Anda di halaman 1dari 93

Merupakan Tugas Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Limbah Cair

PENGOLAHAN AIR LIMBAH


SECARA ADSORPSI
Pembimbing : Prof. Dr. Bastian Arifin. M.Sc.

IRMAYANI
1509200090007

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK KIMIA


BIDANG TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2016
Salah satu teknik yang paling
menjanjikan karena mudah untuk
dilakukan, memiliki kapasitas
yang tinggi dan kinetik yang
Adsorpsi
cepat. Oleh karena itu
penerapannya menjadi lebih
luas.

ADSORPSI
Adsorpsi pertama kali
diperkenalkan oleh Keyser
tahun 1881.

Adsorpsi adalah proses yang terjadi ketika fluida


(cairan maupun gas) terikat kepada suatu
padatan dan akhirnya membentuk suatu film
(lapisan tipis) pada permukaan padatan tersebut.
(Lakherwal, 2014)

ADSORPSI
Padatan berpori (pores) yang
menghisap (adsorp) dan melepaskan
(desorp) suatu fluida disebut adsorben.

Molekul fluida yang dihisap tetapi


tidak melekat ke permukaan adsorben
disebut adsorptive.

Fluida yang melekat ke permukaan


adsorben disebut adsorbate.

ADSORPSI
Adsorpsi Fisika (physisorption) :
Gaya yang mengikat
adsorbat oleh adsorben
adalah gaya Van der
Klasifikasi
Waals.
Adsorpsi Contoh: Karbon
Adsorpsi Kimia aktif
(chemisorption) :
Interaksi adsorbat
dengan adsorben
melalui pembentukan
ikatan kimia
Contoh : Ion Exchange
ADSORPSI
ADSORPSI

Fisika Kimia
1. Terjadi reaksi van der 1. Ada ikatan kimia
waals 2. Molekul yang
2. Molekul teradsorsi dan teradsorpsi hilang
mempertahankan identitasnya
identitasnya 3. Irreversible
3. Reversible 4. Butuh energi aktivasi
4. Tidak butuh energi 5. Monolayer
aktivasi
5. Multilayer

ADSORPSI
ADSORPSI
Adsorben
 Adsorben adalah zat penyerap berupa bahan padat
dengan luas permukaan yang sangat besar.
(Handayani dan Sulistiyono, 2009)

Syarat-syarat adsorben yang baik:

1. Daya serap tinggi


2. Luas permukaan besar.
3. Tidak larut dalam zat yang akan diadsorpsi.
4. Tidak terjadi reaksi kimia dengan zat yang akan dimurnikan.
5. Dapat diregenerasi dengan mudah.
6. Tidak meninggalkan residu berupa gas yang berbau.
7. Harga murah dan mudah didapat. (Richardson dkk., 2002)

ADSORPSI
Karakteristik jenis adsorben komersial
yang sering digunakan untuk proses
adsorpsi ditandai dengan luas pori
yang besar mencapai 100 sampai
2000 m2/g (Geankoplis, 1993).

BEBERAPA JENIS ADSORBEN YANG SERING


DIGUNAKAN ADALAH :
1. Karbon aktif/ arang aktif/ norit
2. Silika gel
3. Zeolit
4. Polimer sintetik atau resin

ADSORPSI
Karbon yang sudah diaktifkan
1. KARBON sehingga permukaannya menjadi
lebih luas dan pori-porinya terbuka
AKTIF sehingga memiliki daya serap tinggi.
(Sembiring dan Sinaga, 2003)

ADSORPSI
Rongga atau pori karbon dibersihkan
dari senyawa lain atau kotoran
sehingga permukaannya menjadi luas
dan memiliki daya adsorpsi terhadap
cairan atau gas.

KOMPOSISI KARBON AKTIF ADALAH :


1. Karbon (C)
2. Hidrogen (H)
3. Senyawa organik
4. Senyawa anorganik (abu)

ADSORPSI
Agen penyerap
(Aydin dkk., 2008)

Manfaat
Karbon Aktif Katalis dan penyimpan gas
(Dilek, 2014)

Proses produksi air minum


dan penanganan limbah
(Wu, 2004).

ADSORPSI
Karbon Aktif
banyak
dimanfaatkan
dalam industri
seperti terlihat
pada tabel.

ADSORPSI
Memiliki daya adsorpsi
yang tinggi disebabkan
banyaknya pori.

Klasifikasi ukuran pori :

ADSORPSI
1. PROSES DEHIDRASI
PROSES
PEMBUATAN
KARBON Proses penghilangan air pada bahan
AKTIF baku. Bahan baku dipanaskan hingga
temperatur 170°C.

ADSORPSI
2. PROSES KARBONISASI
PROSES
PEMBUATAN Proses pembakaran bahan baku
KARBON dengan menggunakan udara terbatas
AKTIF dengan temperatur udara antara
300oC sampai 900oC sesuai dengan
kekerasan bahan baku yang
digunakan.

Terjadi pemutusan ikatan karbon


sehingga senyawa-senyawa volatil
menguap dan meninggalkan ruang-
ruang kosong (pori-pori).

ADSORPSI
3. PROSES AKTIVASI
PROSES
PEMBUATAN Proses untuk membuka pori-pori
KARBON karbon agar menjadi lebih luas
AKTIF
(misalnya dari 2 m2/g menjadi 300-
2000 m2/g).

AKTIVASI FISIKA AKTIVASI KIMIA

ADSORPSI
1. Fase pembentukan pori
AKTIVASI Terjadi pada saat
pengarangan bahan baku
FISIKA pada suhu 400-600oC.

ADSORPSI
2. Fase pengaktifan pori
Mengalirkan gas pengoksida
AKTIVASI pada suhu 800-1000 oC.
FISIKA

Untuk membersihkan karbon


dari hasil pemecahan
senyawa karbon yang
kembali mengembun.

ADSORPSI
Metode aktivasi secara fisika antara
lain dengan menggunakan uap air,
AKTIVASI gas karbon dioksida, oksigen,
nitrogen dan argon.
FISIKA

 Gas-gas tersebut berfungsi untuk


mengembangkan struktur rongga
yang ada pada arang sehingga
memperluas permukaannya,
menghilangkan konstituen yang
mudah menguap dan membuang
ADSORPSI
produksi tar atau hidrokarbon-
hidrokarbon pengotor pada arang.
Penelitian Erlina (2015) aktivasi fisika
dilakukan dengan mengalirkan gas
CONTOH Argon pada tungku. Perlakuan panas
pada karbon dalam suasana inert
AKTIVASI dapat menghilangkan kelompok
FISIKA oksida permukaan tersebut sehingga
pori yang terbentuk semakin banyak.

 Warna lebih hitam dari pada


karbon aktif yang hanya diaktivasi
kimia saja.
 Serbuk karbon aktif yang didapat
semakin halus. Hal ini menunjukkan
bahwa pada aktivasi fisika
ADSORPSI
terdapat pemecahan kembali rantai
karbon yang masih tersisa.
Fase pengaktifan
AKTIVASI Proses aktivasi kimia dengan
menggunakan bahan-bahan
KIMIA kimia atau reagen pengaktif.

Bahan aktif masuk di antara


pelat kristalit karbon sehingga
terjadi pengikisan permukaan
kristalit dan permukaan karbon
menjadi terbuka.

ADSORPSI
CaCl2, Ca(OH)2, NaCl, MgCl2,
HNO3, HCl, Ca3(PO4)2, H3PO4,
ZAT ZnCl2, NaOH, dll.
AKTIVATOR

Semua bahan aktif ini umumnya


bersifat sebagai pengikat air

ADSORPSI
Penelitian Erlina (2015) dilakukan
dengan merendam karbon pada
CONTOH larutan KOH selama 24 jam. Dari
AKTIVASI gambar terlihat bahwa larutan KOH
KIMIA hasil rendaman berwarna cokelat
kehitaman.

Hal ini dikarenakan larutan KOH


bersifat basa kuat yang korosif
sehingga menghasilkan banyak abu
yang terlepas dari arang.

ADSORPSI
Taroci Nailasa, dkk (2013) melakukan
penelitian mengenai pemanfaatan
HCl arang aktif biji kapuk sebagai
adsorben limbah cair tahu.

 Kadar air setelah diaktivasi


sebesar 0.48%, kadar abu
5.0%, dan luas permukaan
23.711 m2 /gr.
 HCl bersifat korosif dan
merupakan salah satu aktivator
yang baik karena bersifat efektif
dalam menghasilkan karbon aktif
ADSORPSI
dengan daya serap yang tinggi.
Rika Deprianti (2010) melakukan
penelitian mengenai pengaruh waktu
NaOh aktivasi dalam aktivator kimia H3PO4
dan NaOH terhadap kualitas karbon
aktif dari cangkang kopi.

 Kadar air didapat 2.5%, kadar


abu 7.6%, kadar zat terbang
16.29%, kadar karbon terikat
73.61%, yang sesuai dengan
syarat mutu dari karbon aktif
 Penggunaan aktivator NaOH ini
selain dapat mengikat air,
aktivator ini juga termasuk zat
ADSORPSI
kimia yang harganya terjangkau
dan mudah didapat.
Haika Rahmah Ramadhona (2011)
melakukan penelitian dengan
NaCl menggunakan aktivator NaCl
mengenai pengaruh konsentrasi
aktivator terhadap kualitas karbon
aktif dari bambu.

NaCl mampu berfungsi sebagai zat


dehidrat pada karbon aktif yang
dihasilkan, tidak beracun, harganya
sangat terjangkau dan aman
terhadap lingkungan sehingga
limbah yang dihasilkan tidak
menyebabkan pencemaran
ADSORPSI lingkungan
Gel (dari bahasa Latin gelu
2. SILIKA yaitu membeku, dingin, es atau
GEL gelatus)

Campuran koloid antara dua


zat berbeda fase, yaitu padat
dan cair.

ADSORPSI
Butiran seperti kaca dengan
SILIKA bentuk yang sangat berpori,
GEL dibuat dari natrium silikat.

Merupakan mineral alami


yang dimurnikan dan memiliki
afinitas yang kuat untuk
molekul air.

ADSORPSI
Sebagai pengering atau
FUNGSI pencegah terbentuknya
SILIKA kelembaban yang berlebihan.
GEL

Digunakan untuk menjaga


kelembaban makanan, obat-
obatan, bahan sensitif,
elektronik dan film. Pada
paket Silika Gel biasanya
tertera peringatan untuk tidak
dimakan isinya.
ADSORPSI
Hidrogel yaitu silika gel yang pori-
porinya terisi oleh air.

Serogel yaitu silika gel kering yang


dihasilkan dengan mengeringkan
air dalam pori-pori melalui proses
evaporasi.

Aerogel yaitu silika gel yang


dihasilkan dengan mengeringkan
fase air dalam pori-pori melalui
ekstraksi superkritikal.
ADSORPSI
Silika (SiO2)

3. ZEOLIT

Alumina (Al2O3)

ADSORPSI
Material yang efektif digunakan
ZEOLIT
sebagai adsorben.

 Luas permukaan yang besar


 Penyerapan yang tinggi
 Murah
 Mudah didapat

ADSORPSI
Senyawa anorganik yang memiliki
4. resin kemampuan untuk menyerap ion
yang tidak diinginkan dari suatu
larutan dan mengganti ion tersebut
dengan ion hidrogen (H+) atau
dengan ion hidroksil (OH–). Kedua ion
tersebut dapat bergabung dan
membentuk air murni (H2O).

ADSORPSI
Banyak digunakan dalam proses
pengolahan air skala industri untuk
resin menghasilkan air bebas mineral
(demineralized water).

Apabila resin penukar ion telah


digunakan dalam waktu yang lama,
maka kualitas resin tersebut juga akan
menurun. Penyebab utamanya adalah
adanya degradasi kimiawi terhadap
molukul resin penukar ion.

ADSORPSI
Fuller earth, yaitu sejenis tanah liat alam yang
merupakan mineral alam dan mengandung
aluminium silikat, magnesium silikat.

Activated clay, sejenis bentonit atau tanah liat.

Alumina, yang membentuk senyawa alumina


oksida hidrat.
Bouksit, yang membentuk senyawa alumina
hidrat.
Berbagai jenis biomassa.
Bone-char, berbentuk arang yang telah
dikeringkan.
Decolorizing carbon, campuran antara bahan-bahan
alam dengan campuran senyawa organic dan
anorganik seperti CaCl2.
ADSORPSI
Kapasitas Adsorpsi
Banyaknya jumlah logam yang teradsorpsi.

𝐶𝑖 − 𝐶𝑒 . 𝑉
𝑄=
𝑊

Dimana:
 Q = Kadar logam yang teradsorpsi (mg/g)
 V = Volume larutan (L)
 Ci = Konsentrasi awal logam dalam larutan (mg/L)
 Ce = Konsentrasi akhir logam dalam larutan (mg/L)
 W = Berat/massa adsorben yang digunakan (g)

ADSORPSI
Penelitian kapasitas adsorpsi dari
adsorben dengan bahan baku dari
Aygun, dkk kulit almond dan kulit apricot yang
(2003) dipergunakan untuk menghilangkan
zat warna (methylene blue) .

 Dengan menggunakan kulit almond


kapasitas adsorpsi sebesar 1,33
mg/g.
 Dengan menggunakan kulit apricot
kapasitas adsorpsi sebesar 4,11
mg/g.
ADSORPSI
Penelitian kapasitas adsorpsi dari
adsorben dengan bahan baku dari
Velazquez, dkk ampas tebu yang dipergunakan untuk
(2013) menghilangkan ion Cd(II).

 Dengan aktivator HCl kapasitas


adsorpsi sebesar 12,50 mg/g.
 Dengan aktivator HNO3 kapasitas
adsorpsi sebesar 13,50 mg/g.
 Dengan aktivator NaOH kapasitas
adsorpsi sebesar 18,32 mg/g.
ADSORPSI
Efisiensi Adsorpsi
Banyaknya jumlah larutan yang terserap dibagi dengan
jumlah larutan sebelum terserap

𝐶𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐶𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
%𝐸 = × 100%
𝐶𝑎𝑤𝑎𝑙

Dimana:
 % E = Efisiensi adsorpsi (%)
 Cawal = Konsentrasi awal logam dalam larutan (mg/L)
 Cakhir = Konsentrasi akhir logam dalam larutan (mg/L)

ADSORPSI
Kinetika Adsorpsi
Kecepatan perpindahan adsorbat dari larutan ke adsorben.
 Persamaan Orde Satu
−𝑘 𝑡
𝑞𝑡 = 𝑞𝑒 (1 − 𝑒 ) 1

 Persamaan Orde Satu


𝑡 1 𝑡
= +
𝑞𝑡 𝑘2 𝑞𝑒2 𝑞𝑒

Dimana:
 qt = Kapasitas adsorpsi pada waktu t (mg/g)
 qe = Kapasitas adsorpsi pada saat equilibrium (mg/g)
 k1 = Konstanta kecepatan orde satu (1/min)
 k2 = Konstanta kecepatan orde dua (g/mg.min)

ADSORPSI
Isoterm adsorpsi
Model isoterm langmuir
Kapasitas adsorpsi maksimum terjadi akibat adanya lapisan
tunggal (monolayer) adsorbat pada permukaan adsorben.
𝐶𝑒 1 𝐶𝑒
= +
𝑞𝑒 𝑄𝒐 𝑏 𝑄0

Dimana:
qe = jumlah adsorbat yang terserap
Qo = penyerapan maksimum pada permukaan padatan
b = konstanta langmuir
Ce = konsentrasi pada kesetimbangan (Muslim dkk., 2015)

ADSORPSI
Model isoterm freundlich
Digunakan pada adsorpsi fisika, proses reversible
dan multilayer

qe = KF Ce1/n

Dimana:
qe = jumlah adsorban yang terserap
KF = Kanstanta Freundlich
Ce = konsentrasi pada kesetimbangan
n = eksponential Freundlich. (Dada dkk., 2012)

ADSORPSI
Berikut ini beberapa aplikasi adsorpsi dengan menggunakan
karbon aktif :
1. Menjernihkan asap cair yang didapatkan dari
kondensasi asap hasil samping pirolisis, menjernihkan
limbah berwarna dan air limbah. Karbon aktif yang
dihasilkan akan diuji kualitasnya dan dibandingkan
dengan karbon aktif kualitas SNI.

ADSORPSI
Tempurung Kelapa

BAHAN CaCl2

ZnCl2

ADSORPSI
PENGUJIAN FISIKA Kadar Air

CARA Kadar Zat Menguap


ANALISIS
PENGUJIAN KIMIA Kadar Abu

Kadar Karbon Terikat

DAYA SERAP KARBON AKTIF

ADSORPSI
Menjernihkan asap cair
Karbon aktif
dari tempurung
kelapa Menjernihkan air berwarna

Menjernihkan air limbah

CaCl2

ZnCl2

ADSORPSI
Hubungan antara variasi lama perendaman dalam CaCl2 dan ZnCl2, lama
pengovenan dengan hasil karbon aktif
No. Bahan Lama Hasil Arang aktif (%) pada pengovenan110oC
Perendaman (jam) dan Lama Pengovenan (jam)
1 3
1 CaCl2 12 98 97
ZnCl2 98 97
2 CaCl2 16 98 96
ZnCl2 99 97
3 CaCl2 18 98 97
ZnCl2 98 98
4 CaCl2 20 98 97
ZnCl2 99 98
5 CaCl2 22 98 96
ZnCl2 99 98
6 CaCl2 24 97 96
ZnCl2 97 96
7 CaCl2 28 97 96
ZnCl2 97 96

ADSORPSI
Hasil karbon aktif dari Pada suhu pemanasan
perendaman dengan variasi 200°C air yang terkandung
bahan perendam dan suhu dalam bahan baku baru
pengovenan pada 110oC keluar menjadi uap. Jadi
untuk waktu 1 dan 3 jam pengovenan pada 110oC
tidak berpengaruh karena belum mampu membuka
hanya mampu menguapkan dan memperluas pori-pori.
sebagian airnya saja

ADSORPSI
Pengujian Mutu Karbon Aktif
No Suhu (°C) Massa karbon aktif Kadar air Kadar abu Bil. Iodin
setelah aktivasi (%) (%) (%) mg/gr)gr
1 110 96,00 7,8 1,00 138,4
2 500 51,82 4,3 0,23 428,71
3 600 51,26 3,2 0,25 460,30
4 700 36,10 2,9 0,36 517,00
5 800 29,93 1,3 0,61 580,00

(Sumber SII No.0258 -79)

ADSORPSI
Hubungan antara Suhu pengovenan dengan Massa Karbon Aktif

Variasi suhu pengovenan sangat berpengaruh terhadap massa karbon aktif


yang dihasilkan. Penurunan massa linier dengan kenaikan suhu pengovenan.

ADSORPSI
Hubungan antara Suhu pengovenan dengan Bilangan Iod

Kenaikan suhu pengovenan sangat mempengaruhi bilangan Iod


atau kualitas karbon aktif.

ADSORPSI
Semakin tinggi suhu pengovenan
maka akan semakin banyak pori-pori
SUHU yang terbuka sehingga luasnya
bertambah.
PENGOVENAN

Zat-zat seperti air dan kandungan volatil


lainnya akan keluar sehingga
mengakibatkan berat karbon aktif akan
menyusut cukup banyak pada suhu
800oC sampai sekitar 70% nya.

ADSORPSI
Semakin tinggi nilai angka iod maka
semakin besar pula daya adsorpsi
BILANGAN IOD dari adsorben.

Jika bilangan Iodin semakin bertambah,


maka daya serap terhadap Iod semakin
besar dengan kenaikan suhu, ini berarti
bahwa kualitas karbon aktif akan
semakin baik dalam penyerapan warna.

ADSORPSI
Penjernihan Asap Cair dengan Kolom Karbon Aktif
Dari penjernihan asap cair hasil pirolisis yang berwarna coklat keruh pengaruh
karbon aktif adalah pada pengurangan bau yang sangat menyengat dan
penurunan pH.

Pengujian karbon aktif pada asap cair hasil pirolisis

Parameter Dengan karbon aktif Tanpa karbon aktif


Warna tambah keruh keruh/kecoklatan
Bau bau asap berkurang bau asap menyengat
pH 4 - 4,5 2,6

ADSORPSI
Penjernihan Asap Cair dengan Kolom Karbon Aktif
Penggunaan karbon
aktif pada asap
cair hasil destilasi
untuk menurunkan
benzopyrene dan
bau menyengat.

Proses penyaringan
dengan zeolit untuk
benzopyrene serta tar
yang masih terdapat
dalam asap cair.

ADSORPSI
Penjernihan air berwarna

Pengujian karbon aktif pada air berwarna


Parameter Dengan karbon aktif Tanpa karbon aktif
Warna Jernih Hijau
pH 7,1 6,8

ADSORPSI
Penjernihan air berwarna

Air menjadi jernih


dan tidak berbau
karena terserapnya
kandungan zat
organik, zat besi
atau logam dalam
air oleh pori-pori
karbon aktif.

ADSORPSI
Penjernihan air limbah
Air yang dipakai adalah air keruh yang bersumber dari aliran air lahan
gambut yang tercemar oleh limbah rumah tangga masyarakat yang tidak
memenuhi standar air bersih.

Pengujian karbon aktif pada air keruh

Parameter Dengan karbon aktif Tanpa karbon aktif


Warna Jernih Keruh/kecoklatan
Bau Tidak berbau Berbau
pH 7,0-7,5 5,6

ADSORPSI
Penjernihan air limbah
Air menjadi jernih
karena terserapnya
kandungan zat
organik, zat besi
atau logam dalam
air oleh pori-pori
karbon aktif.

Peningkatan nilai pH
dapat disebabkan
adanya kation
dalam karbon aktif
yang terlarut dalam
air.

ADSORPSI
2. Penyerapan Sulfur oleh Sponge Iron Vessel
PT. Pupuk Iskandar Muda menggunakan bahan baku
gas alam yang berasal di PT. EXXON mobil untuk
memproduksi pupuk urea. Gas alam ini memiliki
komposisi utama gas metana juga mengandung
beberapa unsur yang tidak diinginkan (impurities)
yaitu hidrokarbon fraksi berat, air, sulfur dalam
bentuk senyawa anorganik dan senyawa organik,
merkuri dan karbondioksida.
Zat pengotor ini harus dipisahkan terlebih dahulu di
seksi feed treating (persiapan umpan baku) sebelum
gas alam dikirim ke seksi reforming.

ADSORPSI
Akan menumpuk di dalam unggun
katalis sehingga reaksi pembakaran
sulfur
gas umpan tidak berjalan sempurna
dan membentuk deposit karbon pada
katalis dan tube

 Sponge iron vessel sebagai


unit pemisah sulfur sebelum
gas umpan masuk ke unit
reformer.

ADSORPSI
Serbuk kayu yang berbentuk chip
yang telah dijenuhkan dengan ferri
SPONGE (III) oksida.

IRON

Sponge Iron memiliki porous yang


sangat halus dari besi yang dibuat
dengan cara mereduksi (oxigen
removal) besi oksida pada temperatur
tepat di bawah titik leleh dari besi
disebut Direct Reduce Iron (DRI).

ADSORPSI
Bergantung pada beberapa
faktor antara lain :
SPONGE
IRON

 Kelembaban
 pH
 Temperatur

ADSORPSI
Gas Alam

BAHAN

Sponge Iron (Fe2O3)

ADSORPSI
METODE MENGHILANGKAN SULFUR

 Penyerapan terjadi pada permukaan adsorben saat


terjadinya kontak antara gas dengan padatan,
sehingga terjadi reaksi :

ADSORPSI
ADSORPSI
ADSORPSI
 Ferro sulfat akan beraksi dengan air yang terbentuk
dari reaksi penyerapan sulfur pada kondisi asam.
 Hal ini menyebabkan kondisi dalam vessel semakin
asam.
 Untuk menjaga kelembahan sponge iron dan
menjaga pH tetap berkisar antara 7,5-9 dilakukan
penambahan soda ash (Na2CO3).

ADSORPSI
Adsorpsi dengan Sponge Iron
Gas alam sebagai bahan baku proses dialirkan ke dalam
Desulfurizer yang berisikan Sponge Iron yang berfungsi
menyerap sulfur dalam gas alam.

Umur operasinya diperkirakan 90 hari untuk kandungan


H2S di dalam gas alam maksimum 80 ppm dan keluar dari
Desulfurizer diharapkan menjadi 5 ppm.

ADSORPSI
PERHITUNGAN

ADSORPSI
PERHITUNGAN

ADSORPSI
PERHITUNGAN

ADSORPSI
DATA SULFUR PICK
UP SPONGE IRON
VESSEL

ADSORPSI
 Pada tabel di atas dapat dilihat sponge iron vessel
telah dioperasikan dengan baik.
 pH berkisar 7,5-8.
 Pada life time tertentu sponge iron mengalami kondisi
dry (dehidrasi) sehingga mempengaruhi kapasitas
penyerapan.
 Sponge iron mampu bekerja lebih dari life timenya
yaitu 144 hari dengan efisiensi penyerapan 232,6%.

ADSORPSI
3. Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich
pada proses penyerapan ion logam Chrom (VI) oleh
Zeolit

Metode yang digunakan untuk mengukur proses


adsorpsi logam Chrom(VI) adalah metode
Spektroskopi Serapan Atom (AAS). Hasil pengukuran
dari AAS kemudian dianalisis lebih lanjut berdasarkan
rumus empiris dari persamaan Langmuir dan
Freundlich.

ADSORPSI
Zeolit yang dipilih adalah
zeolit warna hijau yang
1. Penyiapan diambil dari beberapa titik
Zeolit penambangan.

Karena zeolit tersebut


terbukti memiliki kualitas
bagus

ADSORPSI
Dilakukan dengan pemanasan/
aktivasi sehingga molekul air
2. Preparasi dapat keluar untuk menciptakan
Zeolit rongga antar molekul.

Pemanasan dilakukan
pada suhu sekitar 150°C
dan ukuran butiran
sampel zeolit 50 mesh.

ADSORPSI
Pembuatan larutan ion logam
chrom VI dalam berbagai
3. Pengukuran konsentrasi yaitu 5 ppm, 10
dengan AAS ppm, 15 ppm, dan 20 ppm.

Ditambahkan dengan zeolit


sebanyak 0,5 gram dan diaduk
dengan stirer selama 30 menit,
kemudian disaring dan filtrat
kemudian diukur dengan alat AAS.
ADSORPSI
Dilakukan perhitungan dan
memplotkan pada grafik dan
4. Pembuatan akan diperoleh puncak-puncak
Grafik data.

Dari gambar grafik tersebut


selanjutnya diperoleh garis
ekstrapolasi berupa garis
lurus dengan persamaan
Freundlich dan Langmuir.
ADSORPSI
Jumlah Ion Chrom (VI) yang teradsorpsi oleh
zeolit pada beberapa konsentrasi variasi

ADSORPSI
Massa terbesar dari ion logam chrom teradsorpsi oleh zeolit adalah pada
konsentrasi 20 ppm yaitu sebesar 7,71 mg ion logam chrom yang terserap
oleh 1 gram zeolit.
ADSORPSI
Perhitungan harga x/m, Ce/(x/m), log (x/m) dan log Ce

ADSORPSI
Persamaan adsorpsi isoterm Freundlich dari log (x/m) versus log Ce

ADSORPSI
Persamaan adsorpsi isoterm Langmuir dari Ce/(x/m) versus Ce

ADSORPSI
log (x/m) = 1,0739log Ce – 0,4084
Persamaan R2 = 0,999
Freundlich

Model persamaan Freundlich


mengasumsikan bahwa terdapat lebih
dari satu lapisan permukaan
(multilayer) dan sisi bersifat heterogen.

ADSORPSI
Ce/(x/m) = -0,0181Ce + 2,3626

Persamaan R2 = 0,9999
Langmuir

Dihitung berdasarkan persamaan adsorpsi


Langmuir karena dilakukan terhadap lapisan
tunggal zat yang teradsorpsi dari ion logam
chrom (VI) pada setiap permukaan zeolit
dalam satuan mg ion logam chrom yang
teradsorp/gram zeolit.
ADSORPSI
Harga konstanta Langmuir dan Freundlich

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa daya


adsorpsi maksimum adalah 52,25 mg /gram.

ADSORPSI
1. Adsorpsi merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengatasi
masalah pencemaran lingkungan. Adsorpsi bergantung pada
kemampuan permukaan adsorben untuk menarik molekul gas, uap atau
cairan.
2. Beberapa jenis adsorben yang sering digunakan adalah karbon aktif,
silika gel, zeolit, polimer sintetik atau resin, biomassa, dll.
3. Karbon aktif adalah karbon yang telah mengalami perubahan sifat-sifat
fisika dan kimianya karena dilakukan perlakuan aktivasi.
4. Aktivasi adalah suatu perlakuan terhadap karbon yang bertujuan untuk
memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon.
5. Yang mempengaruhi daya serap karbon aktif adalah: sifat
adsorben, sifat serapan, temperatur, pH dan waktu kontak.
6. Suhu aktivasi mempengaruhi kualitas karbon aktif yang terbentuk.

ADSORPSI
Arifin. B., 2002, Adsorpsi Merkuri Dalam Air Oleh Partikel Kayu, Disertasi, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.

Dada, A. O., Olalekan, A. P., Olatunya, A. M., Dada, O. (2012), Langmuir, Freundlich,
Temkin and Dubinin–Radushkevich Isotherms Studies of Equilibrium Sorption of Zn2+ Unto
Phosphoric Acid Modified Rice Husk, IOSR Journal of Applied Chemistry (IOSR-JAC),
ISSN: 2278-5736. Volume 3, Issue 1(Nov. – Dec. 2012), PP 38-45,
www.iosrjournals.org.

Dilek, A. (2014), Production and Characterization of Activated Carbon from Sour Cherry
Stones by Zinc Chloride, Fuel, 115: 804-811.

Erlina, Umiatin, Budi E. (2015), Pengaruh Konsentrasi Larutan Koh Pada Karbon Aktif
Tempurung Kelapa Untuk Adsorpsi Logam Cu, Prosiding Seminar Nasional Fisika, ISSN:
2339-0654, Volume 4 (2015), Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Jakarta, Jakarta.

Geankoplis, C. J. (1993), Transport Processes and Unit Operation. Third Edition, Allyn
and Bacon, Inc., Boston.

ADSORPSI
Ginanjar Almuhandis, Struktur Dasar dan Degradasi Resin Penukar Ion (2013).

Handayani M., Sulistiyono E., (2009), Uji Persamaan Langmuir Dan Freundlich Pada
Penyerapan Limbah Chrom (Vi) Oleh Zeolit, Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi Nuklir PTNBR – BATAN Bandung, Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI.

L.H. Velazquez-Jimenez, A. Pavlick, J.R. Rangel-Mendez, Chemical characterization of


raw and treated agave bagasse and its potential as adsorbent of metal cations from
water, Ind. Crop. Prod. 43 (2013) 200–206.

Meilita Taryana, Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya), Skripsi Jurusan
Teknik Industri, FT-USU, (2002)

Muslim A., Zulfian, Ismayanda M.H., Devrina E., Fahmi H. (2015), Adsorption Of Cu(II).
From The Aqueous Solution By Chemical Activated Adsorbent Of Areca Catechu Shell,
Journal of Engineering Science & Technology, 10(12), 1654-1666.

Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (1998),
Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa.

ADSORPSI
Ramdja A. F., Halim M., Handi J. (2008). Pembuatan Karbon Aktif Dari Pelepah Kelapa
(Cocus Nucifera). Jurnal Teknik Kimia, Volume 12 No. 2, Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Sriwijaya, Palembang.

Reynolds T. D. (1982). Unit Operations and Processes in Environmental Engineering,


Wadsworth Inc., Belmont, CA.

Richardson, J. F., Harker, J. H., and Backhurst, J. R. (2014), Chemical enginering, Particle
Technology and Separation Processes, volume 2, 5th edition, Butterworth-Heinemann,
Oxford

Sembiring, M.T., Sinaga, T.S. (2003), Arang Aktif Pengenalan dan Proses Pembuatannya,
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Zakaria A., Rohaeti E., Batubara I., Sutisna, Purwamargapratala Y. (2012), Adsorpsi
Cu(II) Menggunakan Zeolit Sintetis Dari Abu Terbang Batu Bara, Prosiding Pertemuan
Ilmiah Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Bahan, Issn 1411-2213.

ADSORPSI
KEGIATAN 2016/2017
I II III IV V VI
Persiapan bahan baku
Analisis bahan baku
Eksperimen
Analisis sampel dan pengolahan data
Penyusunan laporan dan seminar

Seminar Proposal
Penelitian

Anda mungkin juga menyukai