Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Keperawatan

Dermatitis Kontak pada


Anak
Kelompok 4 :
Asniyati
Kholifa Yanti
Marlina
Nurul Burhani
Tia Monica
Tia Oktari
A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Pengertian Dermatitis Kontak

 Dermatitis kontak (dermatitis venenata) merupakan


reaksi inflamasi kulit terhadap unsur–unsur fisik, kimia
atau biologi. Penyakit ini adalah kelainan inflamasi yang
sering bersifat ekzematosoa dan disebabkan oleh reaksi
kulit terhadap sejumlah bahan yang iritatif atau
alergenik.

 Dermatitis kontak adalah peradangan oleh kontak dengan


suatu zat tertentu, ruamnya terbatas pada daerah
tertentu.
2. Klasifikasi Dermatitis kontak

Dikenal dua macam dermatitis kontak :


 Dermatitis Kontak Iritan
 Dermatitis Kontak Alergik
 Dermatitis Kontak Iritan
A. Pengertian
Dermatitis kontak iritan adalah suatu
peradangan pada kulit yang disebabkan
oleh kerusakan langsung ke kulit setelah
terpapar agen berbahaya.

B. Etiologi
Faktor penyebab munculnya dermatitis
jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan,
misalnya bahan pelarut, detergen, minyak
pelumas, asam, alkali dan serbuk kayu.
• Faktor yang dimaksud yaitu lama kontak, kekerapan
(terus menerus atau berselang), adanya oklusi
menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian pula
gesekan dan trauma fisik.

• Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan


(Djuanda, 2010). Faktor individu juga ikut
berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya
perbedaan ketebalan kulit, usia (anak dibawah 8 tahun
dan usia lanjut lebih mudah teriritasi), ras (kulit hitam
lebih tahan daripada kulit putih), jenis kelamin
(insidensi dermatitis kontak iritan lebih banyak pada
wanita), penyakit kulit yang pernah atau sedang
dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan
menurun), misalnya dermatitis atopik (Djuanda,
2010).
C. Klasifikasi dermatitis kontak iritan
Dermatitis kontak iritan
diklasifikasikan menjadi :
• Dermatitis Kontak Iritan Akut
• Dermatitis Kontak Iritan Kumulatif (kronis)
1. Dermatitis Kontak Iritan Akut

• Kasus dermatitis iritan akut sering timbul


akibat kecelakaan atau akibat kebiasaan
kerja yang buruk, misalnya tidak memakai
sarung tangan, sepatu bot, atau apron bila
diperlukan, atau kurang berhati-hati saat
menangani iritan.
Tanda dan Gejala pada dermatitis kontak iritan
akut:
• Kulit terasa pedih
• Panas
• Rasa terbakar
• Kelainan yang terlihat berupa eritema, edema,
bula, dan dapat ditemukan nekrosis
• Pinggir kelainan kulit berbatas tegas, dan pada
umumnya asimetris. Biasanya terjadi karena
kecelakaan, dan reaksi segera timbul (Djuanda,
2010).
2. Dermatitis kontak iritan kumulatif

• Dermatitis kontak iritan kumulatif (kronis)


disebabkan kontak kulit berulang dengan iritan lemah.
Lama waktu sejak pajanan pertama terhadap iritan
dan timbulnya dermatitis bervariasi antara 16
mingguan hingga tahunan, tergantung sifat iritan,
frekuensi kontak, dan kerentanan pejamu.
• Dermatitis akibat iritan yang terakumulasi misalnya
dermatitis kronis pada tangan yang disebabkan oleh
air dan detergen, dan dermatitis akibat cairan
pemotong logam. Pelarut seperti bahan pengencer dan
minyak tanah bila dipakai tidak semestinya seperti
sebagai pembersih kulit sering menyebabkan
dermatitis akibat iritan yang terakumulasi (Djuanda,
2010).
Tanda Dan Gejala Dermatitis Kontak Iritan Kumulatif :
• Kulit kering
• Eritema
• Rasa gatal dan nyeri
• Fisur (kulit retak seperti luka iris)
• Kulit menjadi tebal
D. Komplikasi dermatitis kontak iritan :

 Meningkatkan risiko sensitisasi pengobatan topikal


 Lesi kulit bisa mengalami infeksi sekunder
 Neurodermatitis sekunder
 Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi
 Jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif
atau ekskoriasi
 Dermatitis Kontak Alergik

A. Pengertian

• Menurut National Occupational Health and Safety


Commision (2006), dermatitis kontak alergi adalah
dermatitis yang disebabkan oleh reaksi
hipersensitivitas tipe lambat terhadap bahan-bahan
kimia yang kontak dengan kulit dan dapat
mengaktivasi reaksi alergik.
B. Etiologi

Penyebab timbulnya dermatitis kontak alergik :


• Logam, perhiasan
• Kandungan obat salep
• Pengobatan topikal
• Pewangi, kosmetik
• Antiseptik
• Medikasi
• Desinfektan, plastik
• Obat salep, bedak
• Karet, latex
• Bahan pengawet
• Tanaman
• Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan,
jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit,
karena hanya mengenai orang yang kulitnya sangat
peka (hipersensitif).
B. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala dari dermatitis kontak alergik :


• Gatal
• Bercak eritema berbatas jelas
• Edema
• Kulit kering
• Fisur
D. Komplikasi dermatitis kontak alergik

• Pada fase akut dapat terjadi perburukan berupa


timbulnya eritema papul, vesikel, erosi, krusta, serta
skuama.
• Pada fase kronik dapat berakibat pada timbulnya kulit
yang menebal, fisura, skuama, dan krusta.
3. Pathway Dermatitis Kontak
Pemeriksaan Penunjang dan
Diagnostik
1. Pemeriksaan penunjang :
a) Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan,
solusio asetilkolin 1/5000).
b) Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi

2. Laboratorium
a) Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit,
protein total, albumin, globulin
b) Urin : pemerikasaan histopatologi
Pencegahan dan pengobatan

1. Pencegahan
• Merupakan hal yang sangat penting pada
penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak
alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat
dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan
karet di ganti dengan sarung tangan plastik,
menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang,
penggunaan deterjen.
2. Pengobatan

• Pengobatan topical
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-
prinsip umum pengobatan dermatitis yaitu bila basah
diberi terapi basah (kompres terbuka), bila kering
berikan terapi kering. Makin akut penyakit, makin
rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan
kompres, bila subakut diberi losio, pasta, krim atau
linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan
salep. Bila basah berikan kompres, bila kering
superfisial diberi bedak, bedak kocok, krim atau pasta,
bila kering di dalam, diberi salep. Medikamentosa
topikal saja dapat diberikan pada kasus-kasus ringan.
• Pengobatan sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan untuk mengontrol rasa
gatal dan atau edema, juga pada kasus-kasus sedang dan
berat pada keadaan akut atau kronik.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Biodata
Biodata terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku
bangsa, pendidkan pendapatan pekerjaan,nomor akses, alamat.
B. Keluhan utama
C. Riwayat kesehatan
D. Riwayat psikososial
E. Riwayat pemakaian obat
F. Pola fungsional gordon
• Pola persepsi dan penanganan kesehatan
• Pola nutrisi dan metabolisme
• Pola eliminasi
• Pola aktivitas/olahraga
• Pola istirahat/tidur
• Pola kognitif
• Pola persepsi dan konsep diri
• Pola hubungan
• Pola koping/stres
• Pola keyakinan nilai
2. Diagnosa
• Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi
dan reaksi inflamasi
• Nyeri berhubungan dengan lesi kulit
• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perasaan malu terhadap penampakan diri dan
persepsi diri tentang ketidakbersihan
• Resiko infeksi berhubungan dengan lesi dan bercak-
bercak merah pada kulit
• Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
• Kurang pengetahuan tentang program terapi
berhubungan dengan kurangnya informasi
3. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan inspeksi lesi setiap hari

2. Pantau adanya tanda-tanda


berhubungan dengan kekeringan keperawatan 3 x 24 jam,
infeksi
pada kulit kulit klien dapat kembali
3. Ubah posisi pasien tiap 2-4 jam
normal dengan kriteria hasil:
4. Bantu mobilitas pasien sesuai
· Kenyamanan pada kulit
kebutuhan
meningkat 5. Pergunakan sarung tangan jika

· Derajat pengelupasan merawat lesi

kulit berkurang 6. Jaga agar alat tenun selau dalam

keadaan bersih dan kering


· Kemerahan berkurang
7. Libatkan keluarga dalam
· Lecet karena garukan
memberikan bantuan pada pasien
berkurang
8. Gunakan sabun yang
· Penyembuhan area kulit
mengandung pelembab atau sabun
yang telah rusak untuk kulit sensitive

9. Oleskan/berikan salep atau

krim yang telah diresepkan 2 atau

tiga kali per hari.


2. Nyeri akut berhubungan Pain level 1. Lakukan pengkajian
dengan lesi kulit • Pain control nyeri secara
• Comport level komprehensif
2. Evaluasi pengalaman
Keriteria hasil nyeri masa lampau
• Mampu mengontrol 3. Kontrol lingkungan
nyeri yang dapat
• Melaporkan bahwa mempengaruhi nyeri
nyeri berkurang 4. Ajarkan tentang
dengan menggunakan telhnik non
manajemen nyeri farmakologi
• Mampu mengenali 5. Kolaborasi pemberian
nyeri analgetik
4. Implementasi

lakukan tindakan sesuai dengan intervensi yang


telah ditetapkan.

5. Evaluasi
Pantau terus menerus keadaan klien setelah
dilakukan terapi atau tindakan hingga pasien benar-
benar sembuh.
Evaluasi dilakukan dengan sumatif (dilakukan selama
proses asuhan keperawatan) dan formatif (dengan
proses dan evaluasi akhir).

Anda mungkin juga menyukai