Anda di halaman 1dari 21

Roni Linson Girsang

Pembimbing: dr. Lailan, Sp.KFR


DEFINISI

Discogenic lumbar pain (DLP) adalah nyeri punggung bawah akibat


degenerative disk disease (DDD) yang terjadi tanpa kelainan
bentuk/deformitas tulang belakang, nyeri radikuler, gejala neurologis,
atau spinal stenosis.
ETIOLOGI
ETIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
 Riwayat keluarga
 Umur, wanita, merokok • Usia 20 dan 50 tahun
 Terkait dengan pekerjaan tertentu
Posisi duduk dan getaran yang
kuat dapat menyebabkan stres
pada diskus intervertebralis
(supir truk, buruh)
 Akitivitas fisik yang berat dan
gerakan terus menerus dapat
berkontribusi pada degenerasi
diskus dan mencedarai anulus
vibrosus
PATO-ANATOMI / FISIOLOGI

• Gangguan pada posterior annulus vibrosus dapat menyebabkan inflamasi, respon


biokimia dan iritasi terminal saraf nosiseptif akibat kompresi vertebral endplate
• Nyeri terjadi akibat iritasi dari ujung saraf akibat penekanan annulus, atau akibat
tegangan otot yang berlebihan selama aktivitas sehari-hari.
• Pasokan saraf ke anulus berasal dari saraf sinuvertebral dan cabang dari rantai simpatis
lumbar
• Proporsi inflamasi ditandai seperti laktat, growth factors, makrofag, dan pembentukan
jaringan granulasi.
Sobotta, lumbar spine KallewaardJW201015.Discogeniclowbackpain.P
ainpractice. Hal 562
TAHAPAN PENYAKIT

1. Akut : Nyeri berlangsung kurang dari 6 minggu.


2. Subakut: Nyeri berlangsung antara 6 dan 12 minggu.
3. Kronis / stabil: Rasa sakit bertahan lebih dari 12 minggu.
4. Preterminal: (N/A)
KOMPLIKASI

• Spondylolysis
• Spondylolisthesis
• Facet arthropathy/facet syndrome
• Myofascial pain syndrome
ESENSI PENILAIAN
ANAMNESIS
• Nyeri yang merujuk pada bokong, tetapi umumnya tidak meluas dibawah lipatan gluteal
• Nyeri diperburuk dengan berdiri atau duduk dan berkurang jika berbaring
• Mekanisme yang khas pada cedera punggung adalah hasil dari trauma kumulatif dan
bukan dari hasil paparan beban yang tinggi.
• DLP terjadi karena hal-hal kecil yang dilakukan terus menerus, seperti menekuk
punggun dan duduk. Cedera pada diskus terjadi akibat hasil dari gerakan yang terus
menerus/ berulang yang mengurangi toleransi kegagalan diskus dari waktu ke waktu
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan neurologis : normal
• Pemeriksaan struktural ditemukan keterbatasan ROM dan antalgic
gait
PEMERIKSAAN FUNGSIONAL
Oswestry Disability Index (ODI)
Medical Outcomes Study Short-Form 36
 Pain Interference (PI)
• Pemeriksaan laboratorum tidak mengarahkan diagnostik DLP,
pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat respon dari inflamsi sistemik,
infeksi, atau kegananasan
• Biopsi dapat diindikasikan jika diduga terjadi kesalahan obat. Biopsi
dilakukan untuk menyingkirkan organisme selain Staphylococcus aureus.
IMAGING
• MRI
₋ Diindikasikan pada gejala lebih dari 6 minggu atau ada red flag
₋ Umumnya, hasilnya tidak berkorelasi dengan keparahan gejala atau hasil
pembedahan, namun pada zona intensitas tinggi yang secara spesifik dan prediktif
ditemukan robekan annular yang parah.
₋ MRI digunakan untuk melihat perubahan intensitas sinyal Vertebral body
endplate dari akibat DDD
 Tipe I : edema tulang belakang, inflamasi tampak hypointense pada pencitraan T1-weighted
(T1WI) dan hyperintense pada pencitraan T2-weighted (T2WI)
 Tipe II : penggantian lemak dari sumsum tulang hematopoietik normal tampak
hyperintense pada T1WI dan isointense atau sedikit hyperintense pada T2WI.
 Tipe III: sklerosis tulang subkondral tampak hypointense pada T1WI dan T2WI
₋ The Pfirrmann grading system untuk menilai degenerasi diskus
intervertebralis dengan MRI, yaitu: asimetris struktur diskus
intervertebralis, membedakan nukleus dan annulus, intensitas sinyal diskus
intervertebralis, tinggi diskus intervertebralis, menetapkan derajat I ke V
DDD.
₋ Teknik Pencitraan fungsional lainnya seperti MR spectroscopy,T1p calculation,
T2 relaxation time measurement, diffusion quantitative imaging, and radio
nucleotide imaging.
– X-ray, CT-scan, Radionuclide bone scans
₋ Film polos menunjukkan penyempitan ruang disk, degenerasi diskus, dan dapat
mengesampingkan ketidakstabilan dari spondylolysis dan / atau
spondylolisthesis.
₋ CT scan dapat bermanfaat karena lebih mudah untuk melihat elemen-elemen
tulang, seperti ketika bone spur menekan saraf.
₋ Radionuclide bone scans dapat dilakukan untuk mendeteksi masalah tulang
belakang seperti osteoartritis, fraktur, atau infeksi, yang semuanya dapat
berhubungan dengan DDD
/
Alat penilaian tambahan

• Provocative discography (PD)


₋ Merupakan prosedur diagnostik yang digunakan untuk mengkonfirmasi
sumber nyeri diskogenik
₋ PD menilai nyeri yang sesuai dengan DLP setelah injeksi dengan saline atau
kontras dengan bantuan radiografi.
PROGNOSIS

FA K TO R P RO G N O S T I K YA N G FA K TO R P RO G N O S T I K YA N G
BU RU K BAIK

• Emotional distress, keadaan sosial • Sistem dukungan sosial yang baik


yang kompleks • Beberapa faktor perancu
• litigasi atau kompensasi • Gejala konsisten dengan temuan
• Tes psikometri abnormal termasuk MRI
nyeri kronis dan somatisasi
• Penyalahgunaan tembakau kronis
ENVIRONMENTAL

• Pengemudi mesin memiliki insiden DLP yang lebih tinggi daripada


tukang kayu yang memiliki rasio lebih tinggi dari pekerja kantor.
PERAN SOSIAL DAN SISTEM
DUKUNGAN SOSIAL
• Meskipun karakteristik genetik dan demografi adalah faktor risiko utama untuk
DLP, faktor sosial ekonomi adalah faktor risiko penting untuk nyeri dan
disabilitas
• Low Back Pain (LBP) dan disabilitas berhubungan dengan ketidakpuasan
perkerjaan, pekerjaan yang berat secara fisik, pekerjaan yang membuat stres
secara psikologis, tingkat pendidikan yang rendah, dan asuransi kompensasi
pekerja
• Dukungan sosial yang baik berhubungan dengan penurunan nyeri dan disabilitas
CUTTING EDGE/EMERGING AND
UNIQUE CONCEPTS AND PRACTICE
• Artificial disk surgery
diindikasikan untuk DDD pada grade 1 atau 2
• Biologic therapy
IL-10 dan TGF-B memiliki potensi bio-terapi yang digunakan untuk
pengobatan DDD.
• Stem cell therapy
• Nonsurgical spinal decompression (NSSD)
GAPS IN THE EVIDENCE-BASED
KNOWLEDGE
• Terapi non-operatif
membutuhkan studi/ penelitian yang berkualitas
• Provocative discography
₋ Berdasarkan pedoman American Pain Society (APS) 2007, pasien dengan
LBP kronis tidak spesifik tidak boleh menjalani DP untuk mendiagnosis LBP
diskogenik.
₋ Penggunaan DP masih kontroversial dan menimbulakan kesenjangan besar
pada evidence-based knowledge.
• Spinal fusion
– Berdasarkan pedoman APS 2007 untuk pasien dengan LBP non-radikuler, perubahan tulang
belakang degeneratif yang umum, dan gejala persisten/ melumpuhkan, dokter harus
membahas risiko dan manfaat operasi sebagai pilihan.
– Manfaat kecil hingga sedang dari operasi dibandingkan terapi non-bedah tergantung dari
pilihan pasien . sebagian besar pasien yang menjalani operasi tidak mengalami hasil yang
optimal.
– Dalam membandingkan terapi non-operatif untuk LBP non-radikuler dengan penyakit
diskus degeneratif, Spinal fusion memiliki hasil yang unggul jika dibandingkan dengan terapi
non-operatif standar, tetapi tidak lebih baik daripada rehabilitasi interdisipliner intensif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai