Anda di halaman 1dari 18

Biofarmasi

sediaan obat
yang diberikan
secara optalmik
(melalui mata)

Nuryanti, M.Sc, Apt


Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi
FKIK Unsoed
Anatomi dan Fisiologi mata.
Kornea
 Tersusun seperti sandwich yg terdiri
atas suatu lapisan hidrofilik stroma
diantara 2 lapisan lipofilik, yaitu:
◦ Epitelium : tersusun dari 5-6 lapisan sel
◦ Endotelium: lapisan tunggal pd bagian dalam
kornea
 Tebal kornea 0,5 mm pd bagian pusat &
sedikit agak menebal pd bagian perifer
 Lapisan air mata prekorneal yg
dihasilkan dari sekresi air mata membuat
kornea selalu basah, jernih & sehat
Perlu diperhatikan
 Mekanisme perlindungan mata yg
berkontribusi terhadap eliminasi
segera jika ada: debu, insek, benda
asing,

 Menyebabkan formulasi sediaan/obat


yg bersinggungan dgn mata sukar
berkontak lama dengan mata
Pembilasan nasolakrimal
• Merupakan reflek mata utk melindungi mata dari serangan luar
penutupan/pengedipan mata & kekaburan penglihatan
• Tjd kekaburan penglihatan krn sekresi air mata
 Air mata secara kontinyu membilas permukaan mata
• Pembilasan nasolakrimal:
 Merupakan aktivitas & mekanisme antiinfeksi mll kandungan
lisozsim & immunoglobulin dlm kandungan air mata
 Cairan lakrimal akan disalurkan mengikuti alur nasolakrimal,
menuju faring & esofagus

• Akibat pembilasan nasolakrimal:


Sebagian dosis obat yg diberikan menjadi tidak aktif , krn obat
berikatan dgn protein dlm air mata & musin konjunktival.
 Kehilangan selanjutnya dpt meningkat krn hal yg bersifat fisik
 Kantung mata hanya mampu mengakomodasi sekitar 20µl
cairan tambahan
Penghantaran Obat ke Bagian
Internal Mata
 Jika obat tidak
bertujuan utk
pengobatan bagian
luar mata, maka obat
harus masuk ke
bagian dalam mata
 Penetrasi obat mata
yg diberikan secara:
◦ Lokal
◦ sistemik
Penetrasi Obat Mata yang Diberikan Secara Lokal

 Rute :
◦ Transkorneal
(utama): pilokarpin
(pKa 7,5)
◦ Non korneal: utk
obat timolol & inulin
◦ Bagian Sklera:
permeabilitas tinggi
utk obat β-bloker
Penetrasi Obat Mata yang
Diberikan Secara Sistemik
 Untuk obat antiinfeksi & antiinflamasi
 Proses penetrasi dihalangi oleh :
◦ darah mata, halangan antara
 darah – retina
 darah – humor vitreous
 viskositas tinggi : Mencegah difusi obat pd bagian
posterior mata
◦ z.cair dalam bilik mata depan & ultra filtrat
belakang inti mata (aquous hummor) yg
dihasilkan oleh epitelium silier pd proses
silieri,
 mencegah lewatnya molekul besar, protein plasma
& kebanyakan antibiotika
Sediaan Mata :
 larutan atau suspensi, digunakan untuk mata, dengan cara
meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak
mata dan bola mata. (FI III)
 larutan steril, bebas partikel asing , merupakan sediaan
yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai
digunakan pada mata. (FI IV)
 merupakan produk steril, tidak mengandung partikel asing,
dalam campuran dan wadah yang cocok untuk digunakan
pada mata
 larutan atau suspensi dengan pembawa air atau minyak
steril yang mengandung satu atau lebih zat aktif yang
dibutuhkan untuk digunakan pada mata.
 Suspensi optalmik adalah sediaan cair
steril yang mengandung partikel-
partikel yg terdispersi dalam cairan
pembawa untuk pemakaian pada obat
mata seperti yg tertera pada
Suspensiones .(FI IV hal 14)
 Larutan optalmik adalah larutan steril
basis lemak atau air dari alkaloid,
garam alkaloid,antibiotik, atau zat lain
yang dimasukkan ke dalam mata.
KEUNTUNGAN
 memiliki kelebihan dalam hal
kehomogenan, bioavailabilitas dan
kemudahan penangananan.
◦ adanya partikel zat aktif dapat
memperpanjang waktu tinggal pada mata
sehingga dapat :
 meningkatkan waktu terdisolusinya oleh air
mata,
 terjadi peningkatan bioavailabilitas dan efek
terapinya
KEKURANGAN
umumnya sediaan untuk mata efeknya lokal/
topikal, karena:
 Volume larutan yang dapat ditampung oleh mata
sangat terbatas yaitu 7 µL :
◦ larutan yang berlebih dapat masuk ke nasal cavity,
lalumasuk ke jalur GI menghasilkan absorpsi sistemik
yang tidak diinginkan.
◦ Mis.β-bloker untuk perawatan glaukoma dapat
menjadi masalah bagi pasien gangguan jantung atau
asma bronkhial.( Codex, 162)
 Kornea dan rongga mata sangat kurang
tervaskularisasi ,
 kapiler pada retina dan iris relatif non permeabel
Persyaratan Obat Mata
 Memenuhi persyaratan sterilitas obat
mata
 Tidak boleh ada toksisitas lokal
 Kemudahan pemberian
 Menggunakan pengawet antimikroba
utk formulasi multiguna
 Memenuhi persyaratan iso
osmolaritas untuk formulasi berbasis
air
Eksipien
 Jaringan luar kornea mata dan
konjuktiva sangat mudah mengalami
kerusakan akibat bahan kimia
 Mata sangat peka terhadap iritasi
bahan aktif & eksipien
Pertimbangan formulasi lain

 Formulasi opthalmik harus steril


 Cara sterilisasi yg disukai : otoklaf,
◦ tp banyak polimer yg tidak tahan dgn otoklaf
 Hambatan viskositas tidak
memungkinkan utk sterilisasi cara filtrasi
 Formulasi opthalmik multiguna harus
mgd pengawet (benzalkonium klorida) :
◦ 5% pasien tdk tahan dgn pengawet tsb
 Solusi : Formulasi tanpa pengawet:
◦ utk sediaan mata tunggal sekali pakai.
Penilaian Kinerja Formulasi
opthalmik
 Berdasarkan perubahan ketersediaan
hayati
 Dilakukan secara farmakokinetika &
farmakodinamika
Studi Farmakokinetika
 Disposisi obat secara prekorneal dpt diteliti use
sampel air mata & mengukur kadar obat dlm air
mata, tantangan studi :
◦ Dpt msbbkan pengedipan mata secara berlebihan
◦ mningkatkan produksi air mata pd subjek yg peka terkena
pipet pengambilan sampel shg hsl penelitian mjd bias
◦ Jika formulasi tdk dpt bercampur dgn cepat pd lapisan
tipis air mata, maka dpt terambilnya sampel yg
merupakan bagian dari formulasi itu sendiri
 Cara lain utk meneliti hilangnya obat dr bagian
depan mata dgn menyedot formulasi atau
pembawanya dgn zat penanda yg mudah diukur
◦ Penanda adl zat yg berfluoresensi or radioaktif yg mudah
diukur
Studi Farmakodinamika
 Digunakan jika studi farmakokinetika
tidak dapat digunakan
 Respon biologis : miosis, midriasis,
tekanan intraokular & aktivitas
antibakterisida mudah dinilai secara
kuantitatif

Anda mungkin juga menyukai