mungkin juga menyukai