Anda di halaman 1dari 41

Erythema Nodosum Leprosum

(ENL)
Oleh :
I PUTU BHAYU WIRATMA
MARINI AYU PURNAMA
NI LUH PUTU PARAMITHA ITALIAWATI
LATAR BELAKANG

 Kusta (penyakit Morbus Hansen) adalah


penyakit infeksi granulomatous kronis
yang disebabkan oleh Mycobacterium
Leprae yang mempengaruhi kelainan kulit
dan sistem saraf.
 Kusta merupakan masalah klinis yang
penting, dengan lebih dari 600.000 kasus
baru setiap tahun di seluruh dunia.
DEFINISI REAKSI KUSTA
 suatu episode dalam perjalanan kronis
penyakit kusta yang merupakan suatu
reaksi kekebalan (respon seluler) atau
reaksi antigen-antibodi (respon humoral).
FAKTOR PENCETUS
 Penderita dalam kondisi stress fisik
 Penderita dalam kondisi stress mental
JENIS REAKSI KUSTA
 REAKSI TIPE 1
 REAKSI TIPE 2
 FENOMENA LUCIO
 Reaksi tipe 1 : penderita-penderita yang
berada di spectrum borderline (borderline
lepromatus, borderline-borderline, dan
borderline tuberculoid).
 Reaksi tipe 2 : merupakan reaksi humural
karena tingginya respons imun humoral
pada penderita borderline lepromatous
dan lepromatous lepromatous, dimana
tubuh membentuk antibody karena salah
satu protein M. leprae tersebut bersifat
antigenik.
 Fenomena Lucio :
 reaksi kusta yang sangat berat yang terjadi
pada kusta tipe lepromatosa non-nodular
difus.
REAKSI TIPE 1
REAKSI TIPE 2
FENOMENA LUCIO
PERBEDAAN REAKSI TIPE 1 DAN 2
 DEFINISI ENL
 EPIDEMIOLOGI
 ETIOLOGI
 PATOGENESIS
 GEJALA KLINIS
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
 DIAGNOSIS
 DIAGNOSIS BANDING
 PENATALAKSANAAN
 KOMPLIKASI
 PROGNOSIS
DEFINISI ENL

 Merupakan reaksi humoral yaitu Reaksi


Hypersensitivitas Type III (Imune complex
reaction):
 -Antigen yang berasal dari produk kuman
yang telah mati bereaksi dgn antibodi di
tubuh membentuk imun complex antigen
EPIDEMIOLOGI

 Berdasarkan Data Epidemiologi: jumlah


kasus baru pada penyakit kusta Tahun
2012, sebanyak : 17.980 orang, angka ini
turun dari 2011 yang 20.023 orang.
Sedangkan prevalensi 2012 : 23.252 orang
(0,96/10.000), dengan kriteria eliminasi
adalah < 1/ 10.000 penduduk, karena itu
indonesia sudah masuk dalam kriteria
negara yang eliminasikusta.
ETIOLOGI
 Berbagai faktor yg dianggap sering
mendahului atau mempermudah
terjadinya reaksi kusta:
1. stress
2. kehamilan
3. saat saat setelah melahirkan
4. sesudah mdpt imunisasi
5. sesudah mdpt pengobatan anti kusta yg
intensif
 HUBUNGAN TIPE REAKSI DAN KLASIFIKASI
PATOGENESIS

 Kompleks antigen antibody ini akan


mengaktivasi komplemen sehingga terjadi
“Eritema nodosum leprosum”.
GEJALA KLINIS

• Gejala-gejala dapat dilihat:


- perubahan lesi kulit
- neuritis (nyeri tekan pd syaraf )
- gangguan fungsi saraf
- gangguan konstitusi ( keadaan umum )
- komplikasi pada organ tubuh
Gejala Reaksi ringan Reaksi Berat

Lesi kulit ENL yang nyeri ENL nyeri tekan, ada yang
tekan berjumlah sampai pecah (ulseratif),
sedikit, biasanya jumlah banyak,
hilang sendiri dalam berlangsung lama
2-3 hari

Konstitusi Tidak ada demam Demam ringan sampai


atau ringan saja berat

Saraf tepi Tidak ada neuritis Ada neuritis (nyeri tekan


(nyeri tekan atau dan gangguan fungsi)
gangguan fungsi)

Organ tubuh Tidak ada gangguan Terjadi peradangan pada organ-organ


tubuh, yaitu mata (iridosiklitis), testis
(epididimoorkitis), ginjal (nefritis),
sendi (artriis), kelenjar limfe (
limfadenitis), gangguan pada tulang,
hidung dan tenggorok.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan Urine
 Pemeriksaan Histologik
 Pemeriksaan Bakterioskopik
 Pemeriksaan Serologik
 Pemeriksaan histologik
 Pemeriksaan serologik
1. Uji ELISA (Enzyme Linked Immuno-
Sorbent Assay)
2. Uji MLPA (Mycobacterium Leprae
Particle Aglutination)
3. ML dipstick (Mycobacterium Leprae
dipstick)
DIAGNOSIS

 Diagnosis reaksi tipe 2 ( ENL ) ditegakkan


berdasarkan atas gambaran klinik, dan
dibantu pemeriksaan fisis yang ditunjang
oleh pemeriksaan laboratorium, histologi
dan pemeriksaan hematologic khusus.
DIAGNOSIS BANDING

 Kutaneus Poliartritis Nodosa


 Sarkoidosis
 Eritema Nodosum e.c Drug Eruption
 Kutaneus Poliartritis Nodosa
 Sarkoidosis
 Eritema Nodosum e.c Drug Eruption
Penatalaksanaan
 Tergantung pada :
1. Tipe reaksi yang dialami serta derajat
beratnya
2. Apakah ada komplikasi atau kontra
indikasi yang dapat mempengaruhi
penanganan reaksi
3. Obat yang tersedia
4. Tingkat kemampuan penanganan yang
tersedia
 Obat anti reaksi terdiri dari :
1. Prednison
2. Lamprene
3. Thalidomide
 Prinsip pengobatan reaksi ringan
1. Berobat jalan, istirahat dirumah
2. Pemberian analgetik/antipiretik, obat
penenang bila perlu
3. MDT diberikan terus dengan dosis tetap
4. Menghindari/menghilangkan factor
pencetus
 Prinsip pengobatan reaksi berat
1. Imobilisasi local/istirahat dirumah
2. Pemberian analgetik/antipiretik, obat penenang
bila perlu
3. MDT diberikan terus dengan dosis tetap
4. Menghindari/menghilangkan factor pencetus
5. Memberikan obat anti reaksi
(Prednison,Lamprene)
6. Bila ada indikasi rawat inap penderita dikirim ke
rumah sakit.
7. Reaksi tipe 2 berulang diberikan prednisone dan
lamprene
Pengobatan reaksi berat
 SKEMA PEMBERIAN PREDNISON
 SKEMA PEMBERIAN LAMPREN
 Indikasi rujukan penderita reaksi kusta ke
rumah sakit :
1. ENL melepuh, pecah (ulserasi ) suhu
tubuh tinggi, neuritis.
2. Reaksi tipe 1 disertai dengan bercak
ulserasi atau neuritis
3. Reaksi yang disertai komplikasi penyakit
lain yang berat, misalnya hepatitis, DM,
hipertensi, tukak lambung berat.
KOMPLIKASI
 Komplikasi yang sering terjadi pada pasien
dengan reaksi kusta adalah cacat.
PROGNOSIS

 Eritema Nodosum Leprosum ringan dapat


menghilang segera tetapi ENL berat dapat
menetap selama bertahun-tahun.

Anda mungkin juga menyukai