Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS JURNAL

DISTRES SPIRITUAL
DENGAN PICO
ANNISA 15.IK.422
DINAH 15.IK.424
ESY ANDRIANI SAMBE 15.IK.425
LISTYANI AZRIYAH 15.IK.429
RAHAYU RAMADANI 15. IK.442
RENY AYU NISA 15.IK.444
SYARIFANSYAH 13.IK.313
JURNAL Spiritual Emotional Freedom Technique
(SEFT) untuk Meningkatkan Kualitas
Hidup pada Wanita yang Mengalami
Bencana Tanah Longsor
Jurnal Studia Insania, Agustus 2018,
Vol. 6, No. 1, hal 069 - 089
Penulis : Zuhdan Aftrinanto, Elli Nur
Hayati, Siti Urbayatun
JURNAL Peningkatan Coping Keluarga
dalam Merawat Pasien
COMPARING Gangguan Jiwa
melalui Terapi Spiritual
Direction, Obedience, dan
Acceptance (DOA)
Jurnal Ners Vol. 7 No. 2 Oktober
2012: 196–202
Penulis : Ah. Yusuf, Suhartono
Taat Putra, Yusti Probowati
Enam orang
wanita dewasa
di Purworejo

Berdasarkan hasil
kategorisasi skala
WHOQOLBREF
Beragama Islam, P Kriteria berusia
mampu 20 sampai 40
berkomunikasi dan
(PROBLEM) tahun
kooperatif, tidak
mengalami gangguan
mental berat.

Mengalami
bencana longsor
dan
memiliki kualitas
hidup yang
rendah
I (INTERVENSI)
Kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa terapi Spiritual
Emotional Freedom Technique,
Program ini terdiri dari tiga sesi yang berlangsung selama dua sampai
tiga jam.
Program ini dipandu oleh seorang fasilitator dan dibantu oleh seorang
co-fasilitator.

Fasilitator dalam penelitian ini adalah psikolog klinis yang


berkompeten dalam melakukan Spiritual Emotional Freedom
Technique (SEFT)
Praktek terapi SEFT yaitu : Set-up, tune-in,dan tapping untuk
keluhan fisik dan emosi.

intervensi spiritual berupa doa yang dilakukan pada waktu


set-up, yang dapat mengurangi permasalahan individu,
kecemasan, dan dapat meningkatkan kontrol diri.

Teknik tune-in dalam SEFT dilakukan dengan memfokuskan


pikiran pada rasa sakit dengan tujuan untuk memusatkan
pikiran subjek terkait pada rasa sakit yang dialami.
Teknik tapping teknik untuk membebaskannya aliran energi
dengan dengan mengetuk ringan dengan dua ujung jari
(tapping) di bagian tubuh tertentu, sambil mengucapkan
kalimat yang berupa doa.
Fase, direction untuk
mengembangkan Fase acceptance
kepercayaan kesehatan dilakukan untuk
(health belief) keluarga mengembangkan sikap
terhadap gangguan jiwa, bisa menerima apapun
obedience untuk
mengembangkan yang terjadi akibat
keyakinan keluarga gangguan jiwa dengan
bahwa pasien dapat pendekatan nilai spiritual
dilatih hidup lebih mandiri agama Islam (sabar,
sesuai kemampuan, ikhlas, syukur), sehingga
sehingga keluarga dapat keluarga dapat mengambil Intervensi keperawatan
mengembangkan pola hikmah atas segala ini dilakukan selama
interaksi antar anggota kejadian yang dialami
keluarga dan memberikan keluarga. dua bulan, kemudian
dukungan keluarga diukur kembali koping
dengan baik keluarga dalam
Menjelaskan merawat pasien
intervensi gangguan jiwa setelah
keperawatanya mendapat intervensi
dengan 23 fase keperawatan dengan
pos test.

jurnal pembanding
dengan judul 8 kali pertemuan. Pertemuan
“Peningkatan Coping pertama untuk menjelaskan
Keluarga Dalam C maksud, tujuan penelitian,
Merawat Pasien (COMPARISON) dan pre test, minggu ke 2 dan
Gangguan Jiwa 3 untuk fase direction, minggu
Melalui Terapi 4 dan 5 fase obedience,
Spiritual Direction, minggu 6 dan 7 fase
Obedience, Dan acceptance, minggu 8 untuk
Acceptance (Doa) terminasi dan post test.
Tingkat kualitas hidup
setelah diberikan terapi
SEFT lebih tinggi dari
pada sebelum diberikan
terapi SEFT

O
(OUTCOME)

Diantaranya rasa cemas


terhadap terjadinya tanah
longsor kembali mulai Seluruh subjek juga
berkurang, merasa lebih merasakan
nyaman dan rileks dalam
beraktivitas sehari-hari, beberapa perubahan
dan merasa lebih tenang setelah mengikuti
ketika terdapat SEFT
permasalahan dalam
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai