Anda di halaman 1dari 14

1.

Dini Nurul Haqiqi (150810079) Kelompok 7


Bertanya tentang independensi.
Bagaimana atau apa saja yang
mempengaruhi sehingga auditor
suatu entitas yang diperiksa dianggap
tidak independen lagi?
Jawab : Melinda sari siregar (150810094)
Dalam menjalankan tugas auditnya, seorang auditor tidak hanya dituntut untuk memliki
keahlian saja, tetapi juga dituntut untuk bersikap independen. Walaupun seorang auditor
mempunyai keahlian tinggi, tetapi dia tidak independen, maka pengguna laporan keuangan
tidak yakin bahwa informasi yang disajikan itu benar. Terdapat tiga aspek independensi
seorang auditor, yaitu :
1) Independence In Fact ( Independensi dalam fakta ). Artinya auditor harus
mempunyai kejujuran yang tinggi, keterkaitan yang erat dengan objektivitas.
2) Independence In Appearance ( Independensi dalam penampialn ) . artinya
pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit.
3) Independence In Competence ( Independensi dari sudut keahliannya ). Indepensi
dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor.
Trifika Lintang (150810212) Kelompok 8

Apa dasar pemikiran yang melandasi adanya


standar umum ke empat dan apa akibatnya jika
sistem pengendalian mutu tidak direview oleh
pihak lain?
Jawab : tarlen simamora (130810330)

Standar umum ke empat berhubungan dengan pengendalian mutu


jadi dasar pemikiran yang membentuk standar ini adalah kepuasan
pelanggan. Kepuasan pelanggan dinilai dari bagaimana produk yang
dihasilkan berkualitas baik demi memuaskan pelanggan.
Jika pun sistem pengendalian mutu tidak dilakukan dapat
mengakibatkan tidak adanya kepuasan peanggan dengan hasil
produk yang cacat, dapat menambah biaya-biaya yang tidak
diperlukan dan turunnya produktivitas. Dan yang paling fatal yaitu
kita kehilangan pelanggan.
Nuraminatun (150810205) kelompok 5
di pernyataan standar umum kedua ada “organisasi” yang dapat mempengaruhi kinerja pemeriksa
“pemeriksa yang ditugasi oleh organisasi pemeriksa dapat dipandang bebas dari gangguan terhadap
independensi secara organisasi,apabila melakukan pemeriksaan diluar entitas tempat ia bekerja.”

Apakah pemeriksaan yang dilakukan diluar entitas


tempat ia bekerja sudah teruji kebebasanya dari
hambatan independensi lalu apakah jika dilakukan
dalam entitas tempat ia bekerja itu bisa bebas dari
hambatan independensi? Bagaimana caranya?
Jawab : tarlen simamora (130810330)

Cara ia bebas dari hambatan independensi yaitu :


1. Memegang teguh selalu kode etik akuntan indonesia dengan setiap anggota
harus mempertahankan integritas dan sikap objektivitasnya dalam audit
2. Tidak mempunyai hubungan saudara dan kekeluargaan dalam mengaudit
perusahaan tersebut
3. Selalu memgang teguh dengan menolak setiap tindakan KKN (korupsi,
kolusi dan Nepotisme) dan menjalankan pekerjaannya dengan baik dan
benar.
Inggri saundri (150810080) Kelompok 4
Didalam tanggung jawab manajemen salah satunya menindak lanjuti
rekomendasi BPK.
Apakah semua rekomendasi dari BPK itu
harus di tindak lanjuti? Atau adakah
bentuk-bentuk rekomendasi BPK yang boleh
ditolak oleh manajemen untuk
ditindaklanjuti ?
Jawab: Ediyanto (150810255)
Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam LHP. Tindak lanjut atas
rekomendasi dapat berupa pelaksanaan seluruh atau sebagian dari
rekomendasi. Dalam hal sebagian atau seluruh rekomendasi tidak dapat
dilaksanakan, pejabat wajib memberikan alasan yang sah.
Pejabat juga wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK
tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam LHP. Jawaban atau
penjelasan sebagaimana dimaksud disampaikan kepada BPK selambat
lambatnya 60 hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima.
Vivi verliannilawati (150810068) Kelompok 3

Dalam standar umum kedua terdapat gangguan


organisasi, Berikan contoh sederhana dalam gangguan
organisasi tersebut, mengingat organisasi pemeriksa
harus bebas dari hambatan independen?
Jawab : aulia ulfah (150810105)

Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu hambatan personal, hambatan fisik, hambatan kultural atau budaya, serta hambatan
lingkungan

Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi


Berbagai hambatan komunikasi yang dapat menyebabkan ketidak efektifan komunikasi dapat kita atasi dengan memperhatikan beberapa hal berikut
ini :
1. Pengirim pesan/komunikator/sender
Komunikasi adalah suatu proses yang berlangsung dua arah dan diawali oleh pengirim pesan. Pengirim pesan hendaknya merumuskan informasi sedemikian rupa
agar tujuan komunikasi tercapai. Pengirim pesan harus proaktif dalam membuat penerima/komunikan/komunikator/receiver mengerti dan memahami pesan yang
disampaikan. Seringkali, apa yang dikatakan tidak selalu sesuai dengan apa yang didengar. Untuk menghindarinya, hal-hal yang harus dilakukan adalah :
 Menyatakan satu ide atau gagasan dalam satu waktu.
 Menyatakan ide atau gagasan dengan singkat.
 Memberikan penjelasan ketika diperlukan.
 Melakukan pengulangan jika diperlukan.
 Menerima dan memberikan umpan balik.
 Melakukan pilihan kata, nada suara dan bahasa tubuh yang tepat.
• Mengembangkan sikap empati terhadap penerima/komunikan/komunikate/receiver dalam mengatasi hambatan kultural atau budaya dalam komunikasi.
Baca : Etika Komunikasi
2. Pesan
Pesan merupakan informasi sederhana yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal. Untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya masalah, pengirim harus :
1. Menggunakan terminologi yang tepat.

2. Berbicara dengan jelas.

3. Waktu pengiriman pesan disesuaikan dengan kesiapan penerima pesan untuk mendengarkan atau menerima pesan.

4. Menggunakan volume suara yang sesuai.

5. Pesan yang disampaikan hendaknya bersifat inklusif dan informatif. Inklusif artinya bahwa pesan berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh penerima pesan untuk
memahami maksud pengirim. Informasi artinya pesan merupakan sesuatu yang ingin diketahui oleh penerima pesan.

3. Penerima/komunikan/komunikate/receiver
Penerima pesan membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu, penerima pesan harus memegang kendali atas seluruh proses
komunikasi yang berlangsung. Agar penerima pesan memegang kendali, adalah penting bagi penerima pesan untuk yakin bahwa pengirim pesan memahami apa yang
diinginkan oleh penerima pesan dan mengapa mereka menginginkannya.
Aktif mendengarkan adalah suatu proses yang digunakan oleh penerima pesan untuk memfasilitasi komunikasi dan meningkatkan penampilan. Dalam artian, penerima pesan
aktif dalam proses komunikasi. Agar penerima pesan dapat mendengarkan dengan aktif, hal-hal yang perlu dilakukan oleh penerima pesan adalah :
1. Fokus perhatian pada pesan yang disampaikan dengan memberikan momen prioritas. Jika memungkinkan melihat atau melakukan kontak mata kepada pengirim pesan.
2. Mendengar dan melihat isi pesan tidak langsung atau non verbal sama baiknya ketika mendengarkan kata-kata. Perhatikan petunjuk non verbal yang menyajikan informasi
berdasar pada apa yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan. Persepsi yang diberikan oleh penerima pesan terhadap pesan dan pengirim pesan dapat berbeda. Pilihan kata,
nada suara, posisi tubuh, geture dan gerakan mata merefleksikan perasaan dibalik kata-kata yang diucapkan.
3. Menjaga pikiran tetap terbuka dan hindari penilaian.
4. Melakukan verfikasi terhadap apa yang didengar atau disampaikan. Jangan berasumsi bahwa persepsi yang diberikan terhadap pesan merupakan bentuk persetujuan
dengan tujuan pengirim pesan. Berikan umpan balik yang tepat kepada pengirim pesan.
Silvia monalisa (150810219) Kelompok 2

Bagaimana cara mempertahankan dan memperluas kepercayaan public


kepada masyarakat?
• Jawab : aulia ulfah (150810105)

• Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat
terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan
profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang
berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Dalam kongresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

• Prinsip Etika.

• Aturan Etika.

• Interpretasi Aturan Etika.

• Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip
Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat
anggota Himpunan yang bersangkutan.
1. Ayu Kemalasari (150810207) Kelompok 1

Dalam standar umum ketiga disebutkan bahwa


pemeriksa harus menggunakan kemahiran
profesioal. Berikan contoh sederhana mengenai
kemahiran professional tersebut?
Jawab: Melinda sari siregar (150810094)

Kemahiran profesional standar umum yang ketiga menyangkut kemahiran profesional dalam semua aspek audit. Secara
sederhana, kemahiran profesional berarti bahwa auditor bertanggungjawab melaksanakan tugasnya dengan tekun dan
seksama. Kecermatan mencakup pertimbangan mengenai kelengkapan dokumentasi audit, kecukupan bukti audit, serta
ketepatan laporan audit. Sebagai profesional, auditor tidak boleh bertindak ceroboh atau dengan niat buruk, tetapi
mereka tidak juga diharapkan selalu sempurna.
Dalam SPAP ( Standar Profesional Akuntan Publik) seksi 130 mengenai prisip kompetensi serta sikap kecermatan dan
kehati-hatian profesional .
Dalam seksi 130.1 prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mewajibkan setiap praktisi
untuk:
a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk menjamin pemberian jasa profesional yang
kompeten kepada klien atau pemberi kerja; dan
b) Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan seksama sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang
berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya

Anda mungkin juga menyukai