Anda di halaman 1dari 45

Sindrom Perilaku yang

Berhubungan dengan
Gangguan Fisiologis dan Faktor
Fisik
Pembimbing: dr. Safyuni N., SpKj

Oleh: Universitas YARSI


Hamdah 1102014117
Kinanthi S Pangestuningtyas 1102014145
Yonanda Alvino 1102014286
Setiap tahun diperkirakan sekitar 20% - 50%
orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan
sekitar 17 % mengalami gangguan tidur yang serius. Di
amerika serikat biaya kecelakaan yang berhubungan
Epidemiologi dengan gangguan tidur per tahun Sekitar seratus juta
dolar. Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling
sering ditemukan.
Tidur adakah suatu keadaan berulang, teratur, mudah reversible
yang ditandai dengan keadaan realtif tidak bergerak dan tingginya
peningkatan ambang respons terhadap stimulus eksternal
Definisi Tidur dibandingkan dengan keadaan terjaga .
Fisiologi Tidur

Adenosine  Reseptor A1 di RAS  hambat kolinergik yang mengaktivasi RAS  kesadaran menurun
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang
terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM.
Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan
waktu tidur Sedangkan tidur REM meliputi 25%
Siklus tidur dari keseluruhan waktu tidur.

Tidur terdiri dari 2 fase yaitu:


1. Non Rapid Eye Movement (NREM)
2. Rapid Eye Movement (REM)
NREM-2

NREM-1 NREM-3

Siklus tidur

REM NREM-4
 NREM : kira-kira 90-100 menit. Keadaan tentram, denyut
jantung melambat dan teratur, pernapasan dan tekanan
darah cenderung rendah, gerakan tubuh episode dan
involunter. Mimpi jelas dan bertujuan
 REM : kira-kira 15-40 menit. pola tidur tidak teratur,
denyut jantung, pernapasan, tekanan darah tinggi,
paralisis total otot. Ciri khas ; Mimpi khas abstrak dan
aneh
NREM-1
 Dimulai saat mulai tidur dan berlangsung dalam waktu yang
sangat singkat sekitar lima menit.
 Mata bergerak sangat lambat di bawah kelopak, aktivitas otot

NREM- 1
menurun, dan pada tahap ini akan sangat mudah terbangun.

 Banyak orang yang merasakan sensasi seperti terjatuh pada


tahap ini.
NREM-2
 Pada tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap awal benar – benar tidur
 berlangsung antara 10 – 30 menit.
 Pada tahap ini tubuh menjadi;
 sangat relax,
NREM- 2  aktivitas otak lebih lambat
 gerakan mata berhenti
 detak jantung melambat
 temperatur tubuh menurun
 agak susah terbangun di tahap ini.
NREM-3 dan nrem 4
 Kedua tahap ini merupakan tahap pahap paling dalam dari
tidur NREM
NREM- 3  Sangat sulit untuk terbangun pada tahap ini

&  jika terbangun akan mengalami disorientasi serta


membutuhkan penyesuaian selama beberapa menit
NREM-4  aktivitas otak sangat lambat
 aliran darah lebih banyak dialirkan ke otot
REM
 Fase tidur ini lebih dalam dari NREM.
 Selama fase REM ini, biasanya mata bergerak – gerak atau
berkedut (itulah mengapa fase ini disebut rapid eye
movement), nafas menjadi lebih tidak teratur, aktivitas otak

REM dan ritme detak jantung juga meningkat.

 Umumnya mimpi terjadi saat fase tidur REM.


 Namun otak melumpuhkan otot – otot tubuh, khususnya
tangan dan kaki, sehingga kita tidak ikut bergerak saat
bermimpi.
EEG
Gangguan Tidur
Menurut DSM IV-TR
• Gangguan tidur primer
1. Dismonia
Menurut PPDGJ III
• Hipersomnia primer
Secara garis besar dibagi menjadi 2:
• Insomnia primer
1. Dissomnia
• Narkolepsi
2. Parasomnia
• Gangguan tidur yang
berhubungan dengan
Penggolongan gangguan tidur lain
pernapasan
adalah gangguan tidur organic,
• Gangguan tidur irama
gangguan nonpsikogenik termasuk
sirkadian
narkolepsi dan katapleksi, apne waktu
2. Parasomnia
tidur, gangguan pergerakan episodic
• Gangguan mimpi buruk
termasuk mioklonus nocturnal, dan
• Gangguan terror tidur
enuresis
• Gangguan tidur berjalan
• Gangguan tidur terkait gangguan jiwa
• Gangguan tidur lain (medis/ induksi zat)
GANGGUAN TIDUR (DSM V)

A.DISSOMNIA
Kondisi psikogenik primer
dimana gangguan utamanya adalah B. PARASOMNIA
jumlah, kualitas, atau waktu tidur yang Peristiwa episodic abnormal
disebabkan oleh hal-hal emosional, yang terjadi selama tidur.
1. Somnambulisme
1. Insomnia 2. Nightmares
2. Hipersomnia 3. Night terrors
3. Sleep-wake cycle disturbance
Kriteria Diagnostik
• Kesulitan dalam • Hal dibawah ini diperlukan untuk
memulai atau
membuat diagnosis pasti:
mempertahankan tidur
INSOMNIA
• Dapat bersifat
a) keluhan adanya kesulitan masuk
sementara atau
menetap. tidur, atau mempertahankan tidur,
atauu kualitas tidur yang buruk
FARMAKOLOGI
b) gangguan terjadi minimal 3 kali
dalam seminggu, selama minimal satu
Zolpidem bulan
Triazolam
Flurazepam
c) adanya preokupasi dengan tidak bias
Quazepam
tidur dan peduli berlebihan terhadap
akibatnya pada malam hari dan
NON sepanjang siang hari
FARMAKOLOGI
d) Ketidakpuasan terhadap kuantitas
dan atau kualitas tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan
Cognitive Behaviour Therapy mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
(CBT)
pekerjaan.
 Initial insomnia  sulit memasuki tidur
 Benzodiazepine (short acting)/sleep inducing anti
insomnia

Pengobatan  Delayed insomnia  tidur terlalu cepat berakhir


Farmakologi dan sulit kembali tidur
 Heterosiklik antidepresan/prolong latent phase anti
Insomnia indomnia

 Broken insomnia  tidur tidak utuh, multipel


awakening
 Phenobarbital, benzodiazepine
Ny. w, usia 41 tahun, seorang janda-cerai
datang dengan keluhan kurang tidur selama 2,5
tahun. Ny. W memiliki kesulitan untuk memulai tidur
Contoh Kasus yaitu 30 – 45 menit untuk tidur dan bangun setiap 1
atau 2 jam sekali dan setiap bangunnya dapat
bertahan selama 15 menit. Ny. W memperkirakan
waktu tidur malamnya sekitar 4,5 jam tiap malam. Ny.
W juga mengeluh bahwa ia seperti tidak pernah tidur
yang dalam dan mudah terbangun dengan sedikit
bunyi, Ny. W juga merasa terkadang ia mengalami
kesulitan untuk menghentikan pikirannya.
Kriteria Diagnostik
Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk
• Tidur yang berlebihan, rasa membuat diagnosis pasti:
mengantuk (somnolen) di
HIPERSOMNIA siang hari yang berlebihan, a) rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan
atau kadang-kadang atau adanya serangan tidur/sleep attack (tidak
keduanya. disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang) dan
atau transisi yang memanjang dari saat mulai
bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep
FARMAKOLOGI drunkness)

b) Gangguan tidur terjadi setiap hari selama


lebih dari 1 bulan atau berulang dengan kurun
waktu yang lebih pendek, menyebabkan
• Stimulan; amfetamin
penderitaan yang cukup berat dan
• Anti-depresan: buproprion
mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
pekerjaan

c)Tidak ada gejala tambahan “ narcolepsy”


(catalexy, sleep paralysis, hypnagogic
hallucination) atau bukti klinis untuk “sleep
apnoe” (nocturnal breath cessation, typical
intermittent snoring sound, etc.)

d)Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang


menunjukan gejala rasa kantuk pada siang hari
attack yang dialami akhir-
Sdr. w, usia 23
akhir ini. Hubungan
tahun, datang dengan
dengan rekan kerja
keluhan selalu ingin tidur
menjadi kurang harmonis
pada siang hari. Saat
karena kurang kerjasama
bekerja, pasien merasa
dalam penyelesain tugas.
mendapat serangan
Terkadang juga banyak
kantuk sekitar pukul 10:30
yang pasien pikirkan
sampai siang hari. Pasien
sehingga saat tidur pasien
merasa hal ini membuat
Contoh Kasus kerja nya tidak efektif
merasa seperti tidak tidur,
mata terpejam, badan
karena setelah merasa
berbaring namun pikiran
kantuk ia selalu tidur di
terus berjalan
kamar pegawai sekitar 30
memikirkan sesuatu.
menit. Pekerjaan menjadi
Walaupun jam tidur
menumpuk dan
pasien sudah cukup dari
efektivitas waktu menjadi
jam 22:00 sampai 04:30
berkurang. Pasien
namun keesokan harinya
mengaku merasa
pasien masih merasa
terbebani dengan sleep
mengantuk.
Kriteria Diagnosis
Gangguan jadwal tidur-jaga • Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk
(sleep-wake cycle disturbance) diagnosis pasti:
a) Pola tidur jaga dari individu tidak seirama (out of
synchrony) dengan pola tidur jaga yang normal bagi
masyaraka setempat
b) Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan
Melibatkan pergeseran hypersomnia pada waktu kebanyakan orang jaga,
yang dialami hampir setiap hari untuk sedikitnya 1
tidur dari periode bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih
sirkadian yang pendek.
diinginkan c) Ketidakpuasan dalam kuantitas, kualitas, dan waktu
tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat
dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
pekerjaan
Somnambulisme
(sleep walking)
Terdiri atas rangkaian perilaku kompleks yang
diawali pada sepertiga pertama malam selama
TERAPI tidur NREM tahap 3 dan 4
Pasien dapat duduk dan kadang-kadang
Terapi terdiri atas upaya melakukan tindakan motoric pervasive
mencegah cedera dan Perilaku ini terkadang berakhir dengan
obat yang menekan tidur terbangun disertai beberapa menit
tahap 3 dan 4 kebingungan.
a) gejala yang utama adalah satu atau lebih
episode bangun dari tempat tidur, biasanya pada
sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-
jalan; (kesadaran berubah)

b)Selama satu episode, individu menunjukan


wajah bengong (blank, staring face), relative tak
memberi respons terhadap upaya orang lain
untuk mempengaruhi keadaan atau untuk
berkomunikasi dengan penderita, dan hanya
Kriteria Diagnostik (DSM V)
dapat disadarkan/dibangunkan dari tidurnya
• Gambaran klinis dibawah ini dengan susah payah
adalah esensial untuk membuat
diagnosis pasti: c)Pada waktu sadar/bangun (setelah satu
episode atau besok paginya), individu tidak ingat
apa yang terjadi

d)Dalam kurun waktu beberapa menit setelah


bangun dari episode tersebut, tidak ada
gangguan aktivitas mental, walaupun dapat
dimulai dengan sedikit bingung dan disorientasi
dalam waktu singkat.

a)Tidak ada bukti adanya gangguan mental


organik
• Mimpi yang lama dan menakutkan
yang membuat orang terbangun
Mimpi dengan rasa ketakutan.
• Terjadi saat fase REM
Kriteria Diagnostik (DSM V)
• Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial
buruk • Beberapa orang mengalami selama untuk membuat diagnosis pasti:
mimpi buruk dan yang lainnya saat
stress dan sakit a) terbangun dari tidur malam atau tidur siang
berkaitan dengan mimpi yang menakutkan yang
dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas,
FARMAKOLOGI biasanya perihal ancaman kelangsungan hidup,
keamanan, atau harga diri; terbangunnya dapat
terjadi kapan saja selama periode tidur, tetapi
Agen yang menekan tidur REM yang khaas adalah pada paruh kedua masa tidur
seperti obat trisiklik dapat
mengurangi frekuensi mimpi buruk, b)Setelah terbangun dari mimpi yang
dan benzodiazepine juga dapat menakutkan, individu segera sadar penuh dan
digunakan mampu mengenali lingkungannya

c)Pengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur


yang terganggu, menyebabkan penderitaan
cukup berat bagi individu
Night terrors Terbangun pada sepertiga awal malam selama
tidur NREM tahap 3 dan 4
Gangguan ini hampir selalu diawali dengan
TERAPI jeritan atau tangisan pilu dan disertai
manifestasi perilaku ansietas hebat yang
Pemeriksaan situasi keluarga yang hampir mendekati panic
menimbulkan stress mungkin Episode terror malam setelah teriakan asli
penting, dan terapi individual serta
keluarga. Pada kasus yang jarang,
sering berkembang menjadi episode berjalan
jika diperlukan obat , diazepam sambal tidur
dengan dosis kecil pada waktu tidur Rekaman poligrafik mirip dengan pada
dapat memperbaiki keadaan. gangguan berjalan sambal tidur
a) rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan
tidur/sleep attack (tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang)
dan atau transisi yang memanjang dari saat mulai bangun tidur sampai
sadar sepenuhnya (sleep drunkness)

b) Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau
berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek, menyebabkan
Kriteria Diagnostik(DSM V) penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial
Gambaranklinisdibawahiniadalah
dan pekerjaan
esensial untukmembuat diagnosis
pasti:
c) Tidak ada gejala tambahan “ narcolepsy” (catalexy, sleep paralysis,
hypnagogic hallucination) atau bukti klinis untuk “sleep apnoe”
(nocturnal breath cessation, typical intermittent snoring sound, etc.)

d) Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukan gejala rasa
kantuk pada siang hari
KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
Jejaring pelayanan kesehatan jiwa yang menyediakan
pengobatan berkelanjutan, akomodasi, okupasi dan
Definisi dukungan sosial bagi mereka yang mengalami problem
Kesehatan Jiwa kesehatan jiwa untuk dapat kembali pulih pada funsi
psikososial yang optimal
Penekanan pada praktik di dalam masyarakat

Penekanan lebi pada masyarakat atau populasi


secara keseluruan dibandingkan individu

Penekanannya terutama bersifat preventif


Prinsip
Kesmawa Penekanan pada proses pelayanan
berkesinambungan dan komprehensif

Penekanan pada sistem pelayanan yang tidak


langsung

Penekana pada psikoterapi singkat dan krisis


intervensi
Upaya prevensi dan promotif
kesehatan jiwa

Upaya deteksi dini dan


pengobatan segera
Ruang lingkup
Keswamas Upaya rujukan dari perawatan
lanjutan

Upaya rehabilitasi dan


resosialisasi
Deteksi dini masalah kesehatan
jiwa

Tata laksana gangguan jiwa


Peran dokter yang lazim
umum di Faskes
Primer Konseling dan psikoedukasi

Merujuk kasus spesialistik


 dapat menerima kekurangan diri sendiri

Orang yang  dapat menerima kekurangan orang lain


 dapat menerima segala tantangan perubahan dan
sehat jiwa : kondisi yang terjadi
ORGANO
BIOLOGIK

PSIKO SOSIO
EDUKATIF KULTURAL

SEHAT JIWA “ILL-HEALTH” SAKIT JIWA


20-30% 40-60% 20-30%
 Kurang percaya diri
 Tidak mandiri
 Mau menang sendiri
 Curang, korup
“ILL - HEALTH”  Sombong
 Sukar diatur, antisosial
 Serakah
 Sukar melihat orang lain senang, dll
Parameter Kesehatan Jiwa
Masyarakat
 Angka bunuh diri
 Angka kekerasan dalam masyarakat
 Angka kenakalan remaja - kriminalitas
 Penggunaan obat tidur/penenang
Parameter Kesehatan
Jiwa Masyarakat  Penggunaan rokok/alkohol/napza
 Angka perceraian
 Kenaikan insidensi kasus gangguan jiwa
 Prevensi/Promosi
Tri Upaya Bina  Kurasi
Jiwa  Rehabilitasi
 Mencegah perkawinan incest (genetik)
 Mencegah trauma kepala
 Mencegah radang otak / radang selaput otak
 Mencegah kekurangan gizi
PREVENSI  Mencegah keracunan
(organobiologik)  Mencegah tumor otak
DENGAN PENYULUHAN KESWA
 Anak tidak dimanja
 Hindarkan “over protected child”

PREVENSI  Disiapkan untuk trampil dan mandiri


 Stabilitas keluarga
(psiko-edukatif)
 Mengalami proses yang wajar dalam tumbuh kembang
psiko-sosial sbb:
 Basic trust
 Autonomy

Perkembangan  Industry
 Identity
psiko-sosial yang
 Intimacy
normal (Erikson)  Generativity
 Integrity
 Lingkungan pergaulan yang baik
 Suasana tempat tinggal dan sekolah yang baik

PREVENSI (sosio 

Mass media, buku dan majalah yang mendukung
Pola permainan yang mendukung
kultural)  Kegiatan anak-remaja yang positif : kepanduan
 Suasana sosial politik yang demokratis
 Tidak mengikuti pola hidup yang merugikan : rokok,
alkohol, judi, pelacuran

PROMOSI  Belajar menerima realitas

KESWA  Aktif dalam kegiatan sosial & keagamaan


 Siap menghadapi kematian
 Meningkatkan kualitas hidup
 Membuat hidup lebih berarti
 Jaminan hari tua
PROMOSI
 Meningkatkan daya adaptasi lingkungan
KESWA  Belajar merasa bahagia karena memberi
 Belajar lepas dari kemelekatan
 Segera bertemu dengan profesi yang tepat untuk terapi
 Segera mendapatkan terapi yang akurat
KURASI
 Segera mengalami kesembuhan
 Psikofarmaka
 Psikoterapi
 Individu
 Kelompok
Model Terapi  keluarga
 Kejang listrik/ECT
 Hipnoterapi
 Okupasional – gerak – musik dll
 “Therapeutic community”
 “Sheltered workshop”

REHABILITASI  Keluarga dan masyarakat siap menerima kembali


 Ada jaringan kerja sama antara pihak keluarga –
kesehatan – dinas sosial –(dunia usaha) / tenaga kerja
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai