Anda di halaman 1dari 24

PERSALINAN DENGAN

PENYULIT KALA III DAN IV

Oleh :

FITRI WINDARI.S.ST.,M.Kes
1. ROBEKAN JALAN LAHIR

Perdarahan yang berasal dari jalan lahir


selalu harus dievaluasi, yaitu sumber dan
jumlah perdarahan sehingga dapat diatasi.
Sumber perdarahan dapat berasal dari
perineum, vagina, serviks, dan robekan
uterus(rupture uteri).
a. Perineum

a.pada
perineum terjadi Perineum
hampir semua persalinan
pertama dan tidak jarang juga pada persalinan
berikutnya. Robekan ini juga dapat
dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga
jangan sampai dasar panggul dilalui oleh
kepala janin dengan cepat.
Faktor resiko untuk terjadi robekan
perineum ialah pada nulliparitas, berat
janin lebih dari 4000 gram, dan
persalinan pervaginam memakai alat.

Robekan perineum merupakan


robekan obstetric yang terjadi pada
daerah perineum sebagai akibat
ketidakmampuan otot dan jaringan
lunak pelvic untuk mengakomodasi
lahirnya fetus.
Robekan perineum diklasifikasikan
berdasarkan kedalaman dan struktur yang
terkena

Ruptur perineum
tingkat I, mukosa
vagina dan kulit
perineum robek tetapi
otot perineal masih
intak
Ruptur perineum
tingkat II, robekan tidak
hanya pada mukosa
vagina tetapi juga
mengenai otot
bulbocavernosus yang
merupakan otot yang
membentuk badan
perineum, dan cincin
hymen.
Ruptur perineum tingkat III,

ruptur mengenai sfinkter ani


eksternal dan interna (sfingter
ani kompleks)
Ruptur
perineum
tingkat IV,
robekan
hingga ke
mukosa rektum.
b. vagina
Robekan pada vagina dapat bersifat luka
tersendiri, atau merupakan lanjutan
robekan perineum. Robekan vagina
sepertiga bagian atas umumnya merupakan
lanjutan robekan serviks uteri. Pada
umumnya robekan vagina terjadi karena
regangan jalan lahir yang berlebih-lebihan
dan tiba-tiba ketika janin dilahirkan. Baik
kepala maupun bahu janin dapat
menimbulkan robekan pada dinding vagina.
c. Serviks
Robekan yang kecil-kecil selalu terjadi pada
persalinan. Yang harus mendapat perhatian
kita adalah robekan yang dalam yang
kadang-kadang sampai ke forniks; robekan
biasanya terdapat pada pinggir samping
serviks malahan kadang-kadang sampai
segmen bawah rahim dan membuka
parametrium.
Robekan yang sedemikian dapat
membuka pembuluh-pembuluh darah
yang besar dan menimbulkan
perdarahan yang hebat. Robekan
semacam ini biasanya terjadi pada
persalinan buatan: ekstraksi dengan
forceps, ekstraksi pada letak sungsang,
versi dan ekstraksi, dekapitasi, perforasi
dan kranioklasi terutama kalau
dilakukan pada pembukaan yang
belum lengkap.
2. INVERSIO UTERI

Inversio uteri merupakan keadaan


dimana fundus uteri masuk ke
dalam kavum uteri, dapat secara
mendadak atau terjadi perlahan.
Inversio uteri dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
• Inversio uteri ringan
Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum
uteri, namun belum keluar dari ruang rongga
rahim.

• Inversio uteri sedang


Terbalik dan sudah masuk dalam vagina.

• Inversio uteri berat


Uterus dan vagina semuanya terbalik dan
sebagian sudah keluar vagina.
Faktor penyebab terjadinya inversio uteri yaitu:

• Tonus otot rahim yang lemah.

• Tekanan atau tarikan pada fundus (tekanan


intraabdominal, tekanan dengan tangan,
tarikan pada tali pusat).

• Canalis cervicalis yang longgar.


Tindakan yang
dapat dilakukan
untuk
mengembalikan
fundus uteri ke
tempat semula
dengan jalan
mendorong
fundus uteri
secara manual.
3. PERDARAHAN KALA IV (PRIMER)

Perdarahan postpartum adalah


perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi
dalam 24 jam setelah persalinan
berlangsung. Perdarahan postpartum
dibagi menjadi dua yaitu perdarahan
postpartum primer dan sekunder
Faktor factor yang menyebabkan
perdarahan postpartum adalah:
Grandemultipara

Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun

Persalinan yang dilakukan dengan tindakan:


pertolongan kala uri sebelum waktunya,
pertolongan persalinan oleh dukun,
persalinan dengan tindakan paksa, persalinan
dengan narkosa.
Perdarahan pascapersalinan merupakan
penyebab penting kematian ibu:1/4 dari
kematian ibu disebabkan oleh perdarahan
pascapersalinan tidak menyebabkan kematian,
kejadian ini sangat mempengaruhi
morbiditasnifas karena anemia akan menurunkan
daya tekan tubuh sehingga sangat penting untuk
mencegah perdarahan yang banyak
Jika ada perdarahan dalam kala IV dan
kontraksi uterus kurang baik maka segera
disuntikkan 0,2 mg methergin IM, uterus
ditekan untuk mengeluarkan gumpalan darah
dan dilakukan massage.

Kalau masih ada juga perdarahan maka jangan


terus terfiksasi pada atonia uteri tapi
pertimbangkan juga kemungkinan lain
seperti:Robekan serviks,sisa plasenta atau
plasenta tambahan,ruptur uteri,koagulopati
Kalau masih ada perdarahan dilaksanakan
kompresi bimanual secara Hamilton: satu
tangan masuk ke dalam vagina dan tangan
ini dijadikan tinju dengan rotasi merangsang
dinding depan rahim, sedangkan tangan luar
menekan dinding perut di atas fundus,
hingga dapat merangsang dinding belakang
rahim. Dengan demikian uterus ditekan dan
dirangsang antara tangana dalam dan
tangan luar. Perasat ini sekurang-kurangnya
dilakukan selama 15 menit.
4. SYOK OBSTETRIK

Syok adalah berkurangnya darah dalam


peredaran darah umum dengan disertai
gangguan perfusi darah dalam jaringan pada
tingkat pembuluh-pembuluh darah kapiler
jaringan tubuh.
Syok obstetric adalah syok yang dijumpai
dalam kebidanan yang disebabkan baik oleh
perdarahan, trauma, atau sebab-sebab
lainnya.

Menurut sebab utamanya syok obstetric


dibagi menjadi tiga, yaitu:
Syok hemoragik karena perdarahan
Syok endotoksin karena infeksi berat (syok
bacterial)
Syok oleh sebab-sebab lain
Etiologi dari syok obstetrik yaitu:

Perdarahan, Infeksi berat, Solusio plasenta,


Luka-luka jalan lahir, Emboli air ketuban,
Inversion uteri, Syok postural, Kolaps vasomotor
postpartum, Kombinasi hal-hal diatas, Factor-
faktor predisposisi timbulnya syok adalah
anemia, malnutrisi, dehidrasi, partus lama, dan
asidosis
terima
Kasih...

Anda mungkin juga menyukai