IMT = BB( kg )
TB (m) x TB ( m)
Adalah:
- Implementasi Kebutuhan Energi, Zat Gizi Makro, Zat Gizi Mikro
RANCANGAN MENU
a. PRINSIP DIET
- intake < output energi
- pengurangan energi bertahap
- KH 50-60%, Lemak 20-30%, Protein 10%
- Tinggi Serat
penatalaksanaan diet…(lanjutan)
b. SYARAT DIET
- 3x makan lengkap, 2-3x selingan
- penurunan energi 300-500 Kkal
- Bahan makanan beragam, pengolahan bervariasi dan
rendah lemak
- Edukasi/Konseling
Anjuran Gizi
• 3x makan lengkap, 2-3x selingan
• Diutamakan KH Kompleks (roti gandum, beras merah,
bayam, daun singkong, brokoli, mangga, pepaya,
pisang)
• Protein (bahan makanan hewani yg rendah lemak,
bahan makanan nabati meningkatkan asupan serat)
• Buah selalu ada (pengolahan tdk ditambah susu dan
gula, hindari yg berkalori tinggi)
• Pengolahan: mengukus, menumis, mengetim,
memanggang
• Makanan jajan kaya serat, padat gizi
KONSELING GIZI
KONSELING GIZI
Keterampilan konselor
a. Keterampilan Mendengar dan Mempelajari
b. Keterampilan Membangun Percaya Diri dan
Memberi Dukungan
- menerima pikiran/ yang dirasakan klien
- membangun rasa Percaya Diri klien
- memberikan bantuan praktis
- informasi yang relevan
- memberikan saran dan solusi
- menilai pemahaman
- rencana tindak lanjut
.
c alur konseling Langkah 1. Membangun dasar-dasar konseling
(Salam, perkenalan diri, mengenal klien, membangun hubungan, jelaskan tujuan
INTERVENSI
Monitoring Evaluasi
- Untuk mengetahui apakah target/tujuan tercapai
- Jadwalkan pertemuan lanjutan
- Kesepakatan bersama (klien dan konselor)
- Indikator Monev (data antropometri, data riwayat makan,
penerapan makanan seimbang, hambatan)
- Apabila ada perkembangan baik diberikan reward
AA, perempuan berusia 14 tahun, murid kelas 8 (SMP).
BB 66.8 kg, TB 155 cm, tidak bisa aktif beraktivitas di sekolah terutama kegiatan
olahraga karena berat badannya.
AA anak pertama dari 2 orang bersaudara. Ayahnya PNS di kantor Pemda, ibunya
tidak bekerja. Contoh kasus: Tatalaksana gizi pada obesitas anak
Sehari-hari AA lebih banyak nonton televisi sepulang dari sekolah dan jarang
berolahraga.
Makanan selingan yang disukai adalah gorengan dan mie instan.
Kebiasaan makan sehari:
Pagi : Nasi 2p, Telur Goreng 1 btr, Tempe Goreng 1p,
Buncis 1p, Susu
Selingan : Mie instan 1p + Telur 1p + Sayur 1p
Siang : Nasi 2p , Ikan Goreng 1p, Tahu Goreng 1p, Sayur Asem 1p,
Pisang Ambon
Selingan: Ubi Goreng, Singkong Goreng, Bakwan, Pisang goreng
Malam : Nasi 2p , Ikan Goreng 1p, Telur Goreng 1p, Sayur
Sop 1p, Pepaya 1p
Contoh Kasus: Tatalaksanagizi pada obesitasanak…(lanjutan)
a. Asessment:
1. Data Subyektif; Sosek = ekonomi sedang
2. Data Obyektif; Antropometri; BB=66,8 kg; TB=155 cm; IMT=27,8
(Obesitas)
Anamnesis Makanan
b. Diagnosa Gizi
P = Kelebihan intake energi dan protein
E = Kurangnya pengetahuan tentang pemilihan Bahan Makanan dan asupan
makan seimbang
S = Kelebihan energi yang dikonsumsi dari kebutuhannya yaitu
lebih dari 100%
Contoh kasus: Tatalaksana gizi ….(lanjutan)
c. Intervensi
Hasil Anamnesis makanan sehari = 3155 Kkal
Untuk kasus obesitas pengurangan kalori menurunkan BB
dalam sehari = 500 Kkal
Asupan yang dianjurkan = 3155 Kkal – 500 Kkal
= 2655 Kkal
Kebutuhan protein = 15% x 2655 = 99.5 gr
4
Kebutuhan lemak = 25% x 2655 = 73,75 gr
9
Kebutuhan KH = 60% x 2655 = 398.25gr
4
Vitamin dan Mineral sesuai AKG
Contoh kasus: Tatalaksana gizi ….(lanjutan)
g. Monitoring Evaluasi
1. Penurunan berat badan dengan menimbang tiga kali
seminggu
2. Asupan makanan setiap hari
3. Pola makanan seimbang untuk asupan sehari-hari
4. Peningkatan aktivitas fisik
5. Penerapan anjuran gizi