Anda di halaman 1dari 26

Infeksi saluran

kemih pada anak


Oleh :
Rika Andani, S.Farm (22021060)
Tri Evi Lestari,
S.Farm(22021059)
Devinisi
Infeksi saluran kemih ialah adanya
pertumbuhan bakteri di dalam saluran
kemih, meliputi infeksi di parenkim
ginjal sampai infeksi di kandung kemih.
(Pardede et al., 2011).

Prevalensi

neonatus 0,1% hingga 1%


neonotus + demam 14%
bayi 5,3%
anak perempuan (sebelum pubertas ) 3-5%
anak laki 1-2%
anak < 2 tahun 3-5%

(Pardede et al., 2011)


Etiologi
Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60%-80%) pada
ISKserangan pertama (Pardede et al., 2011).

Faktor resiko penjelasan

anak perempuan (lebih anatomi uretra lebih


berisiko) pendek
anak laki-laki • kebiasaan
membersihkan
genetalia yang kurang
baik
• menggunakan popok
sekali pakai terlalu
lama

(KP, 2021)
Patofisiologi
Organisme biasanya masuk ke
saluran kemih melalui tiga rute:
jalur ascending, hematogen
(descending), dan limfatik
(Pardede et al., 2011).

Patofisiologi ISK
Algoritma Penatalaksanaan ISK pada Anak
Terapi Antibiotik Profilaksis

Trimetoprim 1-2 mg/kgbb/hari

Kotrimoksazol
- Trimetoprim 1-2 mg/kgbb/hari
- Sulfametoksazol 5-10 mg/kgbb/hari
Sulfisoksazol 5-10 mg/kgbb/hari

Sefaleksin 10-15 mg/kgbb/hari

Nitrofurantoin 1 mg/kgbb/hari

Asam nalidiksat 15-20 mg/kgbb/hari

Sefaklor 15-17 mg/kgbb/hari

Sefiksim 1-2 mg/kgbb/hari

Sefadroksil 3-5 mg/kgbb/hari

Siprofloksasin 1 mg/kgbb/hari

(IDAI, 2011 )
STUDI KASUS
Nama : FA
NO. MR : 10XXXXXXX
Tgl Lahir : 16 April 2022
Umur : 1 tahun 1 bulan
Jenis Kelamin :L
Tgl Masuk : 11/5/2023
Agama : Islam
Diagnosa : ISK, Suspeck TB

SUBYEKTIF
Keluhan Utama BB sulit naik, batuk, muntah, demam sejak satu hari
yang lalu, nafsu makan menurun.
Riwayat Penyakit Sekarang Pada pagi hari pasien sakit kepala, siang muntah-
muntah dan demam sejak siang

Riwayat Penyakit Dahulu Batuk sejak 2 hari yang lalu dan BB sulit naik

Riwayat pengobatan -
Riwayat Penyakit Keluarga -
Riwayat Pekerjaan dan social -
Alergi Obat -
OBYEKTIF
TTV Tanggal

11/5 12/5 13/5


TD(mmHg) - - -
Nadi(beat/menit 144 104 139

Suhu (°C) 36,7 36,4 36,7

Nafas (x/menit) 46 40 35

HEMATOLOGI
18/4 11/5

Hb 9,8 g/dL 10,1 g/dL (14-16 L)          

Leukosit 6.900/mm3 9.100/mm³(5000-10.000)          

Trombosit 284.000/mm3 306.000/mm³(150.000-400.000)          

Limfosit   50 % (20-40)          
Monosit   9 % (2-8)          
Net   39 % (50-70)          
segmen
Hematokrit 29 % 31 % (40-48 L)          

LED   18 mm (0-10 L)          
Basofil   0 % (0-1)          
Eosinofil   1 % (1-3)          
N. Batang   1 % (2-6)          
KULTUR SENSITIVITY
NO ANTIBIOTIKA BAKTERI

NAMA GENERIK KODE 01 02 03 04


DISC
1 Amikacin AK I

2 Amoxicillin+ Clav AMC R

3 Ampicillin AMP R

4 Ampicillin/Sulbalactam SAM I

5 Cefazolin K2 30 R

6 Kotrimoksazol SXT R

7 Chloramphenicol C S

8 Gentamicin GN R
NO ANTIBIOTIKA BAKTERI

NAMA GENERIK KODE DISC 01 02 03 04

9 Kanamycin K R

10 Levofloxacin LEV R

11 Nitrofurantoin F R

12 Norfloxacin NOR R

13 Ofloxacin OFX R

14 Tetracycline TE R

15 Cefixime CFM R

16 Imipenem IPM S

17 Ceftriaxone CRO R

18 Meropenem MEM S
PENATALAKSANAAN
      11/ 12/ 13/ 14/
No Nama Obat Dosis 5 5 5 5

1   3x1/2 sendok √ √ √  
  takar
Domperidone Syr(po)

2   3x3/4 sendok
√ √ √  
 
takar
Paracetamol syr(po)

3 Bromhexane(po) 3x2,5mg √ √ √  

4   3x300mg (IV)
√ √    
Meropenem(iv)
FOLLOW UP
Tanggal Follow Up

11/5/2023 S : BB sulit naik, batuk, muntah, demam sejak satu hari yang lalu, nafsu makan menurun
O : TTV : - N : 144x/menit (80-130 x/menit)
- P : 46x/menit (24-40 x/ menit)
- S : 36,7 0C (35,5-37,50C)
- SpO2 : 100%
Labor : Hb : 10,1 g/dL (14-16 L)
Leukosit : 9.100/mm³(5000-10.000)
Trombosit : 306.000/mm³(150.000-400.000)
Limfosit : 50 % (20-40)
Monosit : 9 % (2-8)
Net segmen : 39 % (50-70)
Hematokrit : 31 % (40-48 L)
LED : 18 mm (0-10 L)
Basofil : 0 % (0-1)
Eosinofil : 1 % (1-3)
N.Batang : 1 % (2-6)
Diagnosa : ISK
Suspect TB Paru
Terapi : Ijeksi meropenem 300mg 3x1 (IV)
Domperidone Syr(po) 3x1/2 sendok takar
Paracetamol syr(po) 3x3/4 sendok takar
Bromhexane(po) 3x2,5mg
Meropenem(iv) 3x300mg (IV)

A : Tidak ada interaksi antar obat


Tidak ada terapi tanpa indikasi

P : Peningkatan kebutuhan energi protein berkaitan dengan adanya


infeksi ditandai dengan batuk dan demam sejak satu hari sebelum
masuk rumah sakit
Tanggal Follow Up

12/5/2023 S : Muntah dan demam berkurang, BAB biasa, batuk, nafsu makan menurun
O : TTV : - N : 104x/menit (80-130 x/menit)
- P : 40x/menit (24-40 x/ menit)
- S : 36,4 0C (35,5-37,50C)
- SpO2 : 99%
Labor : Hb : 10,1 g/dL (14-16 L)
Leukosit : 9.100/mm³(5000-10.000)
Trombosit : 306.000/mm³(150.000-400.000)
Limfosit : 50 % (20-40)
Monosit : 9 % (2-8)
Net segmen : 39 % (50-70)
Hematokrit : 31 % (40-48 L)
LED : 18 mm (0-10 L)
Basofil : 0 % (0-1)
Eosinofil : 1 % (1-3)
N.Batang : 1 % (2-6)
Diagnosa : ISK, Suspect TB Paru, Anemia dan Tanda dehidrasi
Terapi : Ijeksi meropenem 300mg 3x1 (IV)
Domperidone Syr(po) 3x1/2 sendok takar
Paracetamol syr(po) 3x3/4 sendok takar
Bromhexane(po) 3x2,5mg
Meropenem(iv) 3x300mg (IV)
A : Tidak ada interaksi antar obat
Tidak ada obat yang tidak diindikasikan untuk pasien, semua obat sudah diindikasikan untuk kondisi pasien.
P : Peningkatan kebutuhan energi protein berkaitan dengan adanya infeksi ditandai dengan batuk dan demam sejak satu hari
sebelum masuk rumah sakit
Tanggal Follow Up

13/5/2023 S : Batuk, demam berkurang, nafsu makan menurun


O : ttv : - N : 143 (80-130 x/menit)
- P : 30 (24-40 x/ menit)
- S : 37 0C (35,5-37,50C)
- SpO2 : 100
Labor : Hb : 10,1 g/dL (14-16 L)
Leukosit : 9.100/mm³(5000-10.000)
Trombosit : 306.000/mm³(150.000-400.000)
Limfosit : 50 % (20-40)
Monosit : 9 % (2-8)
Net segmen : 39 % (50-70)
Hematokrit : 31 % (40-48 L)
LED : 18 mm (0-10 L)
Basofil : 0 % (0-1)
Eosinofil : 1 % (1-3)
N.Batang : 1 % (2-6)
Diagnosa :Sedikit anemia (Hb 9,8)
ISK penyembuhan
Terapi : Domperidone Syr(po) 3x1/2 sendok takar
Paracetamol syr(po) 3x3/4 sendok takar
Bromhexane(po) 3x2,5mg
A : Tidak ada interaksi antar obat
Tidak ada obat yang tidak diindikasikan untuk pasien, semua obat sudah diindikasikan untuk kondisi pasien.
P : Aktivitas yang ringan
Minum obat secara teratur
Banyak makan dan minuman yang bergizi
DRUG THERAPY ASSESSMENT WORKSHEET (DTAW)

Jenis Masalah Penilaian Keberadaan DRP Keterangan


 

Hubungan Obat tanpa indikasi 1. Terdapat masalah Tidak ada obat yang tidak
antara terapi 2. Butuh informasi diindikasikan untuk pasien, semua obat
obat dengan tambahan sudah diindikasikan untuk kondisi
pasien.
masalah medis 3. Tidak ada masalah
- Injeksi IV Meropenem 300mg 3x 1
sehari obat antibiotik golongan
carbapenem beta laktam yang
digunakan untuk infeksi yang
disebabkan patogen
- Domperidon sirup 5 mg 3 x ½
sendok (PO) domperidon termasuk
golongan antiemetik yang bekerja
dengan mengurangi ransangan
mual atau muntah dari otak.
- Paracetamol sirup 120 mg 3x ¾
sendok (PO) paracetamol obat  

golongan analgesic-antipiretik yang


digunakan untuk menurunkan suhu
tubuh saat demam.
- Bromhexine 2,5 mg 3x1 tab (PO)
bromhexine obat golongan
ekspektoran atau mukolitik yang
bekerja dengan mengencerkan
dahak di saluran pernafasan.
Keberhasilan obat yang 1. Terdapat masalah Terapi yang diberikan sudah tepat dengan
dipilih 2. Butuh kondisimedis pasien.
informasi tambahan - Injeksi IV Meropenem 300mg 3x 1
sehari obat antibiotik golongan
3. Tidak carbapenem beta laktam yang
ada masalah digunakan untuk infeksi yang
disebabkan patogen
- Domperidon sirup 5 mg 3 x ½ sendok
(PO) domperidon termasuk golongan
antiemetik yang bekerja dengan
mengurangi ransangan mual atau
muntah dari otak.
- Paracetamol sirup 120 mg 3x ¾
sendok (PO) paracetamol obat
golongan analgesic-antipiretik yang
digunakan untuk menurunkan suhu
tubuh saat demam.
Bromhexine 2,5 mg 3x1 tab (PO)
bromhexine obat golongan ekspektoran
atau mukolitik yang bekerja dengan
mengencerkan dahak
di saluran pernafasan.
Regimen Obat Kesesuaian dosis pada resep dan 1. Terdapat masalah Frekuensi obat yang diberikan telah tepat
frekuensi penggunan obat dengan 2. Butuh - Injeksi IV Meropenem 300mg 3x1
rentang terapi biasa atau informasi tambahan (Tepat)
modifikasi untuk pasien 3. Tidak
Tertentu - Domperidon sirup 5 mg 3 x ½
ada masalah
sendok (PO) (Tepat)
Pemilihan rute administrasi dan
- Paracetamol sirup 120 mg 3x ¾
bentuk sediaan mempertimbangkan
efficacy, safety, kenyamanan, sendok (PO) (Tepat)
keterbatas dan biaya pasien Bromhexine 2,5 mg 3x1 tab (PO)
(Tepat)
 
Durasi penggunaan sudah tepat

Dosis yang dipilih dapat - Injeksi IV Meropenem 300mg


memaksimalkan efek terapi dan 3x1 diberikan pada waktu pagi,
kepatuhan pasien, meminimalkan
siang dan malam.
efek samping, interaksi obat dan
regimen - Domperidon sirup 5 mg 3 x ½
dosis. sendok (PO) diberikan pada
waktu pagi, siang dan malam.
Kesesuaian durasi terapi
- Paracetamol sirup 120 mg 3x ¾
sendok (PO) diberikan pada
waktu pagi, siang dan malam.
- Bromhexine 2,5 mg 3x1 tab
(PO) diberikan pada waktu
pagi, siang
dan malam.
Duplikasi terapi Duplikasi terapi 1. Terdapat masalah
2. Butuh informasi
tambahan
3. Tidak ada
masalah

Alergi atau intoleransi obat Apakah pasien memiliki 1. Terdapat masalah


alergi terhadap obat yang diberikan 2. Butuh informasi
tambahan
3. Tidak ada
masalah
Apakah digunakan suatu metode
sebagai peringatan
terhadap alergi/intoleransi

Efek samping obat Apakah ada gejala dan masalah 1. Terdapat masalah
kesehatan yang diakibatkan 2. Butuh informasi
oleh obat dan kemungkinan tambahan
masalah yang timbul 3. Tidak ada
masalah

Interaksi obat Apakah ada reaksi antara obat 1. Terdapat masalah


yang digunakan secara signifikan? 2. Butuh informasi
tambahan
Apakah ada pengobatan yang kontrasindikasi 3. Tidak ada
dengan pasien baik penyakit sekarang atau masalah
riwayat penyakit terdahulu.

Apakah ada interaksi antara


obat dan makanan yang signifikan?
Kebiasaan penggunaan obat Apa kebiasaan yang menjadi 1. Terdapat masalah  
masalah dalam penggunaan obat -
2. Butuh
terhadap pasien? informasi tambahan
3. Tidak ada masalah  
Apakah ada pengaruh
terhadap gejala pasien bila pengobatan Meropenem adalah obat pilihan yang
berkurang atau dihentikan penggunaannya sebaiknnya sesuai dengan
hasil kultur bakteri dan dosis serta durasi
pemakaian harus tepat untuk mencegah
resiko
reinfeksi , bahkan bisa lebih parah

Kegagalan untuk Apakah pasien pernah gagal menerima 1. Terdapat masalah  


menerima terapi pengobatan selama 2. Butuh
sistem error atau nocomliance informasi tambahan
Apakah ada faktor yang 3. Tidak
ada masalah
memengaruhi tercapainya efek
terapetik

Pengaruh ekonomi Apakah pengobatan 1. Terdapat masalah  


didasarkan pada medication 2. Butuh
efective informasi tambahan
3. Tidak
Apakah biaya terapi pasien
ada masalah
menggambarkan kesulitan finansial
pasien

Pengetahuan pasien Pemahaman pasien tentang 1. Terdapat masalah  


terhadap obat tujuan pengobatannya 2. Butuh
informasi tambahan
3. Tidak
ada
masalah
PEMBAHASAN
 Seorang pasien anak bernama M Fakhrul Alfat usia 1 tahun 1 bulan datang ke RSUD dr.
Rasidin dengan keluhan berat badan yang tidak naik selama empat bulan, batuk, muntah dan
demam sejak 1 hari yang lalu didiagnosa ISK. Hasil tes sensitivitas antibiotik pada bakteri
yang dilakukan sebelum dirujuk ke RSUD dr. Rasidin pada tanggal 2 Mei 2023
menunjukkan antibiotik pada bekteri Escherichia coli yaitu meropenem, Chloramfenikol
dan imipenem masih sensitif terhadap bakteri tersebut. Adapun pengujian terhadap beberapa
antibiotik lain menunjukkan hasil yang resisten terhadap bakteri tersebut seperti antibiotik
amoxicillin + clav, ampicillin, cefazolin, kotrimoksazol, gentamicin, kanamycin,
lecofloxacin, nitrofurantoin, norfloxacin, ofloxacin, tetracycline, cefixime dan ceftriaxone.
Hasil pemeriksaan Radiologi pada tanggal 11 Mei 2023 menunjukkan Foto asimetris, Cor
tidak membesar, Sinuses dan diafragma normal, Pulmo (Hill normal, Corakan
bronkovaskuler normal, tampak infiltrat di lapang atas paru bilateral dan perihiler kiri),
Sinus anterior dan posterior tajam, Retrosternal space cerah dan Retrocardiac space cerah.
Dari hasil tersebut pasien didiagnosis Suspect TB paru. Hal ini juga didukung dari keluhan
utama pasien yaitu batuk dan BB sulit naik.
 Berdasarkan pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum pasien tampak baik, kesadaran
Compos mentis, suhu 36,50 C, nadi 110 denyut/ menit, respirasi 28x/menit, BB 8,3, SpO2
100 %. Dari hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil Hemoglobin yang rendah
dengan angka 10,1 g/dL dari rentang normal 12-14 g/dL dan hasil Hematokrit yang rendah
dengan angka 31 % dari rentang normal 37-43 %. Dari hasil tersebut maka pasien
didiagnosa mengalami anemia, tanda dehidrasi dan weight faltering.
PEMBAHASAN
 Setelah masuk ke rumah sakit melalui poliklinik pasien diberikan terapi Meropenem 3x 30 mg, Domperidone syr
3x 1/2 cth, dan Paracetamol syr 3x 1/4 cth. Pasien dilanjutkan dihari yang sama untuk rujuk ke rawat inap anak
lantai 3. Pemilihan antibiotik dapat bervariasi tergantung pada jenis mikroba penyebabnya. Oleh karena itu pada
terapi ISK sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan urin lengkap, kultur dan tes sensitivitas. Alasan
pemilihan antibiotik meropenem ialah karena dari hasil sensitivity test menunjukkan bakteri yang terdapat di urine
lebih sensitif terhadap antibiotik chloramphenicol, imipenem dan meropenem dari antibiotik yang lain.
Domperidon termasuk golongan antiemetik yang bekerja dengan mengurangi rangsangan mual atau muntah dari
otak. Paracetamol obat golongan analgesic-antipiretik yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh saat demam.
Bromhexine obat golongan ekspektoran atau mukolitik yang bekerja dengan mengencerkan dahak di saluran
pernafasan.
 Pasien masih mengeluhkan batuk dan nafsu makan menurun sampai tanggal 12 Mei 2023. Muntah dan demam
pada pasien berkurang dengan suhu badan 37,40 C. Terapi obat yang diberikan masih sama. Berkaitan dengan
adanya infeksi ditandai dengan batuk dan demam sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit, maka pasien harus
meningkatkan kebutuhan energi protein.
 Pada tanggal 13 Mei 2023 keluarga mengatakan keluhan berkurang. Demam berkurang pada suhu badan 360C.
Akan tetapi nafsu makan masih menurun dan sedikit anemia karena Hb masih rendah yaitu 9,8 g/dL dengan
rentang normal 12-14 g/dL. Sehingga Dokter menyimpulkan bahwa pasien boleh pulang dengan catatan ISK
penyembuhan dan mendapatkan obat pulang Chloramphenicol syr 3x 1 cth dan Ferriz drop 1x 0,6 ml.
Chloramphenicol adalah antibiotil yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Ferriz drop digunakan untuk
memenuhi kebutuhan zat besi, mencegah dan terapi defisiensi zat besi/ Fe.
 Berdasarkan pembahasan di atas dapat dilihat dari DRP bahwa tidak di temukan interaksi obat, penggunaan
antibiotik sudah tepat berdasarkan hasil kultur tes sensitivitas pada urin. Tidak ada efek samping dan alergi yang
mengganggu pada pasien. Pemilihan obat sudah tepat, dosis sudah tepat dan tidak terdapat duplikasi penggunaan
obat.
DAFTAR PUSTAKA

Bensman A, Dunand O, Ulinski T. Urinary tract infection. Dalam: Avner ED, Harmon WE, Niaudet P,
Yoshikawa N, penyunting. Pediatric Nephrology, edisi ke-6, SpringerVerlag, Berlin Heidelberg, 2009,h.1229-
310.
Coyle, E.A., & Prince, R.A., 2008, Urinary Tract Infections and Prostatitis, in Dipiro J.T., et al,
Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 7 th Edition, The Mc Graw-Hill Medical Inc, New York.
Garin EH, Olavarria F, Araya C, Broussain M, Barrera C, Young L. Diagnostic significance of clinical and
laboratory findings to localize site of urinary infection. Pediatr Nephrol 2007;22:1002-6.
Lambert H, Coultard M. The child with urinary tract infection. Dalam: Webb NJA, Postlethwaite RJ,
penyunting, Clinical Paediatric Nephrology, edisi ke-3, Oxford, Oxford University Press, 2003,h.197-225.
Michael M, et al. Short versus standard duration oral antibiotic therapy for acute urinary tract infection in
children. Cochrane Database Syst Rev, 2003(1): p. Cd003966.
National Institute for Health and Clinical Excellence. (2007): Urinary tract infection in children.
http://guidance.nice.org.uk..CG054.
Piercey KR, et al. Diagnosis and management of urinary tract infections. Curr Opin Urol 1993. 3: p. 25-9.
Press. Sudung,O, Pardede et al (2011). Konsensus infeksi saluran kemih pada anak. Pudjiadi, Antonius H.dkk,
editor. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. IDAI.2009. Jakarta. : IDAI Unit Kerja
Koordinasi Nefrologi.
Saputra KP. Panduan Tatalaksana Infeksi Saluran Kemih dan Genitalia Pria. Malang: Ikatan Ahli Urologi
Indonesia (IAUI); 2021.
Stamm WE. Urinary tract infection. Dalam: Greenberg A, Cheny AK, Cofman TM, Falk RJ, Jennette JC,
penyunting, Primer on kidney diseases: San Diego: National Kidney Foundation, Academic Press,
1994;h.243-6
Yilmaz A, Sevketoglu E, Gedikbasi A, Karyagar S, Kiyak A, Mulazimoglu M, dkk. Early prediction of urinary
tract infection with urinary neutrophil gelatinase associated lipocalin. Pediatr Nephrol 2009;24:2387-92.
HASIL SENSITIVITY
TEST
2.Hasil Pemeriksaan Radiologi
3.Pemeriksaan Hematologi
3.1.18 April 2023
3.2.11 Mei 2023

Anda mungkin juga menyukai