Anda di halaman 1dari 15

REFERAT

CATAMENIAL EPILEPSY
Disusun oleh :
Astri Faluna (1102009044)

Pembimbing :
Dr. Joko Nafianto, Sp.S
EPILEPSI
 Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang
ditandai oleh bangkitan (seizure) berulang sebagai
akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara
intermiten, yang disebabkan oleh lepas muatan listrik
abnormal dan berlebihan di neuron-neuron secara
paroksismal, dan disebabkan oleh berbagai etiologi.
Catamenial Epilepsy
 Definisi :
 Laidlaw (1956) : Serangan epilepsi yang muncul disekitar
waktu menstruasi.
 Gastaut : Serangan epilepsi yang terjadi selama menstruasi
atau beberapa hari menjelang menstruasi atau
sesudah menstruasi.

 Banyak perempuan penderita epilepsi mengalami perubahan


dalam manifestasi kliniknya (frekuensi & beratnya serangan)
secara fenotip yang berkaitan dengan perubahan status
reproduktifnya.
Catamenial Epilepsy
 Pola kejang yang berhubungan dengan siklus
menstruasi
 30%-50% perempuan dengan epilepsi, mengalami
peningkatan frekuensi serangan pada masa
perimenstruasi dan pada masa ovulasi.
 Diperlukan data statistik yang valid dengan
melakukan pencatatan tipe kejang yang terjadi,
frekuensi, pengobatan dan monitoring pada saat
sebelum siklus menstruasi dan saat menstruasi.
 Timbul kejang pertama kali : Juvenile Myoclonic
epilepsy
 Remisi : childhood absence epilepsy & benign
rolandic epilepsy
 Setelah menarche, 30% wanita dengan epilepsi akan
terjadi eksaserbasi : Complex partial epilepsy dan
Generalized tonic-clonic
Herzog et al.

Definisi Waktu

Tipe katamenial 1 Cycle days -3 sampai +3 Perimenstrual

Tipe katamenial 2 Cycle days 10 sampai 13 Preovulasi

Tipe katamenial 3 Hari ke 22 , progesteron Ovulasi


level > 5 mg/ml
Perubahan hormonal dan Pengaruhnya

 Pada wanita faktor hormonal sangat berperan penting dalam


kejadian terjadinya epilepsi. Dimana estrogen mempunyai efek
epileptogenik ringan , efek estrogen menurunkan GABA dan
sebagai agonis dari glutamat.
 Sedangkan Progesteron sebagai anti epileptogenik lemah.
 Maka dari itu akibat dari efek estrogen yang melebihi dari
progesteron sehingga meningkatkan ambang kejang pada
wanita
Hormon Estrogen
 Proconvulsant
 Menduduki GABAa receptor menghambat konduksi
klorida inhibisi berkurang
 Agonis NMDA di regio CA1 hippocampus
meningkatkan daya rangsang CA1di lobus medial
temporal
Progesteron
 Anticonvulsant
 Menduduki GABAa receptor meningkatkan inhibisi
dengan meningkatkan konduksi klorida
 Meningkatkan ambang batas kejang
 Menurunkan pengaruh daya rangsangan melalui
glutamat di lobus temporalis
 Serangan pada saat ovulasi dan selama menstruasi :
rasio estradiol / progesteron didalam serum tinggi.
 Serangan menurun selama fase luteal : kadar
progesteron tinggi dan rasio estrogen/progesteron
turun secara tajam
Pendekatan Diagnosis
 Anamnesis
 Perhatikan pola klinis
 Perhatikan dan catatlah adanya hubungan fisiologis antara
peningkatan frekuensi serangan dan tahap siklus menstruasi
 Manifestasi klinis yang penting: frekuensi, jenis dan saat
terjadi serangan epilepsi, jenis obat anti epilepsi (OAE), dosis
dan ketaatan penderita minum OAE
 Awitan (onset) serangan epilepsi
 Memperoleh pengobatan hormon termasuk kontrasepsi
Terapi
 Meningkatkan dosis OAE konvensional pada waktu
penderita mengalami menstruasi (sampai dosis
maksimal).
 Terapi hormonal ( meningktakan kadar progesteron
atau menurunkan kadar estrogen )
 Medroksi progesteron

 Klomifen sitrat
Terapi Epilepsi katamenial
 Tambahkan OAE yang bekerja cepat seperti klobazam.
Dosis klobazam 20-30mg / hari dalam 2-4 hari
sebelum , selama dan setelah menstruasi
 Obat tambahan lain adalah asetazolamid yang
diberikan 5-10 hari sebelum, selama dan sesudah haid.
Ada 2 dosis yang dianjurkan adalah
 Dosis 250 mg 1-2x per hari selama 5-7 hari sebelum ,
selama dan sesudah menstruasi
 Dosis 5 mg/kgBB/ hari selama 3 hari sebelum , selama dan
sesudah menstruasi

 Terapi hormone menggunakan progesterone


Klomifen Sitrat

 Antagonis estrogen
 Mengikat reseptor estrogen menghalangi kemampuan
estrogen menginduksi serangan epilepsi.
 Efek samping :
 Jangka pendek = wajah terasa hangat dan kemerahan, nyeri
kepala (lebih kurang 10%) , depresi (lebih kurang 5%)
 Jangka panjang = kanker ovarium
 Dosis : 25-100mg/hari dari hari ke 5 sampai ke 9 setiap
siklus.

Anda mungkin juga menyukai