• Nefropati diabetik merupakan istilah yang mencakup semua lesi yang
terjadi di ginjal. • kemungkinan disebabkan oleh 11 dilatasi arteriol aferen oleh efek yang tergantung glukosa, yang diperantarai oleh hormon vasoaktif, Insuline-like Growth Factor (IGF) – 1, nitric oxide, prostaglandin dan glucagon • Hiperglikemia kronik dapat menyebabkan terjadinya glikasi nonenzimatik asam amino dan protein. Proses ini terus berlanjut sampai terjadi ekspansi mesangium dan pembentukan nodul serta fibrosis tubulointerstisialis. Patofisiologi CKD ec diabetes • Hipertensi juga memiliki kaitan yang erat dengan gagal ginjal. • Hipertensi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan- perubahan struktur pada arteriol di seluruh tubuh, di tandai dengan fibrosis dan hialinisasi (sklerosis) dinding pembuluh darah, salah satu target organ yang terkena adalah ginjal. • Ketika terjadi tekanan darah tinggi, maka sebagai kompensasi, pembuluh darah akan melebar. pelebaran ini juga menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah dan akhirnya tidak dapat bekerja dengan baik untuk membuang kelebihan air serta zat sisa dari dalam tubuh. • . Kelebihan cairan yang terjadi di dalam tubuh kemudian dapat menyebabkan tekanan darah menjadi lebih meningkat, sehingga keadaan ini membentuk suatu siklus yang berbahaya5 Manifestasi Klinis Oleh karena ginjal memainkan peran yang sangat penting dalam mengatur keseimbangan homeostasis tubuh, penurunan fungsi organ tersebut akan mengakibatkan banyak kelainan dan mempengaruhi pada sistem tubuh yang lain. Antara gejala-gejala klinis yang timbul pada GGK adalah: • Poliuria, terutama pada malam hari (nokturia) • Udem pada tungkai dan mata (karena retensi air) • Hipertensi • Kelelahan dan lemah karena anemia atau akumulasi substansi buangan dalam tubuh • Anoreksia, nausea dan vomitus • Gatal pada kulit, kulit yang pucat karena anemia • Sesak nafas dan nafas yang dangkal karena akumulasi cairan di paru • Neuropati perifer. Status mental yang berubah karena ensefalopati akibat akumulasi bahan buangan atau toksikasi uremia • Nyeri dada karena inflamasi di sekitar jantung penderita • Perdarahan karena mekanisme pembekuan darah yang tidak berfungsi • Libido yang berkurangan dan gangguan seksual 2.1.5 Diagnosis Manifestasi klinis pasien PGK sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti hipertensi, hiperurisemi, diabetesmalitus, infeksi traktus urinarius, batu traktusurinarius, Lupus eritomatosus sistemik.Bila menimbulkan sindrom uremia maka gejala yang timbul berupa lemah, anoreksia, mual,muntah, nokturia, letargi,kelebihan volume cairan (volumeoverload), uremic frost, perikarditis, neuropatiperifer, pruritus, kejang-kejang sampai koma. Gejala komplikasinya antara lainhipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolik, dan gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium, khlorida) Laju filtrasi glomerulus (LFG) • Laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah penunjuk umum bagi kelainan ginjal. Dengan bertambah parahnya kerusakan ginjal, LFG akan menurun. Nilai normal LFG adalah 100-140 mL/min bagi pria dan 85- 115 mL/min bagi wanita. • The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (KDOQI) of the National Kidney Foundation (NKF) menyatakan gagal ginjal kronik terjadi apabila berlaku kerusakan jaringan ginjal atau menurunnya glomerulus filtration rate (GFR) kurang dari 60 mL/min/1.73 m2 selama 3 bulan atau lebih • Stage 1: Kidney damage with normal or increased GFR (>90 mL/min/1.73 m2) • Stage 2: Mild reduction in GFR (60-89 mL/min/1.73 m2) • Stage 3: Moderate reduction in GFR (30-59 mL/min/1.73 m2) • Stage 4: Severe reduction in GFR (15-29 mL/min/1.73 m2) • Stage 5: Kidney failure (GFR <15 mL/min/1.73 m2 or dialysis) • Pemeriksaan darah yang dianjurkan pada GGK adalah kadar serum kreatinin dan blood urea nitrogen (BUN). Ia adalah pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk monitor kelainan ginjal. • Protein kreatinin adalah hasil degradasi normal otot dan urea adalah hasil akhir metabolisme protein. Hasil keduanya meningkat dalam darah jika adanya panyakit pada ginjal. • Electrolyte levels and acid-base balance ditentukan karena gagal ginjal akan menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Terutamanya kalium, fosfor dan kalsium • Blood cell counts dilakukan karena pada dasarnya, kerusakan ginjal menyebabkan gangguan pada produksi eritrosit dan memendekkan jangka hayatnya. Ini menyebabkan anemia. • Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan gambaran yang tidak bersifat invasif. Pada tahap kronik, ginjal biasanya mengerucut walaupun pada beberapa kelainan seperti adult polycystic kidney disease, diabetic nephropathy, dan amiloidosis ia tampak membesar dan mungkin normal. USG digunakan untuk mendiagnosa apakah terdapat obstruksi, batuan ginjal, dan menilai aliran darah ke ginjal 6