DISUSUN OLEH:
COACH:
Hj. Deviany, A.Ing, MM
NIP. 19630804 199003 2 003
KERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI
SUMATERA BARAT
2022
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
Solok,
Diajukan oleh,
Peserta
Menyetujui
Coach Mentor
ii
BERITA ACARA
Pada hari ini kamis, tanggal empat bulan Agustus tahun dua ribu dua puluh dua
pukul 08.00 waktu Indonesia barat bertempat di Kawasan Wisata Chinangkiak X
Koto Singkarak, telah diseminarkan Rancangan Aktualisasi Peserta Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Silpil Golongan III Angkatan I Tahun 2022.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
vii
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul,
jenis kelamin. Status pernikahan, umur, dan kondisi kecacatan.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
sesuai dengan yang tercantum dalam UU No.24 Tahun 2009 tentang
rumah sakit. Sedangkan fasilitas adalah segala sesuatu hal yang
menyangkut sarana, prasarana maupun alat (baik alat medik maupun
nonmedik) yang dibutuhkan oleh rumah sakit dalam memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pasien, yang tujuannya untuk
mempersingkat hari rawat pasien. Salah satu fasilitas non medis yang bisa
diberikan seorang perawat adalah tindakan mandiri perawat.
Hampir semua pasien yang dirawat dan menjalani pengobatan serta
yang menjalani berbagai prosedur dan berbagai tindakan dapat
mengakibatkan ansietas. Begitu pula pada pasien hipertensi, hampir
semua pasien hipertensi mengalami ansietas (Dorothi,et al, 2020).
Ansietas dapat memicu terjadinya peningkatan adrenalin yang
berpengaruh pada aktivitas jantung yaitu terjadinya vasokonstriksi
pembuluh darah dan dapat meningkatkan tekanan darah (Yupan, et
al,2015). Salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan ansietas
adalah penyakit hipertensi dan aspek -aspek psikologis yang
menyertainya. Jika ansietas pada pasien tidak diatasi akan menghambat
proses penyembuhan (Harapan, 2005). Salah satu terapi yang dapat
menurunkan kecemasan adalah tindakan keperawatan mandiri dengan
pemberian terapi hipnotis lima jari (Syukri Mohd, 2017).
Pada penelitian Gracia dkk (2017), beliau mengatakan ada
hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan hipertensi
yang dibuktikan dengan hasil uji chisquare ditemukan P=0,00. Hasil
pengamatan yang saya lakukan kurang lebih selama satu bulan di
ruangan interne RSUD Arosuka 8 dari 10 pasien hipertensi mengalami
viii
kecemasan yang ini akan berpengaruh terhadap peningkatan tekanan
darah dari pasien itu. Hal ini akan memperpanjang hari rawat pasien itu
sendiri. Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin membuat
rancangan aktualisasi dengan judul “Efektifitas Hipnosis Lima Jari
Terhadap Penurunan Tingkat Cemasan Pada Pasien Hipertensi”.
B. Identifikasi Isu
ix
Dampak : Mengganggu kenyamanan
x
Berdasarkan beberapa isu yang telah dijelaskan diatas, makaperlu
ditentukan isu utama atau isu pokok yang ada di ruangan rawat inap Interne
RSUD Arosuka agar bisa menentukan gagasan pemecahan isu. Dalam hal
penetuan isu utama tersebut maka akan dilakukan tekhnik analisis kualitas isu
dengan menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
salah satu alat yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas isu yang
akan diselesaikan. Berikut penjelasan USG:
1. Urgency : merupakan seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
2. Seriousness : seberapa serius isu itu harus dibahas, dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan.
3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.
Tabel 1.1
Analisis kualitas isu dengan menggunakan analisis USG
No Masalah Penilaian Total Rank
Kriteria Skor
U S G
1 Tingginya tingkat kecemasan 5 5 4 14 1
pada pasien hipertensi di
ruangan Interne
2 Kurang optimalnya komunikasi 4 4 4 12 2
terapeutik pada perawat saat
penerimaan pasien baru
3 Kurangnya penggunaan media 4 4 3 11 3
penyuluhan dalam pelaksanaan
edukasi terintegrasi.
xi
Tabel 1.2
Indikator Skor
Skala Nilai
5 Sangat penting
4 Penting
3 Cukup Penting
2 Kurang Penting
1 Tidak penting
xii
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
A. DESKRIPSI UMUM
1.1 Sejarah
Gambar 2.1
xiii
Kabupaten Solok berdiri berdasarkan UU nomor 12 tahun 1956 dan
pada tahun 1976, Kota Solok yang dulunya merupakan Ibukota dari
Kabupaten Solok memisahkan diri menjadi sebuah Kota Administratif.
Pada akhir tahun 2003, empat wilayah kecamatan di Kabupaten Solok
bahagian selatan yakni Kecamatan Koto Parik Gadang di ateh,
Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Sangir, Kecamatan Sangir Jujuan
dan Kecamatan Sangir Batang Hari juga memisahkan diri menjadi sebuah
kabupaten baru yakni Kabupaten Solok Selatan. Dengan dua kali
pemekaran ini luas Kabupaten Solok saat ini masih cukup luas yakni
3.738 km persegi, terbagi atas 14 wilayah kecamatan dan 74 nagari
(desa).
Berdasarkan data terakhir yang dikeluarkan oleh Dinas
Kependudukan dan catatan sipil Kabupten Solok, penduduk Kabupaten
Solok saat ini berjumlah 369.036 jiwa. 70% dari penduduk Kabupaten
Solok ini bermata pencaharian sebagai petani dan hidup dalam kondisi
sederhana. Pemekaran wilayah yang terjadi 2 kali ini tentunya
menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi Kabupaten
Solok. Aset yang dibangun dan dibina oleh pemerintah Kabupaten Solok
selama ini, tentunya ikut lepas kepada pemerintahan yang baru terbentuk.
Secara kebetulan, pelepasan asset yang terjadi 2 kali ini termasuk di
dalamnya pelepasan RSUD Muara Labuh. Artinya Kabupaten Solok
dengan terjadinya pemekaran hingga tahun 2008 yang lalu tidak lagi
memiliki Rumah Sakit.
Berdasarkan kondisi tersebut, semenjak tahun 2002, secara bertahap
telah dimulai pendirian Puskesmas Sukarami yang merupakan cika bakal
terbentuknya satu buah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) guna
penyediaan pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat yang
membutuhkan nantinya. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Solok
yang semula bernama Puskesmas Sukarami adalah Rumah Sakit milik
Pemerintah Kabupaten Solok yang berlokasi di wilayah Kabupaten
Solok. Dimulai pre operasionalnya 2 Mei 2007 dengan kapasitas
xiv
perawatan awal 27 buah tempat tidur. Setelah RSUD Kabupaten Solok
mulai operasional maka wilayah kerja Puskesmas sukarami berpindah ke
Puskesmas Gunung Talang dan Puskesmas Kayu Jao. Untuk melengkapi
jumlah puskesmas di Kabupaten Solok tetap sebanyak 18 buah maka
dibentuk lah Puskesmas baru yang berada di Paninjauan Kecamatan
Sepuluh Koto Diatas sebagai penganti dari puskesmas Sukarami.
Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka memiliki letak yang sangat
strategis sebagia pusat kesehatan dimana terletak dijantung Ibukota
Kabupaten Solok. Posisi yang sangat strategis ini membuat penanganan
medis menjadi lebih mudah dijangkau dari segala posisi oleh masyarakat
yang ada di Kabupaten Solok. Sejak tahun 2007 Rumah Sakit Umum
Daerah Arosuka merupakan rumah sakit dengan Type-D. Seiring
perkembangan Pemerintah Kabupaten Solok umumnya dan Rumah Sakit
Umum Daerah Arosuka khusunya ke arah yang lebih baik secara Sumber
Daya Manusia (SDM) dan fasilitas yang lebih memadai maka pada
tanggal 29 Desember 2009 berdasarkan surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1166/Menkes/SK/XII/2009 tentang peningkatan kelas,
maka Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka diakui sebagai rumah sakit
yang tergolong tipe C.
Untuk terus meningkatkan pelayanan dan mutu kesehatan yang lebih
baik, maka pada tanggal 4 Januari 2010 Rumah Sakit Umum Daerah
Arosuka sudah terdaftar di Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI dengan Nomor Kode RS 1303023 dan dilengkapi dengan
akreditasi Rumah Sakit Umum Daerah yang terus berkembang dari sisi
pelayanan. Sampai pada tahun 2015 Rumah Sakit Umum Daerah
Arosuka sudah memenuhi standar pelayanan dalam bimbingan
administrasi dan manajemen, pelayanan medis, pelayanan gawat darurat,
rekam medis, pelayanan radiologi, pelayanan laboratorium, pelayanan
kamar operasi, pelayanan gizi, pelayanan ICU, dan pelayanan Bank
Darah. Dan juga berdasarkan surat keputusan Bupati Nomor 445-236-
2016 tentang penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka Kabupaten
xv
Solok sebagai rumah sakit yang menerapkan pola pengelolaan keuangan
badan layanan umum daerah secara penuh sehingga harus bisa
mengorganisir diri sendiri untuk menuju pelayanan yang bagus terutama
untuk masyarakat dalam menunjang salah satu 4 pilar Kabupaten Solok
dalam pemerintahan sekarang. Dan berdasarkan Pelpres No.18 tahun
2016 tantang perangkat daerah dan dimulai tahun anggaran 2017 Rumah
Sakit Umum Daerah Arosuka Kabupaten Solok untuk urusan tugas,
fungsi, dan tata kerja rumah sakit umum daerah Arosuka dipimpin oleh
direktur yang bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Solok. Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka adalah merupakan salah satu
jaringan pelayanan kesehatan yang penting, sarat dengan tugas, beban,
masalah dan harapan yang digantungkan padanya. Rumah Sakit dapat di
analogikan sebagai makhluk hidup yang harus berinteraksi dengan
lingkungan yang berubah tersebut.
a. Visi
xvi
b. Misi
c. Tata Nilai
1. Kemanusiaan
2. Etika
3. Profesional
4. Manfaat
5. Keadilan
6. Persamaan hak
7. Anti diskriminasi
8. Pemerataan
9. Perlindungan
10. Keselamatan pasien
11. Fungsi social
12. Integritas
13. Kemitraan dan
14. Kemandirian
xvii
2. STRUKTUR ORGANISASI
Gambar2.3
B. DESKRIPSI KHUSUS
1. PROGRAM DAN KEGIATAN SAAT INI
Penulis selama bertugas di RSUD Arosuka Kabupaten Solok
melaksanakan tugas berdasarkan SKP dan Permenpan RB No. 25 tahun
xviii
2014 dan melaksanakan tugas sesuai kualifikasi sebagai ahli pertama
perawat dengan tugas fungsional.
Jabatan fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu. Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 35 Tahun 2019
telah diatur Jabatan Fungsional Perawat.
a. Tugas Pokok
Tugas Jabatan Fungsional Perawat yaitu melakukan kegiatan
Pelayanan Keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan, dan
pengelolaan keperawatan.
b. Fungsi Jabatan
Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Perawat Ahli Pertama
kategori keahlian sesuai jenjang jabatan, ditetapkan dalam butir kegiatan
sebagai berikut:
1) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
2) Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
3) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
4) Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut
5) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
6) Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya
pengawasan risiko
7) Infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;
8) Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar
pada
9) Pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
10) Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang
berdampak
11) Pada pelayanan kesehatan;
xix
12) Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan
penyakit menular;
13) Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
14) Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah
keperawatan;
15) Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
(merumuskan,
16) Menetapkan tindakan);
17) Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga
(merumuskan,
18) Menetapkan tindakan);
19) Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/ Kritikal;
20) Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
21) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan Pada tahap pre/intra/post operasi;
22) Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan
keperawatan;
23) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;
24) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
25) Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
mobilisasi;
26) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
27) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
28) Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman &
pengaturan suhu tubuh;
29) Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
30) Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;
xx
31) Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru
pada individu;
32) Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada
individu;
33) Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
34) Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
35) Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan
dalam meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;
36) Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
37) Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
38) Melakukan terapi aktivitas kelompok (tak) stimulasi persepsi;
39) Melakukan terapi aktivitas kelompok (tak) stimulasi sensorik;
40) Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan
komunikasi;
41) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di
area medikal bedah;
42) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di
area anak;
43) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di
area maternitas;
44) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di
area komunitas;
45) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di
area jiwa;
46) Melakukan perawatan luka;
47) Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama
dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi
pasien;
48) Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;
49) Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
50) Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
xxi
51) Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
52) Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan
keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer;
53) Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;
54) Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar
shift/unit/fasilitas kesehatan;
55) Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka
melakukan fungsi ketenagaan perawat;
56) Melakukan preseptorship dan mentorship;
2. ROLE MODEL
xxii
format CPPT keperawatan (Kompeten), selama kosultasi dengan beliau selalu
menciptakan suasana aman dan nyaman dan tidak pernah melakukan diskriminasi
kepada yang beda golongan (Harmonis), beliau selalu mengingatkan kami untuk
setia dengan profesi kami meskipun terkadang apa yang kami lakukan tidak diberi
reword oleh atasan (Loyal), beliau juga mengikuti perubahan dengan selalu
bertanya tentang ilmu terbaru keperawatan kepada kami yang kata beliau sebagai
fresh graduated dan beliau meminta kami untuk melakuakn diseminasi ilmu
setiap bulan saat pertemuan ruangan (Adaptif), saat konsul beliau selalu
memberikan masukan tentang rencana aktualisasi kami dan beliau selalu meminta
dan mendengarkan pendapat kami (Kolaboratif).
xxiii
BAB III
RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN OUTPUT YANG DIHARAPKAN
A. Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : RSUD Arosuka Kabupaten Solok
Identifikasi ISU : 1. Tingginya tingkat kecemasan pada pasien hipertensi di ruangan Interne
2. Kurang optimalnya komunikasi terapeutik pada perawat saat penerimaan pasien baru.
3. Kurangnya penggunaan media penyuluhan dalam pelaksanaan edukasi terintegrasi..
ISU Yang Diangkat : Tingginya tingkat kecemasan pada pasien hipertensi di ruangan Interne
Gagasan Pemecahan ISU : Efektifitas Hipnosis Lima Jari Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Hipertensi di
Ruangan Interne
24
Tabel 3.1
Rancangan Aktualisasi
25
1.1. Membuat janji Screenshoot chat Berorientasi
temu dengan whatsaap pelayanan
mentor Saya menghubungi
mentor melalui media
social “whatsapp”
dengan sopan dan
ramah
Harmonis:
Menciptakan kondisi
yang memungkinkan
untuk saling kolaborasi
dan bekerja sama,
meningkatkan
produktifitas bekerja
dan kualitas layanan
kepada pelanggan serta
berpakaian rapih dan
menujukkan sikap
ramah dan sopan
26
1.3. Mendiskusikan Disetujuinya Kolaboratif : terbuka
hasil isu-isu yang gagasan/ide kreatif dan memberi
ditemukan untuk rencana kesempatan pihak lain
kegiatan aktualisasi untuk memberikan
saran dan masukan
video dalam bekerja sama
mewujudkan
aktualisasi
27
Kolaborasi. Menghasilkan
yang terbaik secara kreatif,
inovatif, dan berkelanjutan
sesuai dengan nilai
Keunggulan.
28
(Adaptif) serta
mengumpulkan materi
dari sumber yang
terpercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan
(Kompeten)
29
2.4.Mendesign media Foto Saya mendesign
edukasi berupa lembar balik dan
lembar balik dan leaflat dengan
leaflat edukasi kreatif (adaptif)
tentang Hipnosis serta
Lima jari memperhatikan
kualitas media
edukasi (Inovasi)
30
2.6 Mencetak media Foto lembar balik Akuntabel:
edukasi lembar Penyediaan dan
balik dan leaflet penggunaan media
tentang Hipnosis lembar balik dan leaflet
Lima Jari yang akan
memperlancar kegiatan
ini sebagai bukti
tanggung jawab
31
mendengarkan arahan
dan pendapat mentor
(Kolaboratif)
32
yang lebih baik
Membuat Undangan
via WhatsApp Grup
dengan Bahasa
Indonesia secara baik
dan benar (Loyal)
33
Memberikan sesi
diskusi agar
membangun suasana
yang kondusif
(Harmonis) dan
berperilaku proaktif
(Adaptif) dalam
melakukan perubahan.
34
bermusyawarah dan
mendengarkan arahan
dan pendapat mentor
(Kolaboratif)
35
bahasa yang baik dan
benar, tidak
menggandung SARA
(Loyal)
36
(Akutanbel, profesional dan
Harmonis) berakhlak mulia serta
mampu memahami dan menciptakan manajemen
meningkatkan kualitas yang sehat dan harmonis
37
bermusyawarah dan
mendengarkan arahan
dan pendapat mentor
(Kolaboratif)
38
B. Jadwal Rencana Aktualisasi
39
Daftar Pustaka
Dorothy, dkk. 2020. Anxiety Sensitivity and Psychological Distress Among
Hypertensive Patients: The Mediating Role Of Experiental Avoidance
Gracia. 2017. Hubungan Tekanan Darah Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia
Santa Angela Di Samarinda.
40
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Loyal: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Syukri, Mohd. 2017. Efektifitas Terapi Hipnosis Lima Jari Terhadap Ansietas
Klien
Hipertensi Di Puskesmas Rawasari Kota Jambi.
41
Lampiran 1
42
LAMPIRAN 2
Lampiran 3
43
KETERKAITAN TERHADAP VISI MISI KEGIATAN
TOTAL
DAN TATA NILAI ORGANISASI 1 2 3 4 5
VISI Menjadi Rumah sakit Pilihan Utama Masyarakat 5
Dengan Pelayanan Yang Bermutu, Beretika dan
Berkeadilan.
Mewujudkan pelayanan sesuai standar dan 4
berorientasi kepada kepeuasan pelanggan
Mengutamakan keselamatan pasien 3
MISI Mewujudkan SDM yang professional dan berakhlak 3
Menciptakan manajemen yang sehat dan 2
harmonis
Kemanusiaan 4
Etika 2
Profesional 3
TATA
NILAI Anti Diskriminasi 3
Keselamatan Pasien 3
Integritas 3
44