Anda di halaman 1dari 38

Prosedur

Pemeriksaan Mata
Anatomi Mata
Anatomi mata terdiri atas :
 Bola Mata

 Nervus opticus

 Organ penyokong mata


1. Bola Mata
Bola mata dapat dibedakan menjadi ;
 Dinding bola mata

 Isi bola mata


Dinding bola mata
Dinding bola mata terdiri atas 3 lapisan :
 Tunica fibrosa (paling luar)  kornea dan sklera

 Tunica Vasculosa (bagian tengah) Choroidea,


Corpus ciliaris, dan iris
 Tunica interna (retina) menangkap sinar 
nervus opticus (sel conus untuk melihat pada
saat terang dan sel basilus untuk melihat pada
saat gelap)
Isi bola mata
Isi bola mata terdiri atas :
 Humor Aqueus

 Lensa

 Corpus vitreum
2. Nervus Opticus
 Dari retina menuju
chiasma opticum,
menyilang, melanjutkan
diri sebagai traktus
opticum, dan bersinaps di
thalamus.
 Kerusakan Nervus
Opticus dapat
menyebabkan kebutaan.
Kerusakan traktus Opticus
dapat menyebabkan
kebutaan parsial

10/22/2018 7
3. Organ Penyokong Mata
Organ penyokong mata terdiri atas: otot bola
mata, palpebra (kelopak mata) serta kelenjar air
mata
Pemeriksaan Fisik Mata
Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan
oftalmologis adalah inspeksi dan palpasi. Inspeksi
visual dilakukan dengan bantuan cahaya maupun
dengan menggunakan alat ofthalmoskop. Palpasi
bisa dilakukan untuk mengkaji nyeri tekan mata
dan kelainan, serta mengeluarkan cairan dari
puncta.
Lanjutan px fisik mata
A. Pemeriksaan alis dan kelopak mata
1. Alis  kuantitas dan penyebaran rambutnya

2. Kelopak mata

 Inspeksi warna, keadaan kulit, ada maupun


tidaknya bulu mata, serta arah tumbuhnya bulu mata
 Inspeksi adanya lesi seperti bintitan ataupun
tumor
 Respon membuka dan menutup mata
Gangguan pada kelopak mata
 Eksoftalmos  hipertiroidisme
 Kurang Nutrisi dan dehidrasi  kelopak mata tampak
cowong atau cekung akibat hilangnya jaringan lemak
dan cairan yang tersimpan di belakang bola mata
 Ptosis (turunnya kelopak mata)  edema, kelemahan
otot, defek kongenital, atau masalah neurologis (SO III)
okulomotorius
 Ektropion/ Entropion  melengkung keluar
(mata kering)/melengkung kedalam (iritasi
kornea)
Lanjutan px fisik mata
B. Pemeriksaan Mata Anterior
Sklera dan konjungtiva  Kelopak mata
dilebarkan dibuka dengan meletakkan telunjuk
pada kelopak mata atas pasien dan ibu jari pada
bagian bawah agar terhindar dari trauma
jaringan lunak. Ketika kelopak mata dibuka
dengan lembut, pasien diminta melihat keatas,
bawah, dan ke arah kedua sisi.
Gangguan pada sklera dan
konjungtiva
 Ikterik (berwarna kuning) gangguan penyakit
hati atau empedu
Lanjutan px fisik mata
 Pemeriksaan Kornea
Pemeriksaan kornea dilakukan dengan
menggunakan alat bantu lampu slit maupun
senter. Normalnya, kornea tampak halus dengan
pantulan cahaya seperti cermin, terang, simetris
dan jernih  iris tampak jelas.
Sensitivitas kornea  menyapukan kapas bersih
yang telah digulung kecil secara lembut ke masing-
masing kornea (normal : reflek berkedip secara
segera dan sama dan pengeluaran air mata)
Gangguan pada kornea
 Kornea tampak putih kelabu ( jar parut)
trauma, post pembedahan, atau infeksi
 Pengkabutan kornea (edema kornea)
glaukoma akut dan pasca trauma atau
pembedahan yang mengakibatkan kerusakan
pada epitel kornea.
Lanjutan px fisik mata
 Pemeriksaan Iris dan Kamera Anterior
Iris  bentuk, kesimetrisan dan Warnanya
Kamera  kejernihannya (pengkabutan (flare)
dalam humor aqueous) peningkatan bahan
seperti protein akibat inflamasi di dalam kamera
anterior
Gangguan pada iris dan kamera
anterior
 Hipopion  Pengumpulan nanah di dalam
kamera anterior
 Hifema  Pembuluh darah dalam kamera
anterior juga dapat mengalami cedera/ rapuh/
ruptur sehingga menyebabkan terkumpulnya
darah di dalam kamera anterior
Lanjutan px fisik mata
 Pemeriksaan pupil
Pupil adalah lubang kecil di tengah iris. Ketika
kita memeriksa pupil, kita mengkaji reaksi
terhadap cahaya dan pandangan konvergensi,
misalnya untuk mengevaluasi gangguan susunan
saraf pusat (SSP). Iris dapat berubah ukurannya
untuk mengontrol cahaya yang masuk ke mata.
Normalnya ketika cahaya terang pupil
berkonstriksi (miosis) dan saat pencahayaan
kurang (midriasis)
Lanjutan px fisik mata
 Pemeriksaan lensa
Kita tidak dapat melihat lensa, meskipun melalui
pandangan menyudut ke dalam pupil yang dilatasi, kita
hanya dapat melihat pantulan ringan kapsul anterior.
Orang dengan katarak matur, maka lensanya akan
buram, pupil nampak berkabut, dan berwarna putih
keabuan.
Lanjutan
Pada bayi baru lahir  periksa pupil  katarak
kongenital  Pupil yang nampak berwarna
putih (leukokoria) bisa menunjukkan adanya
katarak dan mengindikasikan adanya tumor intra
okuler yakni retinoblastoma (mata kucing)
Pemeriksaan fungsi mata

Pemeriksaan ketajaman mata (visus)


Alat Pengukuran Visus
Pemeriksaan Awal
 Pengamatan
 Pemeriksa memegang senter perhatikan:
 Posisi bolamata: apakah ada juling

Mata normal
 Pterigium: Ada atau tidak
 Kornea: ada parut atau
tidak

 Lensa: jernih atau keruh/


warna putih
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
 Pemeriksaan
dapat dilakukan
dihalaman rumah
(tempat yang
cukup terang),
responden tidak
boleh menentang
sinar matahari.
Pemeriksaan Tajam Penglihatan

 Gantungkan
kartu Snellen
atau kartu E
yang sejajar
mata responden
dengan jarak 6
meter (sesuai
pedoman tali).
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
 Pemeriksaan
dimulai dengan
mata kanan
 Mata kiri
responden ditutup
dengan penutup
mata atau telapak
tangan tanpa
menekan
bolamata
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
 Responden disarankan
membaca huruf dari kiri
ke kanan setiap baris
kartu Snellen atau
memperagakan posisi
huruf E pada kartu E
dimulai baris teratas
atau huruf yang paling
besar sampai huruf
terkecil (baris yang
tertera angka 20/20)
 Penglihatan normal bila
responden dapat
membaca sampai huruf
terkecil 20/20 (tulis
020/020)
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
 Bila dalam baris
tersebut
responden dapat
membaca atau
memperagakan
posisi huruf E
KURANG dari
setengah baris
maka yang dicatat
ialah baris yang
tertera angka di
atasnya.
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
 Bila dalam baris
tersebut responden
dapat membaca
atau
memperagakan
posisi huruf E
LEBIH dari
setengah baris
maka yang dicatat
ialah baris yang
tertera angka
tersebut.
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
dengan HITUNG JARI
 Bila responden belum
dapat melihat huruf
teratas atau terbesar dari
kartu Snellen atau kartu
E maka mulai HITUNG
JARI pada jarak 3 meter
(tulis 03/060).
 Hitung jari 3 meter belum
bisa terlihat maka maju 2
meter (tulis 02/060), bila
belum terlihat maju 1
meter (tulis 01/060).
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
dengan HITUNG JARI
 Bila belum juga terlihat maka
lakukan GOYANGAN TANGAN
pada jarak 1 meter (tulis 01/300)
 Goyangan tangan belum terlihat
maka senter mata responden
dan tanyakan apakah
responden dapat melihat SINAR
SENTER (jika ya tulis 01/888)
 Bila tidak dapat melihat sinar
senter disebut
BUTA TOTAL (tulis 00/000)
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
dengan PINHOLE
 Bila responden tidak
dapat melanjutkan
lagi bacaan huruf di
kartu Snellen atau
kartu E maka pada
mata tersebut
dipasang PINHOLE
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
dengan PINHOLE
 Dengan pinhole responden dapat melanjutkan
bacaannya sampai baris normal (20/20) berarti
responden tersebut GANGGUAN REFRAKSI
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
dengan PINHOLE
 Bila dengan pinhole responden tidak dapat melanjutkan
bacaannya maka disebut KATARAK
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
dengan PINHOLE
 Bila responden DAPAT membaca sampai baris normal
20/20 TANPA pinhole maka responden tidak perlu
dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan pinhole
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai