Anda di halaman 1dari 246

Jasa Pengangkutan Laut

1
Jasa pengangkutan barang melalui laut

Menurut UNCTAD, lebih dari 80% volume perdagangan internasional dan


lebih dari 70% nilai perdagangan internasional adalah melalui angkutan
laut. (Review of Maritime Transport, 2017)

Pengangkutan barang ekspor impor dalam perdagangan internasional yang


melalui laut tentunya memerlukan jasa pelayaran, dalam hal ini adalah
pelayaran internasional. Pelayaran internasional diselenggarakan oleh
perusahaan angkutan laut luar negeri (maritime shipping company),
baik oleh perusahaan angkutan laut nasional maupun perusahaan angkutan
laut asing.

Perusahaan angkutan luar negeri ini termasuk dalam kategori sebagai


pengangkut (carrier) sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 The Hague
Rules 1924, dimana pengertian pengangkut adalah termasuk pemilik kapal
(ship owner) atau pihak pengguna kapal dalam hal kapal dicarter
(charterer), yang telah mengadakan perjanjian pengangkutan dengan
pengirim barang.
Jasa pengangkutan barang melalui laut
Sewa Kapal/Carter
(Charter)

Dalam praktik umum di dunia pelayaran internasional


dikenal 3 (tiga) jenis carter:
1. Carter menurut waktu (Time Charter)
2. Carter menurut perjalanan (Voyage Charter)
3. Carter tanpa awak kapal (Bareboat Charter)
Jasa pengangkutan barang melalui laut
Sewa Kapal/Carter
(Charter)
Carter menurut waktu (Time Charter)

Menurut Lasse (2015), Carter menurut waktu adalah persetujuan dimana pihak
pemilik kapal (lessor) mengikatkan diri untuk menyediakan kapal tertentu kepada
pihak penyewa (charterer) yang kemudian akan menjadi operator kapal itu untuk
memenuhi kepentingannya dalam pengangkutan di perairan, dimana sewa carter
dihitung menurut lamanya waktu (misalnya 3, 6, atau 12 bulan).

Carter menurut waktu tergolong paling banyak dilakukan untuk kepentingan liner
service (maskapai pelayaran dengan jadwal dan rute pelayaran teratur).
Kapal dicarter selama jangka waktu tertentu dalam keadaan lengkap bersama
awak kapal dan perlengkapan berlayar, sedangkan bahan bakar dan air tawar
ditanggung oleh pencarter. Pencarter umumnya penyedia jasa liner service yang
kekurangan ruang kapal dalam jangka waktu tertentu; atau freight forwarder selaku
operator angkutan multimoda (MTO) yang hendak mengirim barang dalam partai
besar sekaligus, jika analisis biaya menunjukkan bahwa membayar sewa carter lebih
rendah daripada uang tambang (freight) melaui penyedia jasa liner service.
Jasa pengangkutan barang melalui laut
Sewa Kapal/Carter
(Charter)

Carter menurut waktu (Time Charter)

Pada carter menurut waktu ini, kapal diserahterimakan dari pemilik kapal kepada
pencarter, selanjutnya percarter mengoperasikan kapal sesuai dengan jadwal serta
trayek perjalanannya.

Pencarter mengambil alih semua kewajiban dan tanggung jawab pengangkut


terhadap pengirim (consignor/shipper) dan/atau penerima (consignee).
Perncarter bertindak sebagai pengangkut (carrier) sehingga tanggung jawab atas
keselamatan kargo bukan pada pemilik kapal, melainkan berada pada pencarter.

Pencarter menerbitkan dokumen muatan seperti Bill of Lading dan Manifest, serta
merespon tuntutan ganti rugi (claim) dari pemilik barang.

Pencarter menurut waktu (Time Charterer) tergantung klausul dalam


perjanjian atau kontrak dengan pemilik kapal, dapat menyewakan kembali
(sub-charter) kepada pihak lain dengan dasar time charter atau voyage
charter.
Jasa pengangkutan barang melalui laut
Sewa Kapal/Carter
(Charter)

Carter menurut waktu (Time Charter)

Secara garis besar, pada time-charter¸ pihak pemilik kapal menyediakan


kapal yang laik laut dengan kapasitas muatan, kecepatan jelajah, nakhoda
(master) dan ABK (crew), surat-surat kapal selengkapnya , dan menyerahkan
kapal kepada pencarter, kemudian berhak menerima uang carter/sewa
(charter-hire) sesuai klausul dalam charter-party atau C/P (kontrak
sewa).

Sementara pihak percarter bertindak selaku operator yang mengoperasikan


kapal, oleh karenanya bertindak sebagai pengangkut (carrier) yang
menerbitkan B/L sebagai dokumen pengangkutan.
Jasa pengangkutan barang melalui laut
Sewa Kapal/Carter
(Charter)

Carter menurut perjalanan (Voyage Charter)

Menurut Lasse (2015), Carter menurut perjalanan adalah perjanjian dimana


pihak pertama mengikatkan dirinya untuk menyediakan seluruh atau
sebagian ruang kapal yang ditunjuk, kepada pihak kedua sebagai
pengirim/pemilik muatan untuk mengangkut barang muatan melalui laut
dengan satu atau beberapa perjalanan pada rute tertentu dengan syarat
pembayaran sewa (freight) ditentukan per/setiap perjalanan.

Pihak pertama dalam Voyage Charter-Party adalah Owner yang berarti


pemilik kapal sesungguhnya atau Time Charterer (pemegang hak
operasional berdasarkan Time Charter Party yang masih berjalan). Time
Charterer dalam hal ini disebut sebagai “Time Chartered Owned” atau
“Disponent Owner” atas dasar sub-charter/sub-lets the ship.
Jasa pengangkutan barang melalui laut
Sewa Kapal/Carter
(Charter)
Carter menurut perjalanan (Voyage Charter)

Pihak kedua adalah pencarter atau pemilik kargo penanda tangan Voyage charter-
party.
Pencarter seluruh atau sebagian ruang muatan kapal menyerahkan barangnya untuk
diangkut serta membayar freight kepada pihak pertama.

“Owner” di dalam Voyage Charter-Party mengoperasikan kapal dan bertanggung


jawab membayar seluruh biaya operasi (operating expenses) diantaranya biaya
pemakaian fasilitas kepelabuhan, bahan bakar dan minyak lumas, asuransi dan
semua jenis pajak. Sedangkan pencarter membayar biaya terkait langsung
dengan kargo. “Owner” menerima freight hanya atas pengangkutan dari pelabuhan
muat ke pelabuhan bongkar.

Secara garis besar, pada voyage charter, pihak pemilik tidak hanya menyediakan
kapal, tetapi juga sebagai operator/pengangkut, bertransaksi langsung dengan
pengirim barang yang sekaligus adalah pencarter. Pemilik menerima uang
tambang (freight) dari pencarter yang ditetapkan berdasarkan CharterParty
dan B/L.
Jasa pengangkutan barang melalui laut
Sewa Kapal/Carter
(Charter)
Carter tanpa awak kapal (Bareboat Charter)

Menurut Amir (2003), Bareboat charter atau demise charter


ialah suatu perjanjian sewa kapal yang menyebutkan bahwa
pencarter bertanggung jawab penuh atas seluruh kapal,
yang berarti harus menyediakan sendiri awak kapal,
membayar upah dan gajinya, harus membayar sendiri
ongkos perawatan kapal, biaya di pelabuhan dan biaya
lainnya.
Pencarter bertindak seolah-olah pemilik kapal. Bareboat charter
biasanya ditentukan minimum untuk satu tahun. Dapat
dikatakan juga bahwa Bareboat charter merupakan bentuk lain
dari time-charter atau disebut juga net/demise time-charter.
Jenis Pelayaran Internasional
Menurut Suyono (2003), Pelayaran Internasional
adalah hubungan satu negara dengan negara lainnya
dengan kapal melalui perairan internasional.

Pelayaran internasional mempunyai 5 jenis pelayaran:


1. Conference Liner (Shipping Conference)
2. Non-Conference Liner
3. Alliansi
4. Non-Vessel Operating Common Carrier (NVOCC)
5. Tramper
Jenis Pelayaran Internasional

1. Conference Liner (Shipping Conference)


Shipping Conference adalah kumpulan kelompok perusahaan
pelayaran yang menjalani pelayaran tertentu dan dengan jadwal yang
tetap dengan:
 Tarif uang tambang (freight) yang telah disetujui bersama.
 Jadwal singgah ke pelabuhan dengan waktu tertentu
Tujuan dari Shipping Conference:
 Menghilangkan kompetisi dalam tarif freight di antara anggota.
 Menghindari saingan dari luar dengan mencoba monopoli jalur pelayaran
untuk anggota conference dengan jalan menarik kesetiaan dari para
shipper.
Sebaliknya, shipper yang setia mendapat potongan harga sebagai cash
discount atau deferred rebate atau angsuran potongan harga untuk gross
freight rate.
Jenis Pelayaran Internasional

2. Non-Conference Liner
Maskapai pelayaran yang tidak tergabung dalam shipping conference, namun
menjalani pelayaran tertentu dan dengan jadwal yang tetap (liner) disebut sebagai
non-conference liner atau independent service.

Dalam beberapa tahun berjalan, conference liner kehilangan relevansinya karena


menghambat persaingan bebas dan semakin banyak jumlah non-conference liner yang
menawarkan layanan dengan harga yang lebih baik.

Hasilnya adalah bahwa, pada beberapa trayek, conference liner terpaksa mengadakan
perundingan dengan non-conference liner mengenai bea, tarif dan pelayanan.

Kapal dalam pelayaran liner (liner service) umumnya didesain untuk mengangkut
berbagai jenis kargo (heterogen) dan dengan berkembangnya kargo yang dikemas
dalam kontainer (containerization), sebagian besar kapal adalah dalam bentuk
kapal pengangkut container (container ships).
Menurut World Shipping Council (2018), lebih dari 6000 kapal, dimana sebagian besar
adalah kapal container, yang beroperasi dalam pelayaran liner.
Jenis Pelayaran Internasional

3. Alliansi
Aliansi adalah kerjasama antara dua buah perusahaan pelayaran yang besar, baik
dalam hal pengangkutan maupun dalam pemakaian fasilitas yang dimiliki oleh
masing-masing perusahaan. Aliansi ini dimulai pada era peti kemas karena
muatan dipindah dari satu kapal ke kapal lainnya.

Contohnya adalah Maersk Line dan Sea-Land yang mulai bekerja sama di tahun 1991
berdasarkan VSA (Vessel Sharing Agreement) yang kemudian mengadakan aliansi pada
tahun 1995.
Mereka bekerja sama secara erat dan dapat menggunakan kapal-kapal antara kedua
perusahaan itu. Meskipun begitu, kebijakan komersialnya masing-masing sehingga
mereka tetap berkompetisi.
Pada tahun 2000, Sea-Land telah dibeli Maersk Line, tetapi tetap memakai nama Sea-
Land. Sea-Land/Maersk, perusahaan baru ini mempunyai armada 250 kapal dengan
total daya muat 600.000 TEU. Kapasitas untuk kapalnya yang terbesar adalah 6.660
TEU. Maersk/Sea-Land mempunyai 110 kapal milik dan 140 kapal charter.

Aliansi-aliansi lain yang dikenal adalah Hapag-NOL-NYK, Evergreen-Lloyd Triestino,


MOL-Nedlloyd.
Jenis Pelayaran Internasional

4. Non-Vessel Operating Common Carrier (NVOCC)

Dengan makin berkembangnya penggunaan peti kemas,


maka boleh dianggap bahwa peti kemas telah menjadi
bagian kapal dan timbul usaha baru yang dinamakan Non-
Vessel Operating Common Carrier (NVOCC).

Perusahaan NVOCC dapat dikatakan sebuah “usaha


perkapalan” yang tidak mempunyai kapal. NVOCC
lebih merupakan sebuah usaha cargo consolidation
yang muatannya dikumpulkan dalam peti kemas yang
sebetulnya lebih merupakan usaha freight forwarding.
Jenis Pelayaran Internasional

5. Tramper
Tramper adalah perusahaan pelayaran yang mengoperasikan kapal-kapalnya
tanpa jadwal yang tetap dan waktu singgah ke pelabuhan yang tidak
teratur. Jadwal pelayarannya berdasarkan permintaan dan penawaran
(supply and demand).

Kapal tramper biasanya disewa atas dasar tariff yang dirundingkan lebih
dahulu dan biasanya dipakai kalau jumlah muatannya banyak dan sejenis
(homogen).

Dalam hal sewa dan tariff, perusahaan pelayaran dan pemilik barang
biasanya berpedoman kepada:
 Biaya untuk menghasilkan jasa angkutan yang ditawarkan
 Persaingan antar sesama perusahaan pelayaran

Freight dibayar sebelum kapal berangkat atau paling lambat pada waktu bill
of lading diserahkan sesuai dengan kesepakatan yang dicantumkan dalam
charter party.
Freight (Uang Tambang)
Freight adalah pembayaran sebagai imbalan jasa kepada
pengangkut atas pengangkutan dan penyerahan muatan dalam
kondisi perdagangan yang disepakati; atau
“freight is the reward payable to the carrier for the carriage and
arrival of goods in a mercantile or recognized condition, ready to
be delivered to the merchant.”

Definisi lain menyebutkan bahwa freight adalah imbalan atas


kinerja pengangkut yang berhasil memenuhi kewajiban
kontraktualnya; atau
“freight is the remuneration to which the carrier of goods by sea
is entitled on the performance of his contractual obligations or
otherwise, depending on the terms of the contract.”
Freight (Uang Tambang)
Freight (B/L freight rate) dihitung atas dasar salah satu dari 3
macam cara berikut:

 Berdasarkan berat muatan


 Berdasarkan volume muatan
 Berdasarkan harga muatan

Perusahaan pelayaran berhak menentukan salah satu dari ketiga


cara tersebut yang kiranya akan lebih menguntungkan bagi
pihak perusahaan pelayaran.

Kesatuan hitung dalam penetapan freight adalah ton (tonnage),


sedangkan kesamaan mata uang biasanya dipakai U.S. Dollar.
Freight (Uang Tambang)
Freight Voyage Charter
Terkait freight voyage charter, ada yang dinamakan sebagai Lumpsum Freight (LS
atau Lumps), dimana freight dibayarkan oleh pencarter/shipper kepada pemilik
kapal atas sewa penuh satu ruangan palka kapal dalam sejumlah nilai uang tertentu
tanpa memperhatikan kuantitas muatan (volume atau berat), sepanjang tidak
melebihi kapasitas muatan kapal. Sebagai contoh berikut lumpsum freight dari
kapal tanker untuk satu kali perjalanan:

Port Bonython (South Australia) to Singapore-"Cloudesdale", complete cargo black oil


("dirty") 83,000 dwcc, lumpsum $730,000, option South Korea/Japan, lumpsum
$740,000, Delivery date 20 April 2013.

Dead Freight
Adakalanya dalam voyage charter, pencarter sudah meminta kepala pemilik kapal
untuk menyediakan ruangan untuk memuat barang di kapal, tetapi kemudian
ternyata barang yang dimuat jumlahnya kurang dari jumlah barang yang sudah
disepakati dalam C/P (short-shipped), maka pemilik kapal berhak meminta
kompensasi, yang disebut sebagai dead freight. Ruangan (space) dimana pencarter
tidak dapat memenuhi penggunaannya, dianggap sebagai “dead” atau “lost”.
KAPAL
Definisi

Kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai


dan sebagainya) terbuat dari kayu atau besi, bertiang satu atau
lebih, bergeladak, digerakkan oleh mesin atau layar

kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan


dengan tenaga mekanik, tenaga angin, atau ditunda, termasuk
kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah
permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang
PP 51/2002
Perkapalan tidak berpindah-pindah.
Pengangkutan Laut
Bagian-bagian utama kapal:

1: Cerobong;
2: Buritan;
3: Propeller;
4: Kulit kapal;
5: Jangkar;
6: Pemecah ombak (Bulbous
Bow);
7: Haluan;
8: Geladak utama;
9: Bangunan atas
(Superstructure) di mana
ditempatkan anjungan
kapal, kabin untuk awak.
KAPAL
Perlengkapan Standar Kapal

Semua benda atau peralatan, yang bukan merupakan bagian dari kapal itu
sendiri, tetapi dibutuhkan dan digunakan di kapal selamanya karena berfungsi
untuk menunjang keselamatan dan proses operasional kapal baik dalam
melakukan pelayaran berlabuh , dan bongkar muat di pelabuhan. Perlengkapan
kapal tersebut harus sesuai dengan standar minimum yang ditetapkan IMO
(International Maritime Organization) dan harus diuji sebelum digunakan di atas
kapal.

a.Peralatan Navigasi
b.Peralatan Komunikasi
c. Peralatan Keselamatan
d.Peralatan Lainnya
KAPAL
Perlengkapan Standar Kapal

a. Peralatan Navigasi
Sesuai dengan peraturan International SOLAS (Safe of
Life at Sea)1978 dan Colreg (collison regulation 1972)
seluruh kapal harus dilengkapi dengan peralatan
Navigasi :
1. Peta (Chart)
2. Radar
3. GPS
4.Echo Sounder
5. Compass
6.Lampu Navigasi
7. Suling Kapal
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal

Jenis-jenis Kapal berdasarkan fungsinya:

a.Kapal Penumpang (Passenger Ship)


b.Kapal Barang (Freight/Cargo Ship)
c. Kapal Fungsional
d.Kapal Angkatan Laut (Naval Ship)
e.Kapal Patroli (Patrol Boat)
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal
Jenis-jenis Kapal berdasarkan fungsinya:

a. Kapal Penumpang (Passenger Ship)

Kapal besar yang difungsikan untuk mengangkut penumpang dalam


jumlah yang banyak. Kapal penumpang populasinya lebih sedikit
dibandingkan kapal barang, sehingga kapal ini kurang dijumpai
ketimbang kapal barang.

1. Kapal Pesiar (Cruise Ship)

2. Kapal Samudra (Ocean Liner)

3. Kapal Feri (Ferry)


KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Penumpang (Passenger Ship)

Kapal Pesiar (Cruise Ship)

Kapal penumpang yang dipakai


untuk pelayaran pesiar. Penumpang
menaiki kapal pesiar untuk menikmati
waktu yang dihabiskan di atas kapal
yang dilengkapi fasilitas penginapan
dan perlengkapan bagaikan hotel
berbintang
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Penumpang (Passenger Ship)

Kapal Feri (Ferry)

Kapal yang digunakan


untuk penyeberangan laut
yang mengangkut
penumpang beserta
kendaraannya. Kendaraan
yang diangkut pun bisa
berupa mobil pribadi, bus,
truk, ataupun semi-trailer.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal

Jenis-jenis Kapal berdasarkan fungsinya:

b. Kapal Barang (Freight/Cargo Ship)

Kapal besar yang difungsikan untuk distribusi pengangkutan barang dalam jumlah
massal. Kapal-kapal raksasa pengangkut barang pasti sering dijumpai di pelabuhan-
pelabuhan besar misalnya Tanjung Priok. Kapal barang merupakan kapal yang
paling dijumpai karena tidak hanya jumlahnya yang banyak, tetapi juga jenisnya.
 Kapal Peti Kemas (Container Ship)
 Kapal Tanker (Tanker)
 Kapal Pengangkut Barang Curah (Bulk Carrier)
 Kapal Pengangkut Mobil (Ro-Ro/Car Carrier)
 Kapal Pengangkut Barang Berat (Heavy Lift Cargo Transporter)
 Kapal Pengangkut Kapal Kecil (Boat/Yatch Transporter)
 Kapal Tongkang/Ponton (Barge)
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Penumpang (Passenger Ship)

Kapal Samudra (Ocean Liner)

Kapal penumpang besar yang


identik dengan kapal pesiar.
Kapal ini juga memiliki fasilitas
penginapan dan perlengkapan
yang mirip dengan kapal pesiar.

Yang membedakan antara kapal


pesiar dan kapal samudra yaitu
rute perjalanannya.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Barang (Freight/Cargo Ship)

Kapal Peti Kemas (Container Ship)


Kapal yang khusus digunakan untuk
mengangkut peti kemas yang standar
(biasanya berukuran 20 ft atau 40 ft).
Kapal ini memiliki rongga (cells)
untuk menyimpan peti kemas ukuran
standar.

Peti kemas diangkat ke atas kapal di


terminal peti kemas dengan
menggunakan crane/derek khusus
yang dapat dilakukan dengan cepat,
baik derek-derek yang berada di
dermaga, maupun derek yang berada
di kapal itu sendiri.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Barang (Freight/Cargo Ship)

Kapal Tanker

Kapal yang dirancang untuk mengangkut muatan cair atau gas dalam jumlah
besar.

- Kapal Tanker Minyak (Oil Tanker)

- Kapal Tanker Bahan Kimia (Chemical Tanker)

- Kapal Tanker LPG (LPG Tanker)

- Kapal Tanker LNG (LNG Tanker)


KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Barang (Freight/Cargo Ship) – Kapal Tanker (Tanker)

Kapal Tanker Minyak (Oil Tanker)


Sejenis kapal tanker yang berfungsi
untuk mengangkut minyak.

Ada 2 (dua) jenis kapal tanker


pengangkut minyak, yaitu kapal tanker
pengangkut minyak matang/halus dan
kapal tanker pengangkut minyak
mentah.

Biasanya kapal pengangkut minyak


mentah berukuran lebih kecil. Kapal
ini harus dibuat kokoh dan jangan
sampai minyak yang diangkutnya
bocor karena dapat menyebabkan
malapetaka dalam kehidupan laut di
sekitarnya.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Barang (Freight/Cargo Ship) – Kapal Tanker (Tanker)

Kapal Tanker Bahan Kimia (Chemical Tanker)

Sejenis kapal tanker yang berfungsi untuk mengangkut bahan kimia.


KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Barang (Freight/Cargo Ship) – Kapal Tanker (Tanker)

Kapal Tanker LPG (LPG Tanker)


Salah satu kapal tanker gas yang difungsikan untuk membawa LPG (Liquefied
Petroleum Gas).
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Barang (Freight/Cargo Ship) – Kapal Tanker (Tanker)

Kapal Tanker LNG (LNG Tanker)


Salah satu kapal tanker gas yang difungsikan untuk membawa LNG (Liquefied
Natural Gas).
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Barang (Freight/Cargo Ship)

Kapal Pengangkut Barang Curah (Bulk Carrier)


Kapal barang yang berfungsi untuk mengangkut barang-barang seperti batu bara,
semen, biji-bijian, bijih logam, dan sebagainya di dalam sel-sel/rongga-rongga kargo
yang terpisah.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Barang (Freight/Cargo Ship)

Kapal Pengangkut Mobil (Ro-Ro/Car Carrier)


Kapal besar yang bertugas membawa kendaraan baru melalui transportasi air. Meskipun
mengangkut mobil, kapal ini berbeda halnya dengan ferry. Ferry bertugas menyeberangkan
kendaraan bersama pemiliknya langsung dari suatu pulau ke pulau lainnya akibat tidak adanya
jembatan penyeberangan, sedangkan kapal Ro-Ro bertugas menyalurkan kendaraan baru secara
massal yang dipesan langsung dari produsen kepada konsumennya. Istilah Ro-Ro adalah Roll-On-
Roll-Off untuk mengangkut kendaraan sedangkan istilah Lo-Lo adalah Lift-On/Lift-Off untuk
angkutan barang yang harus diangkat menggunakan derek/crane..
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Barang (Freight/Cargo Ship)

Kapal Pengangkut Barang Berat (Heavy Lift Cargo Transporter)


Kapal yang dirancang untuk mengangkut barang yang ukurannya sangat besar melebihi ukuran
yang semestinya bisa diangkut kapal-kapal pada umumnya. Barang yang dibawa bisa berupa
peralatan kilang minyak ataupun kapal besar lainnya. Tempat kargo pada kapal tersebut tidak
dibatasi oleh pagar sehingga memungkinkan barang bisa diangkut dari posisi manapun. Untuk
mengangkut kapal besar lain seperti kapal pesiar, sebagian badan kapal pengangkut dapat
ditenggelamkan (semi-submersible), kemudian kapal pesiar digeser ke atas area yang
ditenggelamkan itu. Setelah kapal pesiar sudah berada di posisi yang tepat, kapal pengangkut
pun mulai mengapungkan badannya yang tenggelam itu sehingga kapal pesiar bisa terangkat dan
siap diantar.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Barang (Freight/Cargo Ship)

Kapal Pengangkut Kapal Kecil (Boat/Yatch Transporter)


Kapal pengangkut kapal yang berukuran lebih kecil dalam jumlah yang banyak dalam posisi
berbaris dan berbanjar. Pada kapal pengangkut yang satu ini, tempat kargo dibatasi pagar agar
muatan tidak jatuh ke laut di mana muatan tersebut ringan dan mudah tergelincir. Mekanisme
pengangkutannya pun hampir sama dengan kapal pengangkut barang berat yaitu dengan cara
menenggelamkan dirinya (semi-submersible), tetapi muatan (kapal kecil/boat) harus masuk
lewat belakang badan kapal sebab bagian samping maupun depan kapal pengangkut dibatasi
oleh pagar permanen.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Barang (Freight/Cargo Ship)

Kapal Tongkang/Ponton (Barge)


Jenis kapal yang mengangkut barang. Kapal ini sebenarnya bukan benar-benar kapal karena tidak
mempunyai mesin sendiri (self-propelled), sehingga ia harus digandeng dengan kapal tunda.
Tongkang juga bisa disebut sebagai gandengan kapal.
TIPE-TIPE SARANA PENGANGKUT LAUT
INDONESIAN CUSTOMS AND EXCISE

Protecting OurREFRIGERATED
Nation CARGO
CARRIYING VESSELS (“REEFER”)

Kapal ini dikhususkan untuk memuat buah, daging dan produk makanan lainnya.
Perbedaan dengan general cargo sangat kecil, hanya adanya penambahan alat pendingin
(refrigerator). Biasanya kapal jenis ini memiliki lebih dari dua deck dan memiliki insulasi
untuk menahan adanya hawa panas. Biasanya kapal jenis ini memiliki kecepatan yang
jauh lebih cepat dari kapal pada kargo umumnya sampai dengan 22 knots.
TIPE-TIPE SARANA PENGANGKUT LAUT
INDONESIAN CUSTOMS AND EXCISE

LIVESTOCK VESSEL
Protecting Our Nation

Livestock Vessel adalah kapal yang digunakan khusus utuk mengangkut ternak
baik sapi maupun kambing. Biasanya kapal jenis ini untuk melayni kegiatan
ekspor dan impor dari Australia dan New Zealand ke Amerika, Canada ataupun
negara lainnya di dunia.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal
c. Kapal Fungsional

Kapal yang bukan digunakan untuk pengangkutan orang maupun barang


melainkan berfungsi untuk menjalankan tugas-tugas tertentu selain dalam
rangka kepentingan militer atau penegakan hukum/kedaulatan negara di laut..

1. Kapal Tunda (Tug Boat)


2. Kapal Derek (Crane Ship)
3. Kapal Pengebor (Drilling Ship)
4. Kapal Pengeruk (Dredger)
5. Kapal Penangkap Ikan (Fishing Ship)
6. Kapal Penelitian/Riset (Research Ship)
7. Kapal Pemecah Es (Ice Breaker)
8. Kapal Kabel Laut (Cabel Laying Ship)
9. Kapal PSV (Platform Supply Vessel)
10. Kapal FPSO (Floating Production Storage and Offloading)
11. Kapal Pemadam Kebakaran (Fire Fighter)
12. Kapal Penyelamatan (SAR)
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Fungsional

Kapal Tunda (Tug Boat)


Kapal kecil yang memanuver kapal
dengan mendorong atau menarik
mereka. Kapal tunda
juga memindahkan kapal yang dalam
suatu kondisi tidak bisa bergerak
sendiri, seperti kapal-kapal di
pelabuhan yang ramai atau di sebuah
kanal yang sempit dan juga kapal yang
memang tidak bisa bergerak sendiri,
seperti tongkang, kapal yang rusak, atau
platform minyak. Beberapa kapal tunda
berfungsi sebagai pembuka pintu
laut pelabuhan atau
sebagai kapal penyelamatan. Kapal
tunda awal memiliki mesin uap, namun
saat ini, mesin diesel yang digunakan.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Fungsional

Kapal Derek (Crane Ship)


Kapal derek merupakan kapal
raksasa yang dilengkapi dengan
beberapa derek raksasa pula yang
bertugas untuk mengangkat
barang berat ataupun membantu
pekerjaan konstruksi di lepas
pantai.
Kapal jenis ini berukuran sangat
tinggi yang mampu melebihi 100
m.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Fungsional

Kapal Pengebor (Drilling Ship)


Kapal pengebor adalah kapal
yang dilengkapi dengan alat
pengeboran.
Tujuan yang paling sering
digunakan adalah untuk
eksplorasi pengeboran minyak
baru atau sumur gas di perairan
dalam atau untuk pengeboran
ilmiah.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Fungsional

Kapal Pengeruk (Dredger)


Kapal pengeruk adalah kapal
penggali yang operasinya biasanya
dilakukan setidaknya sebagian
bawah air, di laut dangkal, atau
daerah air tawar dengan tujuan
mengumpulkan material dasar.
Kegiatan pengerukan itu juga
dapat menghasilkan bahan untuk
reklamasi atau tujuan lain
(biasanya terkait dengan
konstruksi)
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Fungsional

Kapal Penangkap Ikan (Fishing Ship)


Kapal penangkap ikan adalah kapal yang dipakai nelayan untuk menangkap ikan di
laut, sungai, ataupun danau secara massal. Kapal ini digunakan oleh perusahaan
nelayan besar untuk menangkap ikan sebanyak-banyaknya agar lebih efisien
dibandingkan menggunakan perahu kecil. Jumlah ikan yang ditangkap menggunakan
jaring besar dalam satu kali berlayar bisa mencapai ribuan ton atau sama dengan
persediaan untuk 3 tahun.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Fungsional

Kapal penelitian/riset adalah kapal yang didesain untuk membawa fasilitas


penelitian hingga ke tengah lautan. Kapal riset memiliki peruntukannya masing-
masing dan peran yang menjadikan kapal riset memiliki beberapa jenis. Kapal riset
juga dapat bekerja sama dengan jenis kapal lain, misal kapal pemecah es untuk
mengarungi lautan es. Jenis kapal riset khusus oseanografi membawa peralatan
yang dapat mengukur karakteristik fisik, kimiawi, dan biologi dari air dan udara di
atmosfer serta kondisi iklim di atasnya. Termasuk di dalamnya adalah sonar gema
untuk pembacaan hidrografi sederhana.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Fungsional

Kapal Pemecah Es (Ice Breaker)


Kapal pemecah es adalah kapal dengan perlengkapan khusus untuk memecah
lapisan es di permukaan air untuk membuka alur pelayaran melalui lapisan es. Untuk
kapal pemecah es, membutuhkan tiga sifat utamanya yaitu pelampung diperkuat,
bentuk es kering, dan kekuatan untuk mendorong melalui perairan tertutup es. Es
juga mampu dengan mudah membocorkan kapal yang tidak diperkuat.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Fungsional

Kapal Kabel Laut (Cable Laying Ship)


Kapal kabel laut adalah kapal laut yang dirancang dan digunakan untuk memasang
kabel bawah air untuk telekomunikasi, listrik, dan semacamnya. Kabel yang dipasang
adalah kabel komunikasi bawah laut yang sangat panjang yang menghubungkan suatu
negara ke negara lain.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Fungsional

Kapal PSV (Platform Supply Vessel)


Kapal PSV adalah kapal yang dirancang khusus untuk memasok platform minyak
lepas pantai. Kapal ini berukutan antara 20 sampai 100 meter panjangnya dan
menyelesaikan berbagai tugas. Fungsi utama untuk sebagian besar kapal ini adalah
transportasi barang dan personil dari platform minyak lepas pantai dan struktur lepas
pantai lainnya.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Fungsional

Kapal FPSO (Floating Production Storage and Offloading)


Kapal FPSO adalah sebuah kapal jenis sistem tangki mengambang yang digunakan
oleh industri minyak lepas pantai dan gas dan dirancang untuk mengambil semua
minyak atau gas yang dihasilkan dari platform terdekat, proses penyimpanan, sampai
minyak atau gas dapat diturunkan ke kapal tanker atau diangkut melalui pipa.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Fungsional

Kapal Pemadam Kebakaran (Fire


Fighter)
Kapal pemadam
kebakaran adalah kapal khusus
yang sering menyerupai kapal tunda,
dengan pompa dan nosel yang
dirancang untuk memadamkan
api pada kapal yang terbakar.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Fungsional

Kapal Penyelamatan (SAR)


Kapal penyelamatan adalah kapal yang membawa petugas dan peralatan
keselamatan yang bertugas menolong korban kecelakaan yang terjadi di laut.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal

d. Kapal Angkatan Laut (Naval Ship):

Kapal-kapal yang digunakan untuk operasi militer laut selain kapal patroli
(patrol boat).

1. Kapal Induk (Aircraft Carrier)


2. Kapal Perang (Battleship/Battlecruiser)
3. Kapal Pengisian Bahan Bakar (Replenishment Oiler)
4. Kapal Pengangkut Helikopter (Helicopter Carrier)
5. Kapal Penyapu Ranjau (Minesweeper Ship)
6. Kapal Serbu Amfibi (Amphibious Assault Ship)
7. Kapal Selam (Submarine)
8. Kapal Rumah Sakit (Hospital Ship)
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Angkatan Laut

Kapal Induk (Aircraft Carrier)


Kapal induk : Kapal perang yang memuat pesawat tempur dalam jumlah besar. Tugasnya
adalah memindahkan kekuatan udara ke dalam armada AL sebagai pendukung operasi-
operasi AL. Selain itu juga digunakan sebagai pusat komando operasi dan sebagai kekuatan
detterence atau memberikan efek gentar pada lawan. Sebagai kapal yang membawa pesawat,
kapal induk memiliki fleksibilitas tempur yang lebih tinggi dibanding jenis kapal perang
lainnya. Kapal ini tidak pernah berjalan seorang diri. Ia selalu dikawal kapal-kapal lainnya.
Selain kegunaan tempur, kapal induk juga memiliki fungsi-fungsi lain seperti pengintaian,
superioritas udara, atau memberikan bantuan.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Angkatan Laut

Kapal Perang (Battleship/Battlecruiser)


Kapal perang: Kapal yang dibangun dan terutama ditujukan untuk pertempuran. Kapal
perang biasanya dibangun dengan cara yang sama sekali berbeda dari kapal biasa. Selain
sebagai senjata, kapal perang dirancang untuk menahan kerusakan dan biasanya lebih cepat
dan lebih lincah dari kapal biasa. Tidak seperti kapal biasa, kapal perang biasanya hanya
membawa senjata, amunisi dan pasokan untuk awaknya sendiri. Biasanya kapal perang milik
AL. Kapal perang yang biasa dikenal adalah battleship, padahal ada jenis yang lain,
yaitu battlecruiser. Yang membedakan antara battlecruiser dengan battleship adalah
battlecruiser kurang lengkap perlengkapan senjatanya, namun lebih cepat.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Angkatan Laut

Kapal Pengisian Bahan


Bakar (Replenishment Oiler)
Kapal tangki pengisian adalah
kapal angkatan laut tambahan
dengan tangki bahan bakar yang
dapat mengisi kapal lain sementara
berlangsung di laut lepas. Beberapa
negara telah menggunakan kapal
ini untuk pengisian.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Angkatan Laut

Kapal Pengangkut Helikopter


(Helicopter Carrier)

Kapal induk helikopter adalah


jenis kapal induk yang tujuan
utamanya adalah untuk
mengoperasikan helikopter.
Penampilannya hampir sama dengan
kapal induk pada umumnya hanya
saja lebih kecil karena didesain untuk
mengangkut helikopter saja.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Angkatan Laut

Kapal Penyapu Ranjau (Minesweeper Ship)


Kapal penyapu ranjau adalah kapal perang laut kecil yang dirancang untuk melawan
ancaman yang ditimbulkan oleh ranjau laut. Kapal penyapu ranjau umumnya mendeteksi
kemudian menetralisir ranjau sebelum kegiatan operasi laut lainnya. Kapal penyapu ranjau
dengan tujuan dan tugas khususnya mulai dibangun pertama kali selama Perang Dunia I,
yaitu dengan munculnya kapal penyapu ranjau kelas Bunga (Flower-class minesweeping
sloop).
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Angkatan Laut

Kapal Serbu Amfibi


(Amphibious Assault Ship)
Kapal serbu amfibi (juga disebut
sebagai pembawa komando atau
pembawa serangan amfibi) adalah
jenis kapal perang amfibi yang
mendukung pasukan darat di
wilayah musuh dengan serangan
amfibi. Desain belakang kapal
dilengkapi dengan gerbang yang
dapat dibuka miring ke bawah
untuk memungkinkan kendaraan
pasukan darat masuk ke dalam
kapal.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Angkatan Laut

Kapal Selam (Submarine)


Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya
digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer. Sebagian besar angkatan laut
memiliki dan mengoperasikan kapal selam sekalipun jumlah dan populasinya
masing-masing negara berbeda. Selain digunakan untuk kepentingan militer,
kapal selam juga digunakan untuk ilmu pengetahuan laut dan air tawar dan
untuk bertugas di kedalaman yang tidak sesuai untuk penyelam manusia.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Angkatan Laut

Kapal Rumah Sakit (Hospital


Ship)
Kapal rumah sakit adalah
kapal yang membawa petugas
medis dan obat-obatan dalam
jumlah yang sangat
banyak/massal untuk
memeriksa keadaan kesehatan
dan mengobati awak-awak
militer yang mengalami
kecelakaan.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal

e. Kapal Patroli (Patrol Boat):


Kapal patroli adalah kapal yang relatif kecil dan umumnya dirancang untuk tugas-tugas pertahanan pesisir
dan penegakan hukum/kedaulatan negara di laut. Ada banyak desain untuk kapal patroli. Mereka dapat
dioperasikan oleh AL suatu negara, penjaga pantai, bea cukai atau kepolisian. Mereka umumnya ditemukan
dalam berbagai peran perlindungan perbatasan, termasuk anti-penyelundupan, anti-pembajakan, patroli
perikanan, dan penegakan hukum imigrasi. Mereka juga sering dipanggil untuk berpartisipasi dalam operasi
penyelamatan.
Pengangkutan Laut
Peraturan yang dikeluarkan oleh IMO:

- Safety of Life at Sea (SOLAS) Convention 1974/1978  aspek keselamatan


kapal, termasuk konstruksi, navigasi dan komunikasi

- Marine Pollution Prevention (Marpol) Convention 1973/1978  aspek


perlindungan lingkungan perairan, khusus untuk mencegah pencemaran
yang asalnya dari kapal, alat apung, dan usaha penanggulangannya

- Standar of Training Certification and Watchkeeping of Seafarers (STCW)


Convention 1978  persyaratan minimum diklat yang harus dipenuhi ABK
untuk bekerja sebagai pelaut  Kepmenhub Nomor KM 70/1998
(Pengawakan Kapal Niaga)
KAPAL
Dokumen Muatan Kapal
Sebagai alat bukti hukum, muatan yang diangkut kapal dilengkapi dokumen yang
berfungsi sebagai surat berharga dan kepemilikan, sebagai perikatan atau
perjanjian pengangkutan dan sebagai alat bukti pendukung penuntuan ganti rugi
(claim)
1. Shipping Order (SO) atau Shipping Instruction (SI)
2. Cargo Declaration
3. Resi Mualim (Mate’s Receipt)
4. Resi Gudang
5. Tally Sheet
6. Manifest
7. Bill of Lading (B/L)
8. Letter of Indemnity / Letter of Guarantee
9. Delivery Order
10. Statement of Fact
11. Stowage Plan
12. Discharging List
13. Damage Report
14. Marine Note of Sea Protest
15. Notice of Readiness (NOR)
KAPAL
Dokumen Muatan Kapal
1. SHIPPING ORDER (SO) atau SHIPPING INSTRUCTION (SI) merupakan Surat yang dibuat
oleh Shipper/pengirim yang ditujukan kepada Carrier/kapal untuk menerima dan memuat
muatan yang tertera dalam surat tersebut.
Shipping Order berisi :
 Nama shipper,
 Nama Consignee dipelabuhan bongkar,
 Notify address,
 Pelabuhan Muat,
 Pelabuhan Tujuan,
 Nama dan Jenis barang,
 Jumlah Berat dan Volume,
 Shipping Mark,
 Total Nett Weight,
 Total Gross weight,
 Total Measurement,
 Freight and charge, etc.
Shipping Instruction merupakan sumber pengapalan, oleh karena itu kalau S/I sudah diterima
oleh agen pelayaran (accepted by the agent) maka kedua belah pihak yaitu shipper dan carrier
terikat kepada kesepakatan tersebut, yaitu pengapalan muatan. Jika shipper membatalkan
pengapalannya, carrier yang bersangkutan mempunyai hak atas ganti rugi yang dinamakan dead
freight. Sebaliknya kalau carrier membatalkan sailing, harus mengganti ganti rugi kepada shipper.
KAPAL
Dokumen Muatan Kapal
2. CARGO DECLARATION: Dokumen yang di buat oleh shipper (pengirim)
ditujukan kepada master kapal, yang menyatakan bahwa kargo telah di inspeksi
oleh independent surveyor yang menyatakan cargo aman untuk di angkut (IMSBC
CODE)

3. RESI MUALIM (MATE’s RECEIPT): Surat tanda terima barang / muatan


diatas kapal sesuai dengan keadaan muatan tersebut yang ditandatangani oleh
mualim 1 (Chief Officer/Chief Mate: Perwira Kapal di bawah Captain) yang
bertanggung jawab atas muatan kapal). Resi Mualim diberi catatan bila terdapat
hal-hal yang tidak sesuai atau perlu keterangan tambahan. Apa yang tertera
dalam mate’s receipt akan tertera dalam Konosemen (Bill of Lading).

4. RESI GUDANG: Surat tanda muatan yang diterbitkan oleh Kepala Gudang
yang menerima muatan tersebut dari shipper. Biasanya shipper menyerahkan
muatan yang akan dikapalkan itu satu dua hari sebelum saat kedatangan kapal
yang bersangkutan di pelabuhan pemuatan
.
KAPAL
Dokumen Muatan Kapal
5. TALLY SHEET: Suatu daftar/catatan penghitungan jumlah/banyaknya muatan
yang diterima atau muatan yang dibongkar oleh kapal. Penghitungan dilakukan
oleh Tally Clerk dan di syahkan/diketahui oleh Mualim I.

6. MANIFEST: Surat yang merupakan suatu Daftar barang-barang/muatan yang


telah dikapalkan. Dimana daftar tersebut berisi : Nama kapal, Pelabuhan Muat
dan Pelabuhan tujuan, Nama Nakhoda, Tanggal, No. B/L, Pengirim (Shipper),
Penerima (Consignees), Tanda (Mark), Jumlah / banyaknya (Quantity), Jenis
barang / muatan (Description of goods), Isi & Berat (Volume & Weight) dan
Keterangan jika ada. Dibuat oleh Perusahaan Pelayaran.

7.BILL OF LADING (KONOSEMEN): Surat persetujuan pengangkutan barang


antara pengirim (Shipper) dan Perusahaan Pelayaran (Carrier) dengan segala
konsekuensinya yang tertera pada surat tersebut. Juga dapat merupakan surat
kepemilikan barang sebagaimana yang tertera dalam surat tersebut dan oleh
karenanya dapat diperjual belikan sehingga Bill of Lading ini juga merupakan
surat berharga.
KAPAL
Dokumen Muatan Kapal
8. LETTER OF INDEMNITY / LETTER OF GUARANTEE: Surat Jaminan yang
dibuat oleh Shipper untuk memperoleh Clean B/L, dimana Shipper akan
bertanggung jawab apabila timbul Claim atas barang tersebut.

9. DELIVERY ORDER: Suatu surat yang menyatakan kepemilikan atas barang


atau muatan. Dimana D/O dapat diperoleh dengan menukarkan B/L miliknya.

10. STATEMENT OF FACT: Laporan pelaksanaan kegiatan bongkar / muat mulai


dari awal hingga selesai kegiatan.

11. STOWAGE PLAN: Gambaran informasi kondisi muatan yang berada dalam
ruang muat baik mengenai Letak, Jumlah dan Berat muatan sesuai consignment
mark bagi masing-masing pelabuhan tujuannya.

12. DISCHARGING LIST Daftar bongkaran muatan pada suatu pelabuhan


tertentu.
KAPAL
Dokumen Muatan Kapal

13. DAMAGE REPORT: Suatu surat Berita acara kerusakan muatan yang terjadi
diatas kapal sehubungan dengan tanggung jawab pihak carrier.

14. MARINE NOTE OF SEA PROTEST: Suatu Berita Acara atas kerusakan
muatan diluar kemampuan manusia. Dibuat oleh Nakhoda dan di syahkan oleh
Notaris.

15. NOTICE OF READINESS (NOR): Surat yang dibuat oleh Nakhoda yang
menyatakan bahwa kapal telah siap untuk melaksanakan kegiatan pembongkaran
atau pemuatan.
KAPAL
Dokumen Muatan Kapal

13. DAMAGE REPORT: Suatu surat Berita acara kerusakan muatan yang terjadi
diatas kapal sehubungan dengan tanggung jawab pihak carrier.

14. MARINE NOTE OF SEA PROTEST: Suatu Berita Acara atas kerusakan
muatan diluar kemampuan manusia. Dibuat oleh Nakhoda dan di syahkan oleh
Notaris.

15. NOTICE OF READINESS (NOR): Surat yang dibuat oleh Nakhoda yang
menyatakan bahwa kapal telah siap untuk melaksanakan kegiatan pembongkaran
atau pemuatan.
adalah perikatan antara pengirim (shipper) dengan pihak pengangkut (carrier)
untuk mengangkut barang dari suatu tempat di negara eksportir hingga
sampai di suatu tempat di negara importir
PIHAK YG TERKAIT :

SHIPPER
pihak yang mengontrak carrier untuk mengangkut barang dari suatu tempat di
negaranya hingga sampai di tempat tujuan.

CONSIGNEE
pihak yang ditunjuk oleh shipper untuk menerima barang yang diangkut di
pelabuhan tujuan.
CARRIER
pihak yang memberikan jasa pengangkutan barang atau dengan pengertian lain
adalah pihak yang mengendalikan/mengoperasikan sarana pengangkut untuk
tujuan pengangkutan barang.
NOTIFY PARTY
pihak yang ditunjuk shippers dalam B/L sebagai pihak yang harus diberitahukan
oleh carrier setelah barang tiba di pelabuhan tujuan,
75
adalah dokumen pengangkutan barang yang dikirim
melalui sarana pengangkutan laut. Istilah lengkap untuk
B/L adalah Marine Bill of Lading atau Ocean Bill of
Lading
FUNGSI BILL OF JUMLAH SET LENGKAP B/L :
LADING :
Biasanya terdiri atas 3 (Tiga) Lembar
1. Document of Receipt Original yang berlaku klausul “one
2. Document of Tittle for all and all for One”. Artinya
3. Contract of Carriage bahwa apabila salah satu lembar asli
telah dipergunakan untuk mengklaim
barang/ telah ditukar dengan delivery
order, maka 2 lembar asli lainnya tidak
berfungsi lagi.

5/9/2019 Teknik Perdagangan International 76


CONTOH
B/L

77
DALAM HAL LCL
Master Bill of Lading (MBL)

• DikeluarkanolehCarrierkepadaFreight
Forwarder,disebutjuga“Ocean Bill of Lading”

House Bill of Lading (HBL)

• adalahB/L yangditerbitkanolehFreight
Forwarderkepadapelangganyangsebenarnya
BILL of LADING
A bill of lading has 3 basic purposes or roles:
1. Evidence of Contract of Carriage
2. Receipt of Goods and
3. Document of Title to the goods
BILL of LADING

3 types of bills of lading


(Negotiability and Original):

 Straight Bill of Lading


 Sea Waybill of Lading
 Negotiable Bill of Lading
Original Bill of Lading
Negotiable Bill of Lading
Straight Bill of Lading
Order Bill of Lading
Trough Bill of Lading
Combined Transport B/L
Combined Transport B/L
STOWAGE PLAN
GUNA DARI PADA STOWAGE PLAN
 Letak
 Rencana
 Jumlah buruh
 Lama waktu
 Tanggung jawab
JENIS STOWAGE PLAN
 Tentative Stowage Plan
 Final Stowage Plan
Cargo manifest
Delivery order
INDUSTRISARANA ANGKUTAN
PESAWAT TERBANG
UDARA
Organisasi Internasional

ACO

ATAG

IATA

IATAN

ISTAT
Adalah organisasi keanggotaan
dengan struktur Masyarakat Koperasi.
Tujuan penting dari ACO adalah untuk
membagi informasi non-kompetitif, dan
bekerja sama untuk meningkatkan
kesadaran akan masalah keselamatan
dan keamanan yang relevan,
meningkatkan efisiensi, mengurangi
biaya, belajar, dan tumbuh.
Lembaga Internasional dalam Penerbangan
2. IATA - ICAO

Terkait penerbangan internasional, saat ini ada


2 (dua) lembaga internasional yang cukup
penting peranannya dalam mengatur hal-hal
terkait penerbangan internasional, yaitu ICAO
dan IATA.
Lembaga Internasional dalam Penerbangan

IATA (International Air Transport Association) atau Asosiasi Pengangkutan Udara


Internasional adalah sebuah organisasi perdagangan internasional yang terdiri dari
maskapai-maskapai penerbangan dari negara-negara anggota ICAO.

Maskapai-maskapai penerbangan anggotanya diberikan kelonggaran khusus sehingga dapat


mengkonsultasikan harga antara sesama anggota melalui organisasi ini. IATA juga bertugas
menjalankan peraturan dalam pengiriman barang-barang berbahaya dan menerbitkan panduan
Peraturan Barang-barang Berbahaya IATA (IATA Dangerous Goods Regulations).

IATA membidangi aktivitas operasional penerbangan, menyelesaikan permasalahan


penerbangan dari sisi bisnis komersial, membantu merumuskan kebijakan industri seperti
keseragaman harga tiket, persyaratan angkutan barang dan penumpang, dan lain sebagainya.

Saat ini (Nopember 2018), IATA beranggotakan 293 maskapai penerbangan, dimana maskapai
penerbangan Indonesia yang merupakan anggota IATA hanya ada dua yaitu Garuda Indonesia
dan Batik Air. Hal ini karena standar IATA cukup tinggi dan banyak persyaratan untuk menjadi
anggotanya sehingga sulit untuk dipenuhi oleh maskapai penerbangan lain di Indonesia.
Lembaga Internasional dalam Penerbangan

Sebagai badan penerbangan dunia, ICAO dan IATA sama-sama mengeluarkan kode untuk
bandar udara di seluruh dunia.
Perbedaan antara kode-kode bandar udara yang dikeluarkan masing-masing badan
adalah sebagai berikut:
 Kode ICAO terdiri dari 4 digit sedangkan kode IATA terdiri dari 3 digit.
 Kode ICAO digunakan oleh ATC (Air Traffic Control), stasiun cuaca dan maskapai
penerbangan. Sedangkan kode IATA digunakan untuk reservasi, tiket, tarif, interline,
pengiriman kargo dan penanganan bagasi oleh maskapai penerbangan.
 Sistim penamaannya pun berbeda. Pada kode ICAO, satu digit pertama
mengindentifikasikan benua, digit kedua mengindetifikasikan negara, sedangkan dua
digit terakhir mengidentifikasikan bandara. Walaupun ada beberapa negara besar di
dunia yang memiliki kode satu digit pertama untuk negara dan tiga digit lainnya untuk
bandara seperti contohnya bandara PEKING di China, kode ICAO-nya adalah ZBAA, yaitu
Z untuk China dan BAA untuk bandara Peking, sedangkan kode IATA-nya adalah PEK.
 IATA memberikan kode tidak hanya berdasarkan daerah lokasi atau kota
seperti Frankfurt (FRA), nama negara seperti pada Singapore (SIN) atau nama dari
bandar udara tersebut seperti John F. Kennedy (JFK) untuk New York, tapi ada hal-hal
lain yang juga menjadi pertimbangan ketika menentukan kode suatu bandara atau
tujuan penerbangan seperti misalnya DXB untuk Dubai dan LAX untuk Los Angeles.
 Semua kode tujuan penerbangan yang dijumpai penumpang di papan pengumuman di
bandara, tiket ataupun boarding pass, ditandai dengan kode IATA .
Lembaga Internasional dalam Penerbangan

ICAO (International Civil Aviation Organisation) atau Organisasi Penerbangan Sipil


Internaisonal adalah sebuah Lembaga khusus di bawah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
yang membidangi penerbangan sipil internasional. ICAO beranggotakan 192 negara anggota
yang diwakili oleh otoritas penerbangan sipil nasionalnya (Civil Aviation Authority). Untuk
Indonesia, diwakili oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU), Kementerian
Perhubungan. Indonesia merupakan anggota ICAO (International Civil Aviation Organization)
sejak 27 April 1950.
ICAO berfungsi untuk menyediakan pedoman dasar atau SARPs (Standards and Recommended
Practices) dalam rangka untuk menjamin keselamatan dan keamanan dalam dunia penerbangan
sipil internasional. Pedoman dasar tersebut diantaranya berupa:
1. Konstruksi dan operasional bandara (landasan pacu (runway), markings pada landasan
pacu)
2. Manajemen lalu lintas udara (ATC-air traffic control, frekuensi radio)
3. Sertifikasi personel yang terlibat dalam penerbangan (pilot, kru pesawat, mekanik, dll)
4. Sertifikasi pesawat terbang
5. Syarat-syarat kelaikan terbang pesawat udara (air-worthiness)
ICAO juga berfungsi untuk memfasilitasi lintas batas prosedur penerbangan sipil internasional
dan juga mengadakan inspeksi penerbangan untuk mencegah pelanggaran hukum penerbangan
internasional yang telah ditetapkan bersama oleh para anggotanya dalam konvensi Chicago
(Chicago Convention- The Convention on International Civil Aviation) di tahun 1944.
Adalah satu-satunya badan industri
global untuk menyatukan semua
pemain industri penerbangan
sehingga mereka dapat berbicara
dengan satu suara - dan berfungsi
untuk mempromosikan pertumbuhan
berkelanjutan penerbangan untuk
kepentingan masyarakat global kita.
International Airlines
Travel Agent Network

Adalah departemen dari IATA yang


Menawarkan membernya pengakuan
global dan jangkauan global, yang
memberikan jangkauan global bisnis
para membernya kepada pemasok industri
Didirikan tahun 1983, adalah organisasi
non-profit yang didedikasikan untuk
menyediakan profesional penerbangan
dengan forum untuk peningkatan jaringan
dan peluang pendidikan.

Mewakili lebih dari 5.000 anggota di


seluruh dunia yang terlibat dalam operasi,
manufaktur, pemeliharaan, penjualan,
pembelian, pembiayaan, penyewaan,
penilaian, asuransi atau kegiatan lain yang
terkait dengan sektor penerbangan
komersial.
Industri
Penerbangan
Internasional
“Adalah perusahaan multinasional yang merancang, memproduksi, dan
menjual pesawat terbang, pesawat rotor, roket, dan satelit.”

Boeing didirikan di
Seattle oleh
William Boeing,
pada tanggal 15
Juli 1916, sebagai
"Pacific Aero
Products Co"
“Adalah produsen pesawat komersial yang berbasis di Toulouse, Perancis.
Perusahaan ini didirikan tahun 2001 di bawah hukum Perancis sebagai perusahaan
join stok yang dipermudah or "S.A.S." (Société par Actions Simplifiée)”

BAE dan EADS membentuk


Perusahaan Terintegrasi Airbus
untuk mengembangkan A380, yang
merupakan pesawat dengan 555
penumpang dan pesawat terbesar
komersial terbesar di dunia pada
saat mulai beroperasi pada tahun
2006
Industri Angkutan
Industri Udara Indonesia
Penerbangan
Indonesia
CN235 Family
Merupakan seri pertama dari PTDI.
Pesawat multi-purpose ini memiliki
kemampuan Short Take-Off and
Landing (STOL) di landasan udara
kuat sepanjang 800 meter, pintu
tanjakan untuk memudahkan
pemuatan / pembongkaran, dan
karakteristik pemeliharaan biaya
rendah.
CN235-220 Military Transport

CN235-220 Civil
CN235-220 Special Mission
CN295
Adalah Pesawat untuk operasi militer di daerah terpencil dan pesawat tanggap
cepat untuk misi kemanusiaan. Lebih dari 95 pesawat terbang beroperasi, lebih
dari 130.000 jam terbang di lingkungan yang paling menuntut di seluruh dunia.
NC212 Family Adalah program utama PTDI
pada tahun 1976 yang
diproduksi oleh NC212-200
yang berlisensi dari CASA,
Spanyol

NC212i

NC212i MSA
N219 Nurtanio
Pesawat produksi terbaru dari PTDI dan menjadi moda
transportasi yang paling cocok untuk membuka daerah
terpencil, meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,
dan mempertahankan pertahanan dan keamanan dengan 19
kursi penumpang
UU NO. 17 TAHUN 2006
TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10
TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN
ANGKUTAN UDARA
Angkutan udara adalah
setiap kegiatan dengan
menggunakan pesawat
udara untuk mengangkut
penumpang, kargo, dan/atau
pos untuk satu perjalanan
atau lebih dari satu bandar
udara ke bandar udara yang
lain atau beberapa bandar
udara. (UU No.1 Tahun 2009
Tentang Penerbangan, Pasal
1, Ayat 13)
Angkutan udara di Indonesia
diatur dalam UU RI No.1 Tahun
2009 Tentang Penerbangan
Jasa pengangkutan barang melalui Udara

Dalam angkutan udara ada beberapa pihak yang berperan penting demi
terlaksananya pengangkutan barang sehingga sampai ke tangan penerima
barang sesungguhnya. Pihak-pihak tersebut dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut:
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

1. Niaga Non kargo berjadwal.


2. Niaga Non kargo tidak berjadwal
(Air Charter).
3. Niaga kargo berjadwal.
4. Niaga kargo tidak berjadwal.
5. Non niaga.
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN
PENERBANGAN NIAGA
NON KARGO BERJADWAL
 Garuda Indonesia.
 Citilink.
 Lion Air.
 Wing Air.
 Sriwijaya Air.
 Kalstar.
 Xpress Air.
 Batik Air
 Indonesia Air Asia.
 Sky Aviation.
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN
PENERBANGAN NIAGA
NON KARGO BERJADWAL
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

PENERBANGAN NIAGA NON KARGO


TAK BERJADWAL ( AIR CHARTER )

 Deraya Air Taxi.


 Nusantara Buana Air.
 Pelita Air Service.
 Airfast Indonesia.
 Gatari Air service.
 Trigana Air Service.
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

PENERBANGAN NIAGA NON KARGO


TAK BERJADWAL ( AIR CHARTER )

DERAYA AIR CHARTER


ATP ( Advance Turbo Prop )
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

PENERBANGAN NIAGA NON KARGO


TAK BERJADWAL ( AIR CHARTER )

NUSANTARA AIR CHARTER


Bae 146-200
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

PENERBANGAN NIAGA KARGO


BERJADWAL

 Cardig Air.
 Republic Express Airlines.
 Star Cargo.
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

PENERBANGAN NIAGA KARGO


BERJADWAL
CARDIG AIR B.737-300
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

PENERBANGAN NIAGA KARGO


BERJADWAL

REPUBLIC EXPRESS ( RPX )


B.7237-200
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

PENERBANGAN NIAGA KARGO


TAK BERJADWAL

 Manunggal Air Service.


 Star Cargo.
 Tri-MG Intra Asia Airlines
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

PENERBANGAN NIAGA KARGO


TAK BERJADWAL

CARGOLUX B-747
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

PENERBANGAN NIAGA KARGO


TAK BERJADWAL

AIR FOYLE CARGO ANTONOV


5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

NON NIAGA

 Penerbangan VVIP.
 Penerbangan pesawat pribadi.
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

NON NIAGA
PRIVATE AIRCRAFT
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN

NON NIAGA

PENERBANGAN VVIP
3. AIR SIDE HANDLING – GROUND SUPPORT EQUIPMENT

1. Electric Ground Power Unit.


2. Hydraulic Ground Power Unit.
3. Fuel Servicing Unit ( Fuel vehicle ).
4. Towing tractor ( Push back truck ).
5. Ground Support Air Unit.
6. Ground Air Conditioning Unit.
7. Aerobridge ( Passenger bridge ).
8. Baggage Loader.
9. Conveyor Belt Loader.
10. Baggage trolley.
11. Baggage truck.
12. Boarding stair ( Stairway ) - motorized or non motorized .
13. Catering truck.
14. Maintenance truck.
15. Lavatory service truck.
16. Shuttle bus.
17. Deicing truck.
18. Oxygen Servicing Equipment.
19. Water servicing truck.
BARANG-BARANG YANG TIDAK
BOLEH DIBAWA MASUK KE DALAM
PESAWAT
1. ALAT TUMPUL YANG DAPAT MENYEBABKAN
POTENSI CIDERA
2. BENDA-BENDA BERBAHAN GAS
3. SEGALA BENTUK SENJATA DAN BENDA TAJAM
4. SENJATA API DAN BAHAN PELEDAK YANG
MEMBAHAYAKAN JIWA PENUMPANG
5. PRODUK YANG BERASAL DARI HEWAN
6. MEMBAWA ZAT CAIR LEBIH DARI 100 ML
Kode maskapai penerbangan IATA
 Kode maskapai IATA, kadang-kadang disebut kode
reservasi IATA, adalah kode dua-karakter yang diberikan
oleh International Air Transport Association (IATA) untuk
maskapai penerbangan di dunia.
 Standar ini dijelaskan dalam Standard Schedules
Information Manual IATA.
Sebuah kode penerbangan adalah gabungan dari kode
maskapai, xx(a), dan nomor
penerbangan numerik, n(n)(n)(n), ditambah opsional satu
huruf "akhiran operasional" (a). Oleh karena itu, format
penuh kode penerbangan adalah xx(a)n(n)(n)(n)(a).

 GA – Garuda Indonesia (contoh kode penerbangan: GA


168, GA 200, dsb.)
 SQ – Singapore Airlines (contoh kode penerbangan: SQ 07,
SQ 099, dsb.)
Kode maskapai penerbangan ICAO
 Kode maskapai ICAO adalah kode yang diberikan oleh International
Civil Aviation Organization (ICAO) kepada instansi pengoperasi
pesawat, dan layanan yang berkaitan dengan penerbangan
internasional.

 Berbentuk sebuah kode-tiga-huruf dan kode telepon.

 Kode tersebut tercantum dalam Dokumen ICAO 8585: Designators for


Aircraft Operating Agencies, Aeronautical Authorities and
Services (Kode untuk Instansi Pengoperasi Pesawat, Otoritas
Aeronautika dan Jasa).
AIR WAYBILL (AWB)
AWB adalah kontrak antara pengirim barang (shipper/exporter) dengan pengangkut
(carrier) atas pengiriman barang melalui angkutan udara yang mencantumkan syarat
dan ketentuan dari pengangkutan.

Untuk menjadi kontrak yang valid, AWB harus ditandatangani oleh pengirim barang
atau kuasanya dan pengangkut atau agen resminya. Dalam pengiriman barang
melalui angkutan udara, pengirim barang dapat menguasakan pengurusan
pengirimannya kepada freight forwarder atau pihak konsolidator, dan freight
forwarder atau pihak konsolidator tersebut dapat juga sekaligus menjadi agen resmi
pengangkut.

Sehingga memungkinkan ada orang atau perusahaan yang sama bertindak baik atas
nama pengangkut sekaligus atas nama pengirim barang. Jika terjadi hal tersebut
maka AWB harus ditandatangani dua kali oleh pihak tersebut di kolom pengangkut
dan kolom pengirim barang pada AWB.

Sepanjang AWB belum diberikan tanggal dan ditandatangani oleh pengirim barang
dan pengangkut, berarti AWB tersebut belum sah sebagai kontrak pengangkutan dan
pengangkut tidak bertanggung jawab atas barang. Validitas AWB dan kontrak
pengangkutan berakhir saat barang telah diserahterimakan kepada penerima barang
atau agen resminya (consignee/importer or his his authorized agent).
AIR WAYBILL (AWB)
AWB dapat disebut juga dengan Air Consignment Note. Berbeda dengan Bill of
Lading (B/L) dimana B/L dapat menjadi dokumen kepemilikan (document of title)
atau disebut dengan Negotiable B/L, AWB bukan merupakan dokumen kepemilikan
barang atau dapat ditransfer (transferable) atau dapat
dipindahtangankan/diperjualbelikan (negotiable). Oleh karena itu setiap penerbitan
AWB selalu diberikan klausul non-negotiable, dimana pihak yang berhak atas barang
yang dikirim adalah nama penerima barang (consignee) yang tercantum dalam AWB,
bukan pihak yang memegang AWB tersebut (holder/bearer).
Perbedaan antara AWB dengan B/L dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
AWB B/L

Non-negotiable Negotiable atau Non-Negotiable (Straight B/L)

Diterbitkan setelah barang diterima secara lengkap dalam kemasan Diterbitkan setelah barang dimuat dalam kapal
dan kondisi yang baik (belum dimuat)

Diterbitkan minimal 8 (delapan) lembar – 3 asli (originals) dan 5 Diterbitkan minimal 6 (enam) lembar – 3 asli (originals) dan 3
salinan (copies) salinan (copies)

Tidak dapat menggunakan terminologi Incoterms 2010 khusus Dapat menggunakan semua terminologi dalam Incoterms 2010 (11
untuk pengangkutan laut yaitu; FAS, FOB, CFR dan CIF terminologi)

Mengacu kepada Warsaw Convention 1929, Hague Protocol 1955, Mengacu kepada The Hague Rules, The Hague-Visby Rules atau The
Montreal Protocol 1975 atau Montreal Convention 1999 Hamburg Rules
AIR WAYBILL (AWB)
Meskipun AWB adalah dokumen non-negotiable, namun dapat digunakan
sebagai alat pembayaran.
Hal ini dapat terjadi hanya jika pembayaran melalui Bank perantara dan
menggunakan L/C sebagai metode pembayarannya.
Selain itu pihak penerima barang (consignee/importer) yang tercantum
dalam AWB haruslah nama dari issuing bank bukan penerima barang
sesungguhnya.
Sesuai persyaratan dalam L/C, pengirim barang menyerahkan lembar asli ke-
3 AWB (original 3- for shipper) kepada pihak bank (paying bank) dan
mendapatkan pembayaran sejumlah nilai muatan barang yang dikirim.
Pihak paying bank menerima pembayaran dari issuing bank setelah issuing
bank menerima lembar asli ke-2 (original 2-for consignee) dari pengangkut
saat barang tiba.
Saat barang tiba, apabila penerima barang sesungguhnya telah membayar
kepada issuing bank, maka issuing bank menerbitkan release order kepada
penerima barang sesungguhnya untuk menebus barang impor dari
pengangkut.
AIR WAYBILL (AWB)
Pengaturan terkait AWB ditetapkan oleh IATA. AWB diatur dalam Resolution
600a dan 600b dari IATA Cargo Service Conference (CSC) Resolutions.
Penerbitan AWB oleh pengangkut adalah setelah barang yang akan dikirim
untuk satu pengirim dan satu penerima (consignee/importer) diterima secara
lengkap oleh pengangkut. AWB harus mengindikasikan bahwa barang telah
diterima untuk pengangkutan dan harus ditandatangani oleh pengangkut
atau agennya dan pengirim barang atau kuasanya.

Pengangkut dalam hal ini bisa berarti pengangkut sesungguhnya yaitu


maskapai penerbangan (airlines) atau freight forwarder/NVOCC yang
biasanya adalah IATA Cargo Agent (Agen Kargo yang telah mendapat
akreditasi/pengakuan dan pengesahan dari IATA) yang bertindak sebagai
pihak konsolidator.

AWB dapat digunakan untuk pengiriman barang domestik atau


internasional. Barang yang dikirim melalui pesawat dapat dimuat dalam Unit
Load Device (ULD) dimana ULD ini bisa berbentuk pallet atau kontainer.
Dalam satu ULD bisa berisi muatan barang konsolidasi atau bukan
konsolidasi.
AIR WAYBILL (AWB)
AWB internasional yang tidak berisi muatan konsolidasi (hanya satu
pengirim dan satu penerima) disebut dengan AWB saja, sedangkan AWB
internasional yang berisi kargo konsolidasi disebut juga dengan Master AWB
atau MAWB.

MAWB memiliki dokumen tambahan yang disebut dengan House AWB atau
HAWB. Setiap HAWB berisikan informasi atas setiap pengiriman individu
(penerima barang, jumlah dan jenis barang, dan lain-lain). HAWB dapat
diterbitkan oleh pihak konsolidator (freight forwarder/NVOCC/IATA cargo
agent).
Pihak konsolidator ini di Indonesia menurut terminologi oleh Kementerian
Perhubungan dapat disebut juga sebagai Perusahaan Jasa Pengurusan
Transportasi. Terkait kepabeanan, terminologi yang dipakai adalah
Konsolidator Barang Ekspor. Setelah konsolidator memesan ruangan/tempat
dalam pesawat untuk muatan barangnya yang telah dikonsolidasikan kepada
pengangkut (maskapai penerbangan atau agennya) dan telah disetujui oleh
pengangkut, pihak pengangkut menerbitkan MAWB kepada konsolidator,
dan kemudian konsolidator menerbitkan masing-masing HAWB kepada
setiap pengirim barang sebenarnya.
AIR WAYBILL (AWB)
Terkait bentuk blanko kosong AWB (sebelum diterbitkan untuk menjadi
bukti dokumen kontrak pengiriman yang sah) dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Airline Air Waybill, yang memuat identifikasi pra-cetak berupa nama,
alamat kantor pusat, logo/lambang dan 11 digit nomor dari maskapai
penerbangan pengangkut muatan yang sesungguhnya.
2. Neutral Air Waybill, yang tidak memuat identifikasi pra-cetak dari
maskapai penerbangan dan digunakan oleh pihak selain maskapai
penerbangan yaitu konsolidator untuk menerbitkan HAWB

Praktik terkini terkait AWB adalah dimungkinkannya penerbitan AWB


melalui sistem komputerisasi dan jaringan sehingga AWB yang terbit adalah
dalam bentuk e-Air Waybill (e-AWB). Program e-Air Waybill IATA dan
perjanjian multilateral e-Air Waybill telah menggantikan praktik sebelumnya
dimana AWB dalam bentuk kertas cetakan (hardcopy).
AIR WAYBILL (AWB)
AIR WAYBILL (AWB)
AWB memiliki 11 digit nomor yang dapat digunakan untuk membuat
pemesanan kepada pengangkut, mengecek status pengiriman dan posisi
terbaru dari pengiriman (tracing and tracking). 11 digit nomor tersebut terdiri
dari:
 3 digit nomor pertama adalah kode maskapai penerbangan (airline code
number) yang menerbitkan AWB. Setiap maskapai penerbangan memiliki
3 digit nomor yang diberikan oleh IATA.
 7 digit nomor berikutnya adalah nomor seri (serial number) dari AWB.
 1 digit nomor terakhir adalah angka penguji (check digit). 7 digit nomor
seri dibagi 7, angka sisa setelah pembagian adalah check digit. Contoh:
Nomor seri = 1234567, lalu dibagi 7, hasilnya adalah 176366 dengan angka
sisanya adalah 5 sebagai check digit. Sehingga AWB seharusnya bernomor
xxx-1234567-5.
AIR WAYBILL (AWB)
AIR WAYBILL (AWB)
AWB diterbitkan dalam satu set minimal berjumlah 8 (delapan) lembar,
dimana 3 (tiga) lembar pertama adalah aslli (originals) dan sisanya adalah
salinan (copies) yang terdiri dari:
 Lembar ke-1 asli untuk pengangkut (carrier) berwarna biru
 lembar ke-2 asli untuk penerima barang (consignee) berwarna merah
muda (pink)
 Lembar ke- 3 asli untuk pengirim barang (shipper) berwarna hijau
 Lembar ke-4 salinan untuk tanda terima pengiriman (delivery receipt atau
proof of delivery) berwarna kuning.
 Lembar ke-5 sampai dengan Lembar ke-8 salinan berwarna putih.
 Pewarnaan bersifat opsional, namun dalam Airline Air Waybill harus
dicantumkan nama lembarnya, contohnya: “ORIGINAL 3 (FOR
SHIPPER).”
AIR WAYBILL (AWB)
AIR WAYBILL (AWB)
Untuk tiga lembar asli, satu lembar AWB berisi 2 halaman bolak balik (front
and reverse side), dimana halaman belakang memuat Condition of Contract,
yang diantaranya berisi mengenai:
- Pembatasan waktu pengajuan klaim kepada pengangkut.
- Ketentuan mengenai hak pengangkut untuk mengubah kontrak.
- Konvensi yang menjadi acuan terkait pembatasan tanggung jawab
pengangkut atas risiko kehilangan, kerusakan dan keterlambatan
pengiriman. Pilihan konvensi ini adalah:
 Warsaw Convention 1929 (the Convention for the Unification of
Certain Rules Relating to International Carriage by Air)
 Hague Protocol 1955 (Amandemen Warsaw Convention 1929)
 Montreal Protocol 1975 (Amandemen Hague Protocol 1955)
 Montreal Convention 1999 (the Convention for the Unification of
Certain Rules for International Carriage by Air). Indonesia sebagai
anggota ICAO telah meratifikasi Montreal Convention 1999 dengan
menerbitkan Peraturan Presiden RI Nomor 95 tahun 2016 tanggal 21
November 2016 tentang Pengesahan Konvensi Unifikasi Aturan-
Aturan Tertentu Tentang Angkutan Udara Internasional yang mulai
berlaku sejak 23 November 2016.
AIR WAYBILL (AWB)
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa fungsi utama dari AWB adalah sebagai:
1. Sebagai Kontrak Pengangkutan (Contract of Carriage) antara pengirim barang dengan
pengangkut. Di setiap halaman belakang lembar asli AWB terdapat syarat dan ketentuan
kontrak (conditions of contract)
2. Bukti telah diterimanya barang yang akan dikirim oleh pengangkut (Evidence of Receipt of
Goods). Saat pengirim barang menyerahkan barang kepada pengangkut untuk dikirim
melalui angkutan udara, ia akan mendapat AWB dari pengangkut. AWB tersebut adalah
bukti bahwa telah dilakukan serah terima barang dimana barang tersebut telah dikemas
dengan baik dan kondisinya layak (in good order and condition).
3. Sebagai bon/tagihan ongkos angkut (Freight Bill). AWB dapat digunakan sebagai
bon/tagihan atau invoice, karena AWB mengindikasikan tagihan atas ongkos angkut dari
pengangkut baik kepada shipper (freight prepaid) atau kepada penerima barang (freight
collect).
4. Sertifikat Asuransi (Certificate of Insurance). AWB juga berfungsi sebagai bukti jika
pengangkut menjamin keamanan dan keselamatan atas muatan yang diangkutnya serta
akan memberikan ganti rugi apabila terjadi kehilangan atau kerusakan pada barang
sebagaimana tercantum dalam conditions of contract.
5. Pemberitahuan kepabeanan (Customs Declaration). Meskipun otoritas kepabeanan
mensyaratkan berbagai macam dokumen seperti commercial invoice, packing list, dll, AWB
dapat juga berfungsi sebagai bukti atas ongkos angkut yang ditagih untuk pengiriman
barang dan selain itu AWB juga merupakan dokumen yang dibutuhkan untuk penyelesaian
kewajiban kepabeanan (customs clearance).
Prosedur Impor :

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan pada sebelum kita


melakukan impor barang, yaitu :

Apakah barang
tersebut di
perbolehkan untuk
memasuki daerah
pabean oleh
pemerintah

Informasi mengenai
pos tarif atau Dokumen yang harus
HS(Harmonized dipersiapkan
System)
Mengapalkan barang impor dari
negara asal ke Indonesia

Melunasi Bea Masuk dan Pajak Impor sesuai


dengan jenis barang yang kita impor.

Melakukan pemberitahuan pabean kepada Bea


Cukai dengan menggunakan dokumen
Pemberitahuan Impor Barang (PIB) beserta
dokumen pelengkapnya

Diterbitkan dokumen SPPB (Surat


Persetujuan Pengeluaran Barang).

Mengangkut barang impor dari


kawasan pabean (port) ke tempat kita.
Mendatangi Barang akan
kantor bagian ditimbang dan Dibuatkan air
cargo dengan diperiksa packing- waybill.
membawa annya
barangnya

Barang disimpan di Air waybill dan


gudang ekspor barang dibawa ke
sampai tiba pabean untuk
waktunya untuk diperiksa dan
dinaikkan ke disetujui.
pesawat.
Proses pengeluaran barang yang diterima adalah:
Setelahditurunkandaripesawatterbang,barangakandisimpanterlebihdahuludidalamg
udangimpor(kecualiuntukbarang-barangyangdikeluarkanhariitujuga,misalnyaKoran,
filmberitauntuktv,barangyanglekasrusak/busuksepertidaging,sayuran,buah,dsb).

Penerimabarangakanmendapat surat pemberitahuantentangadanyabarangkiriman(Notice of arrival).

Dengan surat tersebut,penerimabarangakanmendatangikantorbagiankargoatauagenyangmengirimi surat tersebutuntukmengambil air waybill-


nya,setelahitudatangipabeanuntukmendapatkanpersetujuanpengeluaranbarangdarigudangimpor.

Barangdigudangimporhanyabisadikeluarkansetelahdiperiksaolehpihakpabeandanpembayaranpajakatasbarangkirimantersebuttelahdiselesaikan.
Dokumen yang diperlukan dalam pengangkutan udara yaitu:

Surat muatan udara (SMU) untuk


penerbangan domestik

Air Way Bill (AWB) untuk


penerbangan internasional
Pada saat ini penerbangan dunia dibagi menjadi dua yaitu :

Penerbangan khusus kargo


(cargo aircraft) yaitu pesawat
yang khusus untuk
mengangkut kargo saja.

Penerbangan untuk
penumpang (passenger
aircraft) yaitu pesawat yang
khusus untuk mengangkut
penumpang, bagasi dan
kargo (surat dan dokumen)
Aturan dalam penerbangan penumpang yang datang
dari luar daerah pabean ke dalam daerah pabean
Peraturan untuk impor barang pribadi penumpang ada dalam
peraturan menteri keuangan Indonesia nomor 89/PMK.04/2007

Barang pribadi penumpang adalah barang yang dibawa oleh


setiap orang yang melintasi perbatasan wilayah negara dengan
menggunakan sarana pengangkut
Batasan nilai pabean yang diberikan oleh bea cukai
Indonesia atas barang impor yang dibawa penumpang
per perjalanan adalah sebagai berikut :

Barang Pribadi
Barang yang dibeli di luar negeri dengan nilai pabean paling
banyak FOB USD 250/orang atau FOB USD 1,000/keluarga.

Barang Kena Cukai


- 200batang sigaret, 25 batang cerutu, atau 100 gram
tembakau
- 1L minuman mengandung etil alkohol
Kurang atau sama dengan jumlah batasan berarti dapet
pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam
rangka impor (JALUR HIJAU) = Aman

Diatas Batas yanga diberikan berarti harus bayar bea masuk &
pajak dalam rangka impor sesuai dengan barang yang dibawa
(barang pribadi). Langsung dimusnahkan dengan atau tanpa
kita saksikan (untuk barang kena cukai).(JALUR MERAH)
Pemeriksaan Badan
Pejabat Bea Cukai berwenang memeriksa setiap
orang :
1. Di atas/Baru saja turun dari SP masuk daerah
pabean
2. Di atas/Siap naik ke SP tujuan luar daerah
pabean
3. Berada/Baru meninggalkan TPS/TPB
4. Berada/Baru meninggalkan kawasan pabean
Orang tsb wajib memenuhi permintaan Pejabat
BC ke tempat pemeriksaan
Pemeriksaan memerhatikan norma kesusilaan
Pelayanan dan Pengawasan
DJBC
 Memungut BM dan Pajak dlm rangka impor atas
barang penumpang yang lebih dari pembatasan USD
250/Orang, USD 1000/keluarga *maks 4 orang apabila
lebih, yang dipungut kelebihannya
 Pengawasan terhadap barang Larangan dan
Pembatasan (LARTAS)
LARTAS diterbitkan oleh Instansi Teknis Terkait,
yakni Kementerian atau lembaga pemerintah non
kementerian tingkat pusat
*tumbuhan, hewan, produk yang terbuat darinya, obat-
obatan, senjata api, narkotika, barang psikotropika
Penjaminan risiko atas barang ekspor impor dalam pengangkutan
(laut, udara, darat)
Diperlukan dalam perdagangan internasional untuk mengatasi
yang menyebabkan kerugian kepada pemilik barang. Ada 2 bentuk :
1. Penjaminan risiko barang oleh 2. Penjaminan risiko barang oleh
Pengangkut yang tercantum dalam Perusahaan Asuransi yang tercantum dalam
kontrak pengangkutan (Contract of
Carriage)
kontrak tertulis antara perusahaan
-diatur mengenai batas tanggung asuransi (penanggung) dan nasabah
jawab/kewajiban pengangkut untuk (tertanggung) yang berisi pengalihan risiko
mengganti kerugian kepada pemilik barang, dan syarat-syaratnya.
menyesuaikan dengan perjanjian yang Yang harus tercantum dalam polis asuransi
disepakati pengangkut dan pemilik barang (Pasal 256 KUH Dagang) :
maupun aturan nasional a. Nama penanggung;
b. Nama tertanggung;
-Tergantung dari moda angkutan, ganti rugi
c. Keterangan lengkap objek asuransi;
(indemnity) oleh pengangkut biasanya d. Jumlah uang asuransi;
dibatasi dengan berat dan nilai barang dan e. resiko yang ditutup/dijamin;
hanya diberikan jika pengangkut tidak dapat f. Jangka waktu pertanggungan (mulai
mengelakkan tanggung jawabnya. dan berakhirnya)
g. Premi pertanggungan;
h. Semua hal dan keadaan penting bagi
pertanggungan serta persetujuan lain
Risiko-risiko
 Kerugian karena alat angkut sendiri
 Penanganan barang secara kasar
 Kecrian atau perampokan
 Kerugian karna kesalahan bongkar muat
 Packing barang tidak sesuai ketentuan
 Tempat penimbunan tidak memenuhi syarat
 Bahaya perang
 Pemogokan atau kerusuhan
 Karena sifat arang itu sendiri
 Terkontaminasi zat lain
 Kesengajaan dari pihak2 terkait pengiriman barang
Asuransi
= Perjajian atau kesepakatan antara 2 belah pihak dimana salah satu
pihak sebagai pihak yang di tanggung dan pihak yang
menanggung.
Subjek asuransi : Objek Asuransi :
1. Subjek Perjanjian Secara Umum 1. Dapat Dinilai Dengan Sejumlah
2. Kepentingan Orang Ketiga Dalam Uang
Asuransi 2. Dapat Takluk Pada Macam Macam
3. Penyebutan Kepentingan Untuk Bahaya
Orang Ketiga Dalam Polis 3. Tidak Dikecualikan Oleh Undang
4. Penyebutan Pemberian Kuasa Oleh Undang
Orang Ketiga

Manfaat Asuransi :
Memberikan jaminan
Efisiensi dalam pengawasan barang
Asuransi pengangkutan Lebih tenang karna transfer resiko
barang impor ekspor terbagi Meminimalisir pengeluaran
menjadi : Mempermudah memperoleh kredit dari
a. Asuransi pengangkutan darat bank
b. Asuransi pengangkutan laut Menutup lost earning
c. Asuransi pengangkutan udara. Sebagai tabungan
Berakhirnya polis asuransi dapat terjadi
karena hal berikut :
a. Batal/berakhir sebelum waktunya :
1) Tertanggung memberikan keterangan-keterangan yang salah (tidak ada
itikad baik/utmost good faith).
2) Tertanggung tidak mempunyai kepentingan yang di asuransikan
(Insurable Interest).
3) Terjadinya penyimpangan dari ketentuan polis.
4) Perjalanan dihentikan sebelum waktunya (berlaku untuk Polis
Perjalanan).
5) Apabila salah satu pihak membatalkan sebelum waktunya.
b. Berakhir secara wajar :
1) Jika perjalanan telah selesai (berlaku untuk Polis Perjalanan).
2) Jika tanggal jatuh tempo telah sampai (berlaku untuk Polis Berjangka).
3) Setelah penanggung membayar total kerugian klaim.
4) Jika pembatalan dilakukan oleh kedua belah pihak.
Jenis Kerusakan dan Kerugian
dalam Pengangkutan Laut
1. Total Loss, kerugiaan akibat barang hancur total, tidak berbentuk sama sekali,
musnah seluruhnya, kegunaannya hilang sama sekali, atau kehilangan seluruh
nilainya
1. Actual Total Loss, barang rusak sama sekali/kehilangan nilainya beserta kapalnya dan biaya
untuk memperbaikinya lebih besar daripada nilai yang dipertanggungkan
2. Constructive Total Loss, kapal belum rusak tapi tidak bisa dimanfaatkan, biaya penyelamatan
(salvaging) akan lebih besar daripada nilai kapal dan/atau muatannya
2. Partial Loss, kerugian sebagian
1. General Average (G.A) atau kerugian umum
Kerugian ketika proses pengiriman terjadi kejadian di luar kendali manusia (gelombang
besar atau kandas) dan perlu tindakan (membuang muatan) untuk keselamatan kapal dan
awaknya.
1. Particular Average atau kerugian khusus
Kerugian yang diderita kapal maupun muatan karena kecelakaan (accidental cause) yang
menjadi tanggung jawab langsung pihak yang sedang bertanggung jawab saat kejadian itu
Klaim yang lazim ditanggapi, direspon dan diproses
oleh Pengangkut:
1. Klaim Kekurangan

2. Klaim Kerusakan
a. muatan tanpa kemasan (unpacked cargoes) yang mengalami kerusakan fisik secara
langsung
b. muatan dalam kemaan/pembungkus (packing) yang mengalami kerusakan
kemasan/bungkus sehingga barang yang mestinya terbungkus menjadi rusak, tercecer
dan/atau hilang (missing).

1. Klaim Kelebihan
a. Klaim kelebihan (overlanded) karena dibongkar di pelabuhan yang sesuai data dan
alamat, akan tetapi tidak tercantum dalam manifest pelabuhan setempat
b. Klaim kelebihan (overcarried) karena terangkut kepelabuhan lain sebagai akibat dari
ketidaksengajaan tidak dibongkar di pelabuhan semestinya ketika kapal singgah di
Klaim Asuransi Pengangkutan Barang
(Marine Cargo Insurance)
1. Kewajiban Tertanggung / Penerima Barang / Agen atau Pihak
yang mewakilinya.
2. Survey & Pelaporan Klaim Kepada PERUSAHAAN
ASURANSI
3. Dokumen Klaim
4. Salvage
5. General Average
1. Kewajiban Tertanggung/Penerima
1. Barang/Agen atau
Jangan menandatangani “Surat Pihak yang mewakilinya.
Jalan / Delivery
Order” tanpa memberikan catatan kerusakan dan
atau kehilangan barang tersebut.
2. Untuk barang dalam KONTAINER:
1. Periksalah Kondisi dan Nomor KONTAINER
2. Periksalah Kondisi dan Nomor SEGEL
3. Berilah catatan pada “Surat Jalan / Delivery
Order” jika terdapat kerusakan dan atau
kehilangan barang.
3. Hubungi pihak pengangkut untuk segera
dilakukan survey
4. Hubungi PERUSAHAAN ASURANSI untuk
melakukan survey bersama
5. Melapor kepada pihak kepolisian jika terjadi
kecelakaan lalu lintas, dan tindak kejahatan
lainnya
6. Foto
7. Mengajukan tuntutan ganti rugi kepada pihak
pengangkut / carrier
2. Survey & Pelaporan Klaim Kepada
PERUSAHAAN ASURANSI
Dilakukan secepatnya
agar Perusahaan
Asuransi/Survey Agent
segera menyurvei
penyebab kerusakan,
pelaporan klaim
maximum 7 hari
setelah diketahui
terjadinya kerusakan
dan/atau kehilangan
barang.
1.
3. Dokumen Klaim
Claim Form yang telah diisi lengkap disertai dengan perincian jumlah
kerugian.
2. Polis / Sertifikat Asuransi Asli
3. Bill of Lading atau Konosemen Asli
4. Invoice
5. Packing List
6. Surat Jalan / DO
7. Berita Acara Serah Terima Barang / Survey Report
8. Surat Tuntutan kepada pihak pengangkut / carrier dan balasannya.
9. Penawaran Biaya Perbaikan.
10. Surat Penyerahan Petikemas (SP2)
11. Laporan Kecelakaan Kapal & Surat-surat kelengkapan kapal.
12. Laporan Polisi (untuk pencurian dan kecelakaan lalu lintas).
13. Photo
4. Salvage (Barang yang
diselamatkan)
1. Tertanggung / Penerima Barang / Agen atau Pihak yang mewakilinya wajib menjaga
barang yang rusak dan tidak boleh membuang atau menjualnya tanpa izin tertulis
dari PERUSAHAAN ASURANSI.
2. PERUSAHAAN ASURANSI atas nama Tertanggung berhak untuk melaksanakan
tender / lelang atas salvage tersebut
3. Tertanggung / Penerima Barang dapat ikut serta dalam tender / lelang atas salvage
tersebut.
4. Peraturan pelaksanaan tender / lelang dan penentuan pemenang ditetapkan oleh
PERUSAHAAN ASURANSI.
5. Nilai penjualan salvage akan dibayarkan kepada Tertanggung dan akan dikurangkan
dari nilai klaim yang disetujui.
5. General Average (Kerugian
Umum)

Untuk klaim GA Tertanggung/Penerima Barang/Agen


atau Pihak yang mewakilinya dilarang untuk
menandatangani Average Guarantee atau Membayar
Deposit tanpa izin tertulis dari PERUSAHAAN
ASURANSI.
Jenis-jenis Asuransi Angkut Barang
 Asuransi Pengangkutan Barang Lewat Laut
 Institute Cargo Clause A (ICC A)
 Institute Cargo Clause B (ICC B)
 Institute Cargo Clause C (ICC C)

 Asuransi Pengangkutan Barang Lewat Darat


 Air cargo All Risk (export/ import)

 Asuransi Pengangkutan Barang Lewat Udara


 Land transit cover A kurang lebih setara dengan ICC-C
 Land transit cover B kurang lebih setara dengan ICC-A
Istilah-istilah berdasarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2014 - Perasuransian
• Perusahaan Asuransi = perusahaan
 Asuransi: perjanjian dua pihak, perusahaan asuransi umum dan perusahaan asuransi
asuransi dan pemegang polis, yang menjadi jiwa
dasar bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk: • Usaha Asuransi Umum = usaha jasa
a. memberikan penggantian kepada pertanggungan risiko yang memberikan
tertanggung atau pemegang polis karena penggantian kepada tertanggung atau
kerugian, kerusakan, biaya yang pemegang polis karena kerugian,
timbul, kehilangan keuntungan, atau kerusakan, biaya yang timbul,
tanggung jawab hukum kepada pihak kehilangan keuntungan, atau tanggung
ketiga yang mungkin diderita jawab hukum kepada pihak ketiga yang
tertanggung atau pemegang polis karena mungkin diderita tertanggung atau
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pemegang polis karena terjadinya suatu
pasti; atau
peristiwa yang tidak pasti
b. memberikan pembayaran yang
.
didasarkan pada meninggalnya
• Usaha Reasuransi = usaha jasa asuransi
tertanggung atau pembayaran yang
didasarkan pada hidupnya tertanggung terhadap risiko yang dihadapi oleh
dengan manfaat yang besarnya telah perusahaan asuransi, perusahaan
ditetapkan dan/atau didasarkan pada penjaminan, atau perusahaan reasuransi
hasil pengelolaan dana. lainnya.

• Usaha Penilai Kerugian Asuransi


Istilah-istilah berdasarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2014 -
Perasuransian

 Pemegang Polis: Pihak yang mengikatkan diri berdasarkan perjanjian dengan Perusahaan
Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi
syariah untuk mendapatkan pelindungan atau pengelolaan atas risiko bagi dirinya,
tertanggung, atau peserta lain.

 Tertanggung: Pihak yang menghadapi risiko sebagaimana diatur dalam perjanjian Asuransi
atau perjanjian reasuransi.

 Premi: Sejumlah uang yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi atau perusahaan reasuransi
dan disetujui oleh Pemegang Polis untuk dibayarkan berdasarkan perjanjian Asuransi atau
perjanjian reasuransi, atau sejumlah uang yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mendasari program asuransi wajib untuk memperoleh manfaat.

 Agen Asuransi: Orang yang bekerja sendiri atau bekerja pada badan usaha, yang bertindak
untuk dan atas nama Perusahaan Asuransi atau Perusahaan

 Otoritas Jasa Keuangan (OJK): Lembaga pengatur dan pengawas sektor jasa keuangan
dimana salah satunya adalah sektor asuransi.
o Sejarah : oDasar Hukum
• KONGRES DEWAN Berdiri :
ASURANSI INDONESIA - Undang-Undang No.
(X), 22-23 JANUARI 2002, 40 Tahun 2014 Tentang
Ditegaskan dalam surat Perasuransian, BAB XIV –
keputusan kongres tentang Asosiasi Usaha
o VISI : nomer.6/DAI/2002 Perasuransian
Terciptanya industri asuransi umum yang • AD AAUI terdaftar pada
o LANDASAN HUKUM
sehat dan dinamis, serta memiliki Lembaran Negara No.2 •UUD 1945,
kapasitas nasional yang kuat, guna Tahun 2002. AAUI •UU RI No 1 tahun 1987
mendukung pertumbuhan ekonomi. memulai kiprahnya pada tentang Kamar Dagang
o MISI : 21 Juni 2012 dan Industri (KADIN),
• Berpindah tempat dari
1. Menyediakan perlindungan
Jl.Majapahit Jakpus (2002) •UU No.21 tahun 2011
asuransi yang terpercaya
ke Gdg. Permata Kuningan tentang Otoritas Jasa
2. Menjadi Penghimpun sebesar- Jaksel (2012) Keuangan (OJK),
besarnya dana masyarakat
3. Menciptakan peluang usaha dan o Memiliki 84 •UU No.40 tahun 2014
lapangan kerja anggota: tentang Perasuransaian
4. Menjadi pelaku yang kuat dan 78 Perusahaan Asuransi Bab XIV “ Asosiasi Usaha
mandiri dalam negeri Umum & 6 Perusahan Perasuransian “ pasal 68
5. Menjadi sendi yang kuat bagi Reasuransi ayat 1 dan ayat 2,
pertumbuhan ekonomi dan o Memiliki 27 cabang
pembangunan nasional tersebar diseluruh daerah di •Keputusan Kongres dan
Indonesia keputusan rapat umum
Asuransi Umum : Memberikan perlindungan terhadap anggota Dewan Asuransi
kerugian aset yang dianggap penting
Reasuransi : Memberikan perlindungan terhadap dirinya Indonesia.
PENGHITUNGAN NILAI
ASURANSI 0,5% dari C&F
Contoh :
Permendag No. 82 Tahun
2017
Pasal 1 Pasal 2
6) Asuransi adalah perjanjian
antara dua pihak, yaitu perusahaan 2) Eksportir dan Importir
asuransi dan pemegang polis, yang
menjadi dasar bagi penerimaan premi
oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan
dapat menggunakan
untuk: Asuransi dari
a. memberikan penggantian kepada
tertanggung atau pemegang polls
Perusahaan
karena kerugian, kerusakan, biaya
yang timbul, kehilangan
Perasuransian
keuntungan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang
nasional dan/atau
mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polls karena terjadinya
Asuransi dari
b.
suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
memberikan pembayaran yang
Perusahaan
didasarkan pada meninggalnya
tertanggung atau pembayaran yang
Perasuransian asing
didasarkan pada hidupnya untuk
tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau
didasarkan pada hasil pengelolaan mengasuransikan
dana.
barang Ekspor dan
Pasal 3
Pasal 4
1) Eksportir dalam 1) Eksportir yang mengekspor
mengasuransikan barang Ekspor Batubara dan/atau CPO,
sebagaimana dimaksud dalam pengangkutannya wajib
Pasal 3 ayat (1) wajib menggunakan Angkutan Laut
menggunakan Asuransi dari yang dikuasai oleh Perusahaan
Perusahaan Perasuransian Angkutan Laut Nasional.
nasional.
2) Importir yang mengimpor
Beras, pengangkutannya wajib
2) Importir dalam mengasuransikan menggunakan Angkutan Laut
barang Impor sebagaimana yang dikuasai oleh Perusahaan
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) Angkutan Laut Nasional.
dan/atau ayat (3) wajib
menggunakan Asuransi dari 3) Importir yang mengimpor
Perusahaan Perasuransian barang untuk pengadaan
nasional. barang pemerintah,
pengangkutannya wajib
menggunakan Angkutan Laut
yang dikuasai oleh Perusahaan
Angkutan Laut Nasional.
Pasal 5 Pasal 7
1) Eksportir yang mengekspor
Batubara dan/atau CPO wajib
2)Dalam hal asuransi dari menyampaikan laporan
Perusahaan Perasuransian mengenai penggunaan Asuransi
nasional masih terbatas dari Perusahaan Perasuransian
ketersediaan atau tidak nasional dan/atau Asuransi dari
Perusahaan Perasuransian asing.
tersedia, Eksportir dan 2) Importir yang mengimpor Beras
Importir sebagaimana wajib menyampaikan laporan
dimaksud dalam Pasal 4 dapat mengenai penggunaan Asuransi
menggunakan Asuransi dari dari Perusahaan Perasuransian
nasional dan/atau penggunaan
Perusahaan Perasuransian Asuransi dari Perusahaan
nasional dan/ atau Perusahaan Perasuransian asing.
Perasuransian asing. 3) Importir yang mengimpor barang
untuk pengadaan barang
pemerintah wajib menyampaikan
laporan mengenai penggunaan
Asuransi dari Perusahaan
Perasuransian nasional dan/atau
penggunaan Asuransi dari
Perusahaan Perasuransian asing.
Container/Peti Kemas
Pengertian Kontainer
PENGERTIAN FORMAL (standar ISO)
 Ditegaskan dalam Keputusan Presiden
Nomor 45 tahun 1989 tentang
pengesahan Customs Convention on
Containers, 1972.
PENGERTIAN UMUM  The International Standard
•Suatu peti yang terbuat dari logam dalam Organization (ISO), menetapkan
pengertian Container sebagai bagian alat
ukuran standar tertentu, yang digunakan transportasi, yang :
sebagai media pemuatan barang dan a. sifatnya cukup kuat untuk
sekaligus media pengangkutan, dengan dipergunakan berulang kali
tujuan untuk memudahkan mobilitasnya. b. dirancang secara khusus sebagai
fasilitas untuk membawa barang
•Suatu alat pengangkutan yang dirancang dengan moda transportasi yang ada
secara khusus dengan ukuran tertentu, c. dipasang alat-alat yang
dapat dipakai berulang kali, dipergunakan memungkinkan sewaktu-waktu
untuk menyimpan dan sekaligus digunakan untuk menangani dari satu
alat transportasi ke alat transportasi
mengangkut muatan yang ada di dalamnya. lain
d. dirancang sedemikian rupa sehingga
memudahkan untuk mengisi maupun
mengosongkannya
e. mempunyai isi ruangan dalam
(internal Volume) sekurang-kurangnya
1 m3 = 35,3 Cuft.
Jangan buru-buru menghapal semuanya, baca slide selanjtnya
Intinya...
Peti kemas/Kontainer adalah peti atau kotak yang
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
International Organization for Standardization (ISO)
sebagai alat/perangkat pengangkutan barang yang
bisa digunakan diberbagai moda, mulai dari moda
jalan dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal
petikemas laut.
Standar

Ukuran kontainer yg beredar tidak hanya ini, masih ada lagi ukuran lain
 Jenis Muatannya
 Cepat dan ekonomis dalam penanganan Bagaimana bentuk fisiknya ? Apakah
bongkar/muat, bisa utk layanan door to door
 Keamanan thd kerusakan/pencurian lebih
memerlukan Ventilasi atau Pendingin
terjaga  Besar Muatan
 Kemasan thd barang tdk perlu terlalu kuat Apakah ukuran Muatan memerlukan
karena tumpukan (stacking) dapat dibatasi penanganan khusus ?
setinggi dalamnya container  Berat Muatan dan Daya Muat
Container
Apakah ukuran berat muatan sesuai
 Tarif sewa Kapal Container relatif lebih dengan daya dukung (payload)
mahal Container
 Memerlukan terminal khusus untuk
 Kelembaban Muatan
kegiatan bongkar-muat dengan peralatan
khusus Apakah Muatan tersebut memerlukan
 Infrastruktur jalan yang ada harus penanganan khusus terhadap cuaca
disesuaikan untuk pengangkutan container  Kelayakan Container
 Dapat berpotensi menimbulkan Apakah Container yang akan disewa
ketidakseimbangan perdagangan antar telah memenuhi persyaratan standar
negara, apabila stock container tidak pelayaran
mencukupi
STATUS KONTAINER

Full Container Load (FCL)


 Berisi muatan dari satu Shipper utk dikirim kepada satu
consignee
 Proses Stuffing dilakukan oleh Shipper dan diserahkan
kepada Carrier di CY
 Perusahaan Pelayaran (Carrier) tidak bertanggung jawab
atas kerusakan dan kehilangan barang yg ada di dalam
Container

Less Container Load (LCL)


 Berisi muatan dari satu Shipper utk dikirim kepada satu
consignee
 Proses Stuffing dilakukan oleh Shipper dan diserahkan
kepada Carrier di CY
 Perusahaan Pelayaran (Carrier) tidak bertanggung jawab
atas kerusakan dan kehilangan barang yg ada di dalam
Container
Infrastruktur Pengangkutan
Container
UNIT TERMINAL PETI KEMAS (UTPK)
= sebuah lapangan (yard) yang cukup luas untuk kegiatan bongkar/muat dan
penumpukan (stacking) Container. Dilengkapi dengan peralatan khusus:
- Gantry Crane (derek darat); Top Loader, Straddle Carrier dan Transtainer
(untuk memindahkan dan menimbun peti kemas); Chassis dan Prime mover
(alat pengangkutan kontainer)

Transteiner Top Loader


untuk memindahkan
dan menimbun peti
kemas

Gantry Crane Prime Mover


(derek darat) alat pengangkutan
Container
CONTAINER YARD (CY)
Kawasan di daerah
Pelabuhan yang
digunakan untuk
menimbun Container
FCL yang akan
bongkar/muat dari kapal

CONTAINER FREIGHT
STATION (CFS)
Kawasan untuk menimbun
Container LCL, melakukan
Stuffing dan Stripping serta
menimbun Bulk Cargo yang
akan distuffing/stripping dari
Container LCL

CONTAINER FREIGHT
STATION (CFS)
Kawasan di luar daerah
Pelabuhan berada di bawah
pengawasan BeaCukai yg
digunakan utk menimbun
Container FCL yang akan
diserahkan kepada Consignee
atau diterima dari Shipper.
Alur Pengiriman Kontainer
FCL/FCL (House to House)
Shipper mengambil Container kosong dari Depo, Stuffing dan haulage container ke CY
Pelabuhan Muat. Pelayaran bertanggung jawab mulai dari CY di pelabuhan Muat hingga di
CY Pelabuhan Bongkar.

Shipper FCL FCL Consignee

CY CY
FCL/LCL : Penyerahan Muatan di CY Pelabuhan Muat oleh Shipper dan Penyerahan
Muatan kepada para Consignee oleh Pelayaran di CFS Pel. Bongkar
LCL/LCL : Penyerahan muatan dari para Shipper di CFS Pelabuhan Muat untuk
ditujukan kepada satu Consignee yang akan diserahkan di CY
pelabuhan Bongkar
Shipper
Consignee
Shipper LCL LCL Consignee

CF CF Consignee
Shipper LCL/LCL (Pier to Pier)
Pelayaran bertanggung jawab sejak barang diterima di dari Shipper di CFS Pelabuhan Muat
hingga barang diserahkan kepada Consignee di CFS Pelabuhan Bongkar.
STATUS kepemilikan kontainer
1. LEASED CONTAINER
Sewa-menyewa Container untuk
✓ SPOT LEASE : Triplease (one
jangka waktu tertentu antara User way lease) dan Round Trip
dengan Owner. Lease
✓ LONG TERM LEASE : jangka
2. CARRIER OWNED CONTAINER
Container yg dimiliki oleh Pelayaran waktu tertentu, contoh 3 tahun
✓ MASTER LEASE : User
3. SHIPPER OWNED CONTAINER menyewa jumlah minimum
Container yang dimiliki sendiri oleh
tertentu untuk jangka waktu
Pemilik Barang
tertentu. Container tidak perlu
yg sama.
Jenis-jenis
 GENERAL CARGO
kontainer
TANK CONTAINER
CONTAINER
o General Purpose
DRY BULK CONTAINER
Container PLATFORM
o Open Side Container CONTAINER
o Ventilated Container oFlat Rack Container
o Open Top Container
oPlatform Based Container
 THERMAL CONTAIER
o Insulated Container
COLLAPSIBLE
o Reefer Container CONTAINER
o Heated Container AIR MODE CONTAINER
General
Purpose
Containe
r

kontainer yang seluruh bagian sisinya


tertutup dengan rapat agar tahan terhadap
cuaca luar, memiliki dinding atap, sisi dan
lantai yang keras. Salah satu sisi nya
dilengkapi dengan pintu untuk pemuatan
dan pembongkaran muatan.

Kegunaan peti kemas jenis ini adalah


untuk mengangkut berbagai jenis barang
dalam kondisi kering, termasuk yang
dikemas dalam karton, sack, pallet, dll.
Peti kemas jenis open top memiliki struktur yang hampir sama
dengan general purpose, hanya saja jenis open top memiliki sisi atap
yang fleksibel dan dapat bergerak secara mekanis untuk membuka
atau menutup.
Kegunaan peti kemas jenis ini terutama untuk mengangkut cargo
yang berat dan/atau besar yang hanya dapat dimasukan lewat atas.
(contoh kayu / lempengan metal)

Open Top
Containe
r
Open Side
Container

Petikemas yang bagian sampingnya dapat dibuka untuk memasukkan dan


mengeluarkan barang. Sisi samping didesain dapat dibuka untuk memudahkan
forklift menata barang di dalam ruangan peti kemas. Kegunaannya adalah untuk
mengangkut rak-rak botol bir atau minuman lainnya maupun kayu-kayu timber.
Peti kemas jenis ventilated
container memiliki struktur tertutup
sama seperti general purpose
container, namun dilengkapi
dengan ventilasi yang dapat
menjamin sirkulasi udara di
ruangan peti kemas.
Ventilate
Kegunaannya adalah untuk
d
mengangkut barang-barang Containe
organik seperti : kopi, cengkeh, biji- r
bijian atau hasil bumi lainnya yang
memiliki kandungan air tinggi.
Tujuannya adalah untuk mencegah
proses pengembunan di dalam
kontainer selama proses
pengangkutan.
Peti kemas jenis ini digunakan untuk
kargo yang berupa barang yang
membutuhkan perlakuan khusus
untuk suhunya dengan
mempertahankan suhu agar tidak
terpengaruh dengan suhu di luar peti
kemas.
Insulated
Containe
Reefer
Containe
r

Peti kemas ini digunakan untuk kargo yang


selalu memiliki suhu rendah (dingin) yang
terkontrol.

Biasanya digunakan untuk pengiriman


barang – barang perishable/yang mudah
rusak atau busuk seperti daging, ikan, sayur
dan buah buahan agar dapat lebih tahan
lama.
kargo dengan barang-barang yang
membutuhkan suhu tinggi, bisa
hingga lebih dari 100 derajat
celcius. Juga mempunyai kontrol
pengaturan suhu.

Heated
Container
TANK
CONTAIN
ER

Adalah peti kemas yang terdiri dari dua elemen dasar yaitu
tanki tempat menampung benda cair, dan kerangka yang
berguna untuk melindungi tanki selama dalam
pengangkutan.
Kegunaan peti kemas ini adalah untuk mengangkut muatan
benda cair yang berbahaya (hazardous) maupun yang
tidak berbahaya. Untuk memudahkan pengisian maupun
pengosongan muatan, biasanya tanki tersebut telah
dilengkapi dengan perlengkapan pengisian.
Flushfolding Flat-Rack Container merupakan tipe yang paling mutakhir dari peti
kemas jenis flat-rack. Ciri khas peti kemas jenis ini adalah sisi dindingnya dapat
dilipat hingga sejajar dengan sisi dasarnya. Kegunaannya adalah untuk
pengangkutan barang yang berat, besar dan lebih tinggi dari ukuran peti kemas.
Peti kemas ini juga dapat digunakan untuk menumpukkan beberapa kontainer
kosong ke dalam satu bundel untuk mengosongkan ruangan yang tersedia.

Flat
Rack
Contain
er
Platform Based Container/
Bolster Container

adalah kontainer yang hanya memiliki sisi dasar (lantai)nya saja. Jenis kontainer ini terutama
digunakan untuk membawa barang-barang yang berat dan tebal serta barang setengah jadi,
sepert: barrel dan drum, mesin-mesin, crate, dan sebagainya. Bila diletakkan berdampingan di
geladak atau di palka kapal kontainer, mereka dapat digunakan untuk transportasi non-
containerizable kargo.
DRY BULK
CONTAIN
ER
Peti kemas jenis ini digunakan terutama
untuk mengangkut muatan dalam bentuk
curah (bulk cargo), seperti butiran, bahan
pakan, rempah-rempah.
COLLAPSIBLE
CONTAINER

Peti kemas yang khusus dibuat untuk


muatan tertentu, seperti peti kemas untuk
muatan ternak (cattle container) atau
muatan kendaraan auto container).
AIR MODE
CONTAINE
R

Peti kemas yang khusus dibuat dan


dipergunakan oleh pesawat terbang yang
berbadan besar untuk mengangkut barang-
barang penumpang atau air cargo melalui
udara.
Kontainer
1
3 huruf kapital, tiap pemilik memiliki
2 Kode Pemilik
kode yang tidak boleh sama dengan
(Owner Code)
3 pemilik lain yang terdaftar di BIC di
4 Paris
Kode Produk Kode - U : peti kemas yang bersangkutan.
5 Barang Kode - J : peralatan yang terkait dengan
6 (Product Group kontainer yang dapat dilepas (detachable
Code/Equipment freight container-related equipment)
7 Kode - Z : trailer dan chassis.
Category
8 Identifier)
9 Kode Registrasi
(Registration 6 angka, mencerminkan nomor
10 pendaftaran kontainer pada BIC
Number)
11 (Jika hanya 5 digit maka digit
terakhir diisi angka 0)

Kode Harus 1 digit. Dibuat terpisah dalam kotak


Kontrol tersendiri. Untuk memvalidasi kode-kode
(Check Digit) sebelumnya. Sistem verivikasi akan memberi kode
Susun ke-10 digit nomor kontainer (tdk termasuk check digit) di atas nilai bobot
masing-masing digit (nilai bobot diperoleh dari tabel bobot) yang merupakan deret
angka yang diperoleh dengan cara memangkatkan bilangan 2 mulai dari pangkat 0
sampai dengan 9 secara berurutan)
TERMINAL HANDLING CHARGES (THC)
Menerima Container dari kapal;
Marshailing; Stacking dan restacking;
penyerahan kepada consignee; penerimaan
dari shiper; penyerahan container ke kapal LCL Service Charge
Stuffing; Stripping; delivery; Receiving;
penggunaan alat2 mekanik, al: lift on/lift
Demurage off
Penalty akibat pemakaian peti kemas yg
melebihi free time, jangka waktu tergantung
pelayaran: seminggu, dua minggu, dsb Detention
Penalty akibat pengembalian peti
kemas atau perlengkapan peti kemas
(chassis/prime mover) yg melewati
Deposit waktu yang diizinkan
Jaminan yg wajib diserahkan oleh
consignee kpd pelayaran saat pengambilan
Container impor dari CY Cleaning & Repair
Biaya cleaning dan repair (minor
damage) termasuk drop off-charges
TARIF FREIGHT CONTAINER
 COMODITY BOX RATE (CBR)
Merupakan tarif fixed per container yang dihitung berdasarkan pemakaian
rata-rata dari Box Container. Contoh : untuk Container 20ft di-charge sebesar
13 ton (walaupun payloadnya bisa mencapai 22,1 ton). Shipper boleh memuat
beban sampai dengan batas daya angkut container. CBR menguntungkan
carrier dari sisi kemudahan perhitungan dan mengurangi biaya administrasi
 FREIGHT ALL KINDS (FAK)
Prinsip pengenaan tarif bahwa jenis barang apa saja yang dimuat akan
dikenakan freight yang sama, tidak memandang nilai dari komoditas.
Perhitungan freight metode FAK adalah tarif rata-rata dengan perhitungan
total biaya yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah peti kemas yang ada .
Tarif FAK tidak menguntungkan bagi Shipper yang mengirim muatan dengan
nilai komoditas rendah.
Cargo
1. General Cargo adalah barang-barang
kiriman biasa sehingga tidak perlu
Cargo merupakan muatan dari semua jenis memerlukan penanganan secara khusus,
barang keperluan sehari hari atau barang namun tetap harus memenuhi
barang dagangan yang memerlukan proses persyaratan yang ditetapkan dan aspek
pengangkutan pada saat di perjual belikan. safety. Contoh barang yang
dikategorikan general cargo antara lain:
2.Special Cargo adalah barang-barang kiriman barang-barang keperluan rumah tangga,
yang memerlukan penanganan khusus (special peralatan kantor, peralatan olahraga,
handling). Jenis barang ini pada dasarnya pakaian (garmen, tekstil) dan lain-lain.
dapat diangkut lewat angkutan udara dan
harus memenuhi persyaratan dan penanganan
secara khusus sesuai dengan pengangkut. 3.Dangerous Cargo adalah jenis kargo atau
Barang benda atau bahan yang termasuk barang- barang yang memiliki tingkat resiko
dalam kategori special cargo adalah : yang tinggi dan berbahaya yang dapat
a) Live Animal (AVI) mengakibatkan terganggunya kesehatan dan
b) Human Remain (HUM) keselamatan penerbangan. Dangerous goods /
c) Perishable goods (PER) Dangerous Cargo juga terbagi menjadi :
d) Valuable goods (VAL) a) Exsplosive goods (REX)
e) Strongly smelling goods b) Flammable liquids (RFL)
f) Live Human Organ (LHO) c) Flammable solids (RFS)
d) Corrosives (RCM)
Risiko yang dapat dialami
cargo?
a. Resiko ledakan
b. Resiko kebakaran
c. Racun
- Apakah keracunan dapat terjadi melalui
kontak
fisik
- Bagaimana tingkat kandungan racunnya
d. Korosi – acid atau alkaline
e. Kombinasi dari resiko diatas
f. Interaksi dengan zat lain
Pencegahan untuk kerusakan?
 International Maritime Dangerous Goods Code (
IMDGCode ) yang telah direvisi berisi rekomendasi
mengenai jenis kemasan, konstruksi kemasan serta
pengujian terhadap kemasan barang-barang berbahaya.
 Mulai tanggal 1 Januari 1991 hanya kemasan yang memiliki
tanda/marking dan telah teruji kelayakannya yang
diperbolehkan untuk memuat barang-barang berbahaya.
Kemasan

 Fungsi = untuk mempermudah


dan mempercepat proses
pemuatan barang ke dalam
Container ataupun alat angkut
lain selain juga proses
pemindahan barang dari satu
tempat ke tempat lain.
 Fungsi lain = mengurangi resiko
yang mungkin akan terjadi seperti
: kehilangan atau kerusakan isi
muatan yang disebabkan oleh
penanganan pada saat proses
pemuatan ke dalam Container di
lokasi pabrik, selama perjalanan
atau pada proses pembongkaran
di lokasi gudang penerima
barang.
Jenis Kemasan
A. Bag
B. Bale
C. Carton
D. Case
E. Crate
F. Drum
G. Rolls
H. Loose Cargo/Piece
I. Unitized Cargo/Containerised Cargo
J. Heavy Lift & Oversized Cargo
Bag
Jenis kemasan ini berupa kantong yang terbuat
dari : kraft paper, gunny bag, platic bag,
polypropylene bag dll.
 Pada saat penyimpanannya, barang- barang
yang dikemas menggunakan kantong harus
dijauhkan dari tiang dan harus dilindungi oleh
penutup yang tahan air.
 Dibawah ini adalah beberapa contoh dari
komoditi/barang yang dikemas menggunakan
kantong , diantaranya : Cement, Cocoa, Coffee,
Grain, Rice
 Secara umum, kemasan bale
terbuat dari : gunny bag atau
polypropylene bag, dengan
menggunakan pengikat berupa
metal band atau plastic band
sebanyak 4 sampai 6 buah.

 Beberapa contoh barang yang


biasa dikemas dengan
menggunakan bale, diantaranya
: Carpet , Cotton, Rubber,
Skin, Wood pulp, Wool,
Tobacco

Bale
Carton
 Bahan yang biasa digunaklan untuk membuat kemasan carton
adalah Corrugated Paper. Harus diperhatikan bahwa kemasan
karton harus disimpan di tempat yang kering dan harus
dihindarkan dari penempatan di dekat dinding kapal yang dapat
mengeluarkan keringat ( sweat ).
 Contoh barang yang biasanya dikemas menggunakan karton,
antara lain : Garment, Sepatu, Benang, Produk konsumen
lainnya
 Bentuk kemasan ini sama
dengan kemasan karton,
namun terbuat dari kayu
atau plywood.
 Di dalam
penyimpanannya, peti
yang berat sebaiknya
ditempatkan di bagian
Case
paling bawah suatu
tumpukan, jangan
menempatkan peti yang
ringan di bagian paling
bawah karena hal tersebut
akan merusak kemasan
dan isi kemasan.
 Contoh barang yang
dikemas dengan
menggunakan peti antara
lain : Buah dalam kaleng,
Mainan anak-anak,
Gelas, Peralatan Mesin,
Kemasan ini terbuat dari kayu berbentuk rangka. barang –
barang yang dikemas menggunakan jenis kemasan ini adalah :
Barang-barang sanitary ( bak mandi ), Mobil (untuk mobil
dalam bentuk CKD dikemas menggunakan crate),
Keramik/marmer, Peralatan Mesin

Crate
(skeleton crate)
 Kemasan ini bisa terbuat dari
bahan logam ataupun plastik
dengan ukuran yang
berbeda-beda tergantung
pada barang yang dikemas.
 Contoh barang yang biasa
dikemas dengan
menggunakan drum, antara
lain : Bahan kimia, Oli, dll
 Kebocoran pada kemasan
yang digunakan akan
Drum mengakibatkan pencemaran
terhadap barang lain yang
berada disekitarnya.
Rolls
 Jenis kemasan ini terbuat dari karton keras, plastik, logam atau kayu.
 Pada saat penyimpanannya jenis kemasan ini harus ditempatkan di bagian yang
paling atas, atau jika tidak memungkinkan, maka hanya boleh dicampur dengan
barang-barang yang ringan.
 Barang yang secara umum dikemas dengan menggunakan cara ini adalah : Tekstil,
Kertas, Kawat, Kabel
 Merupakan barang –barang yang disimpan
secara tersendiri dan tidak menggunakan
jenis kemasan yang khusus.
 Contoh barang “ loose cargo “ diantaranya :
Lembaran Plat Baja, Mobil ( harus disimpan di
lantai dasar, hindari penyimpanan diantara
barang lain yang bisa menggores, bahan
bakar yang tersisa harus diusahakan sedikit
mungkin) Tyre

Loose
Cargo/Piece
 Pengemasan barang-barang berukuran kecil yang berjumlah besar ke
dalam sebuah Container akan mempermudah dan mempercepat proses
pengiriman dari kapal ke dermaga atau sebaliknya, selain juga dapat
menurunkan resiko kehilangan atau kerusakan barang sebagai akibat
dari proses penanganannya.

Unitized Cargo/
Containerised Cargo
 Heavy Cargo
 Oversized cargo
merupakan muatan yang
berat dan membutuhkan
Heavy Lift & peralatan loading khusus
pada saat akan ditangani,
Oversized Cargo tambahan proses
pengemasan, dan
memerlukan ruang
penyimpanan yang
melebihi dimensi yang
umum.
 Beberapa contoh Heavy
and Oversized cargo
diantaranya : pipes,
separate equipment,
cable drums and coils,
air-engines, mobil,
peralatan mesin ,
generator, oil drilling
equipment, aircraft
engines, propeller drive
shafts , escalators dll.
Definisi konsolidasi
Menggabungkan kargo dari banyak
penerima barang ke dalam satu lot dan
kemudian mempersiapkannya untuk
Orang atau perusahaan yang
pengiriman lebih dikenal sebagai mengkonsolidasikan pengiriman
konsolidasi dalam industri pengiriman. yang berbeda untuk importir
Ini termasuk angkutan laut, udara dan yang berbeda ke dalam satu
darat. Layanan konsolidasi biasanya kiriman yang mengirimkan
melibatkan transportasi kargo ke
stuffing point, isian muatan dalam
setiap kargo setiap penerima
kontainer, proses pengiriman dokumen sesuai dengan syarat dan
adat, dan akhirnya pengemasan ulang ketentuan yang disepakati.
jika diperlukan untuk pengiriman.

Definisi konsolidator
MACAM MACAM
FREIGHT FORWARDER
Operator Intermodal Transport secara penuh, yang
melaksanakan berbagai jenis pengangkutan dengan cara
door to door dengan satu dokumen intermodal.
Non-Vessel Operator, operator muatan yang mengurus
pengangkutan muatan dari pelabuhan ke pelabuhan
dengan menggunakan dokumen Ocean Bill of Lading,
serta melakukan pengangkutan melalui darat dan
berfungsi sebagai Non-Vessel Operating Intermodal
Transport Operator.
Non-Vessel Operating Common Carrier ( NVOCC ),
yang mempunyai jadwal pelayaran yang tetap dan
melaksanakan pelayaran Intermodal Transport dengan
House Bill of Lading atau FIATA Bill of Lading.
PERAN FREIGHT FORWARDER
Sebagai konsolidator, freight forwarder dapat berperan
sebagai :

- Seller’s consolidator
- Buyer’s consolidator
- Consolidation / groupage
- Multi country consolidator
KEUNTUNGAN KONSOLIDASI
a. Bagi shipper dan consignee b. Bagi (actual) carrier
1) Mendapatkan freight yang lebih 1) Tidak perlu mengurusi
rendah, utamanya bagi shipper muatan kecil-kecil yang berarti
kecil-kecil yang kurang memiliki penghematan dokumen, waktu
pengetahuan tentang angkutan, dan tenaga kerja
baik laut maupun udara.
2) Shipper cukup berhubungan 2) Muatan intensip karena
dengan forwarder yang mampu hanya menerima FCL shipment
mengirim barang ke berbagai 3) Hemat biaya karena tidak
penjuru di banding dengan actual menyediakan peralatan, ruang
carrier yang hanya menawarkan dan tenaga untuk menghandle
jasa angkutan sesuai rute masing-
masing. LCL.
3) Forwarder konsolidator mampu 4) Tidak ada resiko pembayaran
menawarkan door to door services dari (actual) shippers, tetapi
cukup berhubungan dengan
forwarder konsolidator.`
c. Bagi freight forwarder
Mendapat keuntungan dari selisih freight

d. Bagi Ekonomi Nasional


Karena forwarder konsolidator memberikan tarip freight murah, maka barang
ekspor memiliki daya saing tinggi membantu pemasukan devisa.
DOKUMENTASI
 Forwarder’s Bill of Lading atau House Bill of Lading
House B/L diterbitkan bagi shipper masing-masing. Deliver
oleh agen forwarder di tempat tujuan atas penyerahan
dokumen ini. FIATA menghimbau para forwarder untuk
menerbitkan FIATA B/L daripada B/L masing-masing.
 Master Ocean Bill of Lading
Diterbitkan oleh actual carrier untuk konsolidator atas muatan
konsolidasi yang akan diserahkan kepada agen konsolidator di
tempat tujuan atas pengunjukan dokumen ini.
 PKBE
pemberitahuan barang ekspor konsolidasi yang dibuat oleh
konsolidator yang berisi rincian seluruh dokumen
pemberitahuan pabean dan atau cukai serta Persetujuan
Ekspor barang ekspor yang ada dalam kontainer.
HOUSE
BILL
OF
LADIN
G
MASTER
BILL
OF
LADING
PKBE
PERSYARATAN
a. Harus memiliki fasilitas : CFS(Container Freight Station),
gudang, container dan peralatan baik di tempat
keberangkatan maupun di tempat tujuan (gudang dalam hal
ini adalah gudang yang berada di bawah pengawasan Bea
Cukai atau yang berfungsi sebagai inland containers depot,
ICD)
b. Memiliki partner atau agen di Luar Negeri yang melaksanakan
fungsi break bulk agen.
c. Memiliki tenaga experts di bidang keuangan, asuransi
(liability insurance)
d. Memiliki karyawan yang ahli di bidang packaging, stuffing
yang mampu memanfaatkan penggunaan ruangan
(space) container.
e. Memiliki kontrak jangka panjang dengan actual carrier
sehingga mampu menjamin adanya space di kapal atau
pesawat udara serta mendapatkan freight yang murah.
•Tampak dalam skema di atas bahwa selaku contracting carrier yang menerbitkan House B/L,
tanggungjawab consolidator sejak menerima barang-barangnya di CFS-nya di POL sampai dengan
menyerahkan barangnya di cfs (partnernya di POD.
•Dalam HBL, maka shipper adalah actual shipper dan consignee adalah actual consignee
•Sementara itu, actual carrier yang menerima FCL cargo dari consolidator, menerbitkan Ocean B/L
dimana shipper adalah consolidator di POL sedangkan consignee adalah partner consolidator di POD.
•Untuk kepentingan penyerahan barang kepada actual consignee, maka consolidator di POD akan
mengeluarkan FCL dari CY Terminal, membawa ke CFS-nya, unstuffing dan menyerahkan barang
kepada actual consignee dalam keadaan “bulk’.
•Jelas disini bahwa pengeluaran barang dari CY terminal yang adalah Tempat Penimbunan Sementara,
dibawa ke CFS consolidator (bisa diluar Kawasan Pabean tetapi dibawah pengewasan Bea Cukai),
apapun namanya, apakah over breingen, interchange, relokasi, bukan merupakan hal yang haram, dan
itu memang merupakan bagian dari kegiatan consolidator.

Anda mungkin juga menyukai