Anda di halaman 1dari 52

Kesehatan dan

Keselamatan Kerja
Kelompok 6:
Candra Maya
Noni Pratiwi
Suryono
Pokok Bahasan
1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

2 Tujuan K3

3 Prinsip K3 pada Pegawai

4 Prosedur Keselamatan Kerja

Kebakaran Dapur Penyelenggaraan Makanan dan


5 Penanganannya

6 Alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja

7
4
Pelatihan K3 Rumah Sakit
Pengertian Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
MENURUT PP KEMENKES NO. 66 TH 2016

01 Keselamatan kerja adalah upaya yang


dilakukan untuk mengurangi terjadinya
kecelakaan, kerusakan, dan segala bentuk
kerugian baik terhadap manusia, maupun
yang berhubungan dengan peralatan, obyek
kerja, tempat bekerja, dan lingkungan kerja,
secara langsung dan tidak langsung.
MENURUT KEMENKES TH 2016
Kesehatan kerja adalah upaya peningkatan dan peme-
02 liharaan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
pekerja di semua jabatan, pencegahan penyimpangan
kesehatan yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, pe-
lindung pekerja dari resiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja
dalam suatu lingkungan kerja yang mengadaptasi
antara pekerjaan dan manusia dengan jabatannya.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan


01
03 02
meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara
pencegahan kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi
kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit

K3RS adalah segala kegiatan untuk menjamin dan


01
04 02
melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber da
ya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit melalui
upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat
kerja di rumah sakit
Tujuan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Tujuan K3
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi, dan memdamkan kebakaran
3. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang
berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
Tujuan K3
6. Memberi perlindungan kepada pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluas
nya suhu, kelembaban, debu, kotoran asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar, suara atau getaran
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik fisik, keracunan, infeksi, dan penularan
9. Menyelenggarakan penyelenggaraan udara yang cukup
Tujuan K3
10. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
11. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara, dan proses kerjanya
12. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
13. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang
14. Mencegah terkena aliran listrik
15. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi
Prinsip K3 pada Pegawai
Prinsip Keselamatan Kerja Dalam Proses
Penyelenggaraan Makanan

1. Pengendalian teknis,
meliputi aspek :
a. Letak, bentuk, dan
konstruksi alat sesuai
dengan kegiatan dan
memenuhi syarat yang
ditentukan
b. Ruangan dapur cukup luas, tata letak alat sesuai dengan
arus kerja
c. Perlengkapan alat yang
cukup disertai tempat
penyimpanan yang
praktis
d. Penyerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat
e. Tersedianya ruang istirahat untuk pegawai

Ruang atau Un Suhu (℃) Kelembaban (%) ventilasi


it
Dapur 22-30 35-60 15% dari luas lantai
Prinsip Keselamatan Kerja Dalam Proses
Penyelenggaraan Makanan
Lanjutan...
2. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan
terciptanya kebiasaan kerja dari pegawai
3. Pekerjaan yang ditugaskan sesuai dengan kemampuan kerja pegawai
4. Volume kerja yang dibebankan sesuai jam kerja yang telah ditetapkan,
dan pegawai diberi waktu untuk istirahat setalah kurang lebih 3 jam
bekerja, karena kecelakaan kerja yang sering terjadi setelah pegawai
bekerja selama >3jam
Prinsip Keselamatan Kerja Dalam Proses
Penyelenggaraan Makanan
Lanjutan...
5. Maintenance (pemeliharaan) alat dilakukan secara kontinyu agar
peralatan tetap dalam kondisi yang layak pakai
6. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai
7. Adanya fasilitas/peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama
yang cukup
8. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja
Prosedur Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Ruang Penerimaan dan Penyimpanan Bahan
01 Makanan
1. Menggunakan alat pembuka bungkus bahan
makanan dengan cara yang tepat
2. Pergunakan tutup kotak yang sesuai, dan hindari
tumpahan makanan
3. Tidak diperkenankan merokok diruang penerimaan
dan penyimpanan bahan makanan
Ruang Penerimaan dan Penyimpanan Bahan
01 Makanan
4. Tidak mengangkat bahan makanan dalam jumlah besar
karna dapat membahayakan badan dan kualitas barang
5. Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin
diruang penerimaan dan penyimpanan
02 Ruang Persiapan dan Pengolahan Makanan

1. Menerapkan prinsip hygiene dan sanitasi


2. Menggunakan peralatan, gas, lampu, dan listrik sesuai SOP
3. Pada saat selesai menggunakan, teliti kembali apakah semua
alat sudah dimatikan mesinnya
4. Membersihkan alat setelah pemakaian sesuai dengan SOP
5. Meletakkan alat menurut tempatnya dan atur dengan rapi
6. Bila membawa air panas, tutup dengan rapat dan jangan
mengisi terlalu penuh
7. Perhatikan posisi tangan sewaktu membuka dan
mengeluarkan isi kaleng
03 Di Ruang Distribusi Makanan
1. Menerapkan prinsip hygiene dan sanitasi
2. Tidak Mengisi Troli melebihi kapasitas
3. Meletakkan baki pada troli dengan teratur dan rapi
4. Berhati-hati bila membawa makanan matang yang
berkuah dan panas
5. Gunakan troli berpemanas sesuai SOP
04 Di Dapur Ruang Rawat Inap dan di Ruangan
Rawat Inap Pasien
1. Menerapkan prinsip hygiene dan sanitasi
2. Menggunakan peralatan yang bersih dan kering, sesuai SOP
3. Tidak menggaruk, batuk selama menjamah makanan
4. Membuang/membersihkan sisa makanan/sampah segera
setelah alat makan/alat dapur selesai digunakan
5. Tidak meninggalkan dapur ruangan sebelum yakin bahwa
kompor, listrik, lampu, gas sudah dimatikan kemudian pintu
dapur harus ditinggalkan dalam keadaan tertutup
Prosedur Pelaporan Kecelakaan

Apabila terjadi kecelakaan laporkan sesuai kejadian kepada pengawas


K3 dalam waktu < 24 jam, dengan mengisi formulir laporan kecelakaan
A kerja

Dokter rumah sakit yang menangani melaporkan keadaan korban den


gan mengisi formulir laporan kecelakaan dan mengirimkan aslinya ke
B
pengawas K3, tembusan ke bagian personalia perusahaan
Prosedur Pelaporan Kecelakaan

A
Bagian produksi atau bagian lainnya yang berhubungan dengan peralatan
yang mengalami kerusakan tersebut, memberikan laporan atau data
kalkulasi perhitungan kerugian dan kerusakan kepada pengawas k3 sebagai
data klaim asuransi.
C

Pengawas K3 mengadakan pemeriksaan atas sebab-sebab terjadinya


D kecelakaan dan mengambil langkah-langkah pencegahannya. Tindakan
pemeriksaan, bila perlu memanggil karyawan yang berhubungan dengan
kejadian, guna mendapatkan keterangan yang seakurat mungkin atas
terjadinya kecelakaan
Prosedur Pelaporan Kecelakaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.03/MEN/1998

Pelaporan secara tertulis kepada tatacara pelaporan sesuai


Kepala Kantor Departemen Tenaga peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. PER.05/MEN/1993
Kerja setempat dalam waktu <2 x 24
jam
A C
Kepala Kantor Departemen
Penyampaian laporan dapat di
lakukan secara lisan sebelum
B D Tenaga Kerja memerintahkan
pegawai pengawas untuk
dilaporkan secara tertulis melakukan pemeriksaan dan
pengkajian kecelakaan.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja Bab I ayat 1 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan P3K
adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada
pekerja/buruh/ dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang mengal
ami sakit atau cidera di tempat kerja.
P3K bertujuan untuk:
a. Menyelamatkan nyawa korban
b. Meringankan penderitaan korban
c. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
d. Mempertahankan daya tahan korban sampai
pertolongan yang lebih baik diberikan
e. Membantu mencarikan pertolongan lebih lanjut
Sistematika P3K
a. Jangan panik
b. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan
berikutnya
c. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban
d. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru
e. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan

Sumiati, Tuti.2013. “Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja Bidang Makanan 1”.
Jakarta: Kemendikbud
Rasio Pekerja dengan Petugas P3K

Anonim.2013. “Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. Jakarta: ILO


Kebakaran Dapur
Penyelenggaraan Makanan
dan Penanganannya
Pengertian Istilah yang Terkait dengan Kebakaran

1. Kebakaran adalah terdapatnyanyala api yang tidak dikehendaki.


2. Mencegah kebakaran adalah suatu upaya untuk menghindarkan
terjadinya kebakaran,
3. Resiko Kebakaran adalah perkiraan tingkat keparahan apabila
terjadi kebakaran; yang dipengaruhi oleh:
a. Falmmabelity, ada atau tidaknya bahan (yang disimpan
atau diolah) yang mudah terbakar
b. Quantity, yaitu banyaknya barang yang mudah terbakar
c. Probability, yaitu berapa besar nilai material yang terancam;
dan atau seberapa banyak orang yang terancam jika terjadi
kebakaran
Jenis-jenis Kebakaran
Berdasarkan jenis bahan yang terbakar
1. Golongan A, disebabkan oleh benda padat yang mudah terbakar
(kayu, kain, karet, kertas, plastik)
2. Golongan B, disebabkan benda berwujud cair dan gas yang
mudah terbakar (bensin, oli, cat lilin, plastik cair)
3. Golongan C, disebabkan oleh LPG, Propane, hydrogen, butane,
sumber listrik
4. Golongan D, oleh kelompok logam yang mudah terbakar seperti
sodium, magnesium, potasium
5. Kebakaran oleh faktor lainnya seperti minyak goreng, lemak, dan
kelompok minyak untuk pengolahan makanan lainnya
Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Pengertian APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah


alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu
orang guna memadamkan api/kebakaran pada mula
terjadi kebakaran.
Cara Menggunakan APAR

P A S S
Pull Aim Squeeze Sweep
Tarik Kunci Arahkan Tekan tuas Sapukan dari
Pengaman tepat ke bagian atas satu sisi ke
sumber api sisi lainnya
secara
menyeluruh
Alat Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Alat Pelindung Diri

01 02 03
Pelindung Kepala Pelindung pernafasan Pelindung tangan
Alat Pelindung Diri

04 02
Pelindung Kaki Pakaian Pelindung
Fasilitas
P3K
Ruangan
Alat Evakuasi 03
01 P3K

Kotak P3K
02 Dengan
Kelengkapannya
Alat Sanitasi
Pelatihan K3 RS
Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu kegiatan
dalam rangka meningkatan pemahaman, kemampuan dan
keterampilan pada anggota/pelaksana unit fungsional K3RS
dan seluruh sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien dan pengunjung tentang peran mereka
dalam melaksanakan keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Peningkatan pemahaman dan kemampuan serta ketrampilan
semua SDM Rumah Sakit dapat dilakukan dalam bentuk sos
ialisasi, inhouse training, workshop.

Sumber: Permenkes no. 66 th 2016 ttg K3RS


Jenis Kegiatan dalam pendidikan dan pelatihan sebagai berikut:
1. Pendidikan diselenggarakan setiap tahun untuk memastikan
bahwa semua SDM Rumah Sakit pada tiap shift dapat
melaksanakan tanggungjawab mereka secara efektif
2. Selain SDM Rumah Sakit, sosialisasi diberikan pada
pengunjung dan pendamping pasien mengenai kebakaran dan
kedaruratan bencana.
3. Pengetahuan SDM Rumah Sakit diuji mengenai peran mereka
dalam setiap program keselamatan dan Kesehatan Kerja
dengan simulasi dan kuesioner. SDM Rumah Sakit dapat
menjelaskan dan/atau menunjukkan peran mereka dalam
menanggapi keadaan darurat atau bencana.
4. Pelatihan, pengujian, dan hasil pengujian didokumentasikan
untuk setiap SDM Rumah Sakit.
Sumber: Permenkes no. 66 th 2016 ttg K3RS
Materi Pelatihan K3 Rumah Sakit
1. Peraturan dan perundang-undangan K3 Rumah Sakit
2. Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit persyaratan
akreditasi SNARS Ed.1 & JCI (Joint Commission International /KARS (komite a
kreditasi rumah sakit Indonesia)
3. Dasar-dasar dan prinsip K3
4. Pengenalan Sistem K3 Rumah Sakit
5. Penyusunan program k3 Rumah Sakit

https://trainingrumahsakit.com/training-k3-rumah-sakit-k3rs.html diakses 3 Oktober 2018


Materi Pelatihan K3 Rumah Sakit
5. Identifikasi dan penilaian serta pengendalian resiko bahaya di Rumah Sakit
meliputi: Bahaya Fisik, bahaya kimia, bahaya biologi, bahaya fisiologi, bahaya
psikologi dan lain sebagainya.
6. Penanganan dan perawatan medis terkait dengan resiko bahaya yang
ditimbulkan (Tabung Gas Bertekanan, Jarum Suntik, Panel Listrik, dll)
7. Penggunaan alat pelindung diri (APD )
8. Laboratory safety
9. Penanganan bahan-bahan kimia (cair/padat) yang mudah terbakar dan meledak
10. Penanganan dan pengolahan limbah Rumah Sakit

https://trainingrumahsakit.com/training-k3-rumah-sakit-k3rs.html diakses 3 Oktober 2018


Thank you

Anda mungkin juga menyukai