Anda di halaman 1dari 20

DATA SURVEI lAPANGAN BANDARA BUDIARTO CURUG DAN

KONDISI DRAINASE PADA JALAN UTAMA BUDIARTO – CURUG


TANGERANG

Tar . MUHAMMAD DIMAS NURCAHYANTO


NIT 24318015

PROGRAM STUDI TEKNIK BANGUNAN DAN LANDASAN


JURUSAN TEKNIK PENERBANGAN
POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA
CURUG-TANGERANG
2021

1
PROJECT LOCATION MAP

Budiarto Airport

Gambar 1 Provinsi Banten

i
DAFTAR ISI

1.Situasi Bandar Udara.

2.Prakiraan Lalu-lintas Udara dan Kebutuhan Fasilitas.

3.Konsep Desain – Pekerjaan Bangunan.

4.Konsep Desain – Pekerjaan Sipil.

5.Konsep Desain – Sistem Keselamatan Penerbanga

ii
1. SITUASI BANDAR UDARA

1.1 Bandar udara budiarto

Bandar udara budiarto sekarang berada, yang terletak di kecamata


n curug, kabupaten tangerang, banten. Dibangun tahun 1952 sebagai tempat
latihan calon pilot,dan juga personil penerbangan lainnya yang sedang menempuh
pendidikan di ppi curug . Ketinggian yang terdapat pada daerah untuk bandar
udara berkisar antara 20 m untuk dataran rendah sampai dengan 46 m untuk
dataran tinggi.Disana tidak terdapat daerah hunian didalam batas lingkungan
bandar udara dan hanya sedikit rumah-rumah disekitarnya, sepanjang jalan utama
menuju bontang. Bandar Udara Budiarto adalah Bandar udara yang merupakan
bandar udara khusus kelas satu yang diselenggarakan oleh Unit Penyelenggara
Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, terletak di kecamatan
Curug, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Dibangun pada tahun 1952
sebagai tempat latihan calon pilot, dan juga personil penerbangan lainnya yang
sedang menempuh pendidikan di STPI (sekarang Politeknik Penerbangan
Indonesia) dan beberapa Flying School Swasta. Nama Budirto diambil dari nama
seorang pilot dan juga Direktur API yang ke-4 yang gugur dalam melaksanakan
tugas penerbangan bernama Capt. Bob Budiarto Iskak yang lahir di Brussel pada
tanggal 19 Maret 1926. Atas pengabdian yang luar biasa dalam membangun
kejayaan Kedirgantaraan Indonesia, namanya diabadikan sebagai nama Bandar
Udara Budiarto Curug Tangerang. Berdasarkan keputusan menteri perhubungan
nomor KP: 835 Tahun 2014 Bandar Udara Budiarto terletak pada koordinat 06°
17’ 36” LS; 106° 34’ 6” BT. Selain itu, di Bandar Udara Budiarto juga terdapat
bengkel perawatan pesawat milik PT. Aero Nusantara Indonesia (PT ANI). Balai
Besar Kalibrasi, Aero Flyer, Global Flyer.

1
2. PRAKIRAAN LALU LINTAS UDARA DAN KEBUTUHAN FASILITAS

2.1 Prakiraan dan Kebutuhan Fasilitas

Rencana Induk Bandar Udara diproyeksikan agar dalam tahap I dapat dicapai target untuk
menampung 7.322 penumpang. Dan dalam tahap II sebanyak 12.021 penumpang. Hal ini
didasarkan pada penggunaan secara maksimal dengan lebih dari 8 pergerakkan pesawat pada
jam sibuk dalam tahap I dan 10 pergerakkan pesawat pada jam sibuk dalam tahap II.

Panjang landasan untuk tahap I adalah 1.827 m

Tabel 2.0 Fasilitas bandar udara budiarto

Dikembangkan hingga mencapai 2.150 meter pada tahap II dengan partial parallel taxiway
untuk dapat menampung pesawat berbadan lebar. Fasilitas sisi darat yang dibutuhkan untuk
Bandar Udara baru seperti Gedung Terminal Penumpang, Gedung Terminal Cargo, Control
Tower / Gedung Operasional, Gedung Administrasi, Pos Pemadam Kebakaran, Gedung
Pemeliharaan Bandar Udara dan lain – lain.

2
2.2 FACILITY REQUIREMENTS – KEBUTUHAN FASILITAS

Tabel 2.1 Fasilitas bandar udara budiarto

3
Tabel 2.2 Fasilitas bandar udara budiarto

4
Tabel 2.3 Fasilitas bandar udara budiarto

5
3. PERENCANAAN TATA LETAK BANDAR UDARA

3.1 Sarana Sisi Udara

Perencanaan tata letak untuk sarana sisi udara direncanakan sebagai berikut :

a. Pergerakkan pesawat udara.

Disediakan sistem taxiway ke Terminal Apron.

b. Tata letak dengan kemungkinan untuk pengembangan.

Tersedianya area yang cukup untuk perluasan Apron di masa yang akan datang.

Landasan pacu dengan dimensi 1.627 m x 45 m adalah untuk menampung jenis pesawat
CN 235 dan terletak pada azimuth 443331.17. Strip landasan dibuat 1.947 m x 300 m
dan disediakan untuk Non Precision Instrument Approach. Lahan untuk perpanjangan
landasan pacu sampai 2.145 m di masa yang akan datang di siapkan kearah Barat Daya
( R/W 04 ). Apron dapat menampung jenis-jenis pesawat seperti CN 235 dan CN 212,
dan dengan luasan yang cukup menampung 4 tempat untuk CN 235 dan 5 tempat untuk
CN 212. Perluasan untuk Apron di masa yang akan dating

6
Gambar 3.0 layout bandar udara budiarto tampak atas

Apron
Kode bandara
 Main apron
BTO (IATA) WICB (ICAO)
Asphalt= 37 FCXT=
425 X 60 m
 East apron
= Asphalt= 37
FCXT= 158 X 60 m

Taxiway

 Pararel 230 x 18 m2
Gambar 3.1 budiarto airport
 Exit 210 x 20 m2
Runway
 Rapid exit 172 x 70
 Arah RWY m2
04/22L,12/30,04/22R  T/W Apron 320 x23
 Dimensi 1600 x 45, m2
2150 x 45, 1100 x 30  Pcn 37/F/C/X/T
M2
 PCN 45/F/C/X/T,and
8000 lbs grass
 RESA 1780 X 150 m,
1920 X 300, 1100 X
150 m
 STOP WAY 60 X 30 m
60 X 45 m,NIL,NIL

7
AIRPORT LAYOUT PLAN

Gambar 3.2 Layout bandara buidarto

8
3.2 Bandara Budiarto, Curug
Resume Survei Lapangan
1. Jalan Utama Budiarto
No Uraian Foto
1 Tampak arsitektur

Gambar 3.3 bandara buidarto

2. Gedung PKP-PK Budiarto

No Uraian Foto
1 Gedung PK

Gambar 3.4 Gedung PKP bandara


buidarto

9
3.Gedung Terminal

No Uraian Foto
1 Terminal

Gambar 3.5 Terminal bandara


buidarto

4.Gedung Parkir

No Uraian Foto
1 Gedung parkir

Gambar 3.6 Parking area bandara


buidarto

10
4. KONSEP DESAIN – PEKERJAAN BANGUNAN

4.1. Gedung Terminal Penumpang

a. Pendahuluan

Gedung Terminal Penumpang, seperti bangunan-bangunan terminal penumpang pada


umumnya adalah merupakan suatu tempat bagi setiap orang untuk melakukan segala
aktifitasnya seperti halnya untuk bertemu atau meninggalkan teman, melakukan
perjalanan dari dalam atau keluar negeri, untuk meninggalkan daratan melalui
perjalanan udara.

Penumpang haruslah merasa nyaman dan aman berada di dalam Terminal baru,
seperti contohnya apabila sudah sampai dirumah mereka merasakan ingin segera
datang kembali rumah atau mereka merasakan mendapat pengalaman baru ketika
tiba di bandara budiarto tangerang.

4.2 Perencanaan tata letak untuk sarana sisi darat direncanakan sebagai berikut :

a. Tata letaknya pada daerah yang mudah dijangkau dan ditemukan.

b. Unsur keamanan telah diperhatikan dalam menyusun Tata letak.

c. Pengaturan arus lalu – lintas kendaraan, dengan pemisahan antara kendaraan

penumpang dan kendaraan operasional.Gedung Terminal Penumpang terletak

disebelah Tenggara dari landasan pacu. Gedung Terminal Cargo dan fasilitas

operasional terletak disebelah Barat Daya dari Gedung Terminal Penumpang.

4.3 Bangunan – bangunan Lainnya


Kebutuhan bangunan – bangunan lainnya untuk bandar udara baru, seperti :
1) ATC Center (Control Tower dan Gedung Operasional).
2) Gedung Administrasi.
3) Pos Pemadam Kebakaran.

11
4) Stasiun Tenaga Listrik.
5) Gedung Pemeliharaan Bandar Udara.
6) Penyediaan Bahan Bakar.

Gambar 4.1 Layout bandara buidarto

Gambar 4.2 Terminal bandara buidarto

12
Gambar 4.3 Tower bandara buidarto

13
5. KONSEP DESAIN – PEKERJAAN SIPIL

5.1. Standar Desain


a. Sisi Udara
Sesuai dengan Kerangka Acuan, tata letak rencana induk dan ukurannya harus
berdasarkan rekomendasi ICAO Annex 14 dengan batasan-batasan sebagai berikut :

1) Untuk landasan pacu digunakan standar 3C.

2) Digunakan standar yang berbeda sesuai dengan standar 4C.

3) Referensi pesawat terbang untuk tahap I adalah CN 235 Biturboprop.

Sesungguhnya sumbu landasan pacu telah ditentukan sesuai dengan permukaan


aeronatika baru dimana penempatannya sebanyak mungkin memperhitungkan tinggi
rendahnya permukaan tanah yang ada dan dengan uraian sebagai berikut :

1) Landasan pacu berukuran 1.600 m x 45 m


2) Partial parallel taxiway dengan dua jalan masuk menuju landasan pacu dengan
panjang keseluruhan kurang lebih 500 m .
b. Sisi Darat

Desain sisi darat untuk jaringan jalan dan parkir kendaraan berdasarkan

Standarisasi Indonesia ( Bina Marga ).

5.2 Permukaan Aeronatika

a. Landasan pacu baru berukuran 1.600 m x 45 m harus didesain dengan


memperhitungkan pesawat CN 235 Biturboprop tetapi juga untuk tahap II digunakan
referensi pesawat Boeing B 737-400 dengan dasar dan bagian pondasi yang
memenuhi syarat yang diperlukan pada tahap akhir ini yang bertujuan untuk
mempercepat dan mempermudah perbaikan perkerasan bilamana diperlukan ( lebar
dan ketebalan landasan ).

14
b. Partial parallel taxiway dengan lebar 18 m, cukup untuk tahap akhir dengan
memperhitungan pesawat Boeing B 737-400.

c. Apron akan sanggup untuk dapat menampung posisi pergerakkan pesawat :

1) 4 CN 235 Biturboprop atau setara.

2) 5 CN 212 atau setara

sesuai ketentuan mengenai permukaan aeronatika yang dinyatakan dalam Kerangka


Acuan ( 17.000 m² ).

5.3 Jaringan Jalan Sisi Darat

Menyediakan jalan masuk ( 2 jalur, lebar perkerasan 7 m ) ke daerah :

a. Daerah Komersial dan Aeronatika ( Gedung Terminal Penumpang, Penyediaan Bahan


Bakar dan Pos Pemadam Kebakaran ).

Daerah Teknik ( Control Tower, Gedung ATC, Stasiun Tenaga Listrik dan Gedung
Administrasi ) yang mana terletak pada daerah lain di Selatan daerah komersial.

5.4. Kondisi Tapak

Instalasi Bandar Udara terletak pada beberapa daerah perbukitan yang terpisah dengan
daerah yang berawa-rawa ( kondisi tanahnya sangat jelek ).

Bilamana diperlukan ( untuk landasan pacu, taxiway, apron dan terminal ) kemudian
akan dilakukan penimbunan yang sesuai sebelum instalasi saluran vertikal yang
bertujuan untuk mempercepat penyelesaian secara menyeluruh.

Volume galian dan urugan tanah akan sangat penting untuk perhitungan akhir.

15
5.5 Storm Water Drainage

Dalam redesain yang akan dilakukan penampang yang akan digunakan ialah penampang segi
empat. Ketentuan FAA (Federal Aviation Administration) bahwa di sekeliling bandara
terutama di sekeliling runway dan shoulder, harus ada saluran terbuka untuk drainase
mengalirkan air (interception ditch) dari sisi luar bandara Jaringan storm water drainage
didesain dengan memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :

a. Bilamana mungkin menghindari gorong-gorong atau pipa-pipa dibawah landasan


pacu.

b. Desain struktur yang memadai sanggup menampung dan mengatur permukaan air
pada daerah rawa dan untuk menghindari ancaman erosi.

Gambar 5.1 Layout drainase bandara buidarto

c. Aliran air akan dialirkan ke kolam yang kondisinya memungkinkan agar tidak
menambah genangan air disegala tempat dibandingkan terhadap situasi yang ada.

16
6. KONSEP DESAIN SISTEM KESELAMATAN PENERBANGAN

6.1 Standar Desain


Desain harus sesuai dengan persyaratan International Civil Aviation Organization (ICAO).

6.2 Kebutuhan Sistem Keselamatan Penerbangan


a. Air Navigation Aid  : - VOR / DME.

b. ATC and Communications  : - VHF / HF (AMS and AFS).

- Multi Channel Voice Recorder.

- ADC / APP Consoles.

- ATIS.

c. Aeronautical Ground Lights  : - SALS.

- PAPI, Runway threshold / end lights,


Runway edge light, Taxiway edge lights,
Apron flood lights, etc.

d. Meteorogical System : - Automatic Weather Observation System

- with RVR and Ceilometer.

17

Anda mungkin juga menyukai