KASUS ANESTESI
• Normocephal
• Deformitas (-)
• Bekas Luka (-)
• Rambut Hitam
• Distribusi rambut merata
MUKA
• Flushing (-)
• Malar Rash (-)
Mata
• Konjunctiva anemis (-)
• Sklera Ikterik (-)
• Injeksi konjunctiva (-)
Hidung
• Septum deviasi (-)
• Lubang hidung simetris
• Sekret (-/-)
• Hiperemis (-/-)
• Polip/ Massa (-/-)
Telinga
• Auskultasi
o Reguler
o S1>S2
o Murmur (-)
o Gallop (-)
Thorax: Paru-Paru
• Inspeksi:
o Gerakan nafas simetris (+/+)
o Retraksi intercostal, dan supraclavicular (-)
• Palpasi:
o Taktil fremitus normal, dan simetris pada kedua lapang paru (+/+)
• Perkusi:
o Sonor pada kedua lapang paru
o Batas paru hepar normal
• Auskultasi:
o Suara Nafas: Vesikuler
o Ronki (-/-)
o Wheezing (-/-)
ABDOMEN
• Inspeksi:
o Datar
o Distensi (-); Lesi (-); Ruam (-); Bekas luka (-); Striae (-); Caput Medusa (-); Spider naervi (-)
• Palpasi
o Supel
o Nyeri tekan (-)
o Hepatomegali (-)
o Splenomegali (-)
• Perkusi
o Timpani pada seluruh bagian abdomen
o Shifting dullness (-)
• Auskultasi
o Bising usus (+)
o Bruit (-)
o Clicking sound (-)
o Metallic Sound (-)
Ekstremitas
• Inspeksi
o Kulit tidak dapat kelainan
o Deformitas (-)
o Petekiae (-)
o Jaundice (-)
o Sianosis (-)
o Tidak pucat
• Palpasi
o Edema (-)
o Akral hangat
o CRT <2 detik
o Turgor baik
• Torniquet Test (-)
Pemeriksaan laboratorium darah
Laboratorium Siloam; 28/06/18; 15:12; Hematologi; Full Blood Count
Test Result Unit Reference Range
Haemoglobin 15.30 g/dL 13.20-17.30
Hematocrit 45.20 % 40.00-52.00
Erythrocyte (RBC) 5.29 106 µL 4.40-5.90
White Blood Cell (WBC) 8.50 103 µL 3.80-10.60
%
Basophil 0 0-1
&
Eosinophil 2 1-3
%
Band Neutrophil 2 2-6
%
Segment Neutrophil 65 50-70
%
Lymphocyte 38 25-40
%
Monocyte 8 2-8
Platelet Count 364.00 103 µL 150.00-440.00
Interpretasi ekg:
• Irama = gelombang P
di ikuti QRS =
sinus takikardia
• Sumbu = Positif di
lead 1 dan aVF =
aksis normal
PEMERIKSAAN FOTO THORAX
9 juli 2018; 13:20
DIAGNOSIS DAN RENCANA
tindakan
Diagnosis:
Limfadenopati colli bilateral ec suspek infeksi TB
Penggolongan status fisik pasien menurut ASA:
ASA II
Rencana tindakan:
Biopsi dan Eksisi colli bilateral
Rencanaan anestesi:
Anastesi Umum dengan teknik LMA
Resume:
Pasien seorang pria berusia 26 tahun, datang dengan keluhan
benjolan di leher bagian kiri dan kanan yang tidak nyeri. Sejak 1 tahun SMRS
Tindakan yang akan dilakukan adalah biopsy dan eksisi colli bilateral. Pasien
dengan status fisik ASA II. Rencana anestesi akan dilakukan anastesi umum
dengan teknik LMA.
Persiapan anestesi
Status fisik menurut ASA
Rencana anestesi
Rencana Anastesi:
Anastesi umum dengan teknik LMA
Kunjungan pre-anestesi
1.Anamnesis
2.Pemeriksaan Fisik
3.Edukasi
•Puasa 6 jam 09/07/18
•Pemberian cairan RL 500 mL/8 jam 10/07/18
Evaluasi Pre-sedasi
Ruang persiapan operasi Ruang Operasi
1. Identifikasi pasien 1.Posisi pasien
2. Memakai pakaian operasi yang sudah
disediakan 2.Pemasangan infus no.20,
manset, EKG, dan oksimeter
3. Anamnesa singkat
4. Pemeriksaan tanda-tanda vital 3. Pemeriksaan tanda-tanda vital
• TD : 129/63 mmHg pre operatif.
• Nadi : 74x/menit
• RR : 16x/menit
• SpO2 : 100%
Evaluasi pre-sedasi
Tujuan Prosedur:
Limfadenopati colli bilateral ec suspek infeksi TB
Pengobatan Sekarang:
Tidak Ada
Alergi:
Tidak ada
Lain-lain
Neuro/ Muskuloskeletal Renal/ Endokrin
• Obesitas (BMI: 23.8)
(DBN) (DBN)
• Rokok (+)
• Alkohol (-)
Waktu & Tanggal Operasi
Waktu & Tanggal
• Tanggal : 10 juli 2018
• Pasien masuk ruang operasi : 10 : 00
• Anestesi : 10 : 10
• Mulai Operasi : 10:20
• Selesai Operasi : 11:00
• Selesai Anestesi : 11:20
• Antibiotik Profilaksis : 09:20 Ceftriaxone 2
gram
Pelaksanaan
Tahap-tahap yang dilakukan saat di ruang operasi: Masuk ruang
operasi, pre-oksigenasi, induksi, serta airway management
1. Menidurkan pasien dalam posisi supine di meja operasi kemudian
dipasangkan alat-alat monitor EKG, saturasi O2, Manset untuk
mengukur tekanan darah pasien, serta infus norma saline 0.9% di
lanjutkan.
2. Meja operasi ditinggikan hingga setinggi ± processus xyphoideus
operator
3. Midazolam sebanyak 2 mg diberikan secara IV pada pukul 10:10
4. Fentanyl sebanyak 100 mcg diberikan secara IV pada pukul 10:10
5. Propofol sebanyak 200 mg diberikan secara IV pada pukul 10:10
dan 100 mg pada pukul 10:20
6. Dilakukan pemeriksaan kesadaran pasien dengan menyentuh bulu
mata pasien
Pelaksanaan
Tahap-tahap yang dilakukan saat di ruang operasi: Masuk ruang
operasi, pre-oksigenasi, induksi, serta airway management
Monitoring
• Dilakukan monitoring saturasi O2, Tekanan Darah, Laju
Pernafasan, Denyut nadi, EKG monitor, serta cairan, dan
obat-obatan yang diberikan selama operasi
Monitoring durante sedasi/
Waktu Tekanan
Darah
(mmHg)
Nadi
(x/min)anestesi
Laju
Nafas
(x/min)
Obat IV Cai
ran
Satu
rasi
O2
FiO2 End
Tidal
CO2
EKG Volume
Tidal
Peak
Pressur
e
(%)
General Anesthesia
Anestesi umum
( General Anesthesia)
Mixed Balance
Anesthesia
5 benefit penting anestesi
umum
• Sedasi dan mengurangi kecemasan
• Amnesia
• Relaksasi otot skeletal
• Supresi dari reflex
• analgesik
klasifikasi
• Gas inhalasi : Nitrous Oxide
• Volatile Liquid : Halothane, Enflurane,
Isoflurane, Desflurane, Sevoflurane
• Intravena :
Induksi : thiopentone, methohexitone,
propofol, etomidate
Slower acting : benzodiazepam, diazepam,
lorazepam, midazolam.
Stages dari general anesthesia
( GUEDEL’S sign)
AGEN INHALASI
Nitrous Oxide
• Tidak berwarna, tidak berbau, rasa sedikit
manis
• Tidak mudah terbakar, tidak mengiritasi
• Anelgesik poten
• biasanya di gunakan sebagai adjuvant
untuk menghantarkan gas anestesi lain.
Indikasi Nitrous Oxide
Keuntungan:
• Tidak terbakar dan tidak iritatif
• Induksi dan kepulihan cepat
• Anelgesik sanagt potent
• Tidak mengakibatkan mual dan muntah
• Tidak toxic terhadap hepar, ginjal, dan otak.
Kerugian:
• Suplementasi
• Hipoksia
• Menghambat methionine sintase
• Menghambat metabolisme vitamin B12
sevoflurane
• Konsentrasi alveolar anestesi lebih cepat
• 4 – 8 % sevoflurane di campur dengan 50% campuran
N2O dengan O2 dapat menginduksi pasien.
• Cardio: depresi ringan konraktilitas otot jantung
• Otak : menaikan CBF
• Neuromuscular: dapat ekerja sebagai muscle relaxant
pada pediatric.
• Renal : menurunkan aliran darah ke ginjal
INTRAVENA
propofol
• Menggantikan thiopenthone
• Berkerja pada GABA receptor
• Induksi : 15 – 45 detik dan tahan hingga 5
– 10 menit
• Eliminasi dari sistem : 100 menit
• Dosis induksi : 2 mg/kg bolus IV
• Dosis maintenance : 9 mg/kgbb/ hr IV
• Di metabolisme di hepar
propofol
Keuntungan:
• Induksi cepat
• Tidak mengakibatkan mual dan muntah
• Tidak irritant
• TIVA
Kerugian:
• Induksi apnea
• Hipotensi
• Bradikardi
• sakit saat di injeksi
fentanyl
• Anelgesic opioid
• Durasi : 30 – 50 menit
• Bekerja pada receptor μ
Keuntungan:
• cepat pulih
• Supresi muntah dan batuk
• Menurunkan tekanan darah tidak terlalu parah
Kerugian:
• Depresi nafas
• Meningkatkan tonus dari otot dada
Obat preanestesi
6A
• Anxiolitik : midazolam, diazepam
• Amnesia : Lorazepam
• Antikolenergik : Atropine
• Antacid : Ranitidine
• Antiemetik : Metoclopramide,
domperidone
• Anelgesik : Morphine.
Alat-Alat Untuk anastesi umum
Untuk persiapan induksi anestesi diperlukan ‘STATICS’
S: Scope: Stetoskop untuk mendengarkan suara paru dan jantung. Laringo-
Scope, pilih bilah atau daun (blade) yang sesuai dengan usia pasien. Lampu
harus cukup terang.
T :Tube: Pipa trakea.pilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed) dan
> 5 tahun dengan balon (cuffed).
A: Airway: Pipa mulut faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-
faring (naso-tracheal airway). Pipa ini untuk menahan lidah saat pasien tidak
sadar untuk menjaga supaya lidah tidak menyumbat jalan napas.
T: Tape: Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.
I : Introducer: Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastic (kabel) yang
mudah dibengkokan untuk pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan.
C: Connector: Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia
S: Suction: Penyedot lender, ludah dan lain-lainnya.
ANATOMI
LMA
(LARYNGEAL MASK AIRWAY)
indikasi
• Digunakan untuk GA untuk prosedur
operasi yang singkat seperti terapetik
minor atau prosedur diagnostik.
• Untuk mengamankan jalan nafas dalam
pemberian CPR.
• Primary airway device pada urgensi.
kontraindikasi
• Keterbatasan buka mulut (<2 jari)
• Patologi di faring, laring atau jalur nafas
atas.
• Trismus
• Risiko inspirasi yang tinggi – obese morbid
• Reduced lung compliance
Keuntungan:
• Meningkatkan kecepatan pemasangan
• Tidak merubah stabilitas hemodinamik
pada saat induksi.
• Minimal perubahan IOP dan ICP pada
saat insersi
• Menurunkan frekuensi batuk pada saat GA
emergensi
• Memperbaiki oksigen saturasi pada saat
emergensi
Kerugian:
• Ventilasi tekanan positif yang tidak
adekuat
• Kompresi vaskular dan merusak saraf.
Tipe tipe LMA
• LMA classic
• LMA unique
• LMA Fastrach
• LMA Flexible
• LMA ProSeal
Model baru:
• LMA supreme
• LMA CTrach
LMA classic
• Cara memasukan dengan bantuan jari
operator di telusuri kearah cranioposterior
hingga terasa tekanan.
• Kelemahan : jari jari akan terhalang oleh
gigi pasien dan pembukaan mulut pasien
yang kurang maksimal.
LMA unique
• Disposable
• Pra rumah sakit dan gawat darurat
• Aman jalan nafas tanpa bantuan tangan
• Minimal trauma untuk jaringan ikat dan
dental
LMA unique
LMA Fastrach
Terdiri dari:
• Lma
• Tube trakea
• Batang stabilisator
LMA Fastrach
LMA Flexible