Anda di halaman 1dari 29

GAGAL GINJAL KRONIK et causa NEFROPATI ASAM URAT

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Program Dokter Internsip
Di Wahana RSUD H. Hanafie Muara Bungo
Jambi

Oleh :
dr. Muhammad Sudrajat
Pembimbing :
dr. H. Taufan Hermansyah, SpPD., FINASIM
Pendamping :
dr. Linda Suwardany
RSUD H. Hanafie Muara Bungo
Jambi
2021
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. M.A.R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 31 Tahun
Pekerjaan : Petani
No. RM : 195360
Alamat : RT 11/RW 04, Sungai Tembang, Tanah Sepenggal Lintas
Tanggal Masuk : 09 Juni 2021
Tanggal Pemeriksaan : 09 Juni 2021

Anamnesis
Keluhan Utama : Tidak bisa Buang Air Kecil
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD H. Hanafie dengan keluhan tidak bisa buang air kecil sejak 2 hari
SMRS, pasien juga mengeluhkan mual dan muntah yang dirasakan juga sejak 2 hari yang lalu
muntah dialami sebanyak 3 kali dalam sehari muntah berisi makanan dan tidak bercampur
darah, selain itu juga mengeluhkan nyeri perut seperti terlilit. Awalnya nyeri perut dirasakan
di ulu hat namun lama kelamaan menyebar ke seluruh perut. Nyeri memberat bila pasien
bekerja dan berkurang ketika duduk atau berbaring. Pasien juga mengeluhkan nyeri di kedua
pergelangan kaki yang sudah dirasakan ± 1 tahun namun memberat sejak 1 minggu ini keluhan
demam (-), BAB (+).
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit serupa sebelumnya (-). riwayat asam lambung (+) riwayat hipertensi (-) riwayat
jantung (-) riwayat penyakit diabetes melitus (-) riwayat alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ayah : Asam Urat
Riwayat Pengobatan :
Sebelumnya pasien pernah berobat dengan keluhan serupa di klinik, namun pasien hanya diberikan
obat untuk asam lambung. Riwayat pengobatan lain (-)
Riwayat Pernikahan :
Sudah Menikah
Riwayat Kebiasaan Sosial:
Pasien memiliki kebiasaan merokok 1-3 batang perhari, konsumsi minuman berenergi sejak ± 9
tahun yang lalu dan konsumsi jeroan.

 
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Frekuensi nadi : 97x/m
Frekuensi nafas : 21x/m
SPO2 : 98%
Suhu tubuh : 36,4ºC
Status Generalisata
Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Pupil isokor (3mm/3mm), RCL (+/+)
Hidung : Bentuk normal, deformitas (-), sekret (-)
Telinga : Bentuk normal, deformitas (-), sekret (-)
Mulut : Bibir Sianosis (-), mukosa basah (+)
Leher : Trakea di tengah, JVP 5+0 cm H2O KGB tidak membesar
Thorax

Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga 5 midklavikula kiri
Perkusi : Batas jantung normal, kesan tidak kardiomegali
Auskultasi : BJ I/II normal regular, tidak ada murmur atau regurgitasi

Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Stem fremitus sama kanan dan kiri, nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara pernapasan vesikuler (+/+) ronchi (-/-) wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung, simetris, warna kulit sama dengan sekitar
Palpasi : Defans muskular (+)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) menurun
Ekstremitas
Superior : Akral hangat
CRT < 2’
Edema (-/-)
Motorik (5555/5555)
Inferior : Akral hangat
CRT < 2’
Edema (-/-)
Motorik (5555/5555)
Pemeriksaan Penunjang
•Laboratorium (09/06/2021)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi    
Hemoglobin 14,2 g/dl 12-16/13-18
Leukosit 17.400 /mm3 5.000-10.000
Hitung Jenis  
Basofil 0 0-1
Eosinofil 0 1-3
Neutrofil 80  
Limfosit 9% 20-40
Monosit 11 % 2-8
Eritrosit 4,8 /mm3 4,5-6,5 juta
MCV 89 fL 80-90
MCH 30 Pg 27-32
MCHC 33 32-37
Hematokrit 43 % 40-48
Trombosit 216.000 /mm3 150.000-400.000

Kimia Klinik    
GDS 115 mg/dl < 200
Ureum 196 mg/dl 10-50
Kreatinin 11,9 mg/dl 0,6-1,1
SGOT 43 U/L < 32
SGPT 69 U/L < 31
Anti SARS-CoV2 Non Reaktif Non Reaktif
• USG Abdomen (11/06/2021)

Kesimpulan: Hepar, lien, kedua ginjal, kantong empedu, pankreas, kandung kemih dan
prostat tidak tampak kelainan
Diagnosis Kerja
Gagal Ginjal Kronik et causa Nefropati Asam Urat
Tatalaksana
Medikamentosa
IGD
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1x1 gr
Inj. Omeprazole 1x1 40 mg
Ruangan
IVFD RL 15 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1x1 gr
Inj. Lansoprazole 1x1 30 mg
Ketocid tab 3x1
Curcuma tab 3x1
Prognosis
Dubia ad bonam
Follow Up Pasien
10 Juni 2021 S : - Nyeri ulu hati (+) 12 Juni 2021 S : - Badan lemas (+)  
Teratai II - Nyeri ulu hati (+)
Teratai II - BAK (-) Bangsal Interna - Pusing (+)
Bangsal Interna O : - Kesadaran : CM - BAK (-)
- TD : 80/60 mmhg O : - Kesadaran : CM
- TD : 110/70 mmhg
- N : 81 x/i - N : 73 x/i
- SPO2 : 96% - SPO2 : 97%
A: GGK A : GGK
Gg. Fungsi Hati
Gg. Fungsi Hati Bacterial Infaction
Bacterial Infaction P : - IVFD RL : Nacl 0,9% 15 gtt/i
P: - IVFD RL15 gtt/i - Inj. Ceftriaxon
- Inj. Lansoprazole 30 mg
- Inj. Ceftriaxon - Ketocid Tab 3x1
- Inj. Lansoprazole 30 mg - Curcuma Tab 3x1
- Ketocid Tab 3x1
13 Juni 2021 S : - Badan lemas (-) Hasil :
- Curcuma Tab 3x1 Teratai II - Sesak nafas (+)
Bangsal Interna - Pusing (-)  Ur : 244 mg/dl
11 Juni 2021 S : - Nyeri ulu hati (+) - Nyeri ulu hati (+)  Cr :12,7 m/dl
Teratai II - BAK (-) - BAK (+)  As. Urat : 19,1 mg/dl
Bangsal Interna O : - Kesadaran : CM O : - Kesadaran : CM
- TD : 120/90 mmhg
- TD : 110/70 mmhg - N : 73 x/i
- N : 74 x/i - SPO2 : 99%
- SPO2 : 98% A : GGK
Gg. Fungsi Hati
A : GGK Bacterial Infaction
Gg. Fungsi Hati P : - IVFD Nacl 0,9% 15 gtt/i
Bacterial Infaction - Inj. Ceftriaxon
- Inj. Lansoprazole 30 mg
P : - IVFD Nacl 0,9% : D5% 15 gtt/i - Ketocid Tab 3x1
- Inj. Ceftriaxon - Curcuma Tab 3x1
- Inj. Lansoprazole 30 mg - Diet Lemak
- Diet Protein
- Ketocid Tab 3x1 - Cek ur, cr dan As. urat
- Curcuma Tab 3x1
14 Juni 2021 S : - Badan lemas (-) 16 Juni 2021 S : - Badan lemas (-) Hasil :
Teratai II - Nyeri ulu hati (+) Teratai II - Nyeri ulu hati (+)
Bangsal Interna - Sesak nafas (-) Bangsal Interna - Sesak nafas (-)  Ur : 151 mdg/dl
- Pusing (-) - Pusing (-)  Cr : 3,7 mg/dl
- Nyeri ulu hati (+)
- Nyeri ulu hati (+)  As. Urat : 11,7
- BAK (+)
O : - Kesadaran : CM
- BAK (+)
mg/dl
- TD : 110/70 mmhg O : - Kesadaran : CM
- N : 79 x/i - TD : 110/70 mmhg  Natrium : 134 mg/dl
- SPO2 : 99% - N : 79 x/i  Kalium : 3,8 mg/dl
A : GGK - SPO2 : 99%
Gg. Fungsi Hati
 Klorida : 90 mg/dl
A : GGK
Bacterial Infaction
Gg. Fungsi Hati  Urine
P : - IVFD RL : Rexamine 15 gtt/i
- Inj. Ceftriaxon Bacterial Infaction - Protein : (-)
- Inj. Lansoprazole 30 mg P : - IVFD RL : Renxamine 15 gtt/i  
- Ketocid Tab 3x1 - Inj. Ceftriaxon
- Curcuma Tab 3x1 - Inj. Lansoprazole 30 mg
- Allupurinol Tab 100 mg 2x1 - Ketocid Tab 3x1
15 Juni 2021 S : - Badan lemas (-)
- Curcuma Tab 3x1
Teratai II - Nyeri ulu hati (+)
Bangsal Interna - Sesak nafas (-) - Allupurinol Tab 100 mg 2x1
- Pusing (-) 17 Juni 2021 S : Perbaikan  
- Nyeri ulu hati (+) Teratai II O : - Kesadaran : CM
- BAK (+) Bangsal Interna - TD : 100/70 mmhg
O : - Kesadaran : CM
- N : 94 x/i
- TD : 110/70 mmhg
- N : 79 x/i
- SPO2 : 98%
- SPO2 : 98% A : AKI
A : GGK Gg. Fungsi Hati
Gg. Fungsi Hati Bacterial Infaction
Bacterial Infaction P : - IVFD RL : Renxamine 15 gtt/i
P : - IVFD RL : Renxamine 15 gtt/i
- Inj. Ceftriaxon
- Inj. Ceftriaxon
- Inj. Lansoprazole 30 mg
- Inj. Lansoprazole 30 mg
- Ketocid Tab 3x1 - Ketocid Tab 3x1
- Curcuma Tab 3x1 - Curcuma Tab 3x1
- Allupurinol Tab 100 mg 2x1 - Allupurinol Tab 100 mg 2x1
- Cek ur, cr, As. Urat, natrium, kalium, klorida, dan urine - Rencana pulang
KONSEP PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK
* Definisi
Suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan
fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya
gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap
berupa dialysis atau transplantasi ginjal.

Kriteria
Kriteria penyakit
penyakit ginjal
ginjal kronik
kronik ::
1.
1. Kerusakan
Kerusakan ginjal
ginjal yang
yang terjadi
terjadi lebih
lebih dari
dari 3
3 bulan
bulan dengan
dengan manifestasi:
manifestasi:
•• Kelainan
Kelainan Patologis
Patologis
•• Terdapat
Terdapat kelainan
kelainan dalam
dalam komposisi
komposisi darah
darah atau
atau urin,
urin, atau
atau kelainan
kelainan dalam
dalam tes
tes pencitraan
pencitraan
(imaging
(imaging tests)
tests)
2.
2. Laju
Laju filtrasi
filtrasi glomerulus
glomerulus (LFG)
(LFG) kurang
kurang dari
dari 60
60 ml/menit/1,73m
ml/menit/1,73m 2 selama
2
selama 3
3 bulan,
bulan, dengan
dengan
atau
atau tanpa
tanpa kerusakan
kerusakan ginjal.
ginjal.
* Klasifikasi
Kockcroft-Gault
(140 – umur) x Berat Badan
LFG(ml/mnt/1,73m2 =
72 x kreatinin plasma ( mg/dl)

Pada wanita dikalikan 0,85

Derajat Penjelasan LFG (ml/mn/1,73m2


1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ≥ 90
2 Kerusakan ginjal dengan LFG ringan 60-89
3 Kerusakan ginjal dengan LFG sedang 30-59
4 Kerusakan ginjal dengan LFG berat 15-29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
*Epidemiologi
Data
Data penyakit
penyakit ginjal
ginjal di
di Indonesia
Indonesia diperoleh
diperoleh dari
dari Riskedas
Riskedas 2013
2013 &
& Indonesian
Indonesian Renal
Renal Registry
Registry

Prevalensi
Prevalensi pada
pada laki-laki
laki-laki (0,3%)
(0,3%) lebih
lebih tinggi
tinggi dari
dari perempuan
perempuan (0,2%)
(0,2%)

Peningkatan
Peningkatan tajam
tajam pada
pada kelompok
kelompok umur
umur 35-44
35-44 tahun
tahun dibandingkan
dibandingkan
kelompok
kelompok umur
umur 25-34
25-34 tahun.
tahun.

Faktor
Faktor risiko
risiko gagal
gagal ginjal
ginjal kronis
kronis yang
yang banyak
banyak terjadi
terjadi di
di usia
usia dewasa
dewasa muda
muda
antara
antara lain
lain (DM),
(DM), hipertensi,
hipertensi, merokok
merokok dan
dan konsumsi
konsumsi minuman
minuman suplemen
suplemen
*Etiologi
1.
1. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis
Inflamasi
Inflamasi nefron,
nefron, terutama
terutama padapada glomerulus.
glomerulus. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis terbagi
terbagi menjadi
menjadi dua,
dua, yaitu
yaitu
glomerulonefritis
glomerulonefritis akut
akut dan
dan glomerulonefritis
glomerulonefritis kronis.
kronis.
2.
2. Pielonefritis
Pielonefritis
Inflamasi
Inflamasi ginjal
ginjal dan
dan pelvis
pelvis ginjal
ginjal akibat
akibat infeksi
infeksi bakteri.
bakteri. Inflamasi
Inflamasi dapat
dapat berawal
berawal di
di traktus
traktus urinaria
urinaria
bawah
bawah (kandung
(kandung kemih)
kemih) dan
dan menyebar
menyebar ke ke ureter,
ureter, atau
atau karena
karena infeksi
infeksi yang
yang dibawa
dibawa darah
darah dan
dan limfe
limfe ke
ke
ginjal.
ginjal.
3.
3. Batu
Batu ginjal
ginjal atau
atau kalkuli
kalkuli urinaria
urinaria terbentuk
terbentuk daridari pengendapan
pengendapan garam
garam kalsium,
kalsium, magnesium,
magnesium, asam
asam urat,
urat,
atau
atau sistein.
sistein.
4.
4. Penyakit
Penyakit ginjal
ginjal polikistik
polikistik
Ditandai
Ditandai dengan
dengan kista
kista multiple,
multiple, bilateral,
bilateral, dan
dan berekspansi
berekspansi yang
yang lambat
lambat laun
laun mengganggu
mengganggu dan dan
menghancurkan
menghancurkan parenkim
parenkim ginjal
ginjal normal
normal akibat
akibat penekanan.
penekanan.
5.
5. Nefropati
Nefropati diabetik
diabetik
Istilah
Istilah yang
yang mencakup
mencakup semua
semua lesi
lesi yang
yang terjadi
terjadi di
di ginjal
ginjal pada
pada diabetes
diabetes mellitus.
mellitus.
6.
6. Hipertensi
Hipertensi
Ginjal
Ginjal yang
yang rentan
rentan terhadap
terhadap perubahan
perubahan aliran
aliran darah
darah akibat
akibat hipertensi,
hipertensi, tidak
tidak dapat
dapat bekerja
bekerja dengan
dengan
baik
baik jika
jika terjadi
terjadi penurunan
penurunan aliran
aliran darah
darah yang
yang signifikan.
signifikan.
Lanjutan…
7. Nefropati Asam Urat
Perhimpunan
Perhimpunan Nefrologi
Nefrologi Indonesia
Indonesia (Pernefri)
(Pernefri) tahun
tahun 2014
2014 menyebutkan
menyebutkan bahwa
bahwa penyebab
penyebab gagal
gagal
ginjal di Indonesia dapat dikelompokan pada sebab lain salah satunya adalah nefropati asam urat
dimana kelainan ini terjadi akibat peningkatan konsentrasi asam urat dalam urin. Penumpukan
asam
asam urat
urat ditubulus
ditubulus ginjal
ginjal dalam
dalam waktu
waktu lama
lama juga
juga menyebabkan
menyebabkan kerusakan
kerusakan nefron
nefron ginjal
ginjal yang
yang
progresif dan berakhir dengan penyakit ginjal kronis. Nefropati urat kronik adalah suatu bentuk
penyakit ginjal kronik yang diinduksi oleh penumpukan monosodium urat pada interstitial
medula,
medula, yangyang menyebabkan
menyebabkan respons
respons inflamasi
inflamasi kronik,
kronik, serupa
serupa dengan
dengan yang
yang terjadi
terjadi pada
pada
pembentukan mikrotofus pada bagian tubuh lain, yang berpotensi menyebabkan fibrosis
interstitial dan gagal ginjal kronik
*Patofisiologi
Sekresi
Eritropoietin
ETIOLOGI : - ISK
- Glomerunofritis
- HT, DM LFG GGK Jumlah Fungsional
Produksi Hb
- Nefropati Obstruktif Nefron
- Nefropati Asam Urat
Sekresi protein Anemia Suplai O2
Retensi Na
terganggu

Edema
Sindrom Uremia
Fungsi Jantung
G. Keseimbangan
Beban Jantung Kiri
G. Integritas Kulit Asam Basa

Asam Lambung Hipertrofi Aliran darah di


Pruritus ginjal
Ventrikel Kiri
Iritasi Lambung
Nausea &
Edema Paru RAAS
Vomitus Perdarahan
Infeksi Retensi NaH20
G. Nutrisi G. Pertukaran
Hematemesis
Gas
Melena
Gastritis Vol. Cairan

Anemia Sesak
*Diagnosis
Sistem Organ Gejala Tanda
Umum Lemas, kelelahan Tampak pucat
Kulit Pruritus, mudah digaruk Pucat, ekimosis, ekskoriasi,
edema
THT Rasa kecap logam, epistaksis Urinous breath
Mata Konjungtiva pucat
Paru-paru Napas pendek Rales, efusi pleura
Kardiovaskular Dispneu, nyeri retrosternal saat inspirasi Hipertensi, kardiomegali
(pericarditis)
Gastrointestinal Anorexia, mual, muntah
Lanjutan…

↑ ureum
Hiperkalemia
↑ serum
kreatinin hipokalsemia
hiperfosfatemia
Elektrolit hipermagnesemia

Pemeriksaan Lab darah


Penunjang lengkap Hiperkolesterolemia
Glukosa Hipertrigliseridemia
darah, profil
↑ LDL
lipid

Asidosis
Analisa gas metablok (pH
darah
↓, HCO3 ↓)

Papadakis MA, McPhee SJ, Rabow MW. Current medical diagnosis & treatment 2017 56 th edition. United States: McGraw-Hill Education; 2017.
Lanjutan…
Urinalisa
Albumin urin
Protein urin
kuantitatif 24
jam

USG Abdomen
Pemeriksaan BNO-IVP
Penunjang

Biopsi ginjal

EKG
Cegah
Rontgen thorax
Komplikasi
echocardiography

Papadakis MA, McPhee SJ, Rabow MW. Current medical diagnosis & treatment 2017 56 th edition. United States: McGraw-Hill Education; 2017.
*Tatalaksana
* A. Berdasarkan LFG
Derajat LFG Rencana tatalaksana
(mL/mnt/1,73
m 2)
1 ≥90 Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid, evaluasi
perburukan fungsi ginjal, perkecil risiko
kardiovaskular
2 60-89 Hambat perburukan fungsi ginjal
3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi
4 15-29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
5 <15 Terapi pengganti ginjal
Lanjutan…
* B. Tatalaksana Farmakologi
*Restriksi asupan protein
*Restriksi cairan
*Retriksi asupan garam
*Modifikasi gaya hidup
* Atur BB
* Berhenti merokok, minum jamu atau konsumsi minuman berenergi
* Olahraga 30 menit minimal 3 hari dalam seminggu
Lanjutan…
* C. Tatalaksana Farmakologi
Aspek Dikontrol Target Obat

Tekanan darah tinggi <130/80 mmHg (tanpa proteinuria) ACE inhibitor, ARB, CCB
<125/75 mmHg (dengan proteinuria) nondihidropiridin

Glukosa darah HbA1C <7% Gol. Glitazon

Lipid LDL <100 mg/dL statin


Trigliserida ≥200 mg/dL  target
kolesterol nonHDL <130 mg/dL

As. Urat <10 mg/dl Penghambat xanthin


oksidase
ANALISA KASUS
Kasus Literatur

• Jenis kelamin pasien adalah laki-laki dan berusia 31 tahun • Riskedas tahun 2013 dimana prevalensi pada laki-laki 0,3%
dan pasien sering mengkonsumsi minuman berenergi lebih tinggi dari perempuan 0,2%.
• Indonesian Renal Registry ggk semakin banyak menyerang
pada usia dewasa muda. Hal ini dikarenakan pola hidup
yang tidak sehat seperti banyaknya mengkonsumsi makanan
cepat saji, kesibukan yang membuat stres, duduk seharian
di kantor, sering minum kopi, minuman berenergi, jarang
mengkonsumsi air putih. Kebiasaan kurang baik tersebut
menjadi faktor risiko kerusakan pada ginjal.

• BAK (-), Mual (+), Muntah (+) • Pasien dengan gangguan ginjal akan mengalami anuria yang
terjadi di pre renal adalah respon fungsional dari ginjal
normal terhadap hipoperfusi, penurunan volume darah
memicu respon sistemik yang bertujuan menormalisasi
volume cairan dalam pembuluh darah dengan cara
mengurangi laju filtrasi glomerulus. Sehingga
mengakibatkan lemas mual dan muntah selanjutnya aktivasi
dari sistem saraf simpatis dan sistem renin angiotensin
yang menghasilkan vasokontriksi pembuluh darah ginjal
akan menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus
Kasus Literatur

• RPK : Ayah menderita asam urat • Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun 2014
• Nyeri di kedua tungkai sejak ± 1 tahun namun memberat 1 menyebutkan bahwa penyebab gagal ginjal di Indonesia
minggu ini dan tidak pernah diperiksakan salah satunya adalah nefropati asam urat dimana kelainan
• R. Kebiasaan : Pasien gemar mengkonsumsi jeroan ini terjadi akibat peningkatan konsentrasi asam urat dalam
• Hasil laboratorium pada tanggal 13 juni 2021 : As.Urat 19,1 urin. Pada keadaan gangguan ginjal pengeluaran asam urat
mg/dl, akan diikuti dengan peningkatan kadar asam urat darah >10
mg%
• Sedangkan peningkatan kadar asam urat dapat disebabkan
karena genetik maupun asupan purin yang berlebih dari
makanan, yang termasuk sumber purin diantaranya daging
dan jeroan
• Terapi medikamentosa pada kasus ini adalah pemberian infus • Terapi pasien dengan penyakit ginjal kronik pada dasarnya
Ringer Laktat, antibiotic injeksi Ceftriaxone, injeksi spesifik terhadap penyakit dasarnya, pencegahan dan terapi
Lansoprazole, Ketocid Tab, Curcuma Tab, dan Allopurinol terhadap kondisi komorbid, memperlambat perburukan
Tab. fungsi ginjal, pencegahan dan terapi terhadap penyakit
kardiovaskuler dan pencegahan terhadap komplikasi.
Penggunanan Allopurinol ditujukan untuk mengurangi kadar
asam urat darah dalam mencegah nefropati asam urat
kronik, penggunaan allopurinol untuk menurunkan kadar
asam urat ternyata mencegah gangguan ginjal, proteinuria,
hipertensi, kelainan vaskular, dan hipertrofi ginjal,
diperkirakan lewat kemampuannya menurunkan kadar
asam urat serum.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai