• Meskipun obesitas dapat menurunkan ambang produksi IgE spesifik pada eksperimen
asma dengan ovalbumin, tidak terdapat mekanisme yang secara jelas
menghubungkan obesitas dengan respon IgE
• Aktivasi jalur IgE tidak hanya bergantung pada sintesis IgE, namun pada reaktivitas
arus bawah, misalnya fungsionalitas sinyal FceRI.
• Pada asma non atopi, adanya antibodi IgE spesifik alergen lokal dan tidak adanya
reaktivitas klinis pada paparan alergen dapat berhubungan dengan defek pada sinyal
IgE/FceRI/Syk, yang mana terjadi pada subjek atopi yang mengalami infeksi virus
tertentu.
IgE sebagai target terapi dan biomarker
pada asma
• Efek yang paling nampak pada terapi ini, selain perbaikan gejala terkait asma dan
kualitas hidup, adalah penurunan eksaserbasi berat yang diinduksi virus.
• Meskipun demikian, masih belum jelas apakah IgE merupakan biomarker yang baik
untuk memprediksi respon terhadap omalizumab.
• Penelitian pada asma intrinsik menunjukkan bahwa terapi anti IgE (omalizumab)
pada ekspresi permukaan sel FceRI memberikan efek meredakan dan perbaikan
obstruksi jalan nafas yang signifikan setelah perawatan selama 16 minggu.
• IgE serum yang tinggi (>1300 kU.L-1) belum ada penelitian keberhasilannya
• Tidak adanya respon dosis IgE juga tampak selama terapi omalizumab pada
urtikaria kronis. Berhubungan dengan adanya antibodi yang menetralkan IgE,
yang diperoleh secara ex vivo, memberikan bukti baru bahwa level IgE saja
tidak cukup untuk memprediksi keluaran klinis.
Index Eosinofil sebagai biomarker respon
omalizumab
• Indeks eosinofil (seperti hitung eosinofil darah >2%, FeNO >20 ppb) dapat
mewakili biomarker yang lebih baik untuk respon omalizumab pada asma
• Profil High-Th2 (eosinofil darah >260 µL-1 >19,5 ppb) berhubungan dengan
pengurangan tingkat eksaserbasi asma yang signifikan pada pasien yang
diterapi dengan omalizumab.
• Pada exsaserbasi berat, tingkat respon terhadap terapi anti IL-5 seperti
mepolizumab terjadi tanpa berhubungan dengan level IgE atau atopi dan lebih
berhubungan dengan eosinofilia darah.
Periostin Serum
• Periostin serum (>50 ng.mL-1) sebagai biomarker inflamasi eosinofilik
bronkial yang potensial pada asma berat
• Pada penelitian lain yang penderitanya tidak dipilih dengan baik menyimpulkan
bahwa omalizumab tidak cost effective (US$280.000-800.000 per QALY).
IgE memainkan peran penting dalam patogenesis beberapa fenotip asma, termasuk pada pasien non atopik.
Terapi anti IgE pada asma mampu mengatasi hambatan yang disebabkan IgE spesifik alergen dan
menginterferensi sinyal IgE/FceRI yang diinduksi virus atau superantigen, yang penting bagi pasien dengan
penyakit berat dan memiliki resistensi (parsial) terhadap kortikosteroid.
Tumpang tindih antara asma IgE-tinggi dengan “tipe 2” tinggi masih belum jelas dan harus menjadi fokus
penelitian mendatang, terutama terkait bioterapi asma berat.