Anda di halaman 1dari 27

Kepemimpinan Berbasis Spiritual (KBS)

untuk Kepala Ruangan Rawat


di Rumah Sakit Umum

Wida Kuswida Bhakti


09066001

Program Doktoral
FIKUI
Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan
kepemimpinan spiritual (Mulyono, 2010;
Asmaningrum, 2009; dan Fry & Matherly, 2006),
Kepemimpinan diri sendiri (Fry & Matherly, 2006;
Antonio, 2008)
Kepemimpinan dalam Keperawatan (Yuswanto et al.,
2013, AACN, 2005; Huber, 2006, 2010)
Pemimpin efektif Norris (2008) Dolbier, Soderstrom,
dan Steinhardt (2001)

Gaya Penanganan Konflik


persepsi konflik interpersonal
(Thomas, Bliese, & Jex, 2005); Komitmen Organisasi
konflik peran (Meyer, Stanley,
Hercovicth, & Topolyshky, Faktor yang berpengaruh
Shafer (2009) iklim etik terhadap komitmen organisasi
organisasi dan konflik Meyer, Stanley, Hercovicth,
profesional dan Topolyshky,. Dockel,
organisasional2002); Basson, dan Coetzee (2006)
Mathieu dan Zajac (1990)
kompetisi semakin rendah (Rhodes & Steers, 1981)
produktivitas dan motivasi (DeCotiis & Summer, 1987)
kerja perawat (Muaeni, 2003; Dockel, Basson, dan Coetzee
Ernawati, 2003). kompetisi (2006)
(Barker et. al., 1998 dalam
Tjosvold, Yu, & Wu, 2009),Arief
(2013)
Masalah Penelitian
Komitmen organisasi perawat pelaksana
rendah
Belum diketahuinya keberadaan konflik
organisasi
Belum ada model kepemimpinan yang
spesifik bagi kepala ruangan
Pertanyaan Penelitian
Apakah persepsi perawat terhadap jenis,
penyebab, dan gaya penanganan konflik
organisasi
Apakah model yang diprediksi dapat
meningkatkan komitmen organisasi dan
pemilihan gaya penanganan konflik tepat
secara statistik?
Tujuan Penelitian
Umum
Terbentuknya model kepemimpinan yang sesuai untuk
penyelesaian masalah rendahnya komitmen organisasi perawat
pelaksana
Khusus:
- Diketahuinya persepsi jenis, penyebab, dan gaya penanganan
konflik di RSU
- tersusunnya model kepemimpinan yang tepat untuk
meningkatkan komitmen organisasi dan mendorong pemilihan
gaya penanganan penanganan konflik organisasi yang tepat
- Diketahuinya hasi analisis statistik ketepatan model
kepemimpinan yang dirancang
Kerangka Teori Penelitian

input proses output Outcome

Perencanaan Pengorganisasian Pengendalian


Pengendalian
Pengelolaan staf
pengarahan
Komitmen organisasi
Komitmen Kepuasan kerja
Gaya Penaganan afektif, normatif, Keterlibatan dalam
Konflik organisasi Konflik pekerjaan
berkesinambungan
Komitmen kerja
Proses konflik Intensitas keluar masuk
Kepemimpinan
Perilaku positif pekerja
Interaksi komponen
sistem Kehadiran
Perilaku negatif
Model Kepemimpinan Kinerja
Penerapan Model Perilakuorganisasi
(Metode, Strategi) citizenship
Kesehatan dan
(Thomas, Bliese, & Jex, 2005); (Meyer, Stanley, Hercovicth, & Topolyshky, Shafer (2009) kesejahteraan pekerja
organisasional2002);(Muaeni, 2003; Ernawati, 2003). (Barker et. al., 1998 dalam Tjosvold, Yu, &
Wu, 2009), Kepemimpinan (Mulyono, 2010; Asmaningrum, 2009; dan Fry & Matherly, 2006),
(Fry & Matherly, 2006; Antonio, 2008) (Yuswanto et al., 2013, AACN, 2005; Huber, 2006, 2010),
Norris (2008) Dolbier, Soderstrom, dan Steinhardt (2001)
Kerangka Kerja Penelitian
Penelitian
Tahap 1: • Cross
Eksplorasi sectional
Konflik

Penelitian
• Studi literatur
Tahap 2: • Konsultasi pakar
Penyusunan • model
Model

Penelitian
Tahap 3: Uji • Deskriptif
korelasi
statistik Model
Penelitian Tahap 1
Kerangka Konsep

Persepsi Jenis Persepsi Penyebab


Konflik Konflik
1. Konflik 1. informasi
intrapersonal kebijakan
2. Konflik institusi,
Karakteristik Interpersonal 2. keamanan
Perawat Pelaksana 3. Konflik lingkungan
1. Jenis kelamin Intergrup kerja
2. Tingkat 3. Kesesuaian
Pendidikan beban kerja
3. Lama bekerja dengan
4. Etnik Persepsi Gaya kompetensi
penanganan 4. pelaksanaan
konflik peran yang
Organisasi berbeda antar
1. Akomodasi profesi
2. Kompetisi 5. umpan balik
3. Kompromi kinerja dari
4. Menghindar atasan
5. Kolaborasi 6. perilaku
manajer
Hasil Penelitian
Karakteristik Perawat
perawat pelaksana perempuan 115 (73,9%) perawat laki-laki (26.1%).
Etnis Melayu (57,2%) orang, Jawa (16,6%) dan Tionghoa dan Sunda
(masing-masing 2,1%).
Tingkat pendidikan Diploma III Keperawatan (76,6%) dan sarjana
keperawatan (2,1%) (4,8%) Diploma III Keperawatan + non
keperawatan.
Perawat dengan masa kerja 1-5 tahun (45,5%) masa kerja antara 26-30
tahun (3,4%).
Tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan pada umumnya di
seluruh dunia, berdasarkan jumlah didominasi oleh perempuan (Di
Martino, 2003),
Hasil Penelitian
Gambaran Persepsi Konflik
Tipe konflik (24.1%) konflik antarkelompok. (31%) konflik
intrapersonal dan (46,9%) konflik interpersonal
122 (84,1%) menyatakan sumber konflik berasal dari kebijakan
institusi yang tidak diinformasikan dengan jelas; Tempat bekerja tidak
aman 85 (56,8%); perilaku manajer 61 (42,1%) ; peran yang berbeda
antar anggota tim 92 (63,4%): beban kerja yang berlebihan dan tidak
sesuai dengan kompetensi 94 (64.8%) ; tidak adanya umpan balik
terhadap kinerja 61 (42,1%)
Gaya penangan konflik: kompetisi 80(55,4%), akomodasi 37 (25,5%) ;
kompromi 4 (2,8%); menghindar 2 (1,4%) dan kolaborasi 22 (15,2%)
perawat pelaksana
Hasil Penelitian
Hubungan Karakteristik Perawat dengan Persepsi Jenis, Penyebab dan Gaya
Penanganan Konflik
Jenis kelamin dan persepsi jenis konflik interpersonal p=0,008 (p<0,05),
tingkat tingkat kepercayaan 95% (1,422—8,017) didapatkan nilai Odd Ratio
(OR) sebesar 3,376.
Jenis kelamin dan gaya penanganan konflik (p=0.008)
Tingkat pendidikan dan penyebab konflik: kesesuaian beban kerja (p=0,036)
dan keamanan lingkungan tempat bekerja (0,008).
lama bekerja dengan persepsi jenis konflik antar kelompok (p=0,048).
Proporsi terbesar masa kerja 1-5 tahun.
Penelitian Tahap 2: Penyusunan
Model KBS
Studi Literatur:

 Kepemimpinan dalam keperawatan (Huber 2009; AACN,


2005; Yuswanto, 2010)
 Kepemimpinan diri sendiri (Neck & Manz, 2010; Antonio,
2008)
 Kepemimpinan spiritual (Fry & Matherly, 2006; Thobroni,
2010)

Konsultasi Pakar
Model KBS
Kesadaran diri: adaptasi, inisiatif, pengendalian diri
dan lingkungan, segan diri, berpikir konstruktif,
ritual
Etis: dapat dipercaya,transparansi,keteladanan,memiliki
integritas, Sabar, Syukur, Tabah,Tekun,Adil ,Jujur sejati,
Niat suci, Semangat amal salehDisiplin tetapi fleksibel,
Mengerjakan hal yang benar,Pemakmur, Penggembala,
egaliter
Etis visioner Visioner:Berorientasi pelayanan, Menata kelembagaan,
KESADARAN Pembaharu, Motivasi inspirasional, Harapan akan adanya
DIRI penghargaan, Luas, Mendefinisikan tujuan, idealisme yang
tinggi,harapan/keyakinan, standar yang terbaik,
Entrepreneur, Komunikator penjernih dan pengilham,
altruism Budaya kualitas, Keterbukaan menerima perubahan
Tujuan-tujuan fleksibel

Altruism: Memiliki pengaruh, Kasih sayang, Empati,


Kolaborasi kerja tim: Manajemen konflik, Menghargai , pengakuan, Pemaaf, Ramah, Berani, Loyalitas
Mendelegasikan sebagian tugas, Memberdayakan, Pelatih tinggi, Rendah hati, Pemimpin yang dicintai,
yang baik bagi karyawan, Persaudaraan, Advokasi Membangkitkan yang terbaik bagi diri sendiri dan orang
lain, Membenci formalitas dan agama dogmatis, Sedikit
bicara, banyak bekerja dan santai
Produk Akhir Model KBS
Modul Pelatihan
 Kurikulum Pelatihan
 Modul Model KBS
 Modul Pelatihan
 Log book
 Panduan Cognitive Behavioural Coaching
Penelitian Tahap 3:Pengujian Model
Kepemimpinan Berbasis Spiritual

Tujuan:
Diketahuinya validitas dan reliabilitas alat ukur
model KDSBS
Diketahuinya ketepatan model KDSBS
berdasarkan hasil analisis data pada populasi
Diketahuinya pengaruh dimensi kesadaran diri
terhadap dimensi etik, visioner, altruism dan
kolaborasi kerja tim
Kerangka Konsep

