Anda di halaman 1dari 7

RS Wahidin Tolak Pasien Bayi

Tanpa Batok Kepala


Kelompok 3 :
Alsia Kristi Damayanti
Fitriani
Hariyati
Muhammad Nasrulah
Muhammad Fikriyadi
Reza Januar Permana
Sri Linda
Tri Agustina
Pelayanan kesehatan yang berkualitas
adalah merupakan hak setiap pasien. Hal ini
memacu para penyelenggara pelayanan
kesehatan termasuk rumah sakit untuk
secara serius berupaya meningkatkan mutu
pelayanan yang diberikan
KASUS

RS Wahidin Tolak Pasien Bayi Tanpa Batok Kepala. Makassar


(ANTARA News) - Bayi perempuan yang lahir tanpa batok
kepala terpaksa dibawa pulang oleh kedua orang tuanya, Jumat,
karena ditolak oleh rumah sakit rujukan RS Wahidin Makassar.
Bayi itu lahir di Puskesmas Pattingalloang, Kecamatan Ujung
Tanah, Makassar pada hari Rabu 22 Agustus sekitar pukul 19.00
Wita dari pasangan Subaedah (istri 20) dan Akbar Hasan (suami
25). Sampai hari Jumat (24/8) pukul 16.00 Wita bayi malang
itu masih dapat bertahan hidup. Dia menambahkan, pihak
rumah sakit sebelumnya tidak menolak pasien dari keluarga
miskin sepanjang memiliki kartu BTL dan bukti-bukti pendukung
bahwa pasien berasal dari keluarga tidak mampu.
Bayi perempuan yang lahir tanpa batok kepala,
akhirnya menghembuskan nafas terakhir Jumat
sore saat bayi tersebut hendak dirujuk ke Rumah
Sakit Labuangbaji karena ditolak di RS rujukan
Wahiddin Sudirohusodo, Makassar.
Bayi tanpa batok kepala itu semula dirujuk ke RS
Wahidin, sebuah rumah sakit negeri terbesar di
Kawasan Timur Indonesia, namun pihak RS
menolak merawat bayi itu karena orangtuanya
tidak dapat menunjukkan kartu tanda bukti
penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) keluarga
miskin.
PEMBAHASAN
Pada kasus di atas penyimpangan etika dan
hukum dari instansi kesehatan terhadap bayi
tersebut meliputi beberapa aspek antara lain :
1. Sumpah dokter yang berbunyi “kesehatan
penderita senantiasa akan saya utamakan”.
2. Deklarasi Lisabon 1981 yang menjelaskan
tentang hak-hak pasien tentang hak dirawat
dokter
3. Undang-undang Kesehatan no 23 tahun 1992
yang telah dirubah menjadi UU no.36 tahun
2009 tentang kesehatan
 Pasal 4
Setiap orang berhak atas kesehatan

 Pasal 5
1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh akses atas sumber daya dibidang
kesehatan Setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau.
2) Setiap orang berhak secara mandiri dan
bertanggung jawab menentukan sendiri
pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi
dirinya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai