Discogenic Lumbar Pain
Discogenic Lumbar Pain
• Spondylolysis
• Spondylolisthesis
• Facet arthropathy/facet syndrome
• Myofascial pain syndrome
ESENSI PENILAIAN
ANAMNESIS
• Nyeri yang merujuk pada bokong, tetapi umumnya tidak meluas dibawah lipatan gluteal
• Nyeri diperburuk dengan berdiri atau duduk dan berkurang jika berbaring
• Mekanisme yang khas pada cedera punggung adalah hasil dari trauma kumulatif dan
bukan dari hasil paparan beban yang tinggi.
• DLP terjadi karena hal-hal kecil yang dilakukan terus menerus, seperti menekuk
punggun dan duduk. Cedera pada diskus terjadi akibat hasil dari gerakan yang terus
menerus/ berulang yang mengurangi toleransi kegagalan diskus dari waktu ke waktu
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan neurologis : normal
• Pemeriksaan struktural ditemukan keterbatasan ROM dan antalgic
gait
PEMERIKSAAN FUNGSIONAL
Oswestry Disability Index (ODI)
Medical Outcomes Study Short-Form 36
Pain Interference (PI)
• Pemeriksaan laboratorum tidak mengarahkan diagnostik DLP,
pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat respon dari inflamsi sistemik,
infeksi, atau kegananasan
• Biopsi dapat diindikasikan jika diduga terjadi kesalahan obat. Biopsi
dilakukan untuk menyingkirkan organisme selain Staphylococcus aureus.
IMAGING
• MRI
₋ Diindikasikan pada gejala lebih dari 6 minggu atau ada red flag
₋ Umumnya, hasilnya tidak berkorelasi dengan keparahan gejala atau hasil
pembedahan, namun pada zona intensitas tinggi yang secara spesifik dan prediktif
ditemukan robekan annular yang parah.
₋ MRI digunakan untuk melihat perubahan intensitas sinyal Vertebral body
endplate dari akibat DDD
Tipe I : edema tulang belakang, inflamasi tampak hypointense pada pencitraan T1-weighted
(T1WI) dan hyperintense pada pencitraan T2-weighted (T2WI)
Tipe II : penggantian lemak dari sumsum tulang hematopoietik normal tampak
hyperintense pada T1WI dan isointense atau sedikit hyperintense pada T2WI.
Tipe III: sklerosis tulang subkondral tampak hypointense pada T1WI dan T2WI
₋ The Pfirrmann grading system untuk menilai degenerasi diskus
intervertebralis dengan MRI, yaitu: asimetris struktur diskus
intervertebralis, membedakan nukleus dan annulus, intensitas sinyal diskus
intervertebralis, tinggi diskus intervertebralis, menetapkan derajat I ke V
DDD.
₋ Teknik Pencitraan fungsional lainnya seperti MR spectroscopy,T1p calculation,
T2 relaxation time measurement, diffusion quantitative imaging, and radio
nucleotide imaging.
– X-ray, CT-scan, Radionuclide bone scans
₋ Film polos menunjukkan penyempitan ruang disk, degenerasi diskus, dan dapat
mengesampingkan ketidakstabilan dari spondylolysis dan / atau
spondylolisthesis.
₋ CT scan dapat bermanfaat karena lebih mudah untuk melihat elemen-elemen
tulang, seperti ketika bone spur menekan saraf.
₋ Radionuclide bone scans dapat dilakukan untuk mendeteksi masalah tulang
belakang seperti osteoartritis, fraktur, atau infeksi, yang semuanya dapat
berhubungan dengan DDD
/
Alat penilaian tambahan
FA K TO R P RO G N O S T I K YA N G FA K TO R P RO G N O S T I K YA N G
BU RU K BAIK