Anda di halaman 1dari 16

VP SHUNT

VPS
Ventriculo Peritoneal Shunt
Shunt terdiri dari 3 komponen dasar :
• Kateter (selang) yang dimasukkan dalam
ventrikel.
• Katup yang mengatur aliran LCS.
• Kateter panjang yang menghubungkan katup
dan rongga tubuh lain tempat drainase LCS.
1. Shunting
Ventriculoperitoneal
(VP) shunt

•shunt yang paling sering


digunakan.
•Ujung proximal di
ventrikel lateral  dan
distal ke Kavum
peritoneal
1. Shunting

Ventriculoatrial (VA)
- menghubungkan ventrikel
cerebral melalui V.jugularis 
V. Cava  Atrium kanan

– bila ada komplikasi abdominal


Shunting
Ventriculopleural shunt
• sebagai pilihan terakhir bila tipe shunt yang lain kontraindikasi.
• cairan pada rongga pleura lambat diserap & mengganggu proses
pernapasan.
• Iritasi kateter  tidak nyaman seperti hiccup dan nyeri pada
pernapasan.

Lumboperitoneal shunt
• digunakan hanya pada hidrocephalus komunikan, fistula LCS atau
pseudotumor cerebri.

Torkildsen shunt
• menghubungkan ventrikel ke spatium sisternal,
• hanya efektif digunakan pada hidrocephalus obstruktif dapatan
Kelebihan ventrikuloperitoneal shunt adalah
• Jika infeksi, jarang mengancam jiwa
• Selang intra peritoneal bisa sepanjang yang diperlukan.
• Waktu operasi relatif pendek.
Komplikasi shunting
1. infeksi,
2 kegagalan mekanis,
3 kegagalan fungsional yang disebabkan kegagalan
fungsional jumlah aliran yang tidak adekuat
1. Infeksi pada Shunt

Dapat disebabkan sbb:


Internal
Pemasangan shunting pada kasus infeksi otak yg dg kegawatan
Status gizi kurang - buruk pada pasien anak.
Eksternal
Saat pasang implant shunting (tindakan aseptik & antisepsis)
Luka operasi di kepala yg tertekan kuat, pasca pasang shunt
Pemilihan antimikrobial yg kurang tepat

Tindakan
Angkat semua sistem shunting yang terpasang,
berikan terapi anti mikrobial, pasang shunt baru
Pasang temporari external ventrikel drainage
2. kegagalan mekanis VP Shunt

berupa kegagalan pada ventrikel kateter, sistem katup,


konektor dan peritoneal kateter migrasi shunt, klot ventrikel,
posisi ventrikel cateter yang tidak tepat, sumbatan/occlusion.

3. kegagalan fungsional

disebabkan kegagalan fungsional jumlah aliran yang tidak


adekuat.
KOMPLIKASI ABDOMINAL
• VP Shunt sering dan cukup mudah dilakukan.
• komplikasi abdominal  ↑ ↑ morbiditas dan mortalitas
faktor resiko
• Keadaan klinis pasien
• metode operasi
• status sosial ekonomi
• malnutrisi,
• riwayat operasi perut sebelumnya,
• infeksi.
• Alat shunt ( hard tipped shunt, panjang peritoneal cateter,
alergi bahan shunt )
KOMPLIKASI ABDOMINAL

Nishijima dkk , menduga ada 2 alasan


1. kelemahan muskulus di intestinal  perforasi ok/ ujung
distal kateter yang keras.
2. pasien yang lebih muda aktifitas peristaltik yang lebih tinggi
dibanding yang lebih dewasa.

Christoper dkk , menemukan adanya perforasi intestinal


berhubungan dengan riwayat operasi abdomen sebelumnya dan
infeksi pada abdomen.

Davidson dkk, malnutrisi dan riwayat operasi abdomen


sebelumnya mendorong terjadinya migrasi dan adhesi.

Park et dkk,, menemukan migrasi distal kateter terbanyak adalah


melewati anus.
KOMPLIKASI ABDOMINAL
• Di RSDK periode maret 2003 - desember 2005 dilaporkan :
148 kasus pemasangan VP shunt ec hydrocephalus
• anak anak 109 dan dewasa 39.
• kelainan kongenital 106, tumor 36 kasus , abses cerebri 3 kasus,
meningitis 4 kasus dan post trauma dengan ICH 2 kasus.
• didapatkan revisi shunt sebanyak 10 kasus akibat
- 3 kasus malfungsi dari shunt
- 3 kasus dengan komplikasi abdominal yaitu protusi
shunt lewat anus,
- 2 kasus ekspulsi di abdomen dan di leher
- 1 kasus dengan perforasi usus ,
- 1 kasus dengan perforasi dinding abdomen regio
lumbal kanan dan
- 1 kasus dengan illeus obstructivus ec adesi
Migrasi shunt via mulut

Anak 4 th post vp
shunt ec hidrocephalus
dan tumor pada fossa
posterior VP selama 1
tahun, terjadi exstrusi
distal kateter ke mulut
setelah terjadi migrasi
melalui gaster dan
oesophagus
Malposisi Shunt

Drain expose per anal

Anda mungkin juga menyukai