0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
49 tayangan15 halaman
Proyek pembangunan Tunjungan Plaza 6 dilaksanakan oleh kontraktor PT. Pembangunan Perumahan untuk mengintegrasikan mall Tunjungan Plaza 1 hingga 6. Proses monitoring dan evaluasi pelaksanaan proyek mencakup sumber daya, metode konstruksi, serta time schedule untuk menyelesaikan proyek tepat waktu."
Proyek pembangunan Tunjungan Plaza 6 dilaksanakan oleh kontraktor PT. Pembangunan Perumahan untuk mengintegrasikan mall Tunjungan Plaza 1 hingga 6. Proses monitoring dan evaluasi pelaksanaan proyek mencakup sumber daya, metode konstruksi, serta time schedule untuk menyelesaikan proyek tepat waktu."
Proyek pembangunan Tunjungan Plaza 6 dilaksanakan oleh kontraktor PT. Pembangunan Perumahan untuk mengintegrasikan mall Tunjungan Plaza 1 hingga 6. Proses monitoring dan evaluasi pelaksanaan proyek mencakup sumber daya, metode konstruksi, serta time schedule untuk menyelesaikan proyek tepat waktu."
• Tunjungan Plaza atau biasa disingkat TP merupakan sebuah pusat perbelanjaan
terbesar di Surabaya yang terletak di Jalan Basuki Rahmat sampai ke Jalan
Embong Malang. Tunjungan Plaza berlokasi di superblok Tunjungan City dengan mengusung konsep bangunan mall yang terintergrasi dari Tunjungan Plaza 1 hingga 6.
• Proyek pembangunan Tunjungan Plaza 6 ini dikerjakan oleh kontraktor PT.
Pembangunan Perumahan atau disingkat (PP). PT. Pembangunan Perumahan (PP) ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). STRUKTUR ORGANISASI Tujuan dilaksanakan kerja praktek Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah: • Mengetahui proses monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi. • Mengetahui proses monitoring dan evaluasi sumber daya proyek. • Mengetahui proses monitoring dan evaluasi metode konstruksi. • Mengetahui managemen pembuatan dan pelaksanan time schedule pada proyek. MANFAAT KEGIATAN KERJA PRAKTEK • Dapat mengetahui metode pelaksanaan pekerjaan pada proyek. • Dapat mengetahui managemen pelaksanaan dalam proyek. • Dapat mengetahui managemen sumberdaya proyek. • Dapat mengetahui pembuatan dan pelaksanaan time schedule pada proyek. proses monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi Proyek TP 6 • Dalam kondisi normal sebuah proyek tidak bisa menambah waktu pelaksanaan proyek, karena proyek mempunyai batasan waktu yakni dimulainya suatu proyek dan diakhirinya suatu proyek. Seperti pada proyek Tunjungan Plaza 6, sebelum proyek di laksanakan ada beberapa persiapan yaitu : • Plan: mempersiapkan gambar kerja, mempersiapkan time schedulle, menentukan jumlah kebutuhan sumber daya dan menentukan metode pelaksanaan yang efisien. • Do: gambar kerja dikerjakan oleh bagian drafter yang berisi detail spesifikasi bangunan, Time schedule ini berfungsi sebagai kontrol apakah proyek tersebut terlambat atau tidak, untuk penentuan kebutuhan sumber daya dilakukan oleh bagian QS dan bagian pelaksana, sedangkan penentuan metode konstruksi dilakukan oleh bagian engineer yang berfungsi agar proyek dapat berjalan tepat waktu. • Cek: bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dengan cara monitoring keterlambatan material, keterlambatan progres pekerjaan, ketidaksesuaian gambar kerja dan realisai di lapangan. • Action: untuk mencegah terjadinya keterlambatan material dari supplier dapat diatasi dengan mempererat hubungan dengan mitra kerja atau supplier dan membuat kesepakatan diawal kontrak. Kemudian untuk masalah keterlambatan progres dapat diatasi dengan cara menambah man power atau bisa juga dengan cara lembur. Sedangkan untuk permasalahan ketidaksesuaiannya gambar kerja dengan realisasi di lapangan dapat di atasi dengan cara lebih meningkatkan berkoordinasi antara divisi drafter dengan pelaksana di lapangan. Proses Monitoring dan Evaluasi Sumber Daya Proyek TP 6 • Plan: Penentuan sumber daya harus dipersiapkan dengan baik dan seksama agar proyek dapat selesai tepat waktu, hemat serta memiliki spesifikasi sesuai dengan perencanaan. • Do: terdapat tiga sumberdaya yang harus di persiapkan dalam proyek Tunjungan Plaza 6 yaitu sumberdaya alat, material, dan man power. • Cek: Dalam setiap bagian atau divisi pada suatu proyek pasti memiliki permasalahan – permasalahan serta resiko. Untuk meminimalisir hal tersebut, setiap divisi harus melakukan monitoring setiap hari serta membuat data permalahan yang terjadi di lapangan. • Action: Berdasarkan daftar permasalahan yang dibuat sebelumnya, langkah selanjutnya untuk meminimalisir resiko adalah action atau tindakan. Monitoring dan Evaluasi Metode Konstruksi Proyek TP 6 • Plan: Metode konstruksi yang digunakan dalam tahap pembangunan struktur di proyek TP 6 Surabaya sangat banyak dan kompleks. Setiap pekerjaan pasti memiliki metode yang berbeda – beda. Seperti salah satu contohnya adalah metode pengecoran. • Do: Metode zoning merupakan suatu metode yang berfungsi untuk memecah suatu bangunan bevolume besar menjadi unit yang lebih kecil. Metode zoning ini bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya. Metode pengecoran yang digunakan dalam proyek TP 6 ada dua macam, yaitu metode bucket dan metode placing boom. Sebelum beton dituangkan ke area yang ditentukan terlebih dahulu beton diambil sampel untuk uji kuat tekan beton serta uji slump. • Cek: Monitoring dilakukan oleh bagian QC (Quality Control). Tugas QC dalam proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi di proyek Tunjungan Plaza 6 adalah untuk menguji dan menjaga mutu hasil pekerjaan yang telah dilakukan. Seperti terjadinya kesalahan pemasangan tulangan plat lantai. • Action: Untuk menghindari hal ini, pengawas lapangan yang bertugas akan memasang dan mengecek posisi tulangan dengan beton kecil yang biasa dikenal dengan beton tahu. Managemen Pembuatan dan Pelaksanan Time Schedule pada Proyek TP 6 • Plan: Setelah PT. PP mendapat surat tugas atau SK dari owner, tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu membuat time schedulle • Do: Dalam proyek Tunjungan Plaza 6 pembuatan time schedulle dikerjakan oleh bagian engineer dengan menggunakan aplikasi MS. Project. Dalam suatu proyek time schedulle pasti akan mengalami revisi. Banyaknya revisi yang terjadi tergantung dengan seringnya keterlambatan yang terjadi. • Cek: Dalam pembuatan dan pelaksanaan time schedulle pasti akan timbul permasalahan seperti keterlambatan. Untuk meminimalisir hal tersebut, dalam setiap devisi pasti akan di lakukan monitoring atau pengawasan terhadap pekerjaan setiap harinya dengan pengawasan langsung di lapangan.
• Action: Setelah ditemukan permasalan dalam pelaksanaan time
schedulle di lapangan, langkah selanjutnya adalah tindakan atau strategi untuk mengamati masalah tersebut. Dan setelah terjadi keterlambatan, tindakan yang dilakukan yaitu merevisi time schedulle agar selanjutnya tidak terjadi keterlambatan. Contoh time schedulle TP 6 Kesimpulan • Kegiatan kerja praktek memberikan pelajaran bahwa terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan antara ilmu yang didapatkan di perkuliahan dengan pelaksanaan dan keadaan sesungguhnya di lapangan atau lebih tepatnya terdapat beberapa ilmu yang belum pernah diperoleh di perkuliahan tetapi dapat ditemukan di lapangan. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang diperoleh selama pelaksanaan kerja praktek ilmu yang baru diperoleh di lapangan seperti proses pembuatan beton prategang jenis post- tension. Terdapat dua jenis beton prategang yaitu pre dan post tension. • Selain itu, ilmu yang belum diperoleh lainnya adalah metode pengambilan sampel untuk uji kuat tekan beton khususnya plat dan kolom. Metode pengambilan sampel ini biasa disebut coring test. Yaitu pengambilan sampel beton dengan cara melubangi plat dan kolom menggunakan alat coring beton. Pengetahuan tersebut dapat menambah wawasan mengenai beton. Saran • kiranya penulis dapat memberikan saran - saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan: • Menanamkan pemahaman bahwa masalah harus segera diatasi jika menghadapi problem di luar perencanaan baik dari PT. PP, Subkontraktor, MKU, dan perencana. • Apabila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan sebaiknya segera di lakukan reschedulling dan harus dijadwalkan dengan benar terutama dalam proses perencanaan sumber daya baik itu alat, material, maupun manpower. • Diperlukan kontribusi dan kontinuitas yang baik dari pihak sub kontraktor penulangan, sub kontraktor bekisting dan kontraktor utama untuk melaksanakan pekerjaan sesuai master schedule, sehingga rencana pengecoran dapat dilaksanakan tepat waktu dan meminimalisir hambatan di luar rencana.