Anda di halaman 1dari 46

RIWAYAT HIDUP

Dr.dr. Hj. ARINA WIDYA MURNI SpPD-


TTL : Padang Panjang, 9 Maret 1970
KPsi FINASIM
Jabatan : Kepala Sub Bagian Psikosomatik
Bagian Penyakit Dalam FK UNAND
Direktur YanMedKep RS UNAND
Alamat : Komplek Cemara II Blok LL 10
Gn Pangilun Padang
Telp/email: 08126740742
arina_widya_murni@yahoo.com
Suami : dr Eng Rendy Thamrin
Staf pengajar FT Unand
Anak : 3 orang
Riwayat Pendidikan :
S1 Dokter Umum, FK Unand, tamat 1997
Sp1 Sp Penyakit Dalam , FK Unand, tamat
2006
Sp2 Konsultan Psikosomatik, FKUI, tamat 2010
1 02/07/19
S3, Biomedik FK Unand, 2017
Aspek Psikosomatik pada
saluran cerna

Dr. dr. ARINA WIDYA MURNI, SpPD-KPsi,FINASIM

Sub Bagian Psikosomatik


Bagian Ilmu Penyakit Dalam
FK UNAND / RS DR M DJAMIL PADANG
2 02/07/19
Fenomena gunung es

Psikosomatik
Pulmonologi Alergi
imunologi

Nefrologi Geriatri

Gastroenterologi Rematologi

Hematologi Endokrinologi

Tropik infeksi Kardiologi

3 02/07/19
PENGARUH PSIKIS PADA
FISIOLOGIS TUBUH

1. Gangguan keseimbangan saraf otonom


vegetatif.
2. Gangguan konduksi impuls melalui
neurotransmitter.
3. Hiperalgesia alat viseral.
4. Gangguan sistem endokrin / hormonal.
5. Perubahan sistem imun.
4 02/07/19
Gangguan Keseimbangan
Saraf Otonom Vegetatif

 Konsep Psiko-neuro-imun-endokrinologi
 Emosi – Kortek – Limbik – Hipotalamus –
Saraf otonom
 Hipertoni simpatis
 Hipertoni parasimpatis
 Ataksi vegetatif
 Amfotoni

5 02/07/19
Gangguan Konduksi Impuls

 Ada kekurangan / kelebihan neurotransmiter


di celah sinaps.
 Gangguan sensitivitas reseptor post sinaps.

Neurotransmiter :
nor adrenalin, dopamin, serotonin,GABA

6 02/07/19
7 02/07/19
8
HPA AXIS 02/07/19
Hiperalgesia alat viseral

Mayer & Gebhart (1994)


Hiperalgesia  Reflek berlebihan
Misal : IBS
Non cardiac chest pain
Non ulcer dyspepsia

9 02/07/19
10 02/07/19
PENGARUH PSIKIS PADA
SALURAN CERNA

1. Gangguan di jalur EMS di hipothalamus


2. Aktifasi poros HPA ( Brain – Gut – Axis ) .
3. Meningkatkan pengeluaran hormon CRH.
4. Meningkatkan hormon kortisol.
5. Gangguan keseimbangan faktor agresif dan
defensif.
sindrom dispepsia
11 02/07/19
Hubungan faktor psikososial dengan
gangguan fungsional saluran cerna

1 02/07/19
2 ( oudenhove, 2013)
BRAIN – GUT AXIS
Kortisol
Central nervous Adrenalin
Noradrenalin
system (CNS) Serotonin

Autonomic nervous
Simpatis
system (ANS) Parasimpatis
(brain-gut axis)

Motilitas usus,
Fungsi eksokrin
Enteric nervous Mikrosirkulasi
system (ENS) Permeabilitas
mukosa
Sistim imun mukosa

1 02/07/19
3 Phillips S, Wingate DL. Churchill Livingstone, 1998
Functional Gastrointestinal
(GI) Disorders

Lower GI tract Upper GI tract

Dysphagia

Noncardiac chest pain

Heartburn

Gastroesophageal reflux
disease (GERD)

Functional abdominal Functional


pain/bloating dyspepsia (FD)

Irritable bowel Functional


syndrome (IBS) biliary disorders

Functional
constipation/diarrhea
14 02/07/19
INTERAKSI SISTIM SARAF DAN IMUNITAS
STRE SALURAN CERNA
S

Neuroendokrin
Saraf Otonom
Pengatur
Homeostasis

LANGSU RESEPTOR SEL


NG DI MUKOSA SALURAN CERNA
00000

TIDAK
LANGSUNG
Gb 1.Hipothalamo-Pituitary-Adrenal AXIS Kageyama et al, 2009
Faktor-faktor yang berperan dalam patogenesis FD

Motilitas yang Akomodasi fundus gaster yang abnormal


Keterlambatan pengosongan gaster
abnormal Percepatan pengosongan gaster

Hipersensitifitas Peningkatan sensitifitas terhadap stimulasi mekanik (dilatasi gaster)


Peningkatan sensitifitas terhadap stimulasi kimia (asam gaster atau empedu)
viseral
Genetik Polimorfisme gen G-protein b3 (GNb3)
Polimorfisme gen serotonin transpoter protein (SERT): PDS
Polimorfisme gen migration inhibitoy factor (MIF): EPS
Polimorfisme regulasi aktifasi sel-sel T normal yang teraktifasi dan RANTES

Infeksi H. Pylori Downregulation miP-1 dan miR-133

Paska infeksi Peningkatan gejala paska gastritis infeksius


Peningkatan ekspresi interleukin
Peningkatan infitrasi (eosinofl, makrofag, dan limfosit) pada mukosa gaster

Stres psikologis Peningkatan gejala


Peningkatan kadar CRF dan ACTH yang diinduksi stres
Faktor-faktor lain Faktor-faktor lingkungan
Paparan diet
1 02/07/19
6 (Yarandi dan Cristie (2013)
Definisi Dispepsia Fungsional (Kriteria Roma III,2006)

Onset Pertama 6 Bulan

Durasi Gejala 3 Bulan (terus menerus)


Sifat Gejala Rasa penuh setelah makan yang mengganggu
Cepat kenyang
Rasa terbakar
Nyeri
Lokasi gejala Epigastrum
Penyakit organik Tidak ada
Subtipe Postprandial Distres Syndrome
-Rasa penuh setelah makan yang mengganggu
-Mudah/cepat kenyang
Epigastric Pain Syndrome
-Nyeri atau rasa terbakar di epigastrum
-Nyeri derajat moderat
-Nyeri intermitten, tidak berkurang dengan defekasi
-Nyeri tidak disebabkan gangguan kandung empedu atau sfingter
oddi
02/07/19
(Yarandi dan Cristie (2013)
17
Gejala-gejala dispepsia
Gejala Istilah

Nyeri Epigastrum Epigastrium mengacu pada daerah antara umbilikus dan ujung bawah sternum
dan ditandai oleh garis midklavikula. Nyeri bersifat subjektif dan sensasi tidak
menyenangkan. Beberapa pasien mungkin merasa sudah ada terjadinya kerusakan jaringan.
Gejala lain mungkin sangat mengganggu pasien tapi tidak diinterpretasiikan sebagai nyeri.
Rasa terbakar pada epigastrium
Rasa terbakar mengacu pada sensasi subjektif yang bersifat panas.

Postprandial fullness Sensasi tidak menyenangkan seperti adanya makanan memenuhi Lambung
berkepanjangan
Rasa cepat kenyang
Perasaan dimana sudah merasa kenyang sesaat memulai makan,
Proporsi makan yang lebih sedikit daripada biasanya, sehingga
sering makanan jadi bersisa .

1 02/07/19
8 (Tack et al 2006)
Berbagai dugaan faktor yang berperan pada patofisiologi
Dispepsia Fungsional
1 02/07/19
9 NJ TALLEY, Journal of Gasteroenterology and hepatology 24 (2009)
Awal Kehidupan
• Genetik
• Lingkungan
Faktor psikososial
•Stres kehidupan
•Status psikologis Outcome
•Coping/ adaptasi •Obat- obatan
• Dukungan sosial • Kunjungan dokter
Brain Gut •Fungsi harian
CNS ENS •Kualitas hidup

Fisiologi
•Motilitas FGID
•Sensasi •Gejala
•Inflammasi •Perilaku
•Perubahan flora

Konsep biopsikososial dari patogenesis dan gambaran


klinis gangguan fungsional saluran cerna
20 (02/07/19
Drossman,
gastreroenterology 2006:130:1378)
Hubungan stres dengan Imunitas Saluran Cerna

21 02/07/19
Peran Aktifitas H Pylori terhadap Kerusakan Mukosa Lambung

Skematik reaksi mukosa terhadap aktifitas H.Pylori ( Peek et al, 2010)


2
Tabel 2. Kadar Kortisol Plasma Penderita Dispepsia Fungsional yang
Mengalami Stres Psikologis dan Non Stres Psikologis.

Kelompok Stress Non Stress


ug/dL ug/dL
Mean SD Mean SD p
Kortisol Pagi 24,03 12,18 15,79 7,65 0,001
Kortisol Sore 12,42 9,25 6,43 4,53 0,000

2
Aktifitas H.Pylori pada Mukosa Lambung

Kelompok Non Stress


Stress
H. Pylori Mean % Mean %
Tidak ada 14 60,9 9 39,1
aktivitas
Aktivitas 17 51,5 16 48,5
terbatas
pada
epithelial

Aktivitas 9 37,5 15 62,5


sampai ke Aktifitas Helicobacter Pylori
submukosa yang mencapai jaringan di sub
mukosa

2
Faktor Determinan yang Dominan Dari Kortisol Plasma , IL-6, IL-8 dan
Aktifitas H.Pylori Pada Penderita Dyspepsia Fungsional Yang Mengalami
Stres Psikologis

Faktor yang dominan adalah


Kortisol plasma sore hari ,
Kortisol plasma pagi hari,
Interleukin-6 , Interleukin-8 dan
Infesksi H. Pylori

2
PENGELOLAAN
DISPEPSIA FUNGSIONAL

26
TERAPI INISIAL 02/07/19
TERAPI LANJUTAN
27 02/07/19
Overlap in the Symptomatology
of Functional GI Disorders

Functional Functional
abdominal abdominal
pain bloating

Functional Functional
diarrhea constipation
IBS

28 02/07/19
Mechanisms in the
Irritable Bowel Syndrome*

Abnormal motility
Abnormal visceral perception
Psychological distress
Luminal factors irritating small bowel or colon
- Lactose, other sugars
- Bile acids, short-chain fatty acids
- Food allergens
Post GIT infection
29 02/07/19
* Interaction between different mechanisms
HPA axis and Mikrobiota

3
Treatment strategy for IBS
Diarrhea
Constipation predominant IBS Pain predominant
with IBS IBS

MILD Education, reassurance, stress management

Fiber, exercise, fluid intake Trial diet excluding lactose and


caffeine, other dietary changes

MODERETE Osmotic Lacative, Loperamide


Antispasmodic agents Antispasmodic agents

Antispasmodic agents
Serotonin – 4 agonist Tricyclic antidepressant

SEVERE Tricyclic antidepressant, psychotherapy, sedative with antispasmodic agent

31 Serotonin – 4 agonist Serotonin – 3 antagonist Serotonin – 3 antagonist


02/07/19
if diarrhea occur
N Eng J Med. 2003.349:22
FEELING LONELY ???

32 02/07/19
DIAGNOSIS DEPRESI (DSM IV)
Dua minggu, 5 gejala atau lebih

Mood depresi

Hilang minat / rasa


senang
Sulit Insomnia /
berkonsentrasi hipersomnia
Berat badan
menurun / DEPRESI Kelelahan /
hilang tenaga
bertambah

Perasaan bersalah Agitasi / retardasi


berlebihan / tak psikomotor
berguna
Pikiran tentang kematian
dan
33 ide bunuh diri 02/07/19
Pharmacological actions of antidepressant
Anti Presumed mechanism of Undesirable parmacological
depressant action actions
Tricyclic TCAs NA and 5-HT re-uptake Anticholinergic, antihistamic, alpha1
inhibition adrenergic antagonism, direct
membrane stabilisation

SSRIs 5-HT re-uptake inhibition Stimulation of 5-HT receptor subtypes


probably not relevant to antidepressant
action (e.g. 5-HT3)

SNRIs NA and 5-HT re-uptake


inhibition

MAOIs Inhibition of monoamine Interaction with tyramine (‘cheese


oxidase (MAO) reaction’) and sympathomimetics;
irreversible and non-selective inhibition
of both MAO iso-enzymes MAO-A and
MAO-B)

RIMA Selective and reversible


(Moclobemide) inhibition of MAO-A
02/07/19 34
3 02/07/19
5
Gangguan Cemas

36 02/07/19
TERAPI OBAT ANSIETAS

• GAD : Benzodiazepin (Diazepam, lorazepam,


bromazepam, clobazam)
Buspiron Hydroxyzine
• PD : Alprazolam
SSRI (Sertralin, fluoxetine, fluvoxamine,
paroxetine)
• OCD : Clomipramin, SSRI
• PHOBIA : RIMA (Moclobemid)
• PTSD : Benzodiazepin long acting
SSRI
37 02/07/19
DEFINISI SEHAT

WHO (1994)

Sehat :

Fisik, Psikologis, Sosial dan Spiritual

(bio-psiko-sosio-spiritual)

38 02/07/19
Gangguan Psikosomatik
gangguan atau penyakit dengan gejala-gejala
yang menyerupai penyakit fisis
diyakini adanya hubungan yang erat antara
suatu peristiwa psikososial tertentu dengan
timbulnya gejala gejala penyakit
tersebut.Disebut kelainan fungsional
spasme, hiper/hipo sekresi; perub. konduksi
Heinroth :
gejala psikis dan somatis tumpang tindih
Dapat bersamaan dgn kelainan organik
39 02/07/19
KONSEP KEDOKTERAN PSIKOSOMATIK

• Interrelasi aspek psikologis dengan aspek fisik


normal maupun sakit
• Perhatian di fokuskan kepada hubungan faktor
psikologis dengan fenomena fisiologis tubuh
khususnya patogenesis penyakit
• Mempelajari perhitungan faktor psikologis dalam
telaah penyakit
• Konsep : integrasi ilmu prilaku dan pendekatan
biomedis untuk preventif,diagnosis dan terapi
40 02/07/19
KELOMPOK KASUS PSIKOSOMATIK
1. TANPA KELAINAN ORGANIK
(PSIKOSOMATIK MURNI)
1. KELAINAN ORGANIK KARENA
PSIKOSOMATIK YANG LAMA
2. KELAINAN ORGANIK TERDAPAT
BERSAMAAN (KOINSIDENSI)
3. KELAINAN ORGANIK DISADARKAN
/DIBERIKAN OLEH DOKTER -- IATROGENIK

41 02/07/19
KRITERIA DIAGNOSIS GANGGUAN
PSIKOSOMATIK

 (biasanya tidak ada)


- tidak ada kelainan organik
bila ada :
akibat kelainan psikosomatik lama,
koinsiden,
iatrogenik
- tidak ada kelainan psikiatrik
42 02/07/19
* Keluhan berhubungan / dicetuskan oleh emosi
* Keluhan berganti-ganti
* Ada gejala vegetatif imbalance
* Riwayat hidup penuh konflik
* Terdapat perasaan negatif yang menjadi titik tolak
keluhan
Ada faktor predisposisi
• Ada faktor presipitasi/ pencetus
• Ada faktor agravasi / pemberat

43 02/07/19
Tahap Penatalaksanaan Dengan
Pendekatan Psikosomatik
1. Tahap awal , capai 3 tujuan:
- Wujudkan hubungan dokter pasien yang menyenangkan
(ventilasi yang baik)
- Pastikan memang gangguan fungsional
- Identifikasi tanda bahaya
2. Bio – feedback
3. Rekomendasikan obat atau terapi perilaku sederhana
4. Pilih psikofarmaka, managemen psikologis spesifik, kalau
perlu rujuk (psikosomatik, psikiater, psikolog)
5. Terapi utama : psikofarmaka dan terapi perilaku
44 02/07/19
SIMPULAN
• Kedokteran psikosomatik mempelajari interrelasi aspek
psikologis dan aspek fisis faal jasmani dalam keadaan
normal maupun sakit
• Jenis gangguan beragam, perlu perluas pengetahuan untuk
mampu mendiagnosis dengan tepat
• Pengenalan gangguan psikosomatik dapat dimulai dari awal
pertemuan dokter - pasien
• Membina hubungan dokter-pasien dengan baik akan
mempermudah pengenalan gangguan psikis yang menyertai
keluhan organik
• Penangan terbaik , psikofarmaka dan terapi perubahan
perilaku
45 02/07/19
SELAMAT BELAJAR

WITH

PRESIDENT ACPM
PROF.CHIHARU KUBO
(JAPAN)

46 02/07/19

Anda mungkin juga menyukai