1
Jasa pengangkutan barang melalui laut
Menurut Lasse (2015), Carter menurut waktu adalah persetujuan dimana pihak
pemilik kapal (lessor) mengikatkan diri untuk menyediakan kapal tertentu kepada
pihak penyewa (charterer) yang kemudian akan menjadi operator kapal itu untuk
memenuhi kepentingannya dalam pengangkutan di perairan, dimana sewa carter
dihitung menurut lamanya waktu (misalnya 3, 6, atau 12 bulan).
Carter menurut waktu tergolong paling banyak dilakukan untuk kepentingan liner
service (maskapai pelayaran dengan jadwal dan rute pelayaran teratur).
Kapal dicarter selama jangka waktu tertentu dalam keadaan lengkap bersama
awak kapal dan perlengkapan berlayar, sedangkan bahan bakar dan air tawar
ditanggung oleh pencarter. Pencarter umumnya penyedia jasa liner service yang
kekurangan ruang kapal dalam jangka waktu tertentu; atau freight forwarder selaku
operator angkutan multimoda (MTO) yang hendak mengirim barang dalam partai
besar sekaligus, jika analisis biaya menunjukkan bahwa membayar sewa carter lebih
rendah daripada uang tambang (freight) melaui penyedia jasa liner service.
Jasa pengangkutan barang melalui laut
Sewa Kapal/Carter
(Charter)
Pada carter menurut waktu ini, kapal diserahterimakan dari pemilik kapal kepada
pencarter, selanjutnya percarter mengoperasikan kapal sesuai dengan jadwal serta
trayek perjalanannya.
Pencarter menerbitkan dokumen muatan seperti Bill of Lading dan Manifest, serta
merespon tuntutan ganti rugi (claim) dari pemilik barang.
Pihak kedua adalah pencarter atau pemilik kargo penanda tangan Voyage charter-
party.
Pencarter seluruh atau sebagian ruang muatan kapal menyerahkan barangnya untuk
diangkut serta membayar freight kepada pihak pertama.
Secara garis besar, pada voyage charter, pihak pemilik tidak hanya menyediakan
kapal, tetapi juga sebagai operator/pengangkut, bertransaksi langsung dengan
pengirim barang yang sekaligus adalah pencarter. Pemilik menerima uang
tambang (freight) dari pencarter yang ditetapkan berdasarkan CharterParty
dan B/L.
Jasa pengangkutan barang melalui laut
Sewa Kapal/Carter
(Charter)
Carter tanpa awak kapal (Bareboat Charter)
2. Non-Conference Liner
Maskapai pelayaran yang tidak tergabung dalam shipping conference, namun
menjalani pelayaran tertentu dan dengan jadwal yang tetap (liner) disebut sebagai
non-conference liner atau independent service.
Hasilnya adalah bahwa, pada beberapa trayek, conference liner terpaksa mengadakan
perundingan dengan non-conference liner mengenai bea, tarif dan pelayanan.
Kapal dalam pelayaran liner (liner service) umumnya didesain untuk mengangkut
berbagai jenis kargo (heterogen) dan dengan berkembangnya kargo yang dikemas
dalam kontainer (containerization), sebagian besar kapal adalah dalam bentuk
kapal pengangkut container (container ships).
Menurut World Shipping Council (2018), lebih dari 6000 kapal, dimana sebagian besar
adalah kapal container, yang beroperasi dalam pelayaran liner.
Jenis Pelayaran Internasional
3. Alliansi
Aliansi adalah kerjasama antara dua buah perusahaan pelayaran yang besar, baik
dalam hal pengangkutan maupun dalam pemakaian fasilitas yang dimiliki oleh
masing-masing perusahaan. Aliansi ini dimulai pada era peti kemas karena
muatan dipindah dari satu kapal ke kapal lainnya.
Contohnya adalah Maersk Line dan Sea-Land yang mulai bekerja sama di tahun 1991
berdasarkan VSA (Vessel Sharing Agreement) yang kemudian mengadakan aliansi pada
tahun 1995.
Mereka bekerja sama secara erat dan dapat menggunakan kapal-kapal antara kedua
perusahaan itu. Meskipun begitu, kebijakan komersialnya masing-masing sehingga
mereka tetap berkompetisi.
Pada tahun 2000, Sea-Land telah dibeli Maersk Line, tetapi tetap memakai nama Sea-
Land. Sea-Land/Maersk, perusahaan baru ini mempunyai armada 250 kapal dengan
total daya muat 600.000 TEU. Kapasitas untuk kapalnya yang terbesar adalah 6.660
TEU. Maersk/Sea-Land mempunyai 110 kapal milik dan 140 kapal charter.
5. Tramper
Tramper adalah perusahaan pelayaran yang mengoperasikan kapal-kapalnya
tanpa jadwal yang tetap dan waktu singgah ke pelabuhan yang tidak
teratur. Jadwal pelayarannya berdasarkan permintaan dan penawaran
(supply and demand).
Kapal tramper biasanya disewa atas dasar tariff yang dirundingkan lebih
dahulu dan biasanya dipakai kalau jumlah muatannya banyak dan sejenis
(homogen).
Dalam hal sewa dan tariff, perusahaan pelayaran dan pemilik barang
biasanya berpedoman kepada:
Biaya untuk menghasilkan jasa angkutan yang ditawarkan
Persaingan antar sesama perusahaan pelayaran
Freight dibayar sebelum kapal berangkat atau paling lambat pada waktu bill
of lading diserahkan sesuai dengan kesepakatan yang dicantumkan dalam
charter party.
Freight (Uang Tambang)
Freight adalah pembayaran sebagai imbalan jasa kepada
pengangkut atas pengangkutan dan penyerahan muatan dalam
kondisi perdagangan yang disepakati; atau
“freight is the reward payable to the carrier for the carriage and
arrival of goods in a mercantile or recognized condition, ready to
be delivered to the merchant.”
Dead Freight
Adakalanya dalam voyage charter, pencarter sudah meminta kepala pemilik kapal
untuk menyediakan ruangan untuk memuat barang di kapal, tetapi kemudian
ternyata barang yang dimuat jumlahnya kurang dari jumlah barang yang sudah
disepakati dalam C/P (short-shipped), maka pemilik kapal berhak meminta
kompensasi, yang disebut sebagai dead freight. Ruangan (space) dimana pencarter
tidak dapat memenuhi penggunaannya, dianggap sebagai “dead” atau “lost”.
KAPAL
Definisi
1: Cerobong;
2: Buritan;
3: Propeller;
4: Kulit kapal;
5: Jangkar;
6: Pemecah ombak (Bulbous
Bow);
7: Haluan;
8: Geladak utama;
9: Bangunan atas
(Superstructure) di mana
ditempatkan anjungan
kapal, kabin untuk awak.
KAPAL
Perlengkapan Standar Kapal
Semua benda atau peralatan, yang bukan merupakan bagian dari kapal itu
sendiri, tetapi dibutuhkan dan digunakan di kapal selamanya karena berfungsi
untuk menunjang keselamatan dan proses operasional kapal baik dalam
melakukan pelayaran berlabuh , dan bongkar muat di pelabuhan. Perlengkapan
kapal tersebut harus sesuai dengan standar minimum yang ditetapkan IMO
(International Maritime Organization) dan harus diuji sebelum digunakan di atas
kapal.
a.Peralatan Navigasi
b.Peralatan Komunikasi
c. Peralatan Keselamatan
d.Peralatan Lainnya
KAPAL
Perlengkapan Standar Kapal
a. Peralatan Navigasi
Sesuai dengan peraturan International SOLAS (Safe of
Life at Sea)1978 dan Colreg (collison regulation 1972)
seluruh kapal harus dilengkapi dengan peralatan
Navigasi :
1. Peta (Chart)
2. Radar
3. GPS
4.Echo Sounder
5. Compass
6.Lampu Navigasi
7. Suling Kapal
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal
Kapal besar yang difungsikan untuk distribusi pengangkutan barang dalam jumlah
massal. Kapal-kapal raksasa pengangkut barang pasti sering dijumpai di pelabuhan-
pelabuhan besar misalnya Tanjung Priok. Kapal barang merupakan kapal yang
paling dijumpai karena tidak hanya jumlahnya yang banyak, tetapi juga jenisnya.
Kapal Peti Kemas (Container Ship)
Kapal Tanker (Tanker)
Kapal Pengangkut Barang Curah (Bulk Carrier)
Kapal Pengangkut Mobil (Ro-Ro/Car Carrier)
Kapal Pengangkut Barang Berat (Heavy Lift Cargo Transporter)
Kapal Pengangkut Kapal Kecil (Boat/Yatch Transporter)
Kapal Tongkang/Ponton (Barge)
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal – Kapal Penumpang (Passenger Ship)
Kapal Tanker
Kapal yang dirancang untuk mengangkut muatan cair atau gas dalam jumlah
besar.
Protecting OurREFRIGERATED
Nation CARGO
CARRIYING VESSELS (“REEFER”)
Kapal ini dikhususkan untuk memuat buah, daging dan produk makanan lainnya.
Perbedaan dengan general cargo sangat kecil, hanya adanya penambahan alat pendingin
(refrigerator). Biasanya kapal jenis ini memiliki lebih dari dua deck dan memiliki insulasi
untuk menahan adanya hawa panas. Biasanya kapal jenis ini memiliki kecepatan yang
jauh lebih cepat dari kapal pada kargo umumnya sampai dengan 22 knots.
TIPE-TIPE SARANA PENGANGKUT LAUT
INDONESIAN CUSTOMS AND EXCISE
LIVESTOCK VESSEL
Protecting Our Nation
Livestock Vessel adalah kapal yang digunakan khusus utuk mengangkut ternak
baik sapi maupun kambing. Biasanya kapal jenis ini untuk melayni kegiatan
ekspor dan impor dari Australia dan New Zealand ke Amerika, Canada ataupun
negara lainnya di dunia.
KAPAL
Jenis-Jenis Kapal
c. Kapal Fungsional
Kapal-kapal yang digunakan untuk operasi militer laut selain kapal patroli
(patrol boat).
4. RESI GUDANG: Surat tanda muatan yang diterbitkan oleh Kepala Gudang
yang menerima muatan tersebut dari shipper. Biasanya shipper menyerahkan
muatan yang akan dikapalkan itu satu dua hari sebelum saat kedatangan kapal
yang bersangkutan di pelabuhan pemuatan
.
KAPAL
Dokumen Muatan Kapal
5. TALLY SHEET: Suatu daftar/catatan penghitungan jumlah/banyaknya muatan
yang diterima atau muatan yang dibongkar oleh kapal. Penghitungan dilakukan
oleh Tally Clerk dan di syahkan/diketahui oleh Mualim I.
11. STOWAGE PLAN: Gambaran informasi kondisi muatan yang berada dalam
ruang muat baik mengenai Letak, Jumlah dan Berat muatan sesuai consignment
mark bagi masing-masing pelabuhan tujuannya.
13. DAMAGE REPORT: Suatu surat Berita acara kerusakan muatan yang terjadi
diatas kapal sehubungan dengan tanggung jawab pihak carrier.
14. MARINE NOTE OF SEA PROTEST: Suatu Berita Acara atas kerusakan
muatan diluar kemampuan manusia. Dibuat oleh Nakhoda dan di syahkan oleh
Notaris.
15. NOTICE OF READINESS (NOR): Surat yang dibuat oleh Nakhoda yang
menyatakan bahwa kapal telah siap untuk melaksanakan kegiatan pembongkaran
atau pemuatan.
KAPAL
Dokumen Muatan Kapal
13. DAMAGE REPORT: Suatu surat Berita acara kerusakan muatan yang terjadi
diatas kapal sehubungan dengan tanggung jawab pihak carrier.
14. MARINE NOTE OF SEA PROTEST: Suatu Berita Acara atas kerusakan
muatan diluar kemampuan manusia. Dibuat oleh Nakhoda dan di syahkan oleh
Notaris.
15. NOTICE OF READINESS (NOR): Surat yang dibuat oleh Nakhoda yang
menyatakan bahwa kapal telah siap untuk melaksanakan kegiatan pembongkaran
atau pemuatan.
adalah perikatan antara pengirim (shipper) dengan pihak pengangkut (carrier)
untuk mengangkut barang dari suatu tempat di negara eksportir hingga
sampai di suatu tempat di negara importir
PIHAK YG TERKAIT :
SHIPPER
pihak yang mengontrak carrier untuk mengangkut barang dari suatu tempat di
negaranya hingga sampai di tempat tujuan.
CONSIGNEE
pihak yang ditunjuk oleh shipper untuk menerima barang yang diangkut di
pelabuhan tujuan.
CARRIER
pihak yang memberikan jasa pengangkutan barang atau dengan pengertian lain
adalah pihak yang mengendalikan/mengoperasikan sarana pengangkut untuk
tujuan pengangkutan barang.
NOTIFY PARTY
pihak yang ditunjuk shippers dalam B/L sebagai pihak yang harus diberitahukan
oleh carrier setelah barang tiba di pelabuhan tujuan,
75
adalah dokumen pengangkutan barang yang dikirim
melalui sarana pengangkutan laut. Istilah lengkap untuk
B/L adalah Marine Bill of Lading atau Ocean Bill of
Lading
FUNGSI BILL OF JUMLAH SET LENGKAP B/L :
LADING :
Biasanya terdiri atas 3 (Tiga) Lembar
1. Document of Receipt Original yang berlaku klausul “one
2. Document of Tittle for all and all for One”. Artinya
3. Contract of Carriage bahwa apabila salah satu lembar asli
telah dipergunakan untuk mengklaim
barang/ telah ditukar dengan delivery
order, maka 2 lembar asli lainnya tidak
berfungsi lagi.
77
DALAM HAL LCL
Master Bill of Lading (MBL)
• DikeluarkanolehCarrierkepadaFreight
Forwarder,disebutjuga“Ocean Bill of Lading”
• adalahB/L yangditerbitkanolehFreight
Forwarderkepadapelangganyangsebenarnya
BILL of LADING
A bill of lading has 3 basic purposes or roles:
1. Evidence of Contract of Carriage
2. Receipt of Goods and
3. Document of Title to the goods
BILL of LADING
ACO
ATAG
IATA
IATAN
ISTAT
Adalah organisasi keanggotaan
dengan struktur Masyarakat Koperasi.
Tujuan penting dari ACO adalah untuk
membagi informasi non-kompetitif, dan
bekerja sama untuk meningkatkan
kesadaran akan masalah keselamatan
dan keamanan yang relevan,
meningkatkan efisiensi, mengurangi
biaya, belajar, dan tumbuh.
Lembaga Internasional dalam Penerbangan
2. IATA - ICAO
Saat ini (Nopember 2018), IATA beranggotakan 293 maskapai penerbangan, dimana maskapai
penerbangan Indonesia yang merupakan anggota IATA hanya ada dua yaitu Garuda Indonesia
dan Batik Air. Hal ini karena standar IATA cukup tinggi dan banyak persyaratan untuk menjadi
anggotanya sehingga sulit untuk dipenuhi oleh maskapai penerbangan lain di Indonesia.
Lembaga Internasional dalam Penerbangan
Sebagai badan penerbangan dunia, ICAO dan IATA sama-sama mengeluarkan kode untuk
bandar udara di seluruh dunia.
Perbedaan antara kode-kode bandar udara yang dikeluarkan masing-masing badan
adalah sebagai berikut:
Kode ICAO terdiri dari 4 digit sedangkan kode IATA terdiri dari 3 digit.
Kode ICAO digunakan oleh ATC (Air Traffic Control), stasiun cuaca dan maskapai
penerbangan. Sedangkan kode IATA digunakan untuk reservasi, tiket, tarif, interline,
pengiriman kargo dan penanganan bagasi oleh maskapai penerbangan.
Sistim penamaannya pun berbeda. Pada kode ICAO, satu digit pertama
mengindentifikasikan benua, digit kedua mengindetifikasikan negara, sedangkan dua
digit terakhir mengidentifikasikan bandara. Walaupun ada beberapa negara besar di
dunia yang memiliki kode satu digit pertama untuk negara dan tiga digit lainnya untuk
bandara seperti contohnya bandara PEKING di China, kode ICAO-nya adalah ZBAA, yaitu
Z untuk China dan BAA untuk bandara Peking, sedangkan kode IATA-nya adalah PEK.
IATA memberikan kode tidak hanya berdasarkan daerah lokasi atau kota
seperti Frankfurt (FRA), nama negara seperti pada Singapore (SIN) atau nama dari
bandar udara tersebut seperti John F. Kennedy (JFK) untuk New York, tapi ada hal-hal
lain yang juga menjadi pertimbangan ketika menentukan kode suatu bandara atau
tujuan penerbangan seperti misalnya DXB untuk Dubai dan LAX untuk Los Angeles.
Semua kode tujuan penerbangan yang dijumpai penumpang di papan pengumuman di
bandara, tiket ataupun boarding pass, ditandai dengan kode IATA .
Lembaga Internasional dalam Penerbangan
Boeing didirikan di
Seattle oleh
William Boeing,
pada tanggal 15
Juli 1916, sebagai
"Pacific Aero
Products Co"
“Adalah produsen pesawat komersial yang berbasis di Toulouse, Perancis.
Perusahaan ini didirikan tahun 2001 di bawah hukum Perancis sebagai perusahaan
join stok yang dipermudah or "S.A.S." (Société par Actions Simplifiée)”
CN235-220 Civil
CN235-220 Special Mission
CN295
Adalah Pesawat untuk operasi militer di daerah terpencil dan pesawat tanggap
cepat untuk misi kemanusiaan. Lebih dari 95 pesawat terbang beroperasi, lebih
dari 130.000 jam terbang di lingkungan yang paling menuntut di seluruh dunia.
NC212 Family Adalah program utama PTDI
pada tahun 1976 yang
diproduksi oleh NC212-200
yang berlisensi dari CASA,
Spanyol
NC212i
NC212i MSA
N219 Nurtanio
Pesawat produksi terbaru dari PTDI dan menjadi moda
transportasi yang paling cocok untuk membuka daerah
terpencil, meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,
dan mempertahankan pertahanan dan keamanan dengan 19
kursi penumpang
UU NO. 17 TAHUN 2006
TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10
TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN
ANGKUTAN UDARA
Angkutan udara adalah
setiap kegiatan dengan
menggunakan pesawat
udara untuk mengangkut
penumpang, kargo, dan/atau
pos untuk satu perjalanan
atau lebih dari satu bandar
udara ke bandar udara yang
lain atau beberapa bandar
udara. (UU No.1 Tahun 2009
Tentang Penerbangan, Pasal
1, Ayat 13)
Angkutan udara di Indonesia
diatur dalam UU RI No.1 Tahun
2009 Tentang Penerbangan
Jasa pengangkutan barang melalui Udara
Dalam angkutan udara ada beberapa pihak yang berperan penting demi
terlaksananya pengangkutan barang sehingga sampai ke tangan penerima
barang sesungguhnya. Pihak-pihak tersebut dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut:
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN
Cardig Air.
Republic Express Airlines.
Star Cargo.
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN
CARGOLUX B-747
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN
NON NIAGA
Penerbangan VVIP.
Penerbangan pesawat pribadi.
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN
NON NIAGA
PRIVATE AIRCRAFT
5. JENIS-JENIS PENERBANGAN
NON NIAGA
PENERBANGAN VVIP
3. AIR SIDE HANDLING – GROUND SUPPORT EQUIPMENT
Untuk menjadi kontrak yang valid, AWB harus ditandatangani oleh pengirim barang
atau kuasanya dan pengangkut atau agen resminya. Dalam pengiriman barang
melalui angkutan udara, pengirim barang dapat menguasakan pengurusan
pengirimannya kepada freight forwarder atau pihak konsolidator, dan freight
forwarder atau pihak konsolidator tersebut dapat juga sekaligus menjadi agen resmi
pengangkut.
Sehingga memungkinkan ada orang atau perusahaan yang sama bertindak baik atas
nama pengangkut sekaligus atas nama pengirim barang. Jika terjadi hal tersebut
maka AWB harus ditandatangani dua kali oleh pihak tersebut di kolom pengangkut
dan kolom pengirim barang pada AWB.
Sepanjang AWB belum diberikan tanggal dan ditandatangani oleh pengirim barang
dan pengangkut, berarti AWB tersebut belum sah sebagai kontrak pengangkutan dan
pengangkut tidak bertanggung jawab atas barang. Validitas AWB dan kontrak
pengangkutan berakhir saat barang telah diserahterimakan kepada penerima barang
atau agen resminya (consignee/importer or his his authorized agent).
AIR WAYBILL (AWB)
AWB dapat disebut juga dengan Air Consignment Note. Berbeda dengan Bill of
Lading (B/L) dimana B/L dapat menjadi dokumen kepemilikan (document of title)
atau disebut dengan Negotiable B/L, AWB bukan merupakan dokumen kepemilikan
barang atau dapat ditransfer (transferable) atau dapat
dipindahtangankan/diperjualbelikan (negotiable). Oleh karena itu setiap penerbitan
AWB selalu diberikan klausul non-negotiable, dimana pihak yang berhak atas barang
yang dikirim adalah nama penerima barang (consignee) yang tercantum dalam AWB,
bukan pihak yang memegang AWB tersebut (holder/bearer).
Perbedaan antara AWB dengan B/L dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
AWB B/L
Diterbitkan setelah barang diterima secara lengkap dalam kemasan Diterbitkan setelah barang dimuat dalam kapal
dan kondisi yang baik (belum dimuat)
Diterbitkan minimal 8 (delapan) lembar – 3 asli (originals) dan 5 Diterbitkan minimal 6 (enam) lembar – 3 asli (originals) dan 3
salinan (copies) salinan (copies)
Tidak dapat menggunakan terminologi Incoterms 2010 khusus Dapat menggunakan semua terminologi dalam Incoterms 2010 (11
untuk pengangkutan laut yaitu; FAS, FOB, CFR dan CIF terminologi)
Mengacu kepada Warsaw Convention 1929, Hague Protocol 1955, Mengacu kepada The Hague Rules, The Hague-Visby Rules atau The
Montreal Protocol 1975 atau Montreal Convention 1999 Hamburg Rules
AIR WAYBILL (AWB)
Meskipun AWB adalah dokumen non-negotiable, namun dapat digunakan
sebagai alat pembayaran.
Hal ini dapat terjadi hanya jika pembayaran melalui Bank perantara dan
menggunakan L/C sebagai metode pembayarannya.
Selain itu pihak penerima barang (consignee/importer) yang tercantum
dalam AWB haruslah nama dari issuing bank bukan penerima barang
sesungguhnya.
Sesuai persyaratan dalam L/C, pengirim barang menyerahkan lembar asli ke-
3 AWB (original 3- for shipper) kepada pihak bank (paying bank) dan
mendapatkan pembayaran sejumlah nilai muatan barang yang dikirim.
Pihak paying bank menerima pembayaran dari issuing bank setelah issuing
bank menerima lembar asli ke-2 (original 2-for consignee) dari pengangkut
saat barang tiba.
Saat barang tiba, apabila penerima barang sesungguhnya telah membayar
kepada issuing bank, maka issuing bank menerbitkan release order kepada
penerima barang sesungguhnya untuk menebus barang impor dari
pengangkut.
AIR WAYBILL (AWB)
Pengaturan terkait AWB ditetapkan oleh IATA. AWB diatur dalam Resolution
600a dan 600b dari IATA Cargo Service Conference (CSC) Resolutions.
Penerbitan AWB oleh pengangkut adalah setelah barang yang akan dikirim
untuk satu pengirim dan satu penerima (consignee/importer) diterima secara
lengkap oleh pengangkut. AWB harus mengindikasikan bahwa barang telah
diterima untuk pengangkutan dan harus ditandatangani oleh pengangkut
atau agennya dan pengirim barang atau kuasanya.
MAWB memiliki dokumen tambahan yang disebut dengan House AWB atau
HAWB. Setiap HAWB berisikan informasi atas setiap pengiriman individu
(penerima barang, jumlah dan jenis barang, dan lain-lain). HAWB dapat
diterbitkan oleh pihak konsolidator (freight forwarder/NVOCC/IATA cargo
agent).
Pihak konsolidator ini di Indonesia menurut terminologi oleh Kementerian
Perhubungan dapat disebut juga sebagai Perusahaan Jasa Pengurusan
Transportasi. Terkait kepabeanan, terminologi yang dipakai adalah
Konsolidator Barang Ekspor. Setelah konsolidator memesan ruangan/tempat
dalam pesawat untuk muatan barangnya yang telah dikonsolidasikan kepada
pengangkut (maskapai penerbangan atau agennya) dan telah disetujui oleh
pengangkut, pihak pengangkut menerbitkan MAWB kepada konsolidator,
dan kemudian konsolidator menerbitkan masing-masing HAWB kepada
setiap pengirim barang sebenarnya.
AIR WAYBILL (AWB)
Terkait bentuk blanko kosong AWB (sebelum diterbitkan untuk menjadi
bukti dokumen kontrak pengiriman yang sah) dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Airline Air Waybill, yang memuat identifikasi pra-cetak berupa nama,
alamat kantor pusat, logo/lambang dan 11 digit nomor dari maskapai
penerbangan pengangkut muatan yang sesungguhnya.
2. Neutral Air Waybill, yang tidak memuat identifikasi pra-cetak dari
maskapai penerbangan dan digunakan oleh pihak selain maskapai
penerbangan yaitu konsolidator untuk menerbitkan HAWB
Apakah barang
tersebut di
perbolehkan untuk
memasuki daerah
pabean oleh
pemerintah
Informasi mengenai
pos tarif atau Dokumen yang harus
HS(Harmonized dipersiapkan
System)
Mengapalkan barang impor dari
negara asal ke Indonesia
Barangdigudangimporhanyabisadikeluarkansetelahdiperiksaolehpihakpabeandanpembayaranpajakatasbarangkirimantersebuttelahdiselesaikan.
Dokumen yang diperlukan dalam pengangkutan udara yaitu:
Penerbangan untuk
penumpang (passenger
aircraft) yaitu pesawat yang
khusus untuk mengangkut
penumpang, bagasi dan
kargo (surat dan dokumen)
Aturan dalam penerbangan penumpang yang datang
dari luar daerah pabean ke dalam daerah pabean
Peraturan untuk impor barang pribadi penumpang ada dalam
peraturan menteri keuangan Indonesia nomor 89/PMK.04/2007
Barang Pribadi
Barang yang dibeli di luar negeri dengan nilai pabean paling
banyak FOB USD 250/orang atau FOB USD 1,000/keluarga.
Diatas Batas yanga diberikan berarti harus bayar bea masuk &
pajak dalam rangka impor sesuai dengan barang yang dibawa
(barang pribadi). Langsung dimusnahkan dengan atau tanpa
kita saksikan (untuk barang kena cukai).(JALUR MERAH)
Pemeriksaan Badan
Pejabat Bea Cukai berwenang memeriksa setiap
orang :
1. Di atas/Baru saja turun dari SP masuk daerah
pabean
2. Di atas/Siap naik ke SP tujuan luar daerah
pabean
3. Berada/Baru meninggalkan TPS/TPB
4. Berada/Baru meninggalkan kawasan pabean
Orang tsb wajib memenuhi permintaan Pejabat
BC ke tempat pemeriksaan
Pemeriksaan memerhatikan norma kesusilaan
Pelayanan dan Pengawasan
DJBC
Memungut BM dan Pajak dlm rangka impor atas
barang penumpang yang lebih dari pembatasan USD
250/Orang, USD 1000/keluarga *maks 4 orang apabila
lebih, yang dipungut kelebihannya
Pengawasan terhadap barang Larangan dan
Pembatasan (LARTAS)
LARTAS diterbitkan oleh Instansi Teknis Terkait,
yakni Kementerian atau lembaga pemerintah non
kementerian tingkat pusat
*tumbuhan, hewan, produk yang terbuat darinya, obat-
obatan, senjata api, narkotika, barang psikotropika
Penjaminan risiko atas barang ekspor impor dalam pengangkutan
(laut, udara, darat)
Diperlukan dalam perdagangan internasional untuk mengatasi
yang menyebabkan kerugian kepada pemilik barang. Ada 2 bentuk :
1. Penjaminan risiko barang oleh 2. Penjaminan risiko barang oleh
Pengangkut yang tercantum dalam Perusahaan Asuransi yang tercantum dalam
kontrak pengangkutan (Contract of
Carriage)
kontrak tertulis antara perusahaan
-diatur mengenai batas tanggung asuransi (penanggung) dan nasabah
jawab/kewajiban pengangkut untuk (tertanggung) yang berisi pengalihan risiko
mengganti kerugian kepada pemilik barang, dan syarat-syaratnya.
menyesuaikan dengan perjanjian yang Yang harus tercantum dalam polis asuransi
disepakati pengangkut dan pemilik barang (Pasal 256 KUH Dagang) :
maupun aturan nasional a. Nama penanggung;
b. Nama tertanggung;
-Tergantung dari moda angkutan, ganti rugi
c. Keterangan lengkap objek asuransi;
(indemnity) oleh pengangkut biasanya d. Jumlah uang asuransi;
dibatasi dengan berat dan nilai barang dan e. resiko yang ditutup/dijamin;
hanya diberikan jika pengangkut tidak dapat f. Jangka waktu pertanggungan (mulai
mengelakkan tanggung jawabnya. dan berakhirnya)
g. Premi pertanggungan;
h. Semua hal dan keadaan penting bagi
pertanggungan serta persetujuan lain
Risiko-risiko
Kerugian karena alat angkut sendiri
Penanganan barang secara kasar
Kecrian atau perampokan
Kerugian karna kesalahan bongkar muat
Packing barang tidak sesuai ketentuan
Tempat penimbunan tidak memenuhi syarat
Bahaya perang
Pemogokan atau kerusuhan
Karena sifat arang itu sendiri
Terkontaminasi zat lain
Kesengajaan dari pihak2 terkait pengiriman barang
Asuransi
= Perjajian atau kesepakatan antara 2 belah pihak dimana salah satu
pihak sebagai pihak yang di tanggung dan pihak yang
menanggung.
Subjek asuransi : Objek Asuransi :
1. Subjek Perjanjian Secara Umum 1. Dapat Dinilai Dengan Sejumlah
2. Kepentingan Orang Ketiga Dalam Uang
Asuransi 2. Dapat Takluk Pada Macam Macam
3. Penyebutan Kepentingan Untuk Bahaya
Orang Ketiga Dalam Polis 3. Tidak Dikecualikan Oleh Undang
4. Penyebutan Pemberian Kuasa Oleh Undang
Orang Ketiga
Manfaat Asuransi :
Memberikan jaminan
Efisiensi dalam pengawasan barang
Asuransi pengangkutan Lebih tenang karna transfer resiko
barang impor ekspor terbagi Meminimalisir pengeluaran
menjadi : Mempermudah memperoleh kredit dari
a. Asuransi pengangkutan darat bank
b. Asuransi pengangkutan laut Menutup lost earning
c. Asuransi pengangkutan udara. Sebagai tabungan
Berakhirnya polis asuransi dapat terjadi
karena hal berikut :
a. Batal/berakhir sebelum waktunya :
1) Tertanggung memberikan keterangan-keterangan yang salah (tidak ada
itikad baik/utmost good faith).
2) Tertanggung tidak mempunyai kepentingan yang di asuransikan
(Insurable Interest).
3) Terjadinya penyimpangan dari ketentuan polis.
4) Perjalanan dihentikan sebelum waktunya (berlaku untuk Polis
Perjalanan).
5) Apabila salah satu pihak membatalkan sebelum waktunya.
b. Berakhir secara wajar :
1) Jika perjalanan telah selesai (berlaku untuk Polis Perjalanan).
2) Jika tanggal jatuh tempo telah sampai (berlaku untuk Polis Berjangka).
3) Setelah penanggung membayar total kerugian klaim.
4) Jika pembatalan dilakukan oleh kedua belah pihak.
Jenis Kerusakan dan Kerugian
dalam Pengangkutan Laut
1. Total Loss, kerugiaan akibat barang hancur total, tidak berbentuk sama sekali,
musnah seluruhnya, kegunaannya hilang sama sekali, atau kehilangan seluruh
nilainya
1. Actual Total Loss, barang rusak sama sekali/kehilangan nilainya beserta kapalnya dan biaya
untuk memperbaikinya lebih besar daripada nilai yang dipertanggungkan
2. Constructive Total Loss, kapal belum rusak tapi tidak bisa dimanfaatkan, biaya penyelamatan
(salvaging) akan lebih besar daripada nilai kapal dan/atau muatannya
2. Partial Loss, kerugian sebagian
1. General Average (G.A) atau kerugian umum
Kerugian ketika proses pengiriman terjadi kejadian di luar kendali manusia (gelombang
besar atau kandas) dan perlu tindakan (membuang muatan) untuk keselamatan kapal dan
awaknya.
1. Particular Average atau kerugian khusus
Kerugian yang diderita kapal maupun muatan karena kecelakaan (accidental cause) yang
menjadi tanggung jawab langsung pihak yang sedang bertanggung jawab saat kejadian itu
Klaim yang lazim ditanggapi, direspon dan diproses
oleh Pengangkut:
1. Klaim Kekurangan
2. Klaim Kerusakan
a. muatan tanpa kemasan (unpacked cargoes) yang mengalami kerusakan fisik secara
langsung
b. muatan dalam kemaan/pembungkus (packing) yang mengalami kerusakan
kemasan/bungkus sehingga barang yang mestinya terbungkus menjadi rusak, tercecer
dan/atau hilang (missing).
1. Klaim Kelebihan
a. Klaim kelebihan (overlanded) karena dibongkar di pelabuhan yang sesuai data dan
alamat, akan tetapi tidak tercantum dalam manifest pelabuhan setempat
b. Klaim kelebihan (overcarried) karena terangkut kepelabuhan lain sebagai akibat dari
ketidaksengajaan tidak dibongkar di pelabuhan semestinya ketika kapal singgah di
Klaim Asuransi Pengangkutan Barang
(Marine Cargo Insurance)
1. Kewajiban Tertanggung / Penerima Barang / Agen atau Pihak
yang mewakilinya.
2. Survey & Pelaporan Klaim Kepada PERUSAHAAN
ASURANSI
3. Dokumen Klaim
4. Salvage
5. General Average
1. Kewajiban Tertanggung/Penerima
1. Barang/Agen atau
Jangan menandatangani “Surat Pihak yang mewakilinya.
Jalan / Delivery
Order” tanpa memberikan catatan kerusakan dan
atau kehilangan barang tersebut.
2. Untuk barang dalam KONTAINER:
1. Periksalah Kondisi dan Nomor KONTAINER
2. Periksalah Kondisi dan Nomor SEGEL
3. Berilah catatan pada “Surat Jalan / Delivery
Order” jika terdapat kerusakan dan atau
kehilangan barang.
3. Hubungi pihak pengangkut untuk segera
dilakukan survey
4. Hubungi PERUSAHAAN ASURANSI untuk
melakukan survey bersama
5. Melapor kepada pihak kepolisian jika terjadi
kecelakaan lalu lintas, dan tindak kejahatan
lainnya
6. Foto
7. Mengajukan tuntutan ganti rugi kepada pihak
pengangkut / carrier
2. Survey & Pelaporan Klaim Kepada
PERUSAHAAN ASURANSI
Dilakukan secepatnya
agar Perusahaan
Asuransi/Survey Agent
segera menyurvei
penyebab kerusakan,
pelaporan klaim
maximum 7 hari
setelah diketahui
terjadinya kerusakan
dan/atau kehilangan
barang.
1.
3. Dokumen Klaim
Claim Form yang telah diisi lengkap disertai dengan perincian jumlah
kerugian.
2. Polis / Sertifikat Asuransi Asli
3. Bill of Lading atau Konosemen Asli
4. Invoice
5. Packing List
6. Surat Jalan / DO
7. Berita Acara Serah Terima Barang / Survey Report
8. Surat Tuntutan kepada pihak pengangkut / carrier dan balasannya.
9. Penawaran Biaya Perbaikan.
10. Surat Penyerahan Petikemas (SP2)
11. Laporan Kecelakaan Kapal & Surat-surat kelengkapan kapal.
12. Laporan Polisi (untuk pencurian dan kecelakaan lalu lintas).
13. Photo
4. Salvage (Barang yang
diselamatkan)
1. Tertanggung / Penerima Barang / Agen atau Pihak yang mewakilinya wajib menjaga
barang yang rusak dan tidak boleh membuang atau menjualnya tanpa izin tertulis
dari PERUSAHAAN ASURANSI.
2. PERUSAHAAN ASURANSI atas nama Tertanggung berhak untuk melaksanakan
tender / lelang atas salvage tersebut
3. Tertanggung / Penerima Barang dapat ikut serta dalam tender / lelang atas salvage
tersebut.
4. Peraturan pelaksanaan tender / lelang dan penentuan pemenang ditetapkan oleh
PERUSAHAAN ASURANSI.
5. Nilai penjualan salvage akan dibayarkan kepada Tertanggung dan akan dikurangkan
dari nilai klaim yang disetujui.
5. General Average (Kerugian
Umum)
Pemegang Polis: Pihak yang mengikatkan diri berdasarkan perjanjian dengan Perusahaan
Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi
syariah untuk mendapatkan pelindungan atau pengelolaan atas risiko bagi dirinya,
tertanggung, atau peserta lain.
Tertanggung: Pihak yang menghadapi risiko sebagaimana diatur dalam perjanjian Asuransi
atau perjanjian reasuransi.
Premi: Sejumlah uang yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi atau perusahaan reasuransi
dan disetujui oleh Pemegang Polis untuk dibayarkan berdasarkan perjanjian Asuransi atau
perjanjian reasuransi, atau sejumlah uang yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mendasari program asuransi wajib untuk memperoleh manfaat.
Agen Asuransi: Orang yang bekerja sendiri atau bekerja pada badan usaha, yang bertindak
untuk dan atas nama Perusahaan Asuransi atau Perusahaan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK): Lembaga pengatur dan pengawas sektor jasa keuangan
dimana salah satunya adalah sektor asuransi.
o Sejarah : oDasar Hukum
• KONGRES DEWAN Berdiri :
ASURANSI INDONESIA - Undang-Undang No.
(X), 22-23 JANUARI 2002, 40 Tahun 2014 Tentang
Ditegaskan dalam surat Perasuransian, BAB XIV –
keputusan kongres tentang Asosiasi Usaha
o VISI : nomer.6/DAI/2002 Perasuransian
Terciptanya industri asuransi umum yang • AD AAUI terdaftar pada
o LANDASAN HUKUM
sehat dan dinamis, serta memiliki Lembaran Negara No.2 •UUD 1945,
kapasitas nasional yang kuat, guna Tahun 2002. AAUI •UU RI No 1 tahun 1987
mendukung pertumbuhan ekonomi. memulai kiprahnya pada tentang Kamar Dagang
o MISI : 21 Juni 2012 dan Industri (KADIN),
• Berpindah tempat dari
1. Menyediakan perlindungan
Jl.Majapahit Jakpus (2002) •UU No.21 tahun 2011
asuransi yang terpercaya
ke Gdg. Permata Kuningan tentang Otoritas Jasa
2. Menjadi Penghimpun sebesar- Jaksel (2012) Keuangan (OJK),
besarnya dana masyarakat
3. Menciptakan peluang usaha dan o Memiliki 84 •UU No.40 tahun 2014
lapangan kerja anggota: tentang Perasuransaian
4. Menjadi pelaku yang kuat dan 78 Perusahaan Asuransi Bab XIV “ Asosiasi Usaha
mandiri dalam negeri Umum & 6 Perusahan Perasuransian “ pasal 68
5. Menjadi sendi yang kuat bagi Reasuransi ayat 1 dan ayat 2,
pertumbuhan ekonomi dan o Memiliki 27 cabang
pembangunan nasional tersebar diseluruh daerah di •Keputusan Kongres dan
Indonesia keputusan rapat umum
Asuransi Umum : Memberikan perlindungan terhadap anggota Dewan Asuransi
kerugian aset yang dianggap penting
Reasuransi : Memberikan perlindungan terhadap dirinya Indonesia.
PENGHITUNGAN NILAI
ASURANSI 0,5% dari C&F
Contoh :
Permendag No. 82 Tahun
2017
Pasal 1 Pasal 2
6) Asuransi adalah perjanjian
antara dua pihak, yaitu perusahaan 2) Eksportir dan Importir
asuransi dan pemegang polis, yang
menjadi dasar bagi penerimaan premi
oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan
dapat menggunakan
untuk: Asuransi dari
a. memberikan penggantian kepada
tertanggung atau pemegang polls
Perusahaan
karena kerugian, kerusakan, biaya
yang timbul, kehilangan
Perasuransian
keuntungan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang
nasional dan/atau
mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polls karena terjadinya
Asuransi dari
b.
suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
memberikan pembayaran yang
Perusahaan
didasarkan pada meninggalnya
tertanggung atau pembayaran yang
Perasuransian asing
didasarkan pada hidupnya untuk
tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau
didasarkan pada hasil pengelolaan mengasuransikan
dana.
barang Ekspor dan
Pasal 3
Pasal 4
1) Eksportir dalam 1) Eksportir yang mengekspor
mengasuransikan barang Ekspor Batubara dan/atau CPO,
sebagaimana dimaksud dalam pengangkutannya wajib
Pasal 3 ayat (1) wajib menggunakan Angkutan Laut
menggunakan Asuransi dari yang dikuasai oleh Perusahaan
Perusahaan Perasuransian Angkutan Laut Nasional.
nasional.
2) Importir yang mengimpor
Beras, pengangkutannya wajib
2) Importir dalam mengasuransikan menggunakan Angkutan Laut
barang Impor sebagaimana yang dikuasai oleh Perusahaan
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) Angkutan Laut Nasional.
dan/atau ayat (3) wajib
menggunakan Asuransi dari 3) Importir yang mengimpor
Perusahaan Perasuransian barang untuk pengadaan
nasional. barang pemerintah,
pengangkutannya wajib
menggunakan Angkutan Laut
yang dikuasai oleh Perusahaan
Angkutan Laut Nasional.
Pasal 5 Pasal 7
1) Eksportir yang mengekspor
Batubara dan/atau CPO wajib
2)Dalam hal asuransi dari menyampaikan laporan
Perusahaan Perasuransian mengenai penggunaan Asuransi
nasional masih terbatas dari Perusahaan Perasuransian
ketersediaan atau tidak nasional dan/atau Asuransi dari
Perusahaan Perasuransian asing.
tersedia, Eksportir dan 2) Importir yang mengimpor Beras
Importir sebagaimana wajib menyampaikan laporan
dimaksud dalam Pasal 4 dapat mengenai penggunaan Asuransi
menggunakan Asuransi dari dari Perusahaan Perasuransian
nasional dan/atau penggunaan
Perusahaan Perasuransian Asuransi dari Perusahaan
nasional dan/ atau Perusahaan Perasuransian asing.
Perasuransian asing. 3) Importir yang mengimpor barang
untuk pengadaan barang
pemerintah wajib menyampaikan
laporan mengenai penggunaan
Asuransi dari Perusahaan
Perasuransian nasional dan/atau
penggunaan Asuransi dari
Perusahaan Perasuransian asing.
Container/Peti Kemas
Pengertian Kontainer
PENGERTIAN FORMAL (standar ISO)
Ditegaskan dalam Keputusan Presiden
Nomor 45 tahun 1989 tentang
pengesahan Customs Convention on
Containers, 1972.
PENGERTIAN UMUM The International Standard
•Suatu peti yang terbuat dari logam dalam Organization (ISO), menetapkan
pengertian Container sebagai bagian alat
ukuran standar tertentu, yang digunakan transportasi, yang :
sebagai media pemuatan barang dan a. sifatnya cukup kuat untuk
sekaligus media pengangkutan, dengan dipergunakan berulang kali
tujuan untuk memudahkan mobilitasnya. b. dirancang secara khusus sebagai
fasilitas untuk membawa barang
•Suatu alat pengangkutan yang dirancang dengan moda transportasi yang ada
secara khusus dengan ukuran tertentu, c. dipasang alat-alat yang
dapat dipakai berulang kali, dipergunakan memungkinkan sewaktu-waktu
untuk menyimpan dan sekaligus digunakan untuk menangani dari satu
alat transportasi ke alat transportasi
mengangkut muatan yang ada di dalamnya. lain
d. dirancang sedemikian rupa sehingga
memudahkan untuk mengisi maupun
mengosongkannya
e. mempunyai isi ruangan dalam
(internal Volume) sekurang-kurangnya
1 m3 = 35,3 Cuft.
Jangan buru-buru menghapal semuanya, baca slide selanjtnya
Intinya...
Peti kemas/Kontainer adalah peti atau kotak yang
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
International Organization for Standardization (ISO)
sebagai alat/perangkat pengangkutan barang yang
bisa digunakan diberbagai moda, mulai dari moda
jalan dengan truk peti kemas, kereta api dan kapal
petikemas laut.
Standar
Ukuran kontainer yg beredar tidak hanya ini, masih ada lagi ukuran lain
Jenis Muatannya
Cepat dan ekonomis dalam penanganan Bagaimana bentuk fisiknya ? Apakah
bongkar/muat, bisa utk layanan door to door
Keamanan thd kerusakan/pencurian lebih
memerlukan Ventilasi atau Pendingin
terjaga Besar Muatan
Kemasan thd barang tdk perlu terlalu kuat Apakah ukuran Muatan memerlukan
karena tumpukan (stacking) dapat dibatasi penanganan khusus ?
setinggi dalamnya container Berat Muatan dan Daya Muat
Container
Apakah ukuran berat muatan sesuai
Tarif sewa Kapal Container relatif lebih dengan daya dukung (payload)
mahal Container
Memerlukan terminal khusus untuk
Kelembaban Muatan
kegiatan bongkar-muat dengan peralatan
khusus Apakah Muatan tersebut memerlukan
Infrastruktur jalan yang ada harus penanganan khusus terhadap cuaca
disesuaikan untuk pengangkutan container Kelayakan Container
Dapat berpotensi menimbulkan Apakah Container yang akan disewa
ketidakseimbangan perdagangan antar telah memenuhi persyaratan standar
negara, apabila stock container tidak pelayaran
mencukupi
STATUS KONTAINER
CONTAINER FREIGHT
STATION (CFS)
Kawasan untuk menimbun
Container LCL, melakukan
Stuffing dan Stripping serta
menimbun Bulk Cargo yang
akan distuffing/stripping dari
Container LCL
CONTAINER FREIGHT
STATION (CFS)
Kawasan di luar daerah
Pelabuhan berada di bawah
pengawasan BeaCukai yg
digunakan utk menimbun
Container FCL yang akan
diserahkan kepada Consignee
atau diterima dari Shipper.
Alur Pengiriman Kontainer
FCL/FCL (House to House)
Shipper mengambil Container kosong dari Depo, Stuffing dan haulage container ke CY
Pelabuhan Muat. Pelayaran bertanggung jawab mulai dari CY di pelabuhan Muat hingga di
CY Pelabuhan Bongkar.
CY CY
FCL/LCL : Penyerahan Muatan di CY Pelabuhan Muat oleh Shipper dan Penyerahan
Muatan kepada para Consignee oleh Pelayaran di CFS Pel. Bongkar
LCL/LCL : Penyerahan muatan dari para Shipper di CFS Pelabuhan Muat untuk
ditujukan kepada satu Consignee yang akan diserahkan di CY
pelabuhan Bongkar
Shipper
Consignee
Shipper LCL LCL Consignee
CF CF Consignee
Shipper LCL/LCL (Pier to Pier)
Pelayaran bertanggung jawab sejak barang diterima di dari Shipper di CFS Pelabuhan Muat
hingga barang diserahkan kepada Consignee di CFS Pelabuhan Bongkar.
STATUS kepemilikan kontainer
1. LEASED CONTAINER
Sewa-menyewa Container untuk
✓ SPOT LEASE : Triplease (one
jangka waktu tertentu antara User way lease) dan Round Trip
dengan Owner. Lease
✓ LONG TERM LEASE : jangka
2. CARRIER OWNED CONTAINER
Container yg dimiliki oleh Pelayaran waktu tertentu, contoh 3 tahun
✓ MASTER LEASE : User
3. SHIPPER OWNED CONTAINER menyewa jumlah minimum
Container yang dimiliki sendiri oleh
tertentu untuk jangka waktu
Pemilik Barang
tertentu. Container tidak perlu
yg sama.
Jenis-jenis
GENERAL CARGO
kontainer
TANK CONTAINER
CONTAINER
o General Purpose
DRY BULK CONTAINER
Container PLATFORM
o Open Side Container CONTAINER
o Ventilated Container oFlat Rack Container
o Open Top Container
oPlatform Based Container
THERMAL CONTAIER
o Insulated Container
COLLAPSIBLE
o Reefer Container CONTAINER
o Heated Container AIR MODE CONTAINER
General
Purpose
Containe
r
Open Top
Containe
r
Open Side
Container
Heated
Container
TANK
CONTAIN
ER
Adalah peti kemas yang terdiri dari dua elemen dasar yaitu
tanki tempat menampung benda cair, dan kerangka yang
berguna untuk melindungi tanki selama dalam
pengangkutan.
Kegunaan peti kemas ini adalah untuk mengangkut muatan
benda cair yang berbahaya (hazardous) maupun yang
tidak berbahaya. Untuk memudahkan pengisian maupun
pengosongan muatan, biasanya tanki tersebut telah
dilengkapi dengan perlengkapan pengisian.
Flushfolding Flat-Rack Container merupakan tipe yang paling mutakhir dari peti
kemas jenis flat-rack. Ciri khas peti kemas jenis ini adalah sisi dindingnya dapat
dilipat hingga sejajar dengan sisi dasarnya. Kegunaannya adalah untuk
pengangkutan barang yang berat, besar dan lebih tinggi dari ukuran peti kemas.
Peti kemas ini juga dapat digunakan untuk menumpukkan beberapa kontainer
kosong ke dalam satu bundel untuk mengosongkan ruangan yang tersedia.
Flat
Rack
Contain
er
Platform Based Container/
Bolster Container
adalah kontainer yang hanya memiliki sisi dasar (lantai)nya saja. Jenis kontainer ini terutama
digunakan untuk membawa barang-barang yang berat dan tebal serta barang setengah jadi,
sepert: barrel dan drum, mesin-mesin, crate, dan sebagainya. Bila diletakkan berdampingan di
geladak atau di palka kapal kontainer, mereka dapat digunakan untuk transportasi non-
containerizable kargo.
DRY BULK
CONTAIN
ER
Peti kemas jenis ini digunakan terutama
untuk mengangkut muatan dalam bentuk
curah (bulk cargo), seperti butiran, bahan
pakan, rempah-rempah.
COLLAPSIBLE
CONTAINER
Bale
Carton
Bahan yang biasa digunaklan untuk membuat kemasan carton
adalah Corrugated Paper. Harus diperhatikan bahwa kemasan
karton harus disimpan di tempat yang kering dan harus
dihindarkan dari penempatan di dekat dinding kapal yang dapat
mengeluarkan keringat ( sweat ).
Contoh barang yang biasanya dikemas menggunakan karton,
antara lain : Garment, Sepatu, Benang, Produk konsumen
lainnya
Bentuk kemasan ini sama
dengan kemasan karton,
namun terbuat dari kayu
atau plywood.
Di dalam
penyimpanannya, peti
yang berat sebaiknya
ditempatkan di bagian
Case
paling bawah suatu
tumpukan, jangan
menempatkan peti yang
ringan di bagian paling
bawah karena hal tersebut
akan merusak kemasan
dan isi kemasan.
Contoh barang yang
dikemas dengan
menggunakan peti antara
lain : Buah dalam kaleng,
Mainan anak-anak,
Gelas, Peralatan Mesin,
Kemasan ini terbuat dari kayu berbentuk rangka. barang –
barang yang dikemas menggunakan jenis kemasan ini adalah :
Barang-barang sanitary ( bak mandi ), Mobil (untuk mobil
dalam bentuk CKD dikemas menggunakan crate),
Keramik/marmer, Peralatan Mesin
Crate
(skeleton crate)
Kemasan ini bisa terbuat dari
bahan logam ataupun plastik
dengan ukuran yang
berbeda-beda tergantung
pada barang yang dikemas.
Contoh barang yang biasa
dikemas dengan
menggunakan drum, antara
lain : Bahan kimia, Oli, dll
Kebocoran pada kemasan
yang digunakan akan
Drum mengakibatkan pencemaran
terhadap barang lain yang
berada disekitarnya.
Rolls
Jenis kemasan ini terbuat dari karton keras, plastik, logam atau kayu.
Pada saat penyimpanannya jenis kemasan ini harus ditempatkan di bagian yang
paling atas, atau jika tidak memungkinkan, maka hanya boleh dicampur dengan
barang-barang yang ringan.
Barang yang secara umum dikemas dengan menggunakan cara ini adalah : Tekstil,
Kertas, Kawat, Kabel
Merupakan barang –barang yang disimpan
secara tersendiri dan tidak menggunakan
jenis kemasan yang khusus.
Contoh barang “ loose cargo “ diantaranya :
Lembaran Plat Baja, Mobil ( harus disimpan di
lantai dasar, hindari penyimpanan diantara
barang lain yang bisa menggores, bahan
bakar yang tersisa harus diusahakan sedikit
mungkin) Tyre
Loose
Cargo/Piece
Pengemasan barang-barang berukuran kecil yang berjumlah besar ke
dalam sebuah Container akan mempermudah dan mempercepat proses
pengiriman dari kapal ke dermaga atau sebaliknya, selain juga dapat
menurunkan resiko kehilangan atau kerusakan barang sebagai akibat
dari proses penanganannya.
Unitized Cargo/
Containerised Cargo
Heavy Cargo
Oversized cargo
merupakan muatan yang
berat dan membutuhkan
Heavy Lift & peralatan loading khusus
pada saat akan ditangani,
Oversized Cargo tambahan proses
pengemasan, dan
memerlukan ruang
penyimpanan yang
melebihi dimensi yang
umum.
Beberapa contoh Heavy
and Oversized cargo
diantaranya : pipes,
separate equipment,
cable drums and coils,
air-engines, mobil,
peralatan mesin ,
generator, oil drilling
equipment, aircraft
engines, propeller drive
shafts , escalators dll.
Definisi konsolidasi
Menggabungkan kargo dari banyak
penerima barang ke dalam satu lot dan
kemudian mempersiapkannya untuk
Orang atau perusahaan yang
pengiriman lebih dikenal sebagai mengkonsolidasikan pengiriman
konsolidasi dalam industri pengiriman. yang berbeda untuk importir
Ini termasuk angkutan laut, udara dan yang berbeda ke dalam satu
darat. Layanan konsolidasi biasanya kiriman yang mengirimkan
melibatkan transportasi kargo ke
stuffing point, isian muatan dalam
setiap kargo setiap penerima
kontainer, proses pengiriman dokumen sesuai dengan syarat dan
adat, dan akhirnya pengemasan ulang ketentuan yang disepakati.
jika diperlukan untuk pengiriman.
Definisi konsolidator
MACAM MACAM
FREIGHT FORWARDER
Operator Intermodal Transport secara penuh, yang
melaksanakan berbagai jenis pengangkutan dengan cara
door to door dengan satu dokumen intermodal.
Non-Vessel Operator, operator muatan yang mengurus
pengangkutan muatan dari pelabuhan ke pelabuhan
dengan menggunakan dokumen Ocean Bill of Lading,
serta melakukan pengangkutan melalui darat dan
berfungsi sebagai Non-Vessel Operating Intermodal
Transport Operator.
Non-Vessel Operating Common Carrier ( NVOCC ),
yang mempunyai jadwal pelayaran yang tetap dan
melaksanakan pelayaran Intermodal Transport dengan
House Bill of Lading atau FIATA Bill of Lading.
PERAN FREIGHT FORWARDER
Sebagai konsolidator, freight forwarder dapat berperan
sebagai :
- Seller’s consolidator
- Buyer’s consolidator
- Consolidation / groupage
- Multi country consolidator
KEUNTUNGAN KONSOLIDASI
a. Bagi shipper dan consignee b. Bagi (actual) carrier
1) Mendapatkan freight yang lebih 1) Tidak perlu mengurusi
rendah, utamanya bagi shipper muatan kecil-kecil yang berarti
kecil-kecil yang kurang memiliki penghematan dokumen, waktu
pengetahuan tentang angkutan, dan tenaga kerja
baik laut maupun udara.
2) Shipper cukup berhubungan 2) Muatan intensip karena
dengan forwarder yang mampu hanya menerima FCL shipment
mengirim barang ke berbagai 3) Hemat biaya karena tidak
penjuru di banding dengan actual menyediakan peralatan, ruang
carrier yang hanya menawarkan dan tenaga untuk menghandle
jasa angkutan sesuai rute masing-
masing. LCL.
3) Forwarder konsolidator mampu 4) Tidak ada resiko pembayaran
menawarkan door to door services dari (actual) shippers, tetapi
cukup berhubungan dengan
forwarder konsolidator.`
c. Bagi freight forwarder
Mendapat keuntungan dari selisih freight