6000 ha
4000 ha
Bendung 1
Bangunan bagi
terakhir
1
2
2
2
2 1000 ha
4000 ha 2000 ha
3000 ha
Ket :
• GFR (gross farm requirement) adalah kebutuhan
air irigasi kotor (total kebutuhan air irigasi)
• NFR (net farm requirement) adalah kebutuhan air
irigasi bersih (total kebutuhan air irigasi – hujan
efektif)
• Untuk tanaman palawija, tidak diperlukan
Pengolahan lahan dan penggantian lapisan air.
• Sehingga kebutuhan air irigasi untuk tanaman
palawija adalah untuk menggantikan air yang
hilang karena:
1. Penggunaan konsumtif
2. Perkolasi
GFR palawija = Cu + P
NFR palawija = Cu + P - ER
• Besarnya kebutuhan air di sawah bervariasi
menurut jenis dan umur tanaman dan
bergantung kepada cara pengolahan lahan.
• Besarnya kebutuhan air di sawah dinyatakan
dalam mm/ hari.
1. Penyiapan lahan
• Penyiapan lahan hanya dilakukan untuktanaman
padi
• Faktor yang menentukan besarnya kebutuhan air
untuk penyiapan lahan adalah :
1. Lama waktu penyiapan lahan
2. Jumlah air untuk penyiapan lahan
• Untuk seluruh petak tersier, dianjurkan untuk
menyediakan waktu untuk penyiapan lahan
selama 1,5 bulan (45 hari)
• Bila penyiapan lahan dilakukan dengan peralatan
mesin (mekanis), maka jangka waktu satu bulan
(30 hari) dapat dipertimbangkan.
• Kebutuhan air untuk pengolahan lahan (puddling)
bisa diambil 200 mm, ini untuk penjenuhan
(presaturation). Dan untuk keperluan
penggenangan sawah pada awal transplantasi
akan ditambahkan lapisan air 50 mm lagi.
• Angka 200 m di atas mengandaikan bahwa tanah
itu tidak ditanami selama lebih dari 2,5 bulan.
Jika tanah itu dibiarkan bera lebih lama lagi, maka
kebutuhan air untuk penyiapan lahan dinaikkan
menjadi 250 mm.
• Kebutuhan air untuk penyiapan lahan dapat
diperoleh dari tabel (1) atau dihitung dengan rumus
Van de Goor dan Ziljstra (1968) dengan rumus :
IR = kebutuhan air di sawah (mm/hr)
M = Kebutuhan air untuk menggantikan air yg hilang
akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah
dijenuhkan (mm/hr)
Eo = evaporasi air terbuka selama penyiapan lahan
(mm/hr)
P = perkolasi (mm/hr)
T = jangka waktu penyiapan lahan (hari)
S = kebutuhan air untuk penjenuhan sebesar
(200 atau 250)mm + 50mm untuk lapisan genangan.
Tabel kebutuhan air untuk penyiapan lahan
Tabel (1)
Eo + P T = 30 hari T = 45 hari
mm/hari S 250 mm S 300 mm S 250 mm S 300 mm
5 11.1 12.7 0.4 9.5
5.5 11.4 13 8.8 9
6 11.7 13.3 9.1 10.1
6.5 12 13.6 9.4 10.4
7 12.3 13.9 9.8 10.8
7.5 12.6 14.2 10.1 11.1
8 13 14.5 10.5 11.4
8.5 13.3 14.8 10.8 11.8
9 13.6 15.2 11.2 12.1
9.5 14 15.5 11.6 12.5
10 14.3 15.8 12 12.9
10.5 14.7 16.2 12.4 13.2
11 15 16.5 12.8 13.6
Sumber : Roedy, Soekibat., 2005
2. Penggunaan konsumtif
• Penggunaan konsumtif (consumptive use)
adalah jumlah air yang dipakai untuk proses
evapotranspirasi
• Dihitung dengan rumus :
Kacang 130 0.3 0.51 0.66 0.85 0.95 0.95 0.95 0.55 0.55
tanah
Bawang 70 0.5 0.54 0.69 0.69 0.9 0.95
kapas 195 0.5 0.5 0.58 0.75 0.91 1.04 1.05 1.05 1.05 0.78 0.65 0.65 0.65
Sumber : FAO Guideline for Crop Water Requirements (Ref. FAO, 1977)
3. Perkolasi dan rembesan
• Perkolasi ini dipengaruhi antara lain oleh:
a. Tekstur tanah, tanah dengan tekstur halus
mempunyai angka perkolasi yang rendah,
sedangkan tanah dengan tekstur yang kasar
mempunyai angka perkolasi yang besar.
b. Permeabilitas tanah
c. Tebal lapisan tanah bagian atas, makin tipis
lapisan tanah bagian atas ini makin
rendah/kecil angka perkolasinya.
• Perkolasi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
perkolasi vertikal dan horizontal. Menurut hasil
penelitian di lapangan, perkolasi vertikal lebih
kecil dari pada perkolasi horizontal, angkanya
berkisar antara 3 sampai 10 kali, hal ini terutama
untuk sawah-sawah dengan keadaan lapangan
yang mempunyai kemiringan besar yaitu sawah-
sawah dengan teras-teras.
• Akan tetapi perkolasi horizontal ini, masih dapat
dipergunakan lagi oleh petak sawah di bawahnya
sehingga perkolasi horizontal tidak
diperhitungkan sebagai kehilangan.
• Di Jepang menurut hasil penelitian di lapangan,
angka-angka perkolasi untuk berbagai jenis tanah
disawah dengan lapisan tanah bagian atas (top
soil) lebih tebal dari 50 cm adalah sebagai berikut
(Rice Irrigation in Japan, OTCA 1973)
Tabel (4)
Tabel (5)
Tabel (6)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Tahunan
No Tahun
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II (mm)
1 1992 123 146 140 189 157 97 105 29 0 9 1 0 1 2 0 2 11 54 28 39 5 145 117 96 1497
2 1993 120 211 228 23 16 55 83 13 24 0 14 3 0 0 0 0 0 3 12 23 20 68 114 323 1353
3 1994 38 144 179 135 224 126 58 0 2 0 0 0 0 6 0 0 4 0 2 0 1 59 153 36 1170
4 1995 140 148 126 120 111 85 60 7 14 6 3 1 3 2 0 0 10 0 20 11 167 116 150 44 1345
5 1996 84 55 125 169 130 31 36 24 46 0 0 0 13 2 5 0 0 3 1 45 41 42 72 29 950
6 1997 137 59 188 264 81 0 36 3 45 1 11 2 2 0 0 0 0 35 11 78 3 27 143 109 1237
7 1998 204 51 38 60 76 211 124 145 0 3 45 4 66 29 1 0 3 137 14 363 137 85 74 189 2058
8 1999 154 176 107 85 131 165 64 10 19 0 0 1 2 0 2 2 0 0 18 73 102 65 196 58 1431
9 2000 184 174 53 83 53 90 208 74 111 8 2 0 0 0 0 0 0 0 134 51 312 64 93 3 1698
3. Jadi hujan dengan peluang 80% (R80) adalah seluruh data pada tahun 1994,
sedangkan R50 adalah seluruh data tahun 1993
𝑁𝐹𝑅
DR =
8.64 𝑥 𝑒𝑓𝑓
8 Total Keb. Air mm/hari 11.700 12.300 5.850 6.785 5.609 6.025 5.171 4.898 [ 3+4+5+6+7 ]
9 Hujan Efektif mm/hari 3.148 6.425 7.320 1.974 0.000 0.003 3.470 0.008 0.7*R80/15
10 Keb. Air di sawah (NFR) mm/hari 8.552 5.875 -1.470 4.811 5.609 6.022 1.701 4.890 [8-9]
11 Keb. Air di sawah(NFR) l/dt/Ha 0.990 0.680 -0.170 0.557 0.649 0.697 0.197 0.566 [ 10 ] / 8.64
12 Keb. Di Intake (DR) l/dt/Ha 1.52 1.05 0.00 0.86 1.00 1.07 0.30 0.87 [ 11 ] / 0.65
max kebtuhan air (l/dt/ha) : 1.52 l/det/ha. Angka negatif dianggap nol)