Anda di halaman 1dari 17

Pencemaran

Air Tanah
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Almyra Terry Ayu P (03211740000010)
2. Vanila Yuwita Sari (03211740000051)
3. Hanifah Chesia (03211740000079)
4. Anggita Tri A (03211740000078)
5. Artia Anandea R (03211740000082)
DEFINISI
• Air tanah adalah bagian air di
alam yang terdapat di bawah
permukaan tanah.
Pembentukan air tanah sendiri
mengikuti siklus peredaran air
di bumi yang disebut daur
hidrologi, yaitu proses alamiah
yang berlangsung pada air di
alam yang mengalami Pencemaran sendiri adalah suatu
perpindahan tempat secara penyimpangan dari keadaan normal.
terus menerus. Sehingga pencemaran air tanah adalah
keadaan air yang telah mengalami
penyimpangan dari keadaan
normalnya. Keadaan normal air masih
tergantung pada faktor penentu, yaitu
kegunaan air itu sendiri dan asal
sumber air.
FAKTOR
FISIK
ALAMI

PENCEMARAN
AIR TANAH

FISIK
NON-
ALAMI Pencemaran air tanah dikarenakan 2 faktor yaitu fisik alami dan non
alami. Alami yang dimaksud disini adalah kondisi yang secara alami
dialami oleh daerah tsb, sedangkan kondisi fisik non alami adalah
keadaan dimana manusialah penyebab utama (diciptakan manusia),
contohnya: adalah sanitasi lingkungan.
Sistem sanitasi sendiri berhubungan erat dengan pengelolaan limbah
cair.
CIRI-CIRI PENCEMARAN AIR TANAH

•Terdapat endapan, koloidal, dan


bahan terlarut
•Memiliki pH yang tidak normal
•Terjadi perubahan pada warna
•Terjadi perubahan pada bau
•Terjadi perubahan pada suhu air
•Terdapat banyak mikroorganisme
•Meningkatnya radioaktivitas pada air
FAKTOR Ada pun air tanah dangkal
1. Aquifer Recharge Zone (shallow aquifer syetem) telah
2. Industrial waste lebih dulu dimanfaatkan untuk
3. Leaking underground storage tank sumber air baku penduduk, baik di
4. Agricultural spraying perkotaan maupun di pedesaan.
Sedangkan (deep aquifer) adalah
air tanah dalam.
Industrial waste
• Dampak negatif dari limbah
industri yaitu berupa: limbah
cair yang mengandung zat yang
merugikan pada masyarakat
sekitar, sehingga hasil
pembuangan limbah
menghasilkan zat beracun yang
menyebabkan tempat Buangan industri tersebut masuk
tumbuhnya kuman berkembang ke dalam sungai dan danau
biak. melalui sumber buangan
terkumpul (point resources)
seperti selokan atau pipa drainase
Secara tidak langsung buangan masuk ke dan melalui sumber buangan
sungai atau danau melalui peresapan air dan tersebar (diffuse resources) seperti
masuk ke dalam air tanah limpasan air dari lahan pertanian.
Agricultural spraying
Pestisida sebagai salah satu bahan kimia untuk
pencemaran ke dalam air tanah dapat berakibat
langsung terhadap hewan, tumbuhan terlebih
manusia, maupun bawah permukaan tanah.
Masuknya ke dalam tanah berjalan melalui pola
biotransformasi dan bioakumulasi oleh tanaman,
proses reabsorbsi oleh akar serta masuk langsung
pestisida melalui infiltrasi aliran tanah.

• Gejala ini mempengaruhi


kandungan bahan pada
sistem air tanah hingga
proses pencucian zat pada
tahap penguraian baik
secara biologis maupun Apabila proses pemurnian unsur residu pestisida
kimiawi di dalam tanah. berjalan dengan baik dan tervalidasi hingga aman pada
wadah penampungan air tanah, misal sumber mata air,
maka fenomena pestisida ke dalam lingkungan
dikatakan aman
• Apabila proses pemurnian unsur-unsur residu pestisida
berjalan dengan baik dan tervalidasi hingga aman pada
wadah-wadah penampungan air tanah, misal sumber mata air,
sumur resapan dan sumur gali untuk kemudian dikonsumsi
oleh penduduk, maka fenomena pestisida ke dalam lingkungan
bisa dikatakan aman. Namun demikian jika proses tersebut
kurang berhasil atau bahkan tidak berhasil secara alami, maka
kondisi sebaliknya yang akan terjadi. Penurunan kualitas air
tanah serta kemungkinan terjangkitnya penyakit akibat
pencemaran air merupakan implikasi langsung dari masuknya
pestisida ke dalam lingkungan.
Aquifer Recharge Zone
• Zona Resapan Aliran Bawah Tanah
• Menurut Rachmat, peneliti dari Pusat Penelitian
Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
secara umum peresapan air tanah dimulai ketika air
hujan jatuh ke tanah yang memiliki kemampuan
menyerap. Daerah itu merupakan Recharge Zone
bagi air hujan untuk masuk ke dalam tanah lewat
bantuan gravitasi Bumi. Air hujan itu masuk melalui
pori-pori tanah atau celah pada batuan atau tanah.

Zona air tersebut sering hilang akibat ulah manusia Dan eksploitasi yang berlebihan
seiring perkembangan zaman. terhadap air tanah bisa menyebabkan
Semisal di wilayah padat penduduk / kawasan penurunan muka tanah.
industri, air tanah mengalami eksploitasi Tanah menjadi ambles beberapa
berlebihan. Masyarakat mengambil air tanah sentimeter ke bawah. Kondisi itu
dengan menggunakan pompa listrik atau terjadi di beberapa kota pantai,
pengambilan besar-besaran. Akibatnya, daerah seperti Semarang dan Jakarta.
tersebut kehilangan banyak air dan menjadi kering. Menurut Fajar, daerah resapan air
merupakan tempat masuknya air ke
dalam zona jenuh.
Leaking Underground

Storage Tank
• Tanki tempat menyimpan GAS/ BBM
bawah tanah yang terbuat dari baja
mudah bocor. Rembes dikarenakan
proses pengkaratan yang terjadi
dalam tanah

• Bahan bakar minyak/ gas bocor dari tangki


penyimpanan dapat menyebabkan
berubahnya kualitas air tanah. BBM/ Gas
yang bocor akan merembes dan mengalir
mengikuti aliran air tanah dan mengapung
pada air tanah dangkal

• Sebagian BBM/ Gas akan terperangkap


dalam pori tanah dan terserap ke dalam
pertikel dtanah sehingga mencemari
dan merusak ekosistem yang ada pada
tanah dan air tanah sekitarnya (sampai
ke sumur warga sekalipun)
Abandoned Well
• Adalah sumur yang ditinggalkan untuk selamanya karna
berbagai alasan dengan menyumbatnya dengan semen
Dampak Pencemaran Air Tanah

Ketersediaan
air bersih
berkurang
Bertambahnya
populasi
bakteri bersifat
patogen
Menurunnya
tingkat
kesehatan
masyarakat
CARA PENANGGULANGAN
(1)
• Dalam menanggulangi pencemaran air tanah, perlu dikenali
dahulu:

PENGAMBILAN
Karakter KEPUTUSAN
Bahan UNTUK
Sifat Pencemar
Pencemar MENANGGULANGI
Material
Pencemar

Sumber
Pencemar
CARA PENANGGULANGAN
(2)
Adalah perbaikan lingkungan secara
umum yang diharapkan dapat
REMEDIASI menghindari resiko yang ditimbulkan
oleh kontaminasi (geochemical) dan ulah
manusia (anthropogenic).

IN-SITU EX-SITU (OFF-


(ON-SITE) SITE)
 Pembersihan di lokasi langsung  Pembersihan di lokasi aman
 Terdiri dari pembersihan, venting  Terdiri dari penyimpanan,
(injeksi), dan bioremediasi pembersihan
 Lebih murah dan mudah (bioremediasi), dan
 Menggunakan fungi/ tanaman pengolahan
akumulator logam berat  Lebih mahal dan rumit
(fitoremediasi)
CARA PENANGGULANGAN
(3)
Proses pembersihan tanah dengan
BIOREMEDIASI menggunakan mikroorganisme
(umumnya bakteri/ jamur)
dan
bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air)
CARA PENANGGULANGAN
(4)
• Peran Pemerintah

• 1. Pengadaan alat Chlorine Diffuser


(tentang syarat dan pengawasan kualitas air)
• 2. Sosialisasi budaya hidup bersih & sehat
• 3. Menindaklanjuti laporan pengaduan warga
• 4. Mengirim tim survei dari pemerintah
(untuk mengambil sample air dan uji laboratorium)
• 5. Pengawasan kualitas air minum
DAFTAR PUSTAKA
• 1. Setiyo. Y., Gunam. I. B. W., Gunadnya. I. B. P., Tika. I. W. 2011. BIOREMEDIASI IN-SITU
LAHAN TERCEMAR PESTISIDA OLEH MIKROBA YANG ADA PADA KOMPOS. Bali:
Jurusan Teknik Pertanian, 2Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Udayana
• 2. Arif, Adiba. 2015. PENGARUH BAHAN KIMIA TERHADAP PENGGUNAAN
PESTISIDA LINGKUNGAN. Universitas Hasanuddin : Jurusan Kimia FMIPA. Vol.3 No.4
• 3. Maryani, Eni. 2012. Zonasi Potensi Pencemaran Bahan Bakar Minyak Terhadap Air Tanah
Bebas (Studi Kasus SPBU 44.552.10 Yogyakarta). Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Vol.
4, No.2
• 4. Adriyani, Retno. 2006. USAHA PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
AKIBAT PENGGUNAAN PESTISIDA PERTANIAN. Universitas Airlangga Surabaya:
Fakultas Kesehatan Masyarakat. JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, Vol. 3, No. 1
• 5. Taufik. M., dan Setiawan. B. I. 2012. Interpretasi Kandungan Air Tanah untuk Indeks
Kekeringan: Implikasi untuk Pengelolaan Kebakaran Hutan. Bogor: 1Departemen Geofisika dan
Meteorologi, 2Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor. Vol. XVIII, (1):
31–38
• 6. Ridhosari. B dan Roosmini. D. 2011. EVALUASI KUALITAS AIR TANAH DARI SUMUR GALI
AKIBAT KEGIATAN DOMESTIK DI KAMPUNG DARAULIN-DESA NANJUNG. Institut Teknologi
Bandung: Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Jurnal Teknik
Lingkungan Volume 17 Nomor 1 (Hal 47-58)

Anda mungkin juga menyukai