Teori Etika
Teori Etika
1. Hedonisme
2. Eudemonisme
3. Utilitarisme
4. Deontologi
1.Hedonisme (Aristippos 433-355 S.M.,
Epikuros 341- 270 S.M.)
Hedone (Yunani) = kesenangan.
Hal apakah yang terbaik bagi manusia?
Hedonisme menjawab tujuan hidup manusia
adalah kesenangan badani, individual dan
aktual/ kini).
Menurut teori ini gerak dalam
badan manusia ada 3:
1).Gerak yang kasar = ketidaksenangan,
misalnya rasa sakit.
2).Gerak yang halus = kesenangan.
3).Tanpa gerak = netral, misalnya tidur.
Epikuros berpendapat:
1) Kesenangan bukan inderawi saja
2) Kebebasan nyeri dalam tubuh
3) Kebebasan dari keresahan jiwa
4) Termasuk kesenangan dalam kehidupan
masa lampau dan masa depan.
Ataraxia: ketenangan jiwa (peaceful of
mind), keadaan seimbang yang tidak
membiarkan diri terganggu oleh hal-hal
yang lain. Ketenangan jiwa mendukung
kesehatan tubuh.
2.Eudemonisme (Aristoteles 384- 322 S.M)
Dalam setiap kegiatan manusia mengejar
sesuatu tujuan yan baik baginya. Kadang-
kadang mengejar suatu tujuan untuk
mencapai tujuan yang lain, misalnya makan
obat untuk bisa tidur dan dengan tidur
nyenyak akan memulihkan kesehatan.
Tujuan akhir hidup manusia adalah kebahagiaan.
Apa yang dimaksud dengan kebahagiaan?
* Kebahagiaan adalah kesenangan.
* Kebahagiaan adalah kekayaan.
* Kebahagiaan adalah mempunyai status sosial yang
tinggi.
* Kebahagiaan adalah memiliki nama baik.
* Kebahagiaan adalah dapat menjalankan fungsi
dengan baik, misalnya penyuling dapat
memainkan sulingnya dengan baik, tukang sepatu
dapat membuat sepatu yang bagus, pelukis dapat
menghasilkan lukisan yang indah, dokter bedah
berhasil mengangkat tumor.
Karena keunggulan manusia
dibandingkan dengan makhluk hidup
lain adalah adanya kemampuan manusia
menggunakan rasio (penalaran), maka
kebahagiaan bagi manusia adalah
mampu menjalankan fungsi rasionya
dengan baik.
Keutamaan manusia ada 2:
1) Keutamaan intelektual
2) Keutamaan moral
Dengan keutamaan moral, rasio menjalankan
pilihan-pilihan yang perlu dilakukan dalam hidup
sehari-hari. Dalam hidup sehari-hari diperlukan
keseimbangan antara “kurang” dan “terlalu banyak”,
misalnya antara kikir dan boros antara gegabah dan
pengecut. Yang terbaik adalah pertengahan
(phronesis =berkeutamaan dalam situasi konkret).
3.Utilitarisme (David Hume 1711-1776;
Jeremy Bentham 1748-1832; John Stuart
Mill 1806-1873).
1) Utilitarisme klasik : memperbaharui
hukum atas dasar etis ( di Inggris).
Hukum (pidana) bertujuan memajukan
kepentingan warga negara. Suatu
pelanggaran yang tidak merugikan orang
lain, tidak dianggap sebagai tindakan
kriminal, misalnya pelanggaran seksual
(selingkuh) yang dilakukan atas dasar suka
sama suka.
“Suatu perbuatan dinilai baik atau buruk sejauh
dapat meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan
orang banyak. Kebahagiaan itu bukan hanya
menyangkut perorangan (individu) seperti pada
hedonisme tetapi menyangkut orang banyak.