Etis

Visioner
Kesadaran Diri

altruism

Kolaborasi kerja tim


Hipotesis Penelitian
Kesadaran diri berpengaruh terhadap
dimensi etis
Kesadaran diri berpengaruh terhadap
dimensi visioner
Kesadaran diri berpengaruh terhadap
dimensi altruism
Kesadaran diri berpengaruh terhadap
dimensi kolaborasi kerja tim
Hasil Penelitian dan Pembahasan

Reliabilitas Alat Ukur


Alpha Chronbach yang tinggi (>0,7) yang berada dalam kisaran 0,878-0,949.
Reliabilitas alat ukur Model KDSBS memiliki nilai Alpha Chronbach sebesar
0,974.
Reliabilitas konstruk komposit antara 0,9463-0,9608
Validitas Alat Ukur
 0,308-0,741.
 validitas indikator komposit tunggal 0,584-0,908

Kaplan & Saccuzo (2005) menyatakan bahwa menurut model sampel domain setiap
item dari sebuah alat ukur adalah sampel independen dari kepribadian atau
kemampuan manusia yang dapat diukur. Semakin besar sampel akan lebih
merepresentasikan karakteristik yang benar. Pada model ini, reliabilitas tes akan
meningkat sejalan dengan penambahan jumlah item.
Menurut Ghozali (2005) nilai minimal konstruk reliabilitas sebesar 0,70; validitas
0,500 alat ukur KBS memenuhi syarat reliabilitas
Struktur Model Kepemimpinan
Berbasis Spiritual
Hasil dan Pembahasan
Model akhr Chi-square sebesar 3,074 (p=0,215) yang menunjukkan tidak adanya
perbedaan model yang diprediksi dengan data pengamatan. Hal ini dapat diartikan
bahwa model yang diprediksi memenuhi syarat ketepatan karena sesuai dengan data
hasil pengamatan.

Model akhir menunjukkan terpenuhinya seluruh kriteria goodness of fit. Chi-square


sebesar 0,631 (p=0,427) yang menunjukkan tidak adanya perbedaan model yang
diprediksi dengan data pengamatan. Hal ini dapat diartikan bahwa model yang
diprediksi memenuhi syarat ketepatan karena sesuai dengan data hasil pengamatan.

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan empat hipotesis pengaruh kesadaran diri
terhadap empat dimensi lainnya dalam model KBS. goodness of fit, Chi-square lebih
kecil dari nilai tabel pada tingkat kepercayaan 0,01 (122,086) yaitu sebesar 0,631 dan
nilai p=0,427. Sementara itu tujuh kriteria goodness of fit lainnya memenuhi persyaratan
(fit).
Hasil penelitian dan pembahasan
Pengaruh Kesadaran Diri terhadap Dimensi lain Model KBS
kesadaran diri berpengaruh terhadap dimensi etis, visioner, altruism,
dan kolaborasi kerja tim (CR>1;96; p<0,000)

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengontrol diri dalam hal ini
pikiran dan perasaan.
Kesadaran diri merupakan kunci utama untuk dapat memahami diri
sendiri yang diperlukan untuk memahami orang lain dalam hubungan
sosial maupun hubungan dalam berorganisasi (Huber, 2010; Antonio,
2008).
Antonio (2008); Neck dan Manz (2010), strategi-strategi yang mereka
kembangkan untuk mengenal diri bermula dari kesadaran tentang hakikat
penciptaan manusia. ,
Kesimpulan
Secara menyeluruh alat ukur Model
KDSBS adalah memiliki tingkat reliabilitas
yang tinggi dan validitas sedang hingga
cukup baik
Mayoritas indikator dapat membentuk
variabel laten dari setiap dimensi dalam
Model KDSBS
Kesimpulan
lanjutan.....
Model KBS terbukti tepat secara statistik karena tidak ada
perbedaan antara model yang diprediksi dari konsep dan
teori dengan data dari lapangan
Secara statistik kesadaran diri terbukti memberi pengaruh
positif terhadap perilaku etis, visioner, altruism dan
kolaborasi kerja tim
Peningkatan kesadaran diri dapat meningkatkan perilaku
etis, visioner, altruism dan kolaborasi kerja tim
Rekomendasi
Pelayanan Keperawatan
Model KBS diterapkan dalam situasi nyata
untuk meningkatkan komitmen organisasi
dan mendorong penggunaan gaya
penanganan konflik yang tepat
Menyusun Standar kompetensi perilaku
pemimpin berdasarkan model KBS
Rekomendasi
Pendidikan Keperawatan
Menjadikan Model KBS sebagai landasan
pengembangan nilai institusi
Masuk dalam kurikulum minimal untuk MK
Manajemen dan Kepemimpinan
Diperkenalkan kepada mahasiswa pada
masa orientasi mahasiswa
Rekomendasi
penelitian Keperawatan
Model KDSBS diterapkan di tempat lain
yang berbeda dengan tempat pertama model
ini diterapkan untuk mengevaluasi
sensitifvitas model terhadap latar belakang
budaya berbeda

Anda mungkin juga menyukai