• Ruang bakar
• Ekonomiser
• Primary Superheater
• Secondary Superheater
• Reheat Superheater.
• Drum boiler
• Furnace water wall
• Inlet headers (harus dibuka untuk pemeriksaan terhadap
kemungkinan adanya creack pada las-lasan dan lainnya).
• Secondary superheater outlet header ( pada las-lasan yang
ada dan ikatan yang ada di dalam header). Semua isolasi
harus di lepas dari header dan paling sedikit dua buah tube
stubs harus dipotong untuk untuk pemeriksaan internal
bore hole.
Hal yang sama dilakukan terhadap primary superheater outlet
header, secondary superheater inlet header dan reheat
superheater outlet header.
Pulverizer, air heater, furnace windbox dan fan harus dibuka dan
diperiksa.
Perhatian pertama :
Perhatian Kedua :
Flues
Ducts
Dampers dan Baffles
Windbox
Casing
Air Heater
Induced Draft & Forced Draft Fans
Primary Air Fans
Sootblowers
Safety Valves dan Other Boiler Trim
B C
A STEAM DRUM
B SECOND STAGE ATTEMPERATOR A
C FIRST STEAGE ATTEMPERATOR
D REHEAT SUPERHEATER S D
E PRIMARY SUPERHEATER
F ECONOMIZER A
E
G AIR HEATER
R
H FORCED DRAFT FAN Q F
I PRIMARY AIR FAN
J PULVERIZER SEAL AIR FAN
P
K PULVERIZER O
L COAL FEEDER
M BURNER N
N OVERFIRE AIR PORT
O DOWNCOMERS T
P MAIN STEAM LINE M
Q PLATEN SECONDARY SUPERHEATER G
R INTERMEDIATE SECONDARY SUPERHEATER L
S FINAL SECONDARY SUPERHEATER
T FURNACE
K
U SUPERHEATER HEADERS (Figure 6-2b)
V REHEATER HEADERS (Figure 6-2c)
W ECONOMIZER HEADERS (Figure 6-2d)
J I H
Figure 6-2a
Figure 6-2b
Figure 6-2c
Figure 6-2d
STANDARD TESTING AND SAMPLING
CA MV SA VIIS UTT MT RASM DPST/PT UT
BOILER COMPONENT
A STEAM DRUM O O O
B SECOND STAGE ATTEMPERATOR O O
C FIRST STEAGE ATTEMPERATOR O O
D REHEAT SUPERHEATER O O O O
E PRIMARY SUPERHEATER O O O O
F ECONOMIZER O O O
G AIR HEATER
H FORCED DRAFT FAN
I PRIMARY AIR FAN
J PULVERIZER SEAL AIR FAN
K PULVERIZER
L COAL FEEDER
M BURNER
N OVERFIRE AIR PORT
O DOWNCOMERS O O O O
P MAIN STEAM LINE
Q PLATEN SECONDARY SUPERHEATER
R INTERMEDIATE SECONDARY SUPERHEATER
S FINAL SECONDARY SUPERHEATER
T FURNACE WALLTUBE O O O O O
U HIGH TEMPERATURE HEADERS O O O O O O O O
V LOW TEMPERATURE HEADERS O O O O O O O
W HIGH TEMPERATURE PIPING O O O O O O O O
BOILER LIFE ASSESSMENT
NO. INSPECTION ITEM NECESSITY
B-1
Metallurgical Insupection for Life Burst by Creep Rapture & Fatigue
B-13
Assessment Rapture
B-14
Measurement of tube Thickness for High Temp Corrosion, Tube
B-2
Final SH & RH by inner UT Robot Thickness- Reduction
Sample Tube Inspection for SH and High Temp.Corrosion,Metal
B-3
RH Structure,Scaling
Sample tube inspection for Water Wall High Temp Corrusion,Metal
B-4
Tubes Structure Inner Scale
Measurement of Tube Thickness for High Temp Corrosion,Tube
B-5
SH by UT Thickness-Reduction
Measurement of tube thickness for RH High Temp Corrosion,Tube
B-6
by UT Thickness-Reduction
Measurement of Tube Thickness for High Temp Corrosion,Tube
B-7
Water Wall by UT Thickness-Reduction
B-8 Measurement of tube Thickness for Corrosion,Tube Thickness-
B-15 Economizer by UT and inner UT Robot Reduction
B-9 Non Destructive Inspection(PT) of
Crack,High Temp Corrosion
B-10 Spacer Weld Part for SH and RH tubes
Visual Inspection of Boiler by MHI Corrosion,Erosion,Aged
B-11
Design Engineer Deterioration,etc.
B-12 Inspection of Burner and Windbox Crack/Corrosion,Actuating
Crack,Erosion,Loosening,Dislocat
B-16 Inspection for Desuperheater Nozzle
ion
BOILER LIFE ASSESSMENT
• Summary
• Kondisi dari Peralatan Apa Adanya yang Telah Diperiksa
• Evaluasi dari Sample Pipa
• Evaluasi Replica
• Evaluasi NDE
• Kemungkinan Penyebab dari Unsatisfactory Condition
• Rekomendasi untuk Tindakan Perbaikan
• Rekomendasi Jadual Periodik untuk Pemeriksaan Tindak
Lanjut.
• Edit Data Performance dan comments
• Kalkulasi Efisiensi
Secara umum, pembangkit harus mudah dilakukan untuk
tujuan pemeriksaan dan pembersihan, seperti :
cleaning, sand blasting, lighting, dan memasang
scaffolding, pelepasan sample pipa, pelepasan dan
pemasangan isolasi header, clean tube untuk ultrasonic
testing, pemasangan thermocouple sementara,
pemasangan peralatan test sementara, membuka
headers, membuka drum, buka access doors. Semua
kigiatan itu dapat dilakukan dengan tanpa hambatan.
Apabila sekiranya ada hambatan, maka sebaiknya
dilakukan survey tinjau bersama teknisi terkait yang akan
terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya.
Kontrak yang ditawarkan, berikut harga dilampirkan
seperti penawaran sebagai berikut :
• Preliminary Engineering
• Empat minggu pekerjaan lapangan oleh Program
Coodinator.
• Empat minggu pekerjaan laboratory oleh metallurgist
• Angkos pesawat dan biaya lainnya
• Metallurgical Engineering.
• Performance Engineering
• Metallurgical Analysis
• Final Report Preparation
• Executive summary
• Kondisi yang ditemuakan sesuai paralatan yang
diperiksa.
• Tube sample analysis.
• Replica Evaluation
• NDE Evaluation
• Kemungkinan penyebab kondisi yang tidak baik
kedepannya.
• Recomendasi untuk tidakan koreksi.
• Rekomendasi ffrekwensi untuk tindak lanjut untuk
pemeriksaan.
• Edited Performance Data dan komentar.
• Efficiency Calkulation.
Figure 6-1
6.1.1A Verifikasi Penyebab SHORT-TERM OVERHEATING
Figure 6-2
Figure 6-1
6.1.2A Verifikasi Penyebab High Temperature Creep
Figure 6-3
6.1.3A Verifikasi Penyebab Dissimilar Metal Weld Creacking
Satu tindakan koreksi untuk mengganti lasan dari iron base ke nickel
base. Untuk lebih jelas bisa ditanyak ke pabrik pembuat boiler.
Figure 6-4
6.2.1A Verifikasi Penyebab Caustic Corrosion
Figure 6-5
6.2.2A Verifikasi Penyebab Hydrogen Damage
Figure 6-6
6.2.3A Verifikasi Penyebab Pitting Corrosion
Figure 6-7
6.2.4A Verifikasi Penyebab Stress Corrosion Creacking
Sejak SCC terjadi pada austenitic stainless dan pipa ferritic stell
di superheater dan reheater ketika high tensile stress dan zat
korosif juga ada, maka kondisi seperti ini harus dihilangkan
untuk mencegah kejadian berulang. Stres biasanya dari residual
stress atau stres terkait dengan lekukan , las-lasan, pengikat
pipa, atau pendukung. Zat yang korosif pada sisi uap terbentuk
dari carry over dari boiler water chemical, dari tidak telitinya
pengontrolan cleaning chemical (masih tersisa) , atau dari
spray air dari atttemperator khususnya selama kondensor bocor.
Zat korosif pada sisi api termasuk polythionic acid, sodium
nitrates, dan sulfates yang terbentuk oleh reaksi antara product
korosi karena sulfur, sulfur dioxide, moisture dan udara.
Pencegahan dari SCC membutuhkan ketekunan untuk
meyakinkan bahwa tube steel yang dipasang adalah yang benar
tanpa tambahan tensile load dan tube steel tidak terbuka
terhadap zat yang bersifat korosif di dalam uap atau product
pembakaran.
6.3 Fire Side Corrosion Failure Mechanisms
Figure 6-8
6.3.1A Verifikasi Penyebab Low Temparature Corrosion (LTC)
Injeksi additice magnesium ke oil fired unit telah terbukti secara luas
pada boiler dengan ukuran tertentu dan berbagai jenis bahan bakar,
metoda pembakaran dan nilai pelepasan panas di ruang bakar.
Magnesium dikenal dengan MgO, Mg(OH2), MgCO3, delomit (MgCO3-
CaCO3). MgO adalah acid utama menertralkan unsur-unsur dan telah
digunakan dengan mengkombinasikan baik itu dengan aluminum oxide
atau menagnese oxide. Mgo yang cukup harus ditambahkan memenuhi
kebutuhan penetralan agar menjadi efektif.
Penggunaan additive pada pembangkit berbahan batubara
untuk mengontrol korosi temperatur rendah sangatlah terbatas
dan belum cukup pengalaman tentang aplikasi ini.
Figure 6-9
6.3.2A Verifikasi Penyebab Water Fire Side Corrosion
Tebal coating yang diperoleh adalah 0,64 s/d 0,76 mm dan harus
digunakan pada setiap laluan. Setelah itu lakukan pemeriksaan
akan hasil yang telah dilakukan untuk menjaga agar kebocoran
tidak terjadi setelahnya.
W2 (2N-P) – P(D-2W)
Rn = ---------------------------
C(2N-P) dan
Dimana :
W = original wall thickness dalam inches (mm)
W2 = present wall thickness measurement dalam inches
(mm)
W1 = previouswall thickness measurement dalam inches
(mm)
D = original outside diameter of tubing dalam inches (mm)
H = time interval between thickness measurement in hours.
C = corrosion rate = (W1-W2) / H dalam inches/jam ( mm/hr)
P = internal pressure dalam lb/in2 (megapascals)
N = stress value for normal situation dalam lb/in2 (megapascal)
Rn= residual life with “normal” margin of integrity dalam jam
E = stress value for emergency situation dalam lb/in2
(megapascal)
Rc = residual life with “little” margin of integrity dalam jam.
Figure 6-10
6.3.3A Verifikasi Penyebab High Temperature Coal Ash
Corrosion
Figure 6-11
6.3.4A Verifikasi HTOAC
1
tnr = --- [ 1- {1+K(n-1)tr}1/1-n]
K
Figure 6-12
6.4.1A Corrective Action FLY ASH EROSION
Figure 6-14
6.4.2A Verifikasi Penyebab Erosi Falling Slag
Figure 6-15
6.4.3A Verifikasi Penyebab Sootblower Erosion
Sebagai bukti adanya erosi oleh sootblower ini dapat dilihat pada
bagian pipa yang telah bersih dari tempelan abu atau slag, namun
bahkan terjadi penipisan pada pipa yang sudah bersih tersebut
sehingga mengurangi dimensi pipa.nhal ini terjadi karena terdapatnya
moiture di dalam media yang dihembuskan, dan juga pemasangan
yang tidak sempurna akan sootblower dan termasuk saat memasukkan
ke ruang bakar.
Bila mana erosi pada pipa telah terjadi, maka lakukan kalkulasi sisa
umur pipa, karena adanya penipisan dinding pipa untuk menghindari
terjadiinya creep.
6.4.4A Verivication of Coal Particle erosion
Figure 6-16
6.5.1a Verifikasi Vibration Fatique Crack (VFC)
Fire Side