Anda di halaman 1dari 22

Assalamualaikum...

MENCIPTAKAN SEKOLAH
BERKARAKTER
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
CHARACTER BUILDING
Nama Kelompok 02 :
1. Ayu Nopita Sari NPM.1826040005.P
2. Gita Lestari NPM.1826040048.P
3. Jumratul Seftriani NPM.1826040217.P
4. Kurnia Anjelia NPM.1826040076.P
5. Niken Tri Rahayu NPM.1826040235.P
6. Sisca Dwi Jayanti NPM.1826040284.P
7. Vivi Widuri NPM.1826040139.P
A. Nilai Karakter yang Dikembangkan
di Sekolah
Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam
pendidikan karakter banyak dikemukan para ahli
pendidikan, sering kali terjadi perdebatan atau
perbedaan, tapi banyak juga yang saling
menguatkan yang memiliki prinsip yang sama.
Perbedaan sering terjadi karena berbeda sudut
pandangnya. Secara umum nilai-nilai karakter
yang dikembangkan didasarkan pada pendekatan
filosofi, pedagogic, ideology, politik dan konsep
yang disepakati.
Salah satu satu teori tentang pengembangan nilai karakter adalah
Thomas Lickona, bahwa nilai-nilai karakter terdiri dari tiga bagian
yaitu:
1. Pengetahuan Moral (Moral Knowing) yang
terdiri dari :
a) Kesadaran moral (moral awarreness);
b) Pengetahuan nilai moral (knowing moral value);
c) Memahami sudut pandang lain (perpective
taking);
d) Penalaran moral (moral reasoning),
e) Pembuatan keputusan (desicion making); dan
f) Pengetahuan diri (self-knowledge).
→Lanjutan
2. Perasaan moral (moral feeling) yang terdiri
dari :
a) Nurani (conicience);
b) Harga diri (self-esteem);
c) Empati (empathy);
d) Cinta kebaikan (loving the good);
e) Kontrol diri (self-control); dan
f) Rendah hati (humanity).
→Lanjutan
3. Indakan moral (moral action) yang
terdiri dari :
a) Kompetensi (competence);
b) Keinginan (will); dan
c) Kebiasaan (habit).
Adapun ketiganya dapat digambarkan pada gambar berikut :

Tiga Aspek Pembentukan Karakter Menurut Lickona


→Lanjutan

Berdasarkan pengamatan dilingkungan


sekolah dan di masyarakat khususnya di
Indonesia, ada beberapa hal yang dianggap masih
kurang tertanam sebagai nilai-nilai karakter yang
dikembangkan disekolah. Nilai-nilai tersebut
sebagai berikut :
1. Membersihkan dan membuang sampah
ditempatnya
2. Tepat waktu dalam aktivitas apapun disekolah
3. Membuka dan menutup pintu kelas sesuai
norma kesopanan
4. Memberi dan membalas salam
5. Menghargai perbedaan dengan teman
6. Jujur dalam hal apapun
B. Membangun Budaya Moral di
Sekolah
Moral positif siswa adalah kebanggan bagi
setiap sekolah. Namun sekarang ini, moral siswa
sangat memprihatinkan. Banyak siswa yang kurang
menghargai gurunya dan teman-temannya. Sekarang
marak dengan kasus buly. Seakan-akan buly itu sudah
budaya di sekolah. Yang menjadi tugas semua pihak
adalah membangun budaya moral positif di Sekolah.
dalam bukunya Thomas Lickona, ada beberapa
elemen yang harus diperhatikan dalam budaya moral
positif di sekolah, diantaranya sebagai berikut:
1. Kepemimpinan moral dan
akademis dari kepala sekolah
Seorang kepala sekolah yang efektif biasanya
melibatkan seluruh kegiatan umum untuk
menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik :
menciptakan kepanitiaan yang mengidentifikasi
target sekolah terahdap nilai moral, menyediakan
kepemimpinan yang berfungsi untuk
mengimplementasikan program seperi mengadakan
workshop, waktu untuk berbagi, pusat sumber
belajar dan kesempatan lain untuk para staf sekolah
untuk mengembangkan keterampilan sebagai moral
pendidik, dan menjadi teladan dalam hal apapun di
sekolah dan kehidupan sehari-harinya.
Berikut beberapa caranya :
1. Menyatakan visi sekolah.
2. Memperkenalkan tujuan dan strategi dari
program nilai-nilai moral positif kepada
seluruh staf sekolahan.
3. Merekrut partisipasi dan dukugan orangtua
4. Memberikan teladan nilai-nilai sekolah
melalui interaksi dengan staf, murid dan
orangtua.
2. Disiplin sekolah
Dalam usaha meningkatkan kedisplinan sekolah. Kepala
sekolah melibatkan baik staf maupun anak-anak dalam
membuat peraturan. Jadi jika ada siswa yang melakukan
pelanggaran serius, kepala sekolah menggunakan pendekatan
perjanjian yang mewajibkan siswa agar mengambil tanggung
jawab untuk mengembangkan kepribadiannya. Apabila sekolah
benar-benar mengajarkan nilai seperti menghormati dan
tanggung jawab, memberikan teladan yang baik,
mengembangkan dan menegakkan nilai-nilai sekolah dalam
keseluruhan lingkungan sekolah serta membiasakan dengan
hal positiif lainnya, kemungkinan aksi saling membuly dari
tempat manapun akan terminimalisir.
Berikut caranya :
1. Mendefinisikan dengan jelas aturan sekolah dan
secara konsisten, serta adil mendorong
stakeholders sekolah.
2. Mengatasi masalah disiplin dengan cara yang
mendorong menumbuh moral siswa.
3. Memastikan aturan dan nilai sekolah ditegakkan
dalam seluruh lingkungan sekolah dan bergerak
tangkas untuk menghentikan tindakan kekerasan
dimana pun terjadi.
3. Mengembangkan Rasa komunitas
Seluruh Sekolah
Rasa komunitas seluruh sekolah yang kuat
merupakan hal yang sering menjadi cara terbaik
untuk mencegah tingkah laku yang kasar seperti
penindasan, yang dengan mudah berkembang ketika
ikatan komunitas lemah dan norma positif grup
tersebut tidak ada.
Mengembangkan rasa saling peduli dikomunitas
dapat dilakukan dalam beberapa program, yaitu
kegiatan ekstrakulirer, mengajarkan tata krama yang
baik di dunia olahraga, dan pertemuan sekolah
sebagai sebuah komunitas dan pembangun karakter,
serta tugas sekolah.
Berikut beberapa cara ringkas mengembangkan rasa komunitas
seluruh sekolah :
1. Menumbuhkan keberanian stakeholders sekolah untuk
mengekspresikan apresiasi mereka atas tindakan peduli
terhadap orang lain.
2. Menciptakan kesempatan bagi setiap murid untuk mengenal
seluruh staf sekolah dan murid sekolah di kelas lain.
3. Mengajak sebanyak mungkin murid untuk terlibat dikegiatan
ekstra kulikuler.
4. Menegakkan sikap prioritas.
5. Menggunakan nama sekolah untuk mendorong masyarakat
dengan nilai-nilai baik setiap kelas diberi tanggung jawab untuk
berkontribusi dalam kehidupan sekolah
4. Pengelolaan Sekolah yang
Demokratis
Strategi pengembangan karakter sekolah yang
lain, jika digunakan dengan baik, dapat menantang
murid untuk membantu mengelola kehidupan
sekolah mereka. Kita tahu bahwa orang dewasa
adalah orang yang bertanggung jawab, tapi
berdasarkan kerangka berpikir itu pula, anak-anak
juga diberikan tanggung jawab yang nyata untuk
mengambil keputusan atas masalah-masalah yang
berhubungan langsung dengan mereka dan untuk
mendapatkan pengalaman pertumbuhan karakter
tentang bagiamana mengambil sebuah keputusan.
Berikut beberapa cara untuk menerapkan
pengelolaan sekolah yang demokratis :
1. Menyusun kepengurusan siswa untuk
memaksimalkan partisipasi dan interaksi di
antara sekelas dna dewan siswa .
2. Membuat dewan siswa ikut
bertanggungjawab terkait dengan masalah dan
isu yang memiliki pengaruh nyata pada
kualitas kehidupan sekolah.
5. Menciptakan Komunitas yang Baik
di Antara para Orang Dewasa
Berdasarkan penelitian, di dalma sekolah yang
baik, terdapat masyarakat yang bermoral dan
memiliki intelektual yang kuat diantara para orang
dewasa. Hubungan kolegial staf dipelihara dengan
baik. Para guru saling berbagi ide. Staf pengajar
berpengalaman memandu gruu baru dan lain
sebagainya. disekolah yang efektif, guru dan staf
administrasi bekerja sama untuk membuat kebijakan
sekolah, mengembangkan bahan ajar, memilih buku
teks, emperkuat disiplin, dan menciptakan program
yang bagus untuk pengembangan karakter.
Berikut beberapa cara menciptakan komunitas
yang baik di antara para orang dewasa :
1. Memberikan waktu dan dukungan untuk staf
sekolah untuk bekerja bersama dalam
menyusun bahan ajar.
2. Melibatkan staf melalui kolaborasi pembuatan
keputusan sesuai dengan bidangnya masing-
masing.
6. Memberi Banyak Waktu untuk
Peduli terhadap Moral
Sekolah dapat meningkatkan pentingnya
kepedulian terhadap moral dengan cara :
1. Memoderasi tekanan akademis sehingga
guru tidak mengabaikan sosial-moral
siswa.
2. Menumbuhkan kepercayaan diri guru
untuk menghabiskan banyak waktu untuk
mengurusi moral siswa
Terima kasih
Wassalamu'alaikum...

Anda mungkin juga menyukai