Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

TB USUS

Oleh:
dr. Gladies Th. Gosal

Pembimbing:
dr. Saifuddin, Sp.PD
dr. Sharaswanty
Dr. Yenny Ahmad
TUBERCULOSIS
Penyakit yang disebabkan oleh
infeksi Mycobacterium tuberculosis
complex.
EPIDEMIOLOGY

Sumber: WHO. Global Tuberculosis Control 2011.


DIAGNOSIS
Suspek TB Paru

Pemeriksaan dahak mikroskopis - Sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS), Foto Toraks atas indikasi

Hasil BTA Hasil BTA Hasil BTA


+ - - - - -
+ + +/ + + -
Antibiotik Non-OAT

Tidak ada Ada


perbaikan perbaikan

Hasil Foto toraks dan pemeriksaan dahak mikroskopis


pertimbangan dokter

Hasil BTA Hasil BTA


+++ - - -
++ -
+ - -
Hasil Foto toraks dan
pertimbangan dokter

TB BUKAN TB
KLASIFIKASI
• TB Paru
Lokasi • TB Ekstra Paru

• BTA (+)
Bakteriologi • BTA (-)

Riwayat • Kasus Baru


Berobat • Dengan Riwayat Pengobatan

Status HIV
TB EKSTRA PARU
Tuberkulosis yang menyerang organ
tubuh lain selain paru.
TB EKSTRA PARU

Ringan Berat
• TB meningen
• TB kelenjar limfe • TB milier
• TB Pleuritis • TB perikard
eksudatif unilateral • TB peritoneal
• TB tulang (kecuali • TB pleura eksudatif
tulang belakang), dupleks
sendi dan kelenjar • TB tulang belakang
• TB usus
adrenal
• TB saluran kencing dan
alat kelamin.
TB ABDOMINALIS
TB ekstra paru berat yang
menyerang organ-organ
di daerah abdomen, yaitu:
-Saluran pencernaan
-Peritoneum
-Omentum
-Mesenterium
-KGB
-Organ solid (hati, limpa,
pankreas)
Epidemiologi
 Jarang ditemukan di negara maju
 Negara berkembang masih memiliki frekuensi yang
cukup tinggi, karena kasus TB ekstra paru
meningkat disebabkan oleh immunodefisiensi virus
dan kelainan immunosupresif lainnya.
 Ditemukan pada orang dengan usia 21-31 tahun.
 Perbandingan pria dan wanita (1:1)
Patofisiologi
• Memakan makanan atau meminum
susu yang telah terinfeksi oleh
Primer M.bovis.

• Menelan dahak yang terinfeksi pada penderita


TB Paru aktif.
• PenyebaranTB Paru primer di massa kecil
• Hematogen dari fokus aktif TB paru atauTB
milier
Sekunder • Limfatik dari KGB mesenterik yang terinfeksi
• Mycobacteria menyebar ke organ yang
berdekatan dengan organ yang terinfeksi
• Cairan empedu (tubercular granuloma pada
hati)
Gejala Klinis
 Konstitusional : demam, malaise, keringat dingin, anemia, lemas, dsb
 Lokal
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah dan biokimia serum

PPD Test/ Mantoux

Tehnik Pencitraan

Ascitic Tap (parasentesis)

Serodiagnosis

Laparoscopy

Soft Tissue and Culture


Tehnik Pencitraan
 Plain X-Ray abdomen and chest
Abd: dapat menunjukkan adanya multiple air fluid dan
pelebaran usus, serta kalsifikasi KGB abdominal.
Dada: TB paru sembuh maupun aktif
Tehnik Pencitraan
 Barium studies
Berguna untuk mendiagnosis TB
intestinal → lesi intestinal.
Dapat ditemukan:
-Multiple stricture distended pada
caecum atau ileum terminal
-Mucosal irregularity
-Segmentation of barium column
-Pembesaran KGB abdominalis
-Adhesi usus
-Fleischner sign
Tehnik Pencitraan
 USG
Berguna untuk mendiagnosisTB
ekstraintestinal (peritoneal dan
KGB). Dapat ditemukan:
-Cairan yang bebas atau terlokalisasi
dalam rongga abdomen
-Abses dalam rongga abdomen
-Masa didaerah ileosaecal
-Pembesaran kelenjar limfe
retroperitoneal
-Penebalan mesenterium
-Perlengketan lumen usus
-Penebalan omentum
Tehnik Pencitraan
 CT Scan
Baik untuk mendeteksi:
-High density ascites
-Limfadenopati dengan kaseasi
-Penebalan dinding usus
-Irregular soft tissue density di daerah
omentum.
Tehnik Pencitraan
 Endoscopy
Memvisualisasikan lesi TB secara
langsung, oleh karenanya
pemeriksaan ini berguna dalam
mendiagnosisTB kolon dan gastro-
duodenum, serta membantu
mengkonfirmasi diagnosis dengan
mendapatkan bukti histopatologi
tuberkulosis.
Ascitic Tap (Parasentesis)
 Cairan asites dalam kasus TB biasanya bersifat
eksudatif (protein > 3 g%) dengan gradien serum
albumin asites <1,1 g%.
 Adanya aktivitas adenosine deaminase (ADA)
dalam cairan asites merupakan penanda sensitif dan
spesifik untuk tuberculosis.
 Tingginya kadar INF-γ dapat ditemukan pada cairan
ascites akibat tuberkulosis non-tubercular.
 Ditemukannya ADA dan INF-γ dalam cairan asites
meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas estimasi
diagnosis TB asites.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah dan biokimia serum

PPD Test/ Mantoux

Tehnik Pencitraan

Ascitic Tap (parasentesis)

Serodiagnosis

Laparoscopy

Soft Tissue and Culture


Penatalaksanaan
 Pengobatannya sama dengan TB Paru,yaitu dengan
terapi antitubercular selama minimal 6 bulan, 2
bulan awal HREZ (isoniazid, rifampisin, etambutol
dan pirazinamid) diikuti oleh 4 bulan HR
direkomendasikan pada semua pasien dengan TB
abdominal
 Kortikosteroid sudah jarang digunakan saat ini.
 Terapi pembedahan

Anda mungkin juga menyukai