Dermatitis
Dermatitis
B. Etiologi
Faktor penyebab munculnya dermatitis
jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan,
misalnya bahan pelarut, detergen, minyak
pelumas, asam, alkali dan serbuk kayu.
• Faktor yang dimaksud yaitu lama kontak, kekerapan
(terus menerus atau berselang), adanya oklusi
menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian pula
gesekan dan trauma fisik.
A. Pengertian
2. Laboratorium
a) Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit,
protein total, albumin, globulin
b) Urin : pemerikasaan histopatologi
Pencegahan dan pengobatan
1. Pencegahan
• Merupakan hal yang sangat penting pada
penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak
alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat
dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan
karet di ganti dengan sarung tangan plastik,
menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang,
penggunaan deterjen.
2. Pengobatan
• Pengobatan topical
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-
prinsip umum pengobatan dermatitis yaitu bila basah
diberi terapi basah (kompres terbuka), bila kering
berikan terapi kering. Makin akut penyakit, makin
rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan
kompres, bila subakut diberi losio, pasta, krim atau
linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan
salep. Bila basah berikan kompres, bila kering
superfisial diberi bedak, bedak kocok, krim atau pasta,
bila kering di dalam, diberi salep. Medikamentosa
topikal saja dapat diberikan pada kasus-kasus ringan.
• Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa
gatal dan atau edema, juga pada kasus-kasus sedang dan
berat pada keadaan akut atau kronik.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Biodata
Biodata terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku
bangsa, pendidkan pendapatan pekerjaan,nomor akses, alamat.
B. Keluhan utama
C. Riwayat kesehatan
D. Riwayat psikososial
E. Riwayat pemakaian obat
F. Pola fungsional gordon
• Pola persepsi dan penanganan kesehatan
• Pola nutrisi dan metabolisme
• Pola eliminasi
• Pola aktivitas/olahraga
• Pola istirahat/tidur
• Pola kognitif
• Pola persepsi dan konsep diri
• Pola hubungan
• Pola koping/stres
• Pola keyakinan nilai
2. Diagnosa
• Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi
dan reaksi inflamasi
• Nyeri berhubungan dengan lesi kulit
• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perasaan malu terhadap penampakan diri dan
persepsi diri tentang ketidakbersihan
• Resiko infeksi berhubungan dengan lesi dan bercak-
bercak merah pada kulit
• Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
• Kurang pengetahuan tentang program terapi
berhubungan dengan kurangnya informasi
3. Intervensi Keperawatan
5. Evaluasi
Pantau terus menerus keadaan klien setelah
dilakukan terapi atau tindakan hingga pasien benar-
benar sembuh.
Evaluasi dilakukan dengan sumatif (dilakukan selama
proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan
proses dan evaluasi akhir).