Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN JAGA

MINGGU 19 juli 2018


FRAKTUR TERTUTUP 1/3 DISTAL
CLAVICULA SINISTRA

Pratama Adharianto putra


Intan Kurniati
Epidemiologi
• Menurut American Academy of Orthopaedic
Surgeon, frekuensi fraktur clavicula sekitar 1
kasus dari 1000 orang dalam satu tahun.
• Fraktur pada midclavicula yang paling sering
terjadi yaitu sekitar 85% dari semua fraktur
clavicula, sementara fraktur bagian distal
sekitar 10% dan bagian proximal sekitar 5%
Etiologi
• Trauma langsung : trauma bahu  hantaman
langsung ke bahu atau adanya tekanan yang keras
ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda
keras. Contoh : kecelakaan lalu lintas.
• Trauma tidak langsung : outstreched hand 
akibat jatuh dengan posisi lengan
terputar/tertarik keluar dimana trauma
dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai
clavicula
Anatomi
Klasifikasi
Menurut Dr. FL Allman tahun 1967 dan dimodifikasi
oleh Neer pada tahun 1968:
• Kelompok 1 : patah tulang pada sepertiga tengah
tulang clavicula (insidensi kejadian 75-80%) 
pada daerah ini tulang lemah dan tipis serta
umumnya terjadi pada pasien yang muda.
• 2. Kelompok 2 : patah tulang clavicula pada
sepertiga distal (15-25%). Terbagi menjadi 3 tipe
berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular
yakni (yakni, conoid dan trapezoid).
– Tipe 1 : Patah tulang secara umum pada daerah distal
tanpa adanya perpindahan tulang maupun ganguan
ligament coracoclevicular.
– Tipe 2A : Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan
tulang, dan ligament coracoclavicular masih melekat
pada fragmen.
– Tipe 2B : Terjadi ganguan ligament. Salah satunya
terkoyak ataupun kedua-duanya.
– Tipe 3 : Patah tulang yang pada bagian distal clavikula
yang melibatkan AC joint.
– Tipe 4 : Ligament tetap utuk melekat pata perioteum,
sedangkan fragmen proksimal berpindah keatas.
– Tipe 5 : Patah tulang kalvikula terpecah menjadi
beberapa fragmen
• Kelompok 3 : patah tulang clavicula pada
sepertiga proksimal (5%)  pada kejadian ini
biasanya berhubungan dengan cidera
neurovaskuler
Diagnosis
Tergantung dari mekanisme kecelakaan dan
lokasi adanya ekimosis, deformitas, ataupun
krepitasi.
a. Gejala Klinis
• Nyeri setelah terjadinya kecelakaan
• Sulit mengangkat lengan atau bahu.
• Bahu biasanya asimetris, agak jatuh kebawah,
lebih kedepan ataupun lebih ke posterior
b. Pemeriksaan Radiologi  Foto Polos
• Mid Clavicula  proyeksi standar
anteroposterior (AP).
• Medial Clavicula dan Sternoclavicula Joint 
proyeksi standar PA, lateral, oblique.
• Lateral Clavicula dan Acromioclavicula Joint 
proyeksi standar AP.
Tatalaksana
• Tujuan:
a. Menempatkan ujung-ujung dari patah
tulang agar satu sama lain saling berdekatan
b. Menjaga agar tulang tetap menempel
sebagaimana mestinya sehingga tidak
terjadi deformitas
c. Proses penyembuhan tulang yang
mengalami fraktur lebih cepat.
• Penatalaksanaan pada fraktur clavicula:
1. Operative treatment
2. Nonoperative treatment
• Pembidaian: benda keras yang ditempatkan di
daerah sekeliling tulang.
• Pemasangan gips: Modifikasi spika bahu (gips
clavicula) atau balutan berbentuk angka
delapan atau strap clavicula dapat digunakan
untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke
belakang, dan mempertahankan dalam posisi
ini.
Pemasangan Gips
• Penarikan (traksi): menggunakan beban untuk
menahan sebuah anggota gerak pada tempatnya.
• Fiksasi internal: dilakukan pembedahan untuk
menempatkan piringan (plate) atau batang logam
pada pecahan-pecahan tulang atau sering disebut
Open Reduction With Internal Fixation (ORIF).
• Fiksasi eksternal: Immobilisasi lengan atau
tungkai menyebabkan otot menjadi lemah dan
menciut. Karena itu sebagian besar penderita
perlu menjalani terapi fisik.
Komplikasi
a. Komplikasi akut :
• Cidera pembuluh darah dan saraf : vena dan arteri
subclavia serta pleksus brachialis.
• Pneumouthorax
• Haemothorax

b. Komplikasi lambat :
• Mal union : proses penyembuhan tulang berjalan
normal terjadi dalam waktu semestinya, namun tidak
dengan bentuk aslinya atau abnormal.
• Non union : kegagalan penyambungan tulang setelah 4
sampai 6 bulan
Prognosis
• Bergantung pada berat ringannya trauma yang
dialami, bagaimana penanganan yang tepat dan
usia penderita.
• Pada anak prognosis sangat baik karena proses
penyembuhan sangat cepat, sementara pada
orang dewasa prognosis tergantung dari
penanganan, jika penanganan baik maka
komplikasi dapat diminimalisir.
• Fraktur clavicula disertai multiple trauma
memberi prognosis yang lebih buruk daripada
pognosis fraktur clavicula murni.
Identitas
Pasien Masuk di Instalasi Gawat Darurat hari
Minggu, 19 juli 2018 pukul 17.15 WIB
• Nama : Tn. A
• Jenis Kelamin : Laki laki
• Umur : 28 Tahun
• Alamat : Jl. Kakap 7, Dumai
• No RM : 39-89-64
Anamnesis
• KU: Nyeri bahu kiri post KLL
• Mekanisme trauma:
Pasien masuk ke IGD dengan keluhan nyeri di bahu kiri
setelah kecelakaan lalu lintas 1 jam SMRS. Pasien jatuh dari
sepeda motor karena menghindari kambing yang melintas di
tengah jalan secara mendadak. Pada saat kecelakaan, pasien
dalam keadaan sadar. Pasien mengendarai sepeda motor
sendirian dengan kecepatan sekitar 70 km/jam. Posisi pasien
pada saat jatuh miring ke kiri dengan tumpuan yang pertama
jatuh adalah bagian bahu sebelah kiri. Bahu kiri membentur
pembatas jalan. Terdapat luka lecet di bagian pelipis mata kiri
dengan ukuran 3x2 cm, luka lecet di siku kiri tangan dengan
ukuran 5x2 cm, lengan kiri tidak bisa digerakkan, nyeri (+),
pusing (+), mual (-), muntah (-). Setelah jatuh, pasien masih
sadar.
Primary Survey (IGD)
A (Airway) & Cervical Spine control :
• Inspeksi : Pasien bernafas spontan (+),
sumbatan jalan nafas (-), jejas trauma cervical
(-) sesak napas (-)
• Palpasi : Deviasi trakea (-)
• Auskultasi : Snoring (-), Gurgling (-)
B (Breathing) & Ventilasi : RR: 20 x/menit
• Inspeksi : Jejas (-), dinding thorax kanan dan
kiri simetris, gerakan dinding dada simetris,
retraksi dinding dada (-), bahu kanan dan kiri
asimetris
• Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan & kiri
• Auskultasi : Suara napas vesikular (+/+)
C (Circulation) & Kontrol Perdarahan:
• TD 110/80 mmHg, nadi 72x/menit
• Inspeksi : Sianotik (-), kulit ekstremitas tidak
pucat, CRT <2 detik
• Palpasi : Nadi cepat dan lemah (-)

D (Disability) & Nurologic Evaluation:


• Kesadaran: GCS 15 (E:4 V:5 M:6)
 composmentis
E (Exposure) & Kontrol Lingkungan:
• T: 36,5oC
• Terdapat luka lecet di pelipis mata kiri dan siku
tangan kiri, bengkak di bagian bahu kiri
Secondary Survey
• A : Alergi disangkal, asma disangkal
• M : Belum ada di beri obat apapun
• P : Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
• L : Makan dan minumterakhir jam 12.30 WIB
• E : Saat kejadian, pasien ingin pergi membeli
makanan
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis:
• Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
• Kesadaran: Composmentis cooperatif
• Tanda vital:
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 72 x/menit
Laju nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,5°C
Kepala/leher :
• Kepala : sefalhematoma (-)
• Mata : conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Hidung : sekret/darah (-/-),deformitas (-)
• Telinga : discharge/darah (-/-), deformitas (-)
• Mulut : luka (-), bibir sianosis (-)
• Leher : simetris, posisi trakea simetris
Thorax
• Jantung : BJ I-II reguler, Murmur (-), Gallop (-)
• Paru : Bahu kanan dan kiri asimetris, Suara
napas Vesikuler (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-)

Abdomen
• Inspeksi : Bentuk datar, jejas (-), distensi (-)
• Auskultasi : Bising usus (+)
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Nyeri tekan (-)
Ekstrimitas
• Akral hangat, CRT <2 detik, sianosis (-),
perdarahan (-)
Status Lokalis: Regio Clavicula Sinistra
• Look : Deformitas (+), bengkak (+)
• Feel : Nyeri tekan (+), krepitasi (+)
• Move : Passive movement (ROM terbatas)
Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium
• Hb: 12,4 gr/dL
• Leukosit: 12.300
• Trombosit: 336.000
• Hematokrit: 43%
Pemeriksaan Penunjang: foto rontgen
Shoulder Sinistra
Diagnosis
• Fraktur tertutup 1/3 distal clavicula sinistra

Tatalaksana
• Oksigen 2 liter/menit
• Asam mefenamat 3x1 tablet
• Cefadroxyl 2x500 mg
• Ranitidin 2x1 tablet
• Rencana ORIF
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai