Anda di halaman 1dari 56

FKM _UNDANA

1. A little of community participation


2. Ignorancy factor
3. Drug and pesticide resistancy
4. High of community mobility
5. Sanitation and social-economy is low
level
MALARIA IS EMERGING INFECTIOUS
DISEASES IN INDONESIA

The malaria control in Indonesia


didn’t optimally result. It caused by
monetary crisis, environmental
changes, plasmodium drug
resistance, vector insecticide
resistance, migration, etc.
 Malaria : penyakit yang bersifat akut maupun
kronik, disebabkan oleh protozoa genus
palsmodium ditandai dengan gejala demam,
anemia dan splenomegali
 Plasmodium sebagai penyebab malaria, terdiri
dari 4 spesies :
 P.falcp - M.tropica (36 hours)
 P.vivax - M.tertiana (3x24 hours)
 P.Malariae - M.quartana (4x24 hours)
 P.ovale - M.ovale (3x24 hours
 P. Knowlesi—mirip P. malariae
 Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase
seksual (sporogoni) dalam badan nyamuk
Anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam
tubuh manusia
a. Fase aseksual
Terbagi atas fase jaringan dan fase eritrosit.
Fase jaringan, sporozoit masuk dalam aliran
darah kesel hati dan berkembang biak
membentuk skizon hati yg mengandung ribuan
merozoit
 Proses ini disebut skizogoni pra eritrosit. Lama
fase ini berbeda untuk tiap fase. Pada akhir
fase ini, skizon pecah dan merozoit keluar dan
masuk aliran darah , disebut sporulasi. Pada P.
Vivax dan P. Ovale , sebagian sporozoit
membentuk hipnozoit dlm hati sehingga dapat
mengakibatkan relaps jangka panjang dan
rekurens
 Fase eritrosit dimulai dan merozoit dalam
darah menyerang eritrosit membentuk
trifozoit. Proses berlanjut menjadi trofozoit –
skizon—merozoit. Setelah 2-3 generasi
merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah
menjadi bentuk seksual .
b. Fase seksual
Parasit seksual masuk dalam lambung betina
nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan
menjadi mikro dan makrogametosit dan
terjadilah pembuahan yang disebut zigot
(ookinet). Ookinet menembus dinding
lambung nyamuk dan mjd ookista. Bila ookista
pecah, ribuan sporozoit dilepaskan dan
mncapai kelenjar liur nyamuk
• SCHIZOGONY (intra-corporeal, in human host)
• SPOROGONY (extra-corporeal, in mosquitoes)

ERYTROCITE CIRCULATION LIVER CELL


Asexual Merozoite Sporozoite Sporozoite
Trophozite Tissue Schizont
Schizonte Merozoite Merozoite
Merozoite
Merozoite Merozoite
Sexual Gametocyte
F&M
Sporozoite Oocyst
Gamete F Ookinete
Mosquitoes Gametocyt F
Gamete F
M M M Mikrogamete
 Pada anamnesis ditanyakan gejala penyakit
dan riwayat bepergian ke daerah endemik
 Gejala dan tanda yang ditemukan :
1. Demam
2. Splenomegali
3. Anemia
4. Ikterus
 Demam periodik yg berkaitan dgn saat
pecahnya skizon matang (sporulasi).
 Pada malaria tertiana (P. Vivax &. P. Ovale)
pematangan skizon tiap 48 jam maka
periodisitas demamnya setiap hari ke-3
 Malaria kuartana (p. Malariae) pematangannya
tiap 72 jam dan perodisitas demamnya setiap 4
hari
 Demam khas malaria terdiri dari 3 stadium,
disebut “trias malaria” yaitu :
1. Menggigil (15- 1jam)—periode dingin
2. Puncak demam (2-6 jam)—periode panas
3. Berkeringat (2-4 jam) – periode berkeringat
 Splenomegali merupakan gejala khas malaria
kronik. Limpa mengalami kongesti,
menghitam dan dan menjadi keras karena
timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan
ikat yang bertambah
 Derajat anemia tergantung pada spesies
penyebab, yang paling berat adalah karena P.
Falciparum. Anemia disebabkan oleh
1. Penghancuran eritrosit yang berlebihan
2. Erotrosit normal tdk dpt hidup lama (reduced
survived time)
3. Gangguan pembentukan eritrosit karena
depresi eritropoesis dlm STB
 Ikterus disebabkan karena hemolisis dan
gangguan hepar
 Malaria Laten adalah masa pasien diluar
serangan demam. Periode ini terjadi bila
parasit tidak di temukan dlm darah tepi, tetapi
stadium eksoerotrosit msh bertahan dalam
jaringan hati
 Relaps ad/ ; timbulnya gejala infeksi setelah
setelah serangan pertama
 Relaps dapat bersifat ;
1. Jangka pendek (rekrudesensi), dapat timbul 8
minggu setelah serangan pertama hilang
karena paarasit dalam eritrosit yg berkembang
biak
2. Jangka panjang (rekurens), dapat muncul 24
minggu atau lebih setelah serangan pertama
hilang karena parasit eksoeritrositer hati masuk
dalam darah dan berkembang biak
 Pemeriksaan darah tepi, pembuatan preparat
darah tebal dan tipis dilakukan untuk melihat
keberadaan parasit dalam darah tepi seperti
trofozoit yang berbentuk cincin
 Sekitar 300 juta penduduk diserang tiap tahunnya
dan sekitar 2-4 juta penduduk meninggal dunia
akibat serangan penyakit malaria
 90 juta orang meninggal dunia di daerah endemis
termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT)
 fasilitas Departemen Kesehatan (DEPKES) pada
tahun 2011 di perkirakan prevalensi malaria
adalah 850,2 per 100.000 penduduk dengan angka
yang tertinggi 20% di Gorontalo, 13% di NTT dan
10% di Papua (Loka Litbang P2B2, 2011)
 Semua org ppy risiko yg SAMA tertular/sakit
malaria
 Kelompok berisiko???
 Berkaitan dengan imunitas (anak-anak, ibu
hamil), pekerjaan (nelayan, petani),
 Berkaitan dengan tempat perindukan vektor
 Tempat aktivitas pejamu (manusia) yg
memungkinkan tjd interaksi vektor dan mc
 Ada tidaknya barrier alami
 Ada tidaknya barrier buatan
(Alor) 8,46 ‰
L A U T F L O R E S (Flotim) 9,54 ‰
KALABAHI
LARANTUKA
(Mgrai) (M. Tmr ) LEMBATA 102,74 ‰
(Mabar) (Ngada) (Ende)
Ruteng 0,22 Borong BAJAWA ENDE P.ADONARA
L.Bajo 6,0
‰ 0,53 ‰ 1,74 ‰ 21,85 ‰

P. SOLOR

Belu Atambua
(TTU) 1,82 ‰ 12,87 ‰
(Sumba Brt Daya) 45,75 ‰ KEFAMENAN DILLI
WAITABULA Nagekeo 5,07 ‰ Sikka 9,45 ‰ U
SELAT SUMBA (Mbay) (Maumere)
(Sumba Tengah 81,84 ‰
WAIRASA
Malaka 11,58
‰ (BETUN)
L A U T S A W U
(Sumba Brt) (TTS) 7,42 ‰
WAIKABUBAK SO'E
P. SAWU
23,71 ‰
(Sumba Tmr) 46,33 ‰
KAB.KUPANG 4,07 ‰
WAINGAPU P. (OELAMASI)
SABU RAIJUA ROT
20,86 ‰ (SEBA) E
KOTA KUPANG 0,57 ‰ U

ROTE NDAO 1,96


‰ (BAA)
Kabupaten : API < 1 ‰ : Kota Kupang, M. Timur dan Manggarai .
Kabupaten : API 1 – 5 ‰ : Rote, Kupang, TTU dan Ngada.
Kabupaten : API > 5 ‰ : Sumba (4 Kab) TTS, Belu, Alor, Lembata , Flores Timur,
Sikka, Ende, Nagekeo, Manggarai Barat, Sabu Raijua dan Malaka .
 Perilaku vektor, berkaitan aktivitas
menggigit
 Musim ( ketersediaan breeding
places)
 Waktu –waktu berAktivitas yg
meningkatkan paparan
 WHO melaporkan bahwa tahun 2013 sebanyak
3,4 milyar penduduk dunia memiliki risiko
menderita malaria dan 104 negara merupakan
daerah endemis malaria terutama di Afrika
dan Asia Tenggara (WHO, 2014).
 Indonesia merupakan salah satu negara
yang masih terjadi transmisi malaria
dengan angka kesakitan yang cukup
tinggi dimana Annual Parasite Incidence
(API) berfluktuasi. API pada tahun 2010
sebesar 1,69‰/229.819 kasus), tahun
2011 sebesar 1,75‰/256.592 kasus, dan
tahun 2012 sebesar 1,69‰/417.819 kasus
(Kemenkes RI, 2013).
 Dinas Kesehatan Provinsi NTT tahun 2012
melaporkan bahwa angka Annual Parasite
Incidence (API) 29,56‰. Tahun 2013 API
sebesar 18,86‰ dan tahun 2014 API 14,82‰.
jika dibandingkan dengan standar nilai API
menurut WHO (standar maksimum API >5‰)
maka hampir semua kabupaten/kota masih
merupakan daerah yang memiliki tingkat
endemisitas tinggi. (Dinkes Provinsi. NTT,
2015).
1.
1. HOST
• H. Intermidiate (Human)
 Ethnic (Race)
 Deficiency of enzym
 Ages and Sex
H. Definitive (Vector)
 Bionomy of vector (habit)
* To take of blood
* Resting habits
* Multiplication
* Condition of vector
2. AGENT
 Cycle of life

3. ENVIRONMENT
a. F. – Temperature
- Humidity
- Rain Fall
- Direction of wind
- Sun shine
- Stream of water
b. Chemical
c. Biological
d. Sosio-cultural & Economical
1. SPLEEN RATE (SR) :
• Persentase dari mereka yang diperiksa teraba
limpanya waktu nafas dalam atau nafas biasa
• Sederhana – menilai keadaan penyakit malaria
– endemisitas malaria
2. PARASITIC RATE (PR) :
• Persentase dari yang diperiksa (+) pada
hari tertentu
• Indikator dini yang dianggap spesifik
• SR dan PR seyogyanya dalam waktu
yang sama
3.AVERAGE ENLARGED SPLEEN (AES)

Rata-rata splenomegali yang dinyatakan


dg angka, diperoleh dg cara mengalikan
jumlah pend.tiap klas pembesaran limpa,
---> jumlahkan :i jumlah penderita
splenomegali.
4 . INFANT PARASITE RATE (IPR)
Persentase bayi < 1 tahun yang
memperlihatkan parasit malaria dalam
darahnya pada hari tertentu
----> Transmission Index
A. ROUTINE of SURVEILLANCE
1. API – Annual Parasite Incidence
2. ABER – Annual Blood Examination Rate
3. SPR – Slide Positive Rate
4. Parasite Formula (PF):P.
Falci,P.Vivax,P.MaL.dominan
5. Clinical manifestation of malaria
B . SURVEY ACTIVITIES :
1. MS – Malariometric Survey
2. MBS – Mass Blood Survey
3. MFS – Mass Fever Survey
4. VS – Vector Survey
5. ES – Environmental Survey
A. ROUTINE of SURVEILLANCE
1. API – Annual Parasite Incidence
2. ABER – Annual Blood Examination Rate
3. SPR – Slide Positive Rate
4. Parasite Formula (PF):P.
Falci,P.Vivax,P.MaL.dominan
5. Clinical manifestation of malaria
B . SURVEY ACTIVITIES :
1. MS – Malariometric Survey
2. MBS – Mass Blood Survey
3. MFS – Mass Fever Survey
4. VS – Vector Survey
5. ES – Environmental Survey
1. Menghindari/mengurangi kontak/gigitan nyamuk
2. Membunuh nyamuk dewasa
3. Membunuh larva
4. Mengurangi/menghilangkan tempat perindukan
5. Mengobati penderita
6. Vaksinasi
• “Case Finding”
• “Follow up pengobatan”
• “Epidemiologic investigation”
• “MBS / MFS”
• “Entomolugic Survey”
CONTINOUS MALARIA TRANSMISSION in
JAVA-BALI
1. Area of breeding place of An.maculatus,
An. Balabacensis are very wide
2. Low of Animal density in community
3. Anopheles insectiside resistant
4. Plasmodium chloroquin resistant
5. Imported case of malaria
6. Comprehensive effort ?
GENETIC PROTECTIVE FACTORS :
1. Grouping of blood (Duffy (-)
2. Haemoglobin S --> Sicle cell anemia
3. Thallasemia (alfa and beta)
4. Haemoglobinopathia (HbF, Hb.E)
5. Deficiency of G6PD
6. Ovalocytosis
VECTOR EFECTIVITY FOR TRANSMISSION :
• Vector density in community
• Antrhropophilic condition
• Frequency of bitting
• Sporogony time
• Vector of long life
FEEDING AND RESTING HABIT OF ANOPHELE
• ENDOPHILIC
• EXOPHILIC
• ENDOPHAGIC
• EXOPHAGIC
• ANTHROPOPHILIC
• ZOOPHILIC
 PENCEGAHAN MAALRIA : Berbagai cara secara individu
maupin kelompok untuk menghindari gigitan nyamuk
anopeles, : kelambu, kawat kasa, keluar rumah malam hari dll.

 PEMBERANTASAN NYAMUK MALARIA : (1) Secara kimiawi :


spraying, poles kelambu, larvaciding (2) Secara Biologik : ikan
pemakan jnetik, bakteri pembunuh jentik, cattle barier (3)
Managemen lingkungan : modifikasi lingkungan, manipulasi
lingkungan

 GEBRAK (Gerakan Pemberntasan Kemabli) MALARIA :


Dicanagkan 8 April 2000, dengan visi : setiap orang mampu
hidup dlm lingkungan yg terbebas dari penularan malaria. Misi
: memberdayakan masy, menggalang kemitraan dan menjamin
pelayanan kes.
 1. Membuat peta endemisitas dan permasalahan
malaria : aspek epidemiologi, entomologi dan
lingkungan fisik, Aspek amnagemen : kebijakan,
kemitraan dan aspek sosial budaya dan hukum. : PSP
masy., Peraturan SK Gubernur, SK Bupati/ Walikota.

 2. Identifikasi potensi masyarakat dan sektor terkait


dalam penganggulangan malaria.

 3. Penyusunan Rencana Gebrak Malaria dan


Penetapan bentuk pelaksnaan.
 4. Persetujuan Kelapa Daerah/ DPRD.
 5. Penyusunan Rencana Operasional Terpadu,
Advokasi, Desiminasi, Sosialisasi
 6. Pelaksnaan 3 T : Tepat Sasaran, Tepat
waktu dan Tepat Metoda
 7. Pemantauan dan Penilaian.
Need another????????

Anda mungkin juga menyukai