Anda di halaman 1dari 61

RANCANGAN AKTUALISASI

DIGITALISASI KOMUNIKASI ANTARA DOKTER GIGI JAGA


DENGAN DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
DALAM MEMBERIKAN ASUHAN MEDIS

OLEH:

DRG. SUFIYANI HUSNAH


NIP. 198708072022032005
NDH: 33

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II DAN III ANGKATAN II
DI PALEMBANG
TAHUN 2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

DIGITALISASI KOMUNIKASI ANTARA DOKTER GIGI JAGA DENGAN


DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP) DALAM
MEMBERIKAN ASUHAN MEDIS

Oleh:
drg. SUFIYANI HUSNAH
NIP. 198708072022032005
NDH. 33

Telah disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari/Tanggal : Sabtu/ 13 Agustus 2022
Tempat : BPSDMD Provinsi Sumatera Selatan
Coach, Mentor,

Drs.M.Sutalhis,M.Si drg. Novita Idayani, Sp.KGA


Widyaiswara Ahli Madya Pembina (IV/a)
NIP.19660722 199503 1 003 NIP. 196811291994032004

Menyetujui:
a.n KEPALA BPSDMD PROVINSI SUMATERA SELATAN
KEPALA BIDANG PK MANAJERIAL

Tri Hartati, S.E., M.Si


Pembina (IV/a)
NIP. 197212192006042006

DAFTAR ISI
(RANCANGAN)

ii
Hal

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat............................................................................ 4
C. Ruang Lingkup................................................................................... 5
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI) ............................ 6
A. Deskripsi Organisasi........................................................................... 6
1. Profil Organisasi............................................................................. 6
2. Struktur Organisasi………………………………………………....8
B.. Visi Misi, Nilai-nilai Organisasi......................................................... 9
C. Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK……………………………………. 12
D. Kedudukan dan Peran PNS Menuju Terwujudnya
Smart Governance…………………………………………………..17
E. Deskripsi Isu/Situasi Problematik........................................................20
F. Analisis Isu……………………………………………………………23
G. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih........................................25
H. Matrik Rancangan...............................................................................26
I. Rekapitulasi Rencana AktualisasiI/Habituasi………………………...50
J. Jadwal Kegiatan ...................................................................................53
K. Kendala dan Antisipasi .......................................................................54
Daftar Referensi……………………………………………………….55

iii
DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 2.1 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu dengan Metode AKPK.....23
Tabel 2.2 Penetapan Isu Utama Berdasarkan Metode AKPK........................24
Tabel 2.3 Matrik Rancangan Kegiatan...........................................................27
Tabel 2.4 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi.........................................51
Tabel 2.5 Jadwal Kegiatan.............................................................................52
Tabel 2.6 Prediksi Kendala dan Antisipasi....................................................53

iv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 RSKGM Provinsi Sumatera Selatan............................................... 6
Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSKGM Provinsi Sumatera Selatan .............. 8

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aparatur Sipil Negara berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara memiliki tugas sebagai pelayan publik yang memberikan
pelayanan yang professional dan berkualitas. Menindaklanjuti undang-undang
tersebut telah ditetapkan Peraturan Lembaga Administrasi Negera Nomor 1 Tahun
2021 tentang Pelatihan Dasar Calon PNS ditetapkan bahwa Calon PNS wajib
mengikuti pelatihan dasar CPNS untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang
dilakukan secara terintegritas yaitu memiliki sikap bela negara, mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar PNS, dan mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS menuju
terwujudnya Smart ASN, karena PNS yang berkedudukan sebagai sumberdaya
aparatur Negara yang mempunyai peran menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Selain itu Pelatihan Dasar Calon PNS ini juga
bertujuan agar setiap peserta mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi
PNS dan menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi.

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintah. Kondisi ideal tata perilaku ASN diatur dengan detail dalam Pasal 3 UU
ASN yaitu bertingkah laku sesuai nilai dasar, berkode etik, komitmen, integritas,
tanggung jawab pada pelayan publik, berkompeten dan profesional dalam bertugas.
Dengan demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan
karakter dalam mencetak PNS.

Laporan aktualisasi ini disusun sebagai landasan pelaksanaan kegiatan


aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS dan kedudukan dan Peran PNS merupakan
bagian terintegrasi dari kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar) bagi CPNS Golongan III

1
dalam upaya mewujudkan pribadi ASN yang dapat mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
Kolaboratif (BerAKHLAK) dan dapat mengimplementaskan nilai Kedudukan dan
Peran PNS menuju terwujudnya Smart ASN di tempat tugas masing-masing selama
masa jabatannya di masa yang akan datang.

Rumah sakit adalah institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit Dokter dan/atau dokter gigi
merupakan salah satu tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit. Profesi seorang
dokter memiliki hak dan kewajiban yang telah ditetapkan di dalam Undang-Undang
Negara Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
Adapun hak seorang dokter dan/ atau dokter gigi dimuat dan diatur dalam Pasal 50
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran yang terdiri dari:
Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional; Memberikan pelayanan medis
menurut standar profesi dan standar prosedur operasional; Memperoleh informasi
yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan Menerima imbalan jasa.
Tanggung jawab dokter dan/ atau dokter gigi dalam menjalankan tugasnya juga
berhubungan erat dengan pertanggungjawaban hukum. Salah satunya yang sering
terkait adalah pertanggungjawaban dokter di bidang hukum perdata dan hukum
pidana. Dokter dan/ atau dokter gigi dalam menjalankan tugas profesinya, selain
disiplin dan etika profesi juga terdapat tanggung jawab hukum yang diemban oleh
dokter dan/ atau dokter gigi.

Oleh karena profesi bidang kedokteran dapat menghasilkan tuntutan hokum


apabila tidak berhati- hati dalam melakukan tindakan kedokteran, maka diharapkan
setiap dokter cermat dalam melilih tindakan kedokteran yang diberikan pada pasien
dan terus belajar mengembangkan ilmunya agar dapat memberikan pelayanan
kedokteram terbaik pada pasien..

2
Setiap pasien yang mendapat asuhan medis di rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap harus memiliki Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP):
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah seorang dokter, sesuai dengan
kewenangan klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan asuhan medis lengkap
(paket) kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit, dari awal sampai dengan
akhir perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap ) .
Pasal 23 Peraturan Menteri Kesehatan No 2052/Menkes/Per/X/2011 Tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran :

1) Dokter atau dokter gigi dapat memberikan pelimpahan suatu tindakan kedokteran
atau kedokteran gigi kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatan tertentu lainnya
secara tertulis dalam melaksanakan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi.

2) Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat dilakukan dalam keadaan di mana terdapat kebutuhan pelayanan yang
melebihi ketersediaan dokter atau dokter gigi di fasilitas pelayanan tersebut.

(3) Pelimpahan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
ketentuan:

a. Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan keterampilan


yang telah dimiliki oleh penerima pelimpahan;

b. Pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah pengawasan


pemberi pelimpahan

Berdasarkan UU tersebut Dokter Penanggung Jawan Pelayanan (DPJP) dapat


melimpahkan wewenang kepada dokter jaga sepanjang dibawah pengawasan DPJP.
Agar DPJP dapat selalu memantau kondisi dari pasien maka perlu ditingkatkan
komunikasi dan kerjasama yang baik dari tim para pemberi asuhan pasien yaitu
antara dokter jaga dan DPJP agar setiap pasien meliputi diagnosis dan tindakan medis
yang diberikan dapat selalu dipantau langsung oleh DPJP. Untuk mencapai kondisi

3
pelayanan yang efektif, efisien dan aman bagi pasien diperlukan komitmen dan
tanggung jawab dari seluruh personil pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya. Agar komunikasi antara Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan dan dokter jaga dapat selalu berjalan efektif dan efisien maka diperlukan
media khusus yaitu media social whatsapp grup khusus untuk pelaporan diagnosis
dan tindakan dari dokter jaga sehingga walaupun DPJP tidak sedang di tempat masih
bisa tetap dapat memantau tindakan kedokteran yang sedang berjalan.

Mengamati masalah di atas, penulis tertarik membuat rancangan kegiatan


aktualisasi yang berjudul “Digitalisasi Komunikasi antara Dokter Jaga dan Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dalam Memberikan Asuhan Medis”.
Rancangan kegiatan aktualisasi tersebut diharapkan dapat terus dikembangkan
menjadi inovasi dalam pelayanan di UPTD Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut.

B. TUJUAN DAN MANFAAT AKTUALISASI

1, Tujuan

a. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Berorientasi


Pelayanan, Akuntabel, Kompten, Harmonis,Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif
(BerAKHLAK) serta nilai kedudukan dan peran PNS untuk mendukung
terwujudnya Smart Governance (yaitu Manajemen ASN dan Smart ASN) di
Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan.

b. Terlaksananya optimalisasi komunikasi dan koordinasi antara Dokter Jaga


dan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dalam memberikan asuhan
medis.

4
2. Manfaat

a. Bagi Peserta

1)Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilainilai


dasar ASN yaitu (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif yang disebut dengan
BerAKHLAK) dan nilai kedudukan dan peran PNS untuk mendukung
terwujudnya Smart Governance (yaitu Manajemen ASN dan Smart ASN).

2)Agar DPJP dapat selalu mengawasi dan membimbing pelayanan medis


yang diberikan.

3)Kompetensi dokter jaga semakin baik

b. Bagi Unit Kerja

Mendukung visi dan misi UPTD Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

c. Bagi Stakeholder

Menerima pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang semakin baik

C. RUANG LINGKUP AKTUALISASI

Pelaksanaan kegiatan Habituasi dan Aktualisasi dilakukan ditempat tugas


peserta Latsar yaitu di UPTD Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan.

5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi

Gambar 2.1 Rumah Sakit Khusus Gigi Dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Provinsi Sumatera Selatan
terletak di jalan Kol. H. Burlian Km. 6 Palembang yang beroperasional mulai
bulan Februari tahun 2013. Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut merupakan Unit
Pelaksana teknis Dinas Provinsi Sumatera Selatan yang melayani kebutuhan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan kapasitas 12 tempat tidur.

Pada tahun 2018 Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera
Selatan telah terakreditasi dengan lulus tingkat PERDANA yang disahkan pada
tanggal 17 Januari 2018 berlaku sampai dengan 4 Desember 2020. 6

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang


Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, maka

6
Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan
keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 435/KPTS/BPKAD/2016 tanggal
18 Juli 2016 telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Khusus yang menerapkan
Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Berikut ini merupakan profil RSK. Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan

Nama Rumah Sakit : RSK Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan.

Pemilik : Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Alamat : Jl. Kol. H.Burlian KM 6 Palembang

Telepon/ Fax : 0711-5610491 / 0711- 5610494

Kelas :C

Email : rskgm.provsumsel@yahoo.com

7
2. Struktur Organisasi

KEPALA RSK
GIGI DAN MULUT

KOMITE SEKSI PELAYANAN GIGI SEKSI KEPERAWATAN KOMITE SPI KASUBAG TU


MEDIK DAN MULUT PENUNJANG KEPERA
MEDIS WATAN
Umum dan Perlengkapan

Pelayanan Unit Gawat Darurat PJR Rawat Inap Keuangan


Staf
Medis
Fungsi Perencanaan dan Evaluasi
Pelayanan OK PJR Ruangan OK
onal
Kepegawaian
Pelayanan Laboratorium Darah PJR Gawat Darurat
IPSRS
Pelayanan Laboratorium Gigi PJR Poli Umum

Pelayanan Radiologi PJR Poli VIP Litbangdik

Pelayanan Farmasi dan Material

Pelayanan Rekam Medis

Pelayanan Gizi

Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan CSSD

Gambar 2.2 Struktur Organisasi RSKGM Provinsi Sumatera Selatan

8
B. Visi, Misi dan Nilai Organisasi

1. Visi dan Misi Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumsel

a. Visi

“ Menjadi Rumah Sakit Rujukan Gigi dan Mulut terdepan di Indonesia,


sebagai pusat pendidikan, pelatihan dan pelayanan gigi dan mulut yang
professional dan berstandar internasional.”

b. Misi

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima, bermutu danprofessional


kepada pelanggan dengan kondisi pelayanan kesehatan yang nyaman, aman
dan ramah lingkungan.

2. Mempersiapkan tenaga kesehatan yang handal, professional, kompeten dan


berdedikasi tinggi.

3. Menjalin kerja sama dengan instansi terkait dan lintas sector maupun pihak
swasta untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam upaya
pencegahan penyakit gigi dan mulut.

4.Memfasilitasi tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran gigi dan


tenaga kesehatan lainnya.

5.Menjadikan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Prov. Sumatera Selatan
sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan gigi.

2. Nilai – nilai Organisasi Kementerian Kesehatan

1) Pro Rakyat

9
 Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kemenkes selalu
mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik
untuk rakyat.

 Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi – tingginya bagi setiap orang


adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan,
agama, dan status sosial ekonomi.

2) Inklusif

 Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak,


karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanaka oleh
Kemenkes saja.

 Seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi


lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat, pengusaha,
masyarakat madani, dan masyarakat akar rumput.

3) Responsif

 Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat,


serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi
setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.

 Faktor – faktor tersebut menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan


kesehatan yang berbeda – beda, sehingga diperlukan penanganan yang
berbeda pula.

4) Efektif

 Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang
telah ditetapkan dan bersifat efisien.

10
5) Bersih

 Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi


dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.

3. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta Pelatihan

Peserta pelatihan adalah ahli pertama pada UPTD Rumah Sakit Khusus Gigi
dan Mulut. Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional dokter gigi menurut
Kepmenpan Nomor 141 tahun 2003 sebagai berikut :

1. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut umum rawat jalan tingkat
pertama;

2. Melakukan pelayanan medik gigi dan mulut spesialistik rawat jalan


tingkat pertama;

3. Melakukan tindakan khusus medik gigi dan mulut tingkat sederhana


oleh Dokter Gigi Umum;

4. Melakukan tindakan medik gigi dan mulut spesialistik tingkat I;

5. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut tingkat sederhana;

6. Melakukan tindakan darurat medik gigi dan mulut kompleks tingkat I;

7. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;

8. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut tingkat sederhana;

9. Melakukan pemulihan fungsi gigi dan mulut kompleks tingkat I;

10.Melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut;

11.Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit


gigi dan mulut;

11
12.Melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut;

13.Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien rawat jalan;

14.Membuat catatan medik gigi dan mulut pasien rawat inap;

15.Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;

16. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;

17.Menguji kesehatan;

18.Melakukan visum et repertum;

19.Menjadi saksi ahli;

20.Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;

21.Melakukan dental forensik dengan pemeriksaan laboratorium;

22.Melakukan tugas jaga panggilan/on call;

23.Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit;

24.Melakukan tugas jaga di tempat pasien.

C. NILAI-NILAI DASAR BerAKHLAK

Tatanan nilai dasar (core values) seorang ASN adalah Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel,Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK).
Hal ini berdasarkan kode etik dan kode perilaku yang tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Negara dan Surat Edaran Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi Republik Indonesia

12
Nomor 20 Tahun 2021. Nilai-nilai dasar BerAKHLAK adalah panduan perilaku
bagi ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

Nilai-nilai dasar PNS yaitu:


1. Berorientasi Pelayanan
Salah satu fungsi ASN berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 5
Tahun adalah sebagai pelayan publik. Sebagai pelayan publik, ASN harus
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Definisi
Pelayanan Publik menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik, adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanansesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Berorientasi pelayanan adalah komitmen memberikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat. Kode etik dan perilaku dari nilai ini adalah
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti
2. Akuntabel
Akuntabel merupakan bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan.
Akuntabilitas merupakan satu dari 12 Asas Pelayanan Publik sebagaimana
diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggungjawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban untuk mempertanggung-jawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina dan lebih
luasnya kepada publik.
Akuntabel memiliki kode etik perilaku sebagai berikut:

13
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi.
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab,
efektif dan efisien.
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompeten
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill) dan sikap (attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan
dan perilaku seseorangsesuai tuntutan pekerjaan. Pengertian yang sama juga
digunakan dalam konteks ASN, kompetensi adalah deskripsi pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan
dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai yang
profesional dan kompetitif.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
a. Kompetensi Teknis, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan, yang spesifik berkaitan
dengan bidang teknis jabatan.
b. Kompetensi Manajerial, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan untuk 12 memimpin dan/atau
mnengelola unit organisasi.
c. Kompetensi Sosial Kultural, yaitu yaitu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama,
suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai moral,
emosi dan prinsip yang harus dipenuhi setiap pemegang jabatan untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang- Undang Nomor
5 Tahun 2014 tentang ASN adalah adanya hak pengembangan pegawai

14
sekurangkurangnya 20 (dua puluh) jam pelajaran bagi PNS dan maksimal 24
(dua puluh empat) jam pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK).
Kompeten memiliki 3 kode etik perilaku ASN, yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah.
b. Membantu orang lain belajar.
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna dari harmonis
adalah bersangkut paut dengan harmoni; seiya sekata. Menerapkan sikap yang
menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis tidak hanya berlaku untuk sesama ASN
di lingkup kerja, tapi juga berlaku bagi stakeholders. Sikap dan perilaku ini bisa
ditunjukkan dengan toleransi, empati dan keterbukaan terhadap perbedaan, serta
dengan mengacu pada 12 Kode Etik ASN yang tertuang dalam Pasal 5 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014. Dalam mewujudkan suasana harmoni, ASN
harus bersikap netral dan adil, tidak memihak padasatu golongan/kelompok dan
tidak berlaku diskriminatif dan harus objektif. ASN harus bisa mengayomi
kepentingan minoritas dan memiliki sikap toleran atas perbedaan, suka
menolong dan dapat menjadi figure dan teladan di lingkungan masyarakat.
Kode etik perilaku yang terkandung pada sikap Harmonis, yaitu:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
b. Suka menolong orang lain.
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan bangsa dan negara. Secara
etimologis,istilah “loyal” diadaptasi dari Bahasa Perancis “Loial” yang artinya
mutu dari sikap setia.Secara harfiah, loyal berarti setia atau suatu kesetiaan.
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

15
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang
Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara,
disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu
strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(World Class Government), pemerintah telah meluncurkan Core Values ASN
BerAKHLAK dan Employer Branding Bangga Melayani Bangsa.
Loyal merupakan salah satu core value penting yang harus dimiliki dan
diimplementasikan oleh setiap ASN. Cara untuk membangun perilaku loyal,
antara lain dengan membangun rasa kecintaan dan memiliki, meningkatkan
kesejahteraan, memenuhi kebutuhan rohani, memberikan kesempatan
peningkatan karir dan melakukan evaluasi kinerja secara berkala. Adapun
panduan kode etik perilaku loyal adalah:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia pada NKRI serta
pemerintahan yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara.
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang membuat seorang aparatur
harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada.
Siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan semakin 14 tertinggal. Adaptasi
dapat dilakukan dengan terus berinovasi dengan mengembangkan kreatifitas.
Setiap pegawai harus selalu bertindak proaktif dan tidak hanya berpangku
tangan. Adaptif adalah terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta
menghadapi perubahan.
Adapun kode etik perilaku Adaptif antara lain:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas.
c. Bertindak proaktif.

16
7. Kolaboratif
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak
dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi dalam pembangunan, dapat mempercepat pencapaian suatu
visi dan cita-cita. Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama
dapat menghasilkan nilai tambah dan mempercepat mencapai tujuan bersama.
Kolaboratif adalah membangun kerja sama yang sinergis.
Panduan perilakunya adalah:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

D. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS MENUJU TERWUJUDNYA SMART


GOVERNANCE
1. Manajemen ASN
ASN memiliki kedudukan dan peran dalam manajemen ASN. Manajemen
ASN adalah pengelola ASN untuk menghasilkan ASN yang profesional,
memiliki nilai-nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya Aparatur Sipil Negara yang unggul dan selaras dengan perkembangan
ancaman. ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Kedudukan ASN
berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN
merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat penting, mengingat
dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, isu putra daerah hampir

17
terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di
daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
Untuk menjalankan kedudukannya, maka ASN memiliki fungsi sebagai
berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
b. Pelayan publik
c. Perekat dan pemersatu bangsa.
Peran ASN adalah sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. ASN
berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik
dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. ASN berfungsi,
bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah serta menjunjung tinggi martabat
ASN dan mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan.

2. Smart ASN
Era digitalisasi mendesak setiap aspek untuk memahami pentingnya peran
dari dunia digital, salah satunya pegawai ASN. Era digitalisasi memberikan
kemudahan dalam melakukan segala hal. Banyak manfaat yang diperoleh dari
kemajuan teknologi informasi, salah satunya perkembangan pesat bidang
komunikasi. Saat ini, perilaku manusia dalam berkomunikasi menjadi semakin
kompleks. Dahulu, manusia berkomunikasi dengan cara bertemu, namun
dengan adanya teknologi, tersedia media baru dalam berkomunikasi, yaitu

18
melalui jejaring sosial. Jejaring sosial membuat manusia terhubung satu sama
lain tanpa harus bertatap muka. Dengan media baru ini, informasi juga dapat
disebar luaskan dengan cepat.
Pada era digitalisasi, ASN dituntut untuk menjadi Smart ASN yang
memahami perkembangan dan pengoperasian digital di dunia kerja. ASN
diharapkan dapat memiliki karakter yang efektif, efisien, inovatif, dan memiliki
kinerja yang bermutu dalam penyelenggaraan program pemerintah, khususnya
program literasi digital, pilar literasi digital, sampai implementasi dan implikasi
literasi digital dalam kehidupan bersosial dan dunia kerja.
Nilai-Nilai Smart ASN adalah sebagai berikut:
a. Berintegritas, yaitu adanya keselarasan antara hati dan tindakan serta
senantiasa mengedepankan kejujuran.
b. Nasionalisme, yaitu bahwa ASN harus mempunyai jiwa cinta tanah air yang
tinggi.
c. Profesional, yaitu mempunyai kemampuan yang tinggi serta bekerja dengan
berdasarkanaturan yang berlaku.
d. Wawasan global, yaitu memiliki pandangan yang luas, serta mengetahui
bagaimana caramenghargai perbedaan seperti perbedaan ras, warna kulit,
ideologi, dan nasionalisme.
e. Menguasai IT, yaitu ASN dituntut untuk tidak gagap teknologi, yakni dapat
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk
dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam meningkatkan
efektifitas dan efisiensi.
f. Menguasai bahasa asing, yaitu memiliki kemampuan menguasai bahasa
asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin, dan lain-lain di samping
kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
g. Hospitality, yaitu memiliki sifat baik hati dan menarik budi bahasanya,
manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap melakukan aktivitas dan
pekerjaan.

19
h. Network, yaitu memiliki jaringan yang luas dan mampu menjaga jaringan
tersebut baik dalam satu instansi maupun dengan instansi lain.
i. Enterpreneur, yaitu jiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya
keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam
menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab.

E. DESKRIPSI ISU/SITUASI PROBLEMATIK

Berkaitan dengan laporan aktualisasi ini sumber isu yang diangkat berasal dari
Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), kegiatan
inisiatif penulis dengan persetujuan mentor, dan penugasan dari atasan. Semuanya
akan disimkronkan sesuai dengan keterkaitan materi BerAKHLAK, manajemen
ASN, smart ASN.

Isu merupakan hal yang penting untuk diidentifikasi sebelum membuat


rancangan aktualisasi. Karena isu inilah yang menjadi acuan sebagai landasan
menentukan solusi terkait permasalahan yang timbul dalam instansi. Berdasarkan
hasil pengamatan dan kondisi lapangan, situasi problematika yang sering terjadi pada
UPTD Rumah SAKIT khusus Gigi dan Mulut dijabarkan sebagai berikut :

1. Belum optimalnya koordinasi antara Dokter Jaga dan Dokter Penanggung


Jawab Pelayanan (DPJP) dalam memberikan asuhan medis

Deskripsi isu : Komunikasi merupakan salah satu akar penyebab


terjadinya kesalahan pemberian tindakan medis Dalam
pelayanan kesehatan, 70-80% kesalahan disebabkan dari
buruknya komunikasi dan pemahaman dalam tim. Maka
dari itu kolaborasi yang baik dapat meningkatkan mutu
pelayanan yang semakin baik pada pasien Komunikasi
yang tidak efektif memiliki konsekuensi yang berpotensi

20
negatif, untuk semua yang terlibat dalam proses pelayanan
kesehatan.

Kondisi ideal : Terjalinnya komunikasi antara Dokter Jaga dan Dokter


Penanngung Jawab Pelayanan (DPJP) dalam memberikan
asuhan medis.

Kaitan dengan materi : Manajemen ASN dan Smart ASN

2. Belum optimalnya Response Time di IGD

Deskripsi isu : Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah sektor rumah sakit
yang memberikan pelayanan  pertama pada pasien gawat
darurat dengan cepat, tepat dan cermat untuk mencegah
terjadinya kematian atau kecacatan. Oleh karena itu
dibutuhkan response time (waktu tanggap) yang tepat dan
efisien sejak pasien datang sampai dilakukan penanganan
awal. Response time menjadi indikator keberhasilan
penanganan medik dan dapat mempengaruhi kualitas
pelayanan gawat darurat di IGD.

Kondisi ideal : Rensponse time yang cepat dan tepat sehingga pasien
segera bisa ditangani dengan cepat.

Kaitan dengan materi : Manajemen ASN, Smart ASN.

3. Terjadinya keluhan pasca perawatan endodontic

Deskripsi isu :Keluhan pasca perawatan endodontic dapat terjadi


disebabkan oleh irigasi saluran akar yang tidak bersih,
isolasi yang buruk, pemilihan dan penggunaan material dan
teknik obturasi yang tidak tepat. Bahan seperti Thermafil
sangat sensitif terhadap teknik dan jika tidak digunakan

21
dengan benar tentu akan menyebabkan kegagalan saluran
akar.

Kondisi ideal : Setelah selesai dilakukan perawatan saluran akar, pasien


diminta untuk berkunjung (kontrol) perawatan untuk
melihat apakah ada keluhan setelah selesai dilakukan
perawatan.

Kaitan dengan materi : Manajemen ASN, Smart ASN.

4. Belum adanya pemberian prioritas jam perawatan di bagian admisi pada


pasien compromised medis

Deskripsi isu :pasien usia lanjut seringkali sudah letih ketika dipanggil
untuk melakukan perawatan gigi ataupun pencabutan
gigi.. Sedangkan biasanya pasien lansia ini mempunyai
keluhan sistemik juga seperti hipertensi ataupun diabetes.
Sehingga ketika akan dilakukan perawatan atau
pencabutan kondisi pasien sudah tidak ideal dilakukan
perawatan.

Kondisi idel : pasien lansia, compromised medis mendapatkan prioritas


pelayanan kesehatan

Kaitan dengan materi : Manajemen ASN, Smart ASN.

F. ANALISIS ISU

Analisis isu merupakan salah satu tahap dalam mengelompokkan isu


berdasarkan tingkatan kriteria tertentu dan dilakukan menggunakan sebuah metode.
Analisis isu yang digunakan dalam rancangan ini adalah metode AKPK. Metode

22
AKPK merupakan singkatan dari Aktual, Kekhayalakan, Problematik, dan
Kelayakan.

1. Aktual, yaitu Isu benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan dimasyarakat.

2. Kekhalayakan, yaitu Isu menyangkut hajat hidup orang banyak.

3. Problematik, yaitu Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin.

4.Kelayakan, yaitu masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan


inisiatifpemecahan masalahnya.

5. Hasil akhir dari tahapan ini adalah pengelompokan isu sesuai dengan grade. Isu
dengan grade tertinggi merupakan isu yang akan diprioritaskan untuk rancangan.
Grade isu didapat dengan memberikan score 1 sampai dengan 5

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 2.1 Bobot penetapan kriteria kualitas isu dengan metode AKPK

23
Secara lengkap analisis penilaian kualitas isu dengan metode AKPK dapat
dilihat pada tabel di bawah

No Isu Kriteria Jumlah Peringkat


A K P K
1. Belum 4 5 3 5 17 1
optimalnya
komunikasi
antara Dokter
Jaga dan Dokter
Penanggung
Jawab Pelayanan
(DPJP) dalam
memberikan
asuhan medis
2. Belum 4 4 4 4 16 2
optimalnya
Response Time
di IGD
3. Terjadinya 3 4 3 4 14 3
keluhan pasca
perawatan
endodontic
4. Belum adanya 3 3 3 3 12 4
pemberian
prioritas jam
perawatan di
bagian admisi
pada pasien
compromised
medis
Tabel 2.2 Penetapan isu utama berdasarkan metode AKPK

Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan metode analisis AKPK, didapat


bahwa isu dengan grade tertinggi sekaligus menjadi core issue dan perlu dicari
pemecahan masalahnya yaitu ” Belum optimalnya komunikasi antara Dokter Jaga dan
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dalam memberikan asuhan medis di

24
UPTD Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan” dan
selanjutnya akan disinkronkan sesuai dengan keterkaitan materi BerAKHLAK,
manajemen ASN, dan Smart ASN.

G. ARGUMENTASI TERHADAP CORE ISSUE TERPILIH

Setelah menentukan isu yang akan dipecahkan, selanjutnya adalah tahapan-


tahapan kegiatan yang akan dilakukan dengan melihat faktor penyebab terjadinya isu
yang dituangkan ke dalam matriks rancangan aktualisasi.

Rumah sakit adalah institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit. Untuk mencapai kondisi
pelayanan yang efektif, efisien dan aman bagi pasien diperlukan komitmen dan
tanggung jawab dari seluruh personil pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya. Kerjasama tim para pemberi asuhan pasien
merupakan prasyarat untuk mecapai tujuan tersebut dan dilengkapi dengan
komunikasi yang baik dari seluruh personil baik dokter jaga maupun Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) mengenai pilihan tindakan kedokteran yang
paling baik yang dapat diberikan pada pasien. Selama ini antara dokter jaga dan
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) belum berkomunikasi secara intens
mengenai perawatan yang diberikan pada pasien. DPJP biasanya seorang dokter
spesialis yang keilmuannya di atas dokter gigi umum/dokter jaga. Pada forum
komunikasi melalui whatsapp grup maka setiap tindakan yang diberikan oleh dokter
jaga akan selalu dinilai oleh DPJP dan diarahkan oleh DPJP sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dokter jaga untuk memberikan pelayanan yang semakin
baik pada pasien.

25
H. MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : UPTD Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

Identifikasi Isu :

1. Belum optimalnya komunikasi antara Dokter Jaga dan Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) dalam memberikan asuhan medis.

2. Belum optimalnya Response Time di IGD.

3. Terjadinya keluhan pasca perawatan endodontik.

4. Belum adanya pemberian prioritas jam perawatan di bagian admisi pada pasien
compromised medis

Isu yang diangkat :

“ Belum optimalnya komunikasi antara Dokter Jaga dan Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) dalam memberikan asuhan medis”.

Gagasan Pemecahan Isu :

1. Melakukan konsultasi sekaligus meminta persetujuan dengan mentor mengenai


rancangan aktualisasi.

2. Melakukan sosialisasi pada Dokter Jaga dan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP) mengenai akan dibuat whatsapp grup khusus dokter jaga dan Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan.

3. Membuat whatsapp grup khusus dokter jaga dan Dokter Penanngung Jawab
Pelayanan (DPJP) dalam memberikan asuhan medis kepada pasien.

4. Melakukan evaluasi efektifitas digitalisasi komunikasi dari dokter jaga dan DPJP.

26
No Kegiatan Tahapan Output/ Keterkaitan Substansi Kontribusi Tahapan Penguatan
Kegiatan Hasil Mata
Tabel 2.3 Matriks PelatihanAktualisasi
Rancangan Visi-Misi Organisasi Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan Berkonsultasi = Screenshoot Keterkaitan dengan Kegiatan yang 1) Pro Rakyat
konsultasi dengan mentor wa nilai dasar dilakukan sesuai •Dalam penyelenggaraan
sekaligus mengenai -Foto BerAKHLAK: dengan visi dan misi pembangunan kesehatan,
meminta rancangan -Video Akuntabel UPTD Rumah Sakit Kemenkes selalu
persetujuan aktualisasi, Melaksanakan tugas Khusus Gigi dan mendahulukan
dengan menggunakan dengan Mukut, yaitu: kepentingan rakyat dan
mentor media virtual jujur, bertanggung harus menghasilkan yang
mengenai (whatsApp, jawab, a. Visi terbaik untuk rakyat.
rancangan email), ataupun cermat, “Menjadi Rumah Sakit • Diperolehnya derajat
aktualisasi tatap muka disiplin dan Rujukan Gigi dan kesehatan yang setinggi–
berintegritas tinggi. Mulut terdepan di tingginya bagi setiap
Konsultasi dilakukan Indonesia, sebagai orang adalah salah satu
dengan integritas pusat pendidikan, hak asasi manusia tanpa
yang pelatihan dan membedakan suku,
tinggi,transparan, pelayanan gigi dan golongan, agama, dan
cermat, dan mulut yang status sosial ekonomi.
bertanggung jawab atas professional dan 2) Inklusif
segala perbaikan berstandar •Semua program
yang diberikan. internasional.” pembangunan kesehatan
Tidak harus melibatkan semua
menyalahgunakan pihak, karena
kewenangan jabatan. b. Misi pembangunan kesehatan
Konsisten dalam 1.Memberikan tidak mungkin hanya
menjalankan tugas pelayanan kesehatan dilaksanaka oleh
pokok dan fungsi yang prima, bermutu Kemenkes saja.

27
jabatan. danprofessional kepada •Seluruh komponen
pelanggan dengan masyarakat harus
kondisi pelayanan berpartisipasi aktif,yang
Kompeten kesehatan yang meliputi lintas sektor,
Meningkatkan nyaman, aman dan organisasi profesi,
kompetensi diri untuk ramah lingkungan. organisasi masyarakat,
menjawab tantangan 2. Mempersiapkan pengusaha, masyarakat
yang selalu berubah. tenaga kesehatan yang madani, dan masyarakat
Berusaha menunjukkan handal, professional, akar rumput.
kinerja terbaik dalam kompeten dan 3) Responsif
melaksanakan berdedikasi tinggi. •Program kesehatan
aktualisasi dan terus 3. Menjalin kerja sama harus sesuai dengan
berkonsultasi dengan instansi terkait kebutuhan dan keinginan
Untuk mencapai dan lintas sector rakyat, serta tanggap
keberhasilan dan maupun pihak swasta dalam mengatasi
berjalan sukses. untuk meningkatkan permasalahan di daerah,
Membantu orang lain peran aktif masyarakat situasi kondisi setempat,
belajar.Dalam dalam upaya sosial budaya dan kondisi
melakukan konsultasi, pencegahan penyakit geografis.
terdapat suatu proses gigi dan mulut. •Faktor – faktor tersebut
belajar dan 4.Memfasilitasi menjadi dasar dalam
menerapkan learning tercapainya tujuan mengatasi permasalahan
agility. pendidikan profesi kesehatan yang berbeda –
Melaksanakan tugas kedokteran gigi dan beda, sehingga
dengan kualitas tenaga kesehatan diperlukan penanganan
terbaik. lainnya. yang berbeda pula.
Melakukan setiap 5.Menjadikan Rumah
tahapan Sakit Khusus Gigi dan 4) Efektif
konsultasi dengan Mulut Prov. Sumatera •Program kesehatan

28
kualitas yang maksimal. Selatan sebagai pusat harus mencapai hasil
rujukan pelayanan yang signifikan sesuai
Harmonis kesehatan gigi. target yang telah
Menghargai setiap ditetapkan dan bersifat
orang apapun latar efisien.
belakangnya. 5) Bersih
Meminta saran dan • Penyelenggaraan
arahan dari mentor pembangunan kesehatan
terkait keputusan terbaik harus bebas dari korupsi,
dari isu terpilih kolusi dan nepotisme
meskipun ada (KKN), transparan dan
perbedaan latar belakang akuntabel.
profesi.
Membangun
lingkungan kerja yang
kondusif.
Dapat meningkatkan
kepedulian dan selaras
dalam hubungan kerja
antara perseptor dan
mentor melalui
konsultasi secara
bertukar fikiran, ide dan
pendapat.

Adaptif
Cepat menyesuaikan
diri menghadapi
perubahan. Bersikap
proaktif dengan

29
mencatat, menanggapi
dan mengikuti arahan
dari mentor.
Bertindak proaktif.
Mengikuti arahan dan
saran dari mentor
sebagai bentuk antusias
terhadap perubahan
demi tujuan yang
disepakati bersama.

Kolaboratif
Memberi kesempatan
kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi.
Mendengarkan dan
mencatat setiap masukan
dan koreksi dari mentor
sebagai bentuk sinergi
untuk hasil yang lebih
baik. Terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai
tambah. Adanya
kesediaan bekerja sama
dengan menerima
masukan dan arahan
yang kemudian
diaplikasikan dalam

30
rancangan aktualisasi.
Menggerakkan
pemanfaatan berbagai
sumber daya untuk
tujuan bersama
Melakukan konsultasi
dengan mentor,
menggunakan media
elektronik (wa) sebagai
bagian dari sinergi
untuk hasil yang lebih
baik.

2. Melakukan 1. Meminta ijin 1.Daftar Hadir Keterkaitan dengan


sosialisasi untuk memakai 2. Foto nilai-nilai dasar
pada Dokter ruangan 3. Video BerAKHLAK
Jaga dan 2.Membuat BERORIENTASI
Dokter jadwal sosialisasi PELAYANAN
Penanggung 3.Mengundang Memahami dan
Jawab para Dokter Jaga memenuhi kebutuhan
Pelayanan dan Dokter masyarakat.
(DPJP) Penanngung .  Ramah, cekatan,
mengenai Jawab Pelayanan dan solutif, dan dapat
akan dibuat 3.Menyiapkan diandalkan.
whatsapp lembar daftar
grup khusus hadir AKUNTABEL
dokter jaga 4.Melakukan Melaksanakan tugas
dan Dokter sosialisasi dan denganjujur,
Penanggung menjelaskan cara

31
Jawab pelaporan bertanggung jawab,
Pelayanan. meliputi diagnosis cermat, disiplin, dan
dan tindakan berintegritas tinggi.
Melakukan sosialisasi
dengan penuh jelas,
jujur dan penuh rasa
tanggung jawab
•Sosialisasi
menggunakan kalimat
yang efektif dan efisien
sehingga mudah
dipahami.

KOMPETEN
Meningkatkan
kompetensi diri untuk
menjawab tantangan
yang selalu berubah .
Membantu orang lain
belajar
Memberikan
penjelasan pada saat
sosialisasi pentingnya
whatsapp grup sejawat
guna menjadi ajang
transfer pengetahuan
dan untuk mendengar
pendapat dari Dokter
Penanggung Jawab

32
Pelayanan (DPJP)
sebagai ahli
dibidangnya mengenai
tata laksana perawatan
yang dilakukan dokter
jaga.
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik.

HARMONIS
Menghargai setiap
orang apapun latar
belakangnya.
Menghargai setiap
pendapat dan saran
untuk rencana
kegiatan aktualisasi
terbaik.
 Suka menolong
orang lain.
Peduli mau membantu
menjelaskan ulang bila
ada bagian atau materi
yang kurang dimengerti
Membangun
lingkungan kerja yang
kondusif
LOYAL

33
Memegang teguh
ideologi Pancasila,
UUD tahun 1945, setia
pada NKRI serta
pemerintahan yang
sah.
Memberikan
penjelasan saat
sosialisasi sesuai dengan
norma dan peraturan
yang berlaku tanpa
melanggar aturan yang
ada.
Menjaga nama baik
sesama ASN,
pimpinan, instansi, dan
Negara.
Melakukan sosialisasi
dengan rasa sopan
santun dan beretika
.Sosialisasi diakukan
atas dasar ingin antara
dokter jaga dan DPJP
ingin mencapai
komitmen bersama
mengenai standar
pelayanan yang sama
pada pasien.
Sosialisasi dilakukan

34
dengan penuh dedikasi
dan sebagai bentuk
pengabdian dokter
untuk terus belajar
memberikan pelayanan
terbaik pada pasien.

ADAPTIF
Cepat menyesuaikan
diri menghadapi
perubahan.
 Terus berinovasi dan
mengembangkan
kreatifitas.
Melakukan sosialisasi
secara profesionalisme
dengan metode yang
lebih menarik dan
kreatif Bertindak
Proaktif.

KOLABORATIF
Memberikan
kesempatan kepada
berbagai pihak untuk
berkontribusi.
Melakukan kerjasama
dan sinergi dengan
pihak bagian Tata Usaha

35
dalam hal
pemanfaataan
sumberdaya yaitu
meminjam ruangan
solusi
3. Membuat Mengundang para -Whatsapp Keterkaitan dengan
whatsapp dokter bergabung grup nilai dasar
grup khusus di whatsapp grup -Screenshoot BerAKHLAK:
dokter jaga laporan dari Berorientasi pelayanan
dan Dokter dokter jaga Untuk dapat
Penanngung memberikan pelayanan
Jawab kesehatan berkualitas
Pelayanan dan berorientasi pada
(DPJP) dalam kepuasan pengguna
memberikan kesehatan, melakukan
asuhan medis perbaikan tanpa henti
kepada dari semua dokter maka
pasien dibuat forum
komunikasi khusus
untuk melaporkan
pekerjaan dokter gigi
dan DPJP. Diharapkan
dengan dengan adanya
media tersebut dokter
jaga semakin cekatan
dan dapat diandalkan
dalam bekerja sekaligus
semakin solutif dalam
memahami dan

36
memenuhi kebutuhan
pasien

Akuntabel
Tiap dokter dalam
melakukan pelayanan
dan komunikasi dengan
DPJP dalam hal
pelaporan kasus yang
ditangani dilkakukan
pemilihan bahasa secara
dengan penuh cermat
sehingga bisa dimengerti
oleh semua pihak .
Pemilihan tindakan
kedokteran yang
diberikan pada pasien
dilakukan. integritas,
jujur dalam
menjelaskan manfaat
dan efek dari perawatan
yang diberikan ,
bertanggung jawab dan
juga dapat dipercaya
pasien Tindakan
kedokteran yang
diberikan pada pasien
yang paling efektif dan
efisien sesuai dengan

37
kondisi pasien.
Tidak
menyalahgunakan
kewenangan
jabatannya sebagai
dokter untuk melukai
atau sengaja melakukan
kecerobohan pada
pasien. Dengan adanya
forum komunikasi ini
juga setiap pekerjaan
dokter jaga dapat dinilai
secara transparan oleh
Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan
(DPJP).
Diharpkan dengan
adanya forum
komunikasi khusus
dokter jaga dan DPJP ini
akan menghasilkan
pelayanan yang terus
konsisten memberikan
yang terbaik untuk
pasien.

KOMPETEN
Meningkatkan
kompetensi

38
diri untuk menjawab
tantangan yang selalu
berubah .
Dokter jaga bersedia
dan mampu terus belajar
dari pengalaman dan
atas arahan dari Dokter
Penanggung Jawab
Pelayanan (learning
agility)
Tujuan dari dokter jaga
terus belajar agar ahli
dibidangnya dalam
menangani pasien.
Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan (DPJP)
membantu orang lain
belajar yaitu dokter
jaga.
Melaksanakan tugas
dengan
kinerja terbaik.
Dokter jaga dalam setiap
pekerjaannya selalu
minta bimbingan dari
Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan (DPJP)
agar pada akhirnya
dapat sukses dan

39
berhasil dalam
mengobati pasien.

HARMONIS
Menghargai setiap
orang apapun latar
belakangnya.
Menghargai setiap
perbedaan pendapat
mengenai manajemen
tatalaksana pasien..
.Peduli terhadap
sejawat lain
Suka menolong
orang lain.
 Tetap bekerja selaras.

LOYAL
Memegang teguh
ideologi Pancasila,
UUD tahun 1945 setia
pada NKRI serta
pemerintahan yang
sah.
Memberikan
penjelasan
saat sosialisasi sesuai
dengan norma dan
peraturan yang berlaku
tanpa melanggar aturan

40
yang ada.
 Menjaga nama baik
sesame ASN,
pimpinan, instansi, dan
Negara.
Menjaga rahasia
jabatan dan negara.
Forum komunikasi
antar dokter jaga dan
Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan
(DPJP) sebagai bentuk
komitmen, dedikasi,
dan pengabdian para
dokter untuk terus
memberikan yang
terbaik bagi pasien
 Para dokter tidak
berhenti belajar dan
meningkatkan ilmu yang
dimiliki sebagai bentuk
rasa cinta tanah air atau
nasionalisme

ADAPTIF
Cepat menyesuaikan
diri
menghadapi
perubahan.

41
Antusias terhadap
perubahan
Terus berinovasi dan
mengembangkan
kreatifitas..
Dokter jaga
bertindak proaktif

KOLABORATIF
Kesediaan antara
dokter jaga dan DPJP
berkerja sama dan
bersinergi berkolaborasi
menghasi
Memberikan
kesempatan
kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi
dalam mengemukakan
pendapat mengenai
perawatan yang
diberikan.
Sinergi antara dokter
jaga dan DPJP dalam
media whatsapp grup
menunjukkan para
dokter terbuka bekerja
sama menghasilkan
nilai tambah perawatan

42
pasien semakin baik lagi
ke depannya.

4. Melakukan 1.Menyiapkan -Daftar Keterkaitan dengan


evaluasi daftar pertanyaan nilai-nilai dasar
efektifitas pertanyaan kuesioner BerAKHLAK
dari kuesioner -Rekapitulasi BERORIENTASI
digitalisasi 2.Membuat hasil kuisioner PELAYANAN
komunikasi kuiosioner -Catatan .Hasil evaluasi efektif
dari dokter 3.Rekapitulasi bimbingan dan efisien dipahami
jaga kuisioner dengan guna memenuhi
dan Dokter 4.Menyampaikan mentor dan kebutuhan
Penanggung laporan kegiatan coach masyarakat.
Jawab ke mentor  Ramah, cekatan, dan
Pelayanan dan coach solutif, dan dapat
(DPJP). diandalkan
.Hasil dari evaluasi
disampaiakan dengan
ramah dan memberikan
solusi.
Melakukan perbaikan
tiada henti
.Hasil dari evaluasi
dipergunakan untuk
melihat apakah cukup
kepuasan para dokter
jaga dalam
berkomunikasi dengan

43
Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan (DPJP)
menggunakan melalui
media social whatsapp
grup.

.AKUNTABEL
Melaksanakan tugas
dengan jujur,
bertanggung jawab,
cermat, disiplin, dan
berintegrasi tinggi.
Melakukan sosialisasi
dengan penuh jelas,
jujur dan penuh rasa
tanggung jawab
 Hasil akhir kuisioner
mengenai efektifitas
media whatsapp grup
sebagai wadah
bertransfer ilmu para
datang dapat secara
tramsparan dinilai
hasillnya dan untuk
melihat konsitensi
dokter dalam
memberikan pelayanan
yang terbaik pada
pasien.

44
Hasil akhir dari
kuisioner ini dapat
dipercaya karena
mempunyai bukti fisik
kehadiran.

KOMPETEN
Meningkatkan
kompetensi diri untuk
menjawab tantangan
yang selalu berubah .
\Membantu orang
lain belajar
Memberikan
penjelasan saat
sosialisasi guna menjadi
ajang transfer
pengetahuan.
Melaksanakan tugas
dengan kinerja
terbaik sehingga dapat
memberikan
dengankualitas terbaik.
Melakukan perbaikan
tiada henti.

HARMONIS
Menghargai setiap

45
orang apapun latar
belakangnya.
Menghargai setiap
jawaban dari kuesioner
yang diberikan demi
kemajuan kualitas
pelayanan.
Membangun
lingkungan
kerja yang kondusif.
Melakukan monitoring
dan evaluasi untuk
meningkatkan mutu
pelayanan dengan situasi
yang nyaman dan
kondusif
Perbedaan pendapat
pada hasdl kuisioner
mengenai efektifitas
whatsapp grup
merupakan hal yang
lumrah.

LOYAL
Memegang teguh
ideologi Pancasila,
UUD 1945, setia pada
NKRI serta
Pemerintahan yang

46
sah
 Menjaga nama baik
ASN,pimpinan,
instansi, dan negara.
Melakukan monitoring
dan evaluasi agar kinerja
sesama tenaga
Kesehatan dapat
ditingkatkan dan
menjaga nama baik
instansi ataupun
pimpinan serta
menjaga rahasia
jabatan dan Negara.

ADAPTIF
Cepat menyesuaikan
diri terhadap
perubahan
 Terus berinovasi dan
mengembangkan
kreatifitas.
Bertindak proaktif
Antusias terhadap
perubahan

KOLABORATIF
Memberikan
kesempatan kepada

47
berbagai pihak untuk
berkontribusi.
 Menerima setiap
masukan dari jawaban
kuesioner yang
diberikan.
Menggerakkan
pemanfaatan sumber
daya untuk tujuan
bersama
Terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai
tambah.
Sinergi untuk hasil
yang lebih baik

48
I. REKAPITULASI RENCANA AKTUALISASI/HABITUASI

No Kegiatan Nilai-Nilai Dasar PNS / Kata Kunci

Berorienta Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolabo


si ratif
Pelayanan
1. Melakukan - Integritas Kinerja Perbedaan - Proaktif Bekerja 16
konsultasi (2) terbaik (1) (1) (2) sama
sekaligus Trasnparan Berhasil Peduli (1) Antusias (2)
meminta (1) (1) Selaras terhadap Sinergi
persetujuan Konsisten Sukses (1) (1) perubahan lebih
dengan (1) (1) baik (1)
mentor
mengenai
rancangan
aktualisasi.

49
2. Melakukan Kepuasan Integritas Ahli di Peduli (1) Pengabdian Inovasi (1) Sedia 20
sosialisasi (2) (2) bidangnya Perbedaan (1) Proaktif bekerja
pada Dokter Kualitas (1) Dapat (1) (1) Komitmen (1) sama
Jaga dan dipercaya Kinerja Selaras (1) Antuasias (1)
Dokter (1) terbaik (1) (1) Perbedaan (1) terhadap Sinergi
Penanggung Learning perubahan untuk
Jawab agility (1) (1) hasil
Pelayanan lebih
(DPJP) baik (1)
mengenai akan
dibuat
whatsapp grup
khusus dokter
jaga dan
Dokter
Penanggung
Jawab
Pelayanan
3. Membuat Kualitas (1) Integritas Learning Peduli (1) Nasionalisme Antusias Sinergi 20
whatsapp grup Kepuasan (1) agility (1) Selaras (1) terhadap untuk
khusus dokter (1) Dapat Ahli (1) Dedikasi (1) perubahan hasil
jaga dan dipercaya bidangnya Perbedaan Pengabdian (1) lebih
Dokter (1) (1) (1) (1) Inovasi (1) baik (1)
Penanngung Konsisten Kinerja Proaktif Sedia
Jawab (1) terbaik (1) (1) bekerja
Pelayanan Transparan sama
(DPJP) dalam (1) (1)
memberikan

50
asuhan medis
kepada pasien
4. Melakukan Kualitas (2) Integritas Kinerja Perbedaan Komitmen Proaktif Bekerja 21
evaluasi Kepuasan (1) terbaik (1) (1) (1) (1) sama
efektifitas dari (1) Konsisten Learning Selaras Dedikasi (1) Inovasi (1) (1)
digitalisasi (1) agility (2) (1) Kontribusi Antusias Sinergi
komunikasi Transparan Peduli (1) (1) terhadap untuk
dari dokter (1) perubahan hasil
jaga (1) lebih
dan Dokter baik (1)
Penanggung
Jawab
Pelayanan
(DPJP).
8 14 12 12 9 12 9 77
Tabel 2.4 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi

51
J. Jadwal Rancangan Kegiatan

Alur pelaksanaan kegiatan dalam rancangan aktualiasi dijabarkan dalam tabel.


dibawah ini :

No Kegiatan Bulan Minggu ke-


Agustus September
2 3 4 1 2 3
1. Melakukan konsultasi sekaligus
meminta persetujuan dengan
mentor mengenai rancangan
aktualisasi.
2. Melakukan sosialisasi pada Dokter
Jaga dan Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) mengenai akan
dibuat whatsapp grup khusus dokter
jaga dan Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan
3 Membuat whatsapp grup khusus
dokter jaga dan Dokter Penanngung
Jawab Pelayanan (DPJP) dalam
memberikan asuhan medis kepada
pasien
4. Melakukan evaluasi efektifitas dari
digitalisasi komunikasi dari dokter
jaga dan Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan.(DPJP)
Tabel 2.5 Jadwal Kegiatan Habituasi

52
K. KENDALA DAN ANTISIPASI

Dalam pelaksanaan Aktualisasi/Habituasi, kemungkinan akan terdapat


beberapa kendala yang mungkin terjadi, antara lain:

No Kendala Antisipasi
.
1 Keterbatasan waktu dalam Melaksanakan kegiatan aktualisasi
pelaksanaan kegiatan aktualisasi sesuai jadwal dengan penuh
karena tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawab dan disiplin.
fungsi sebagai dokter gigi.
2 Kesibukan para dokter menangani Meminta kesediaan para dokter
pasien dan mengisi rekam medis untuk meluangkan waktunya
melaporkan perawatan yang
dilakukannya pada whatsaap grup
agar dapat di evaluasi bersama.
Tabel 2.6 Prediksi Kendala dan Antisipasi

53
DAFTAR REFERENSI

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Lembaga Adminisrasi Negara. 2021. Peraturan LAN Nomor 10 tentang

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

Lembaga Adminisrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil “Berorientasi pelayanan”.

Lembaga Adminisrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil “Akuntabel”.

Lembaga Adminisrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil “Kompeten”.

Lembaga Adminisrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil “Harmonis”.

Lembaga Adminisrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil “Loyal”.

Lembaga Adminisrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil “Adaptif”.

Lembaga Adminisrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil “Kolaboratif”.

Lembaga Adminisrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil “Manajemen ASN”.

Lembaga Adminisrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil “Smart ASN”.

54
55

Anda mungkin juga menyukai