Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS 1

KOLELITIASIS

PEMBIMBING : DR. LILI K. DJOEWAENY, SP. B

DISUSUN OLEH : MUHAMMAD FAUZI SHOLEH(2016730067)


01

ANAMNESIS
IDENTITAS
Nama : Ny. H

Umur : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Kp. Babakan salam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Status Perkawinan : Sudah Menikah

Agama : Islam
KELUHAN UTAMA
Pasien datang ke IGD RSUD Sayang Cianjur memiliki keluhan nyeri di perut kanan atas sejak 2 bulan
yang lalu

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien perempuan 21 tahun datang ke IGD RSUD Sayang Cianjur memiliki keluhan nyeri di
perut kanan atas sejak 2 bulan yang lalu. Nyeri terasa seperti di tusuk tusuk hingga sampai
seperti dipelintir dan nyeri menjalar ke punggung belakang, Nyeri dirasakan hilang timbul,
namun nyerinya semakin memberat dalam beberapa hari terutama malam hari. Nyeri timbul
jika beraktivitas , menarik napas dan setelah makan terutama makanan yang berlemak. Nyeri
dirasakan hingga berjam jam tetapi tidak sampai 24 jam. Nyeri dirasakan menghilang jika
minum obat anti nyeri. Pasien merasakan mual dan ingin muntah setelah makan, pasien juga
mengeluhkan mengalami penurunan berat badan. Pasien menyangkal adanya demam. BAB
dan BAK normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien tidak mempunyai riwayat dengan keluhan yang sama
• Riwayat DM, Hipertensi, asma, penyakit ginjal, penyakit jantung dan riwayat
TBC disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan seperti pasien.
• Ibu pasien memiliki Riwayat hipertensi.
• Tidak ada riwayat diabetes mellitus dan asma pada keluarga pasien.

Riwayat Alergi
• Pasien tidak mempunyai riwayat alergi makanan, cuaca dan obat-obatan.
RIWAYAT PENGOBATAN
● Pasien sudah berobat pada 3 minggu SMRS ke Rs Hafidz dan mendapatkan obat anti
nyeri
● Pasien Kembali berobat pada 2 Minggu SMRS ke Rs hafidz untuk USG abdomen

Riwayat Psikososisal
● Pasien sering mengkonsumsi makanan yang bersantan, berlemak, dan pedas
● Pasien tidak mengkonsumsi alkohol dan merokok
02
PEMERIKSAA
N FISIK
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Keadaan Umum : Denyut Nadi : 82 x/menit
Tampak Sakit Sedang Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7⁰ C
Kesadaran : BB : 58 kg
Compos Mentis / E4V5M6 TB : 145 cm
BMI : 27,55 (Overweight)
STATUS GENERALISATA

Kepala : Rambut Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Telinga : normotia,


rontok (-), sklera ikterik, pupil isokor, edema sekret (-), darah (-),
normocefal (-) papil (-), refleks cahaya (+) nyeri tekan (-)

Hidung : bentuk Mulut : mukosa bibir Leher : Pembesaran KGB (-),


simetris, nafas cuping lembab (+) gusi pembesaran tiroid (-),
hidung (-), sekret (-) berdarah (-), lidah
kotor (-)
PEMERIKSAAN THORAX PEMERIKSAAN JANTUNG

•• Inspeksi:
Inspeksi: Simetris,
Simetris, retraksi
retraksi
• Inspeksi: Ictus Cordis tidak
(-),
(-), sikatrik
sikatrik (-)
(-)
terlihat
•• Palpasi
Palpasi :: Vokal
Vokal fremitus
fremitus
• Palpasi : Ictus Cordis teraba
simetris,
simetris, krepitasi
krepitasi (-),
(-), nyeri
nyeri
• Perkusi : Batas-batas
tekan
tekan (-)(-)
jantung normal
•• Perkusi
Perkusi :: Sonor
Sonor pada
pada kedua
kedua
• Auskultasi : Bunyi jantung
lapang
lapang paru.
paru.
S1, S2 regular, Gallop (-),
•• Auskultasi
Auskultasi :: Rhonki
Rhonki (-),
(-),
Murmur (-)
wheezing
wheezing (-/-)(-/-)
PEMERIKSAAN ABDOMEN

•• Inspeksi
Inspeksi :: Bentuk
Bentuk datar
datar
•• Auskultasi
Auskultasi :: Bising
Bising usus
usus (+)
(+)
normal
normal
•• Palpasi
Palpasi :: Nyeri
Nyeri tekan
tekan
epigastrium
epigastrium (+),
(+), splenomegali
splenomegali
(-),
(-), hepatomegali
hepatomegali (-),(-), defens
defens
muscular
muscular (-)
(-)
•• Perkusi
Perkusi :: Timpani
Timpani di di
seluruh
seluruh kuadran
kuadran abdomen
abdomen
Pemeriksaan Ekstremitas Status Lokalis

Ekstremitas Atas Bawah


Akral hangat +/+ +/+
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
CRT <2 detik <2 detik
a/r Right hypochondric region
Inspeksi : Abdomen datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+) Nyeri
tekan adomen right hypochondric region (+)
Murphy sign (+)
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
03
PEMERIKSAA
N
PENUNJANG
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL SATUAN PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL SATUAN
HEMATOLOGI DIFFERENTIAL
Hemoglobin 13 13.5 - 17.5 g/dL Limfosit 18,5 26 – 36 %
Leukosit 9,2 4.8 - 10.8 10^3/µL Monosit 5,2 4–8 %
Trombosit 360 150 - 450 10^3/µL Neutrofil 65,1 40 – 70 %
Hematokrit 39,6 42 - 52 % Eosinofil 3,4 1–3 %
Eritrosit 4,67 4.7 – 6.1 10^6/µL Basofil 0.2 <1 %
MCV 84,8 80 – 94 fL ABSOLUT
MCH 27,9 27 – 31 pg Limfosit 2.83 1.00 – 1.43 10^3/µL
0.16 – 1.0 10^3/µL
MCHC 32,9 33 – 37 % Monosit 0,36
1.8 – 7.6 10^3/µL
RDW-SD 47,4 37 – 54 fL Neutrofil 4,59
0.02 – 0.50 10^3/µL
PDW 15,3 9 – 14 fL Eosinofil 0,77
0.00 – 0.10 10^3/µL
MPV 7,8 8 - 12 fL Basofil 0.02
KIMIA KLINIK
Elektrolit
Glukosa Rapid <180 Mg/dL
Natrium (Na) 142,9 135-148 mEq/L
Sewaktu 76
Kalium (K) 3,95 3,50 – 5,30 mEq/L
Calcium ion 1,20 1,15 – 1,29 mEq/L
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL SATUAN
HEMOSTASIS
Masa 1-3 Menit
Pendarahan/BT 2.00
Masa 3-7 Menit
Pembekuan/CT 4.00
FUNGSI HATI
Bilirubin total 0.57 <1.1 Mg%
Direk / Indirek Bilirubin
Bilirubin Direk 0.22 0 – 0,3 mg%
Bilirubin Indirek 0.35 0,2 – 0,8 mg%
AST (SGOT) 12 15-37 U/L
ALT (SGPT) 14 14-59 U/L
Protein total 7,20 6,4-8,2 g/dL
Albumin 3,88 3,4-5,0 g/dL
Globulin 3,32 1,5-3,0 g/dL
IMUNOSEROLOGI
HBsAg Non-reaktif Non- reaktif index
RESUME
Pasien perempuan 21 tahun datang ke IGD RSUD Sayang Cianjur memiliki keluhan nyeri di perut kanan
atas sejak 2 bulan yang lalu. Nyeri terasa seperti di tusuk tusuk hingga sampai seperti dipelintir dan nyeri
menjalar ke punggung belakang, Nyeri dirasakan hilang timbul, namun nyerinya semakin memberat
dalam beberapa hari terutama malam hari. Nyeri timbul jika beraktivitas , menarik napas dan setelah
makan terutama makanan yang berlemak. Nyeri dirasakan hingga berjam jam tetapi tidak sampai 24 jam.
Nyeri dirasakan menghilang jika minum obat anti nyeri. Pasien merasakan mual dan ingin muntah setelah
makan, pasien juga mengeluhkan mengalami penurunan berat badan. Pasien menyangkal adanya demam.
BAB dan BAK normal.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan ada nya Nyeri tekan epigastrium (+) Nyeri tekan adomen right
hypochondric region (+) Murphy sign (+)

Pada pemeriksaan penunjang di dapatkan hasil dari USG abdomen Hidrops kandung empedu dengan
multipel cholelithiasis, dan pada hasil Laboratorium didapatkan peningkatan pada nilai limfosit 2,83
10^3/µL, Eosinofil 3,4 %, Globulin 3,32 g/dL, menurun pada SGOT 12U/ L
• Hasil analisis USG abdomen di
dapatkan kesimpulan
• Hepar : Ukuran tidak membesar
• Kantung empedu : Ukuran
membesar, dinding normal. Tampak
bayangan hiperechoik dengan
acoustic shadow, multipel, berukuran
terbesar lk 1,03 cm di kandung
empedu.
• Duktus biliaris/ekstrahepatic : tidak
melebar, Tidak tampak bayangan
hiperekhoik dengan accoustic
shadow.
• Hasil analisis USG abdomen di dapatkan
kesimpulan
• Spleen : ukuran tidak membesar, tekstur
homogen halus, tidak tampak
nodul/massa.vena lienalis tidak melebar.
• Pankreas : besar normal, kontur normal,
tidak tampak masa, tekstur parenkim
homogen, duktus pankreatikus tidak
melebar
• Ginjal kanan-kiri : ukuran normal, kontur
normal, parenkim normal, intensitas gema
normal, batas tekstur parenkim dengan
central echocomplek normal. Tidak
tampak bayangan hiperekhoik dengan
accoustic shadow.
• Hasil analisis USG abdomen di dapatkan
kesimpulan
• Vesica Urinaria : Kontur normal, dinding
tidak menebal, reguler, Tidak tampak
bayangan hiperekhoik dengan accoustic
shadow / massa.

• Kesan :
• Hidrops kandung empedu dengan multipel
cholelithiasis
• USG hepas, spleen, prankreas, ginjal
kanan/kiri, dan vesica urinaria saat ini tidak
tampak kelainan
DIAGNOSIS

Diagnosis Kerja : Diagnosis Banding


Kolelitiasis - Kolesistitis akut
- Koledokolitiasis
TATALAKSANA

• Infus RL/24 jam


Tindakan Operatif :
• Ketorolac 2x30 mg
Cholecystectomi

Ceftriaxon 1x2gr
ANALISA
KASUS
Kasus Teori

Anamnesis • Ny. I, Perempuan, 21 tahun dengan keluhan : • Epidemiologi : Kolelitiasis cukup umum
• Nyeri pada perut kanan sejak 2 bulan yang lalu dan dapat ditemukan pada sekitar 6% pria
• Nyeri terasa seperti di tusuk dan menyebar hingga dan 9% wanita. 
ke punggung bagian belakang • Gejala : Nyeri ( kolik bilier ) konstan dan
• Nyeri di rasakan hilang timbul bertambah parah selama setengah jam
• Nyeri dirasakan hilang timbul, namun nyerinya pertama atau lebih setelah makan dan
semakin memberat dalam beberapa hari terutama dapat berlangsung 1 sampai 5 jam.
malam hari. • Nyeri di di epigastrium atau kuadran
• Nyeri timbul jika beraktivitas , menarik napas dan kanan atas dan sering menyebar ke
setelah makan terutama makanan yang berlemak. punggung kanan atas atau di antara
• Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah skapula Rasa sakitnya parah dan datang
• Nyeri dirasakan hingga berjam jam tetapi tidak tiba-tiba, biasanya pada malam hari atau
sampai 24 jam. setelah makan berlemak
• R. Sos : Pasien sering mengkonsumsi makanan • Mual dan muntah, demam
yang bersantan, berlemak, dan pedas • Faktor risiko : fat, fifties, female, fertile,
• IMT : 27,55 food, family.
Kasus Teori
Pemeriksaan • Nyeri tekan perut kanan atas • Pemeriksaan fisik dapat
Fisik • Muphy Sign (+) mengungkapkan nyeri ringan
kuadran kanan atas selama episode
nyeri.
• Murphy sign (+)
Kasus Teori
Pemeriksaan • Pada hasil USG Di dapatkan :
penunjang • Gambaran batu empedu ->
Hidrops kandung empedu dengan multipel struktur hiperekoik pada
cholelithiasis
kandung empedu dengan
acoustic shadowing dibagian
distal
Kasus Teori
Pemeriksaan • limfosit 2,83 10^3/µL • Nilai laboratorium, seperti jumlah
penunjang • Eosinofil 3,4 %, WBC dan tes fungsi hati, biasanya
• Globulin 3,32 g/dL normal pada pasien dengan batu
• SGOT 12 U/L empedu tanpa komplikasi.
• ↑ Bilirubin total (Dapat
meningkat jika terjadinya
obstruksi pada saluran
empedu)
• SGOT, SGPT, Alkali Fosfatase,
Gamma GT (Dapat meningkat
jika terjadinya obstruksi pada
saluran empedu)
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI VESICA
BILIARIS

• Vesica biliaris adalah sebuah kantong berbentuk buah


pir yang terletak pada permukaan bawah hepar.

• Vesica biliaris mempunyai kemampuan menampung


dan menyimpan empedu sebanyak 30-50 ml, serta
memekatkan empedu dengan cara mengabsorbsi air.

• Vesica biliaris dibagi menjadi fundus, corpus, dan


collum.
ANATOMI VESICA
BILIARIS

• Vaskularisasi

Arteria cystica, cabang arteria hepatica dextra mendarahi vesica


biliaris. Vena cystica mengalirkan darah langsung ke vena porta.

• Aliran Limfe

Cairan limfe mengalir ke nodus lymphaticus cysticus yang terletak


dekat collum vesicae biliaris.

• Persarafan

Serabut simpatik dan parasimpatik vagus membentuk plexus


coeliacus. Vesica biliaris berkontraksi sebagai respons terhadap
hormon kolesistokinin yang dihasilkan oleh tunica mucosa duodeni
karena masuknya makanan berlemak dari gaster.
FISIOLOGI

Empedu diproduksi oleh sel hepatosit sebanyak 500-1000 ml/hari. Diluar waktu makan, empedu
disimpan untuk sementara di dalam kandung empedu, dan di sini mengalami pemekatan sekitar 50%.

Fungsi primer dari kandung empedu adalah memekatkan empedu dengan absorpsi air dan natrium

Pengaliran cairan empedu diatur oleh tiga faktor:


Sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu, dan tahanan sfingter koledokus.

Dalam keadaan puasa, empedu yang diproduksi akan disimpan di dalam kandung empedu. Setelah
makan, kandung empedu akan berkontraksi, sfingter relaksasi dan empedu mengalir ke dalam
duodenum
Dua fungsi penting empedu:
1. Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak
2. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan yang
penting dari darah, antara lain bilirubin, suatu produk akhir dari penghancuran hemoglobin,
dan kelebihan kolesterol yang di bentuk oleh sel- sel hati.

Pengosongan kandung empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin dan dirangsang kuat oleh
serat-serat saraf yang menyekresi asetilkolin dari sistem saraf vagus dan enterik.
Kolelitiasis
• Kolelitiasis atau Batu empedu merupakan gabungan dari beberapa unsur yang
membentuk suatu material mirip batu yang dapat ditemukan dalam kandung
empedu (kolesistolitiasis) atau di dalam saluran empedu (koledokolitiasis) atau
pada kedua-duanya.
• lstilah kolelitiasis dimaksudkan untuk penyakit batu empedu yang dapat
ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam duktus koledokus, atau pada
kedua-duanya
EPIDEMIOLOGI
Kolelitiasis cukup umum dan dapat ditemukan pada
sekitar 6% pria dan 9% wanita. Prevalensi tertinggi
kolelitiasis muncul pada populasi penduduk asli
Amerika. Batu empedu tidak umum di Afrika atau
Asia. Epidemi obesitas kemungkinan telah
memperbesar munculnya batu empedu

Terlepas dari betapa lazimnya batu empedu, lebih dari


80% orang tetap asimtomatik. Namun, nyeri bilier akan
berkembang setiap tahun pada 1% hingga 2% individu
yang sebelumnya tidak menunjukkan gejala. Mereka yang
mulai mengembangkan gejala dapat terus mengalami
komplikasi utama (kolesistitis, koledokolitiasis,
pankreatitis batu empedu, kolangitis) terjadi pada tingkat
0,1% hingga 0,3% setiap tahun
ETIOLOGI

Supersaturasi kolesterol

Hipomotilitas kandung empedu atau


gangguan kontraktilitas

Kelebihan Bilirubin
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI BATU EMPEDU
Berdasarkan gambaran makroskopis, dan komposisi kimia:

Batu kolesterol

Batu pigmen coklat

Batu pigmen hitam


FAKTOR RISIKO

• Jenis Kelamin
• Usia
• Kelebihan berat badan dan obesitas
• Makanan berlemak
• Faktor Genetik
• Penyakit hati dan pancreas
• Obat-obatan
MANIFESTASI KLINIS

Asimptomatik Kolik bilier, Jaundice, Pruritus


penyebaran nyeri
Nyeri di epigastrium,
dapat ke punggung
kuadran kanan atas
bagian tengah,
atau precordium
scapula, atau ke
Dispepsia, mual puncak bahu
dan muntah,
demam
PEMERIKSAAN FISIK

Jika ada batu di


Murphy sign saluran empedu
positif maka ditandai
dengan trias
Charcot
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium • Radiologi
• Leukositosis • USG abdomen
• ↑ Bilirubin total • Kolesistografi dengan kontras CT
• ↑ SGOT, SGPT, Alkali • CT – Scan

Fosfatase, Gamma GT
dapat meningkat
• ↑ amilase dan lipase
(jika obstruksi ductus
pancreatikus)
USG ABDOMEN

• Gambaran batu empedu -> struktur


hiperekoik pada kandung empedu
dengan acoustic shadowing dibagian
distal
• Pengukuran common bile duct (CBD)
normalnya 4 mm, jika ↑ curiga adanya
koledokolitiasis
TATALAKSANA
• Kolesistektomi Laparoskopi
Kolesistektomi laparoskopi, disebut juga bedah minimally invasive,
atau keyhole surgery merupakan teknik bedah modern dimana operasi
abdomen melalui irisan kecil (biasanya 0,5-1 cm)

• Open Kolesistektomi
Kolesistektomi terbuka merupakan tindakan pembedahan abdomen
yang besar, dimana ahli bedah mengambil kandung empedu melalui
irisan panjang 10-18 cm.

• Lithotripsy (Extracorvoral Shock Wave Lithotripsy =ESWL)


• Obat
Pengobatan dengan ursodeoxycholic acid dapat membantu dalam
melarutkan batu empedu yang berukuran kecil.
PROGNOSIS

Data menunjukkan bahwa hanya 50% pasien dengan batu


empedu yang mengalami gejala. Tingkat kematian setelah
kolesistektomi laparoskopi elektif kurang dari
1%. Namun, kolesistektomi darurat dikaitkan dengan
tingkat kematian yang tinggi. Beberapa persentase pasien
mengalami nyeri pasca kolesistektomi.
DAFTAR PUSTAKA

• Brunicardi, F Charles. 2010. Schwartz’s Principles of Surgery. 10 th edition. New York.


Mc Graw-Hill. 1404-1410.

• S jamsuhidajat, de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2010.

• Sjamsuhidayat.R & Wim de jong. Buku ajar ilmu bedah. Edisi revisi. Jakarta :
penerbit buku kedokteran EGC, 2009
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